You are on page 1of 12

Istilah Medis Veteriner

Diposkan oleh Muhammad Nuriy Nuha Naufal di 06:01

1. Apa saja bidang ilmu kedokteran hewan? Jelaskan


Bidang bidang ilmu kedokteran dapat dibagi menjadi 2 yaitu bidang ilmu klinik dan bidang ilmu praklinik.

Bidang ilmu Praklinik

a) Patologi Patologi (Indonesia); asal kata: pathologia (Yunani), pathos: penyakit, logos: ilmu; patologi: ilmu tentang penyakit. Patologi dibagi atas 2 cabang utama: Patologi umum: mempelajari reaksi dasar dari sel atau jaringan terhadap penyakit. Patologi sistemik (khusus): mempelajari reaksi khusus dari berbagai sel, jaringan atau organ dalam suatu sistema tertentu terhadap penyakit. Patologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sifat esensial penyakit, khususnya perubahan struktural dan fungsional pada jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan dan disebabkan penyakit (Dorland. 2002). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ, sedangkan patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh (www.id.wikipedia.org/wiki/Patologi). b) Patologi Klinik Patologi Klinik adalah patologi yang diterapkan pada pemecahanproblem klinis khususnya penggunaan metode laboratorium dalam diagnosa klinis (Dorland. 2002) Patologi klinik yaitu mempelajari perubahan pada darah, urin, feses, dan cairan tubuh akibat penyakit (Anonim, 2008) c) Parasitologi Parasitologi adalah ilmu pengetahuan atau studi tentang parasit dan parasitisme (Dorland. 2002). Parasitologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang menguraikan hal ikhwal parasit (Levine, 1994). Parasitologi mempelajari parasit, inangnya, dan hubungan di antara keduanya. Sebagai salah satu bidang studi biologi, cakupan parasitologi tak ditentukan oleh organisme atau lingkungan terkait, namun dengan cara hidupnya, yang berarti bidang ini bersintesis dengan bidang lain, dan menggunakan teknik seperti biologi sel, bioinformatika, biokimia, biologi molekuler, imunologi, genetika, evolusi dan ekologi (www.id.wikipedia.org/wiki/Parasitologi). d) Farmakologi Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan. Biasa dalam ilmu ini dipelajari: 1. Penelitian mengenai penyakit-penyakit

2. Kemungkinan penyembuhan 3. Penelitian obat-obat baru 4. Penelitian efek samping obat-obatan dan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit berhubungan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya. (Anonim. 2004). Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang obat dengan segala aspeknya (sifat kimiawi, fisika, fisiologi, resorpsi hingga nasib obat dalam tubuh). Pengetahuan khusus tentang interaksi obat dengan tubuh manusia disebut Farmakologi Klinis (Ahyari, Jimmy. 2009). e) Mikrobiologi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penelitian mikro organisme, termasuk kesehatan masyarakat veteriner, alga, bakteri, fungus, protozoa dan fungi (Dorland, 2002). Mikrobiologi adalah telaah mengenai organisme berukuran mikroskopik (mikroorganisme), termasuk biakannya, kepentingan ekonominya, patogenesitasnya, dan sebagainya (Pelezar. 1988). Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. (www.id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi). f) Imunologi Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponenkomponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin. (www.wikipedia.org/wiki/Imunologi). g) Diagnosis Fisik Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi. Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. (www.id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan_fisik).

Bidang ilmu Klinik

a) Ilmu Bedah dan Radiologi Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (magnetic resonance imaging). (www.id.wikipedia.org/wiki/Radiologi). Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG). (www.rssiagaraya.com/radiologi.php). Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penggunaan semua modalitas yang menggunakan energi Radiasi pengion maupun non-pengion, untuk kepentingan imaging diagnosis dan prosedur terapi dengan menggunakan panduan Radiologi, termasuk teknik pencitraan dan penggunaan emisi Radiasi dengan sinar-X, radioaktif, ultrasonografi dan radiasi radio frekuensi elektromagnetik oleh atom-atom. (http://spradsub.com). llmu bedah adalah merupakan salah satu cabang kedokteran yang mengembalikan fungsi anatomi normal dengan pembedahan. (www.bedahugm.net). b) Ilmu Penyakit Dalam Penyakit dalam adalah cabang dan spesialisasi kedokteran yang menangani diagnosis dan penanganan organ dalam tanpa bedah pada pasien dewasa. Untuk menjadi dokter penyakit dalam, juga disebut "internis", seorang dokter harus menyelesaikan pendidikan spesialis selama 4-5 tahun untuk mempelajari bagaimana mencegah, mendiagnosis, dan merawat penyakit yang menyerang orang dewasa. Dokter penyakit dalam di Indonesia diberi gelar SpPD. (www.id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_dalam). c) Farmakologi Klinik Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari asal, sifat, kimia, efek dan penggunaan obat (Dorland. 2002) Farmakologi klinis adalah cabang dari farmakologi yang berhubungan dengan ilmu kedokteran klinis. Ilmu ini mempelahari efek-efek dari obat-obatan pada sukarelawan sehat dan pasien. Pada akhirnya, hasil dan efek samping dari ibat-obatan dapat diketahui dan dibandingkan. (www.id.wikipedia.org/wiki/Farmakologi_klinis). d) Ilmu Obsentrik dan Ginekologi Secara bahasa, kata Obstetri (berasal dari bahasa Latin obstare, yang berarti siap siaga/

to stand by) adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan pengertian Kebidanan adalah pelayanan yang sama namun bukan merupakan tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Hal ini yang membedakan profesi dokter kebidanan dengan bidan. Sedangkan Ginekologi berasal dari kata Gynaecology . Secara umum ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan. (science of women). Namun secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur). Ada beberapa negara memisahkan kedua cabang ilmu tersebut menjadi spesialisasi yang berbeda, namun sebagian besar dokter kandungan juga merupakan dokter kebidanan. Apapun sebutan yang diberikan, peran dokter spesialis obstetri dan ginekologi adalah memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan paripurna bagi seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya saat tidak hamil ataupun di masa hamil, bersalin atau nifas. Baik yang bersifat preventif (pencegahan terhadap penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (perbaikan kelainan yang timbul) pada alat reproduksinya. (www.drprima.com/kehamilan/pengertian-obstetri-dan-ginekologi.html). e) Kesmavet dan Epidemi Klinik Istilah Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai Veterinary Public Health (VPH) diperkenalkan pertama kali oleh World Health Organization (WHO) dan Food Agriculture Organization (FAO) pada laporannya the Joint WHO/FAO Expert Group on Zoonoses pada tahun 1951. Dalam laporan tersebut, Kesmavet (VPH) didefinisikan sebagai seluruh usaha masyarakat yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh seni dan ilmu kedokteran hewan yang diterapkan untuk mencegah penyakit, melindungi kehidupan, dan mempromosikan kesejahteraan dan efisiensi manusia (veterinary public health comprises all the community efforts influencing and influenced by the veterinary medical arts and sciences applied to the prevention of diseases, protection of life, and promotion of the well-being and efficiency of man). Menurut Schwabe (1984), istilah Kesmavet mengarah kepada bidang kesehatan masyarakat yang mana kedokteran hewan berkontribusi secara khusus. Selanjutnya definisi Kesmavet dimodifikasi oleh WHO/FAO pada tahun 1975. Kesmavet didefinisikan sebagai suatu komponen aktivitas kesehatan masyarakat yang mengarah kepada penerapan keterampilan, pengetahuan dan sumberdaya profesi kedokteran hewan untuk perlindungan dan perbaikan kesehatan masyarakat (veterinary public health is a component of public health activities devoted to the application of professional veterinary skills, knowledge and resources for the protection and improvement of human health). Pada tahun 1999, WHO, FAO, OIE dan WHO/FAO Coloborating for Research and Training in Veterinary Epidemiology and Management mengusulkan definisi kesmavet dikaitkan dengan definisi sehat menurut WHO. Menurut WHO, health is the state of complete physical, mental, and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity. Oleh sebab itu, pada tahun 1999, Kesmavet didefinisikan sebagai kontribusi terhadap kesejahteraan fisik, mental dan sosial melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan (veterinary public health is the contribution to the complete physical, mental, and social well-being of humans through an understanding and application of veterinary medical science). Indonesia memasukkan istilah Kesmavet pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Definisi Kesmavet dalam UU tersebut adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan bahan-bahan yang berasal dari hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Selanjutnya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983. Kesmavet merupakan penghubung antara bidang pertanian/peternakan dan kesehatan. Ruang lingkup tugas dan fungsi kesmavet adalah administrasi dan konsultasi, pencegahan penyakit zoonotik, higiene makanan, riset dan penyidikan penyakit hewan dan zoonosis, serta pendidikan kesmavet. Secara garis besar, tugas, dan fungsi kesmavet adalah menjamin keamanan dan kualitas produk-produk peternakan, serta mencegah terjadinya resiko bahaya akibat penyakit hewan/zoonosis dalam rangka menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. (http://drhyudi.blogspot.com/2009/07/kesmavet-definisi-ruang-lingkupdan.html). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan determinan suatu penyakit atau masalah kesehatan pada populasi manusia. (Anonim. 2009). f) Klinik Reproduksi Ilmu yang mempelajari tentang reproduksi hewan.

2. Sebutkan dan jelaskan istilah-istilah pada masing-masing bidang ilmu di kedokteran hewan?

Bidang Ilmu Praklinik

a) Patologi Patologi(Indonesia); asal kata: pathologia (Y), pathos: penyakit, logos: ilmu; patologi: ilmu tentang penyakit. Patogenesis (Indonesia); pathogenesis (Y): perkembangan yang progresif dari suatu proses penyakit; sejak mulai timbulny alesi sampai berakhirnya penyakit tersebut. Patologi dibagi atas2 cabang utama: Patologi umum: mempelajari reaksi dasar dari sel atau jaringan terhadap penyakit Patologi sistemik (khusus): mempelajari reaksi khusus dari berbagai sel, jaringanatau organ dalam suatu sistema tertentu terhadap penyakit Bidang-bidang lain patologi: Patologimakroskopik(patologianatomik, patologipascamati): mempelajari perubahanperubahanpadaorgan tanpamenggunakanalatkhusus Patologi mikroskopik (patologisel, histopatologik): mempelajari perubahan pada sel, jaringan atau organ dengan alat khusus, yaitu mikroskop Patologi bedah: mempelajari perubahan pada jaringan yang diambil waktu melakukan bedah Patologi klinik: mempelajari perubahan pada darah, urin, feses, dan cairan tubuh akibat penyakit Penyakit Imuno patologi: mempelajari perubahan pada sistem imun akibat penyakit Patofisiologi: mempelajari perubahan fungsi dari jaringan, organ atau bagian tubuh tertentu akibat Sehat: jika aspek morfologik, fungsional, dan biokimiawi dari sel, jaringan, organ, dan cairan tubuh dalam keadaan normal

Sakit: jika aspek morfologik, fungsional, dan biokimiawi dari sel, jaringan, organ, dan cairan tubuh menyimpang dari keadaan normal Lesi: Abnormalitas (struktur dan fungsi) pada sel, jaringan, atau organ yang ditimbulkan oleh penyakit Lesipatognomonik: perubahan patologik yang khas untuk suatu penyakit tertentu Etiologi: studi tentang penyebab penyakit Konsekuensi klinik: gejala yang timbul Diagnosis (Y): penentuan jenis penyakit (pengenalan penyakit) yang di derita oleh pasien (hewan); kesimpulan yang dibuat oleh drh berdasarkan pemeriksaan fisik atau laboratorik tertentu (misalnya patologik, mikrobiologik, parasitologik) Diagnosis patologik: penentuan jenis penyakit berdasarkan Biopsi: pengambilan contoh jaringan (secara bedah) dari hewan hidup untuk tujuan diagnosis patologik (histopatologik) Nekropsi (seksi, otopsi, bedah bangkai, pemeriksaan pascamati): pemeriksaan secara makropatologik pada bangkai hewan untuk menentukan sebab-sebab kematian atau sebabsebab penyakit pada seekor/sekelompok hewan sehingga dapat dilakukan tindakan penanggulangan penyakit. Kadaver: bangkai hewan Trauma (kerusakan, kelukaan): kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh benturan fisik yang mendadak sehingga mengakibatkan sobeknya jaringan-jaringan tertentu Vulnus (L): luka; vulnus morsum: luka gigit Kontusi (memar): kerusakan jaringan di bawah kulit tanpa kerusakan kulit penutupnya Abrasi (lecet): kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya Insisi (sayatan): kelukaan pada jaringan yang disebabkan oleh benda tajam, misalnya skalpel Laserasi (luka koyak): sobeknya jaringan akibat benda tumpul Perforasi: kerusakan jaringan akibat benda keras yang menembus melalui lubang yang relatif kecil Ruptur (sobek): memisahnya jaringan oleh karena regangan yang melampaui elastisitas jaringan tersebut. Contoh: usus Fraktur (patah): pecahnya jaringan/organ yang keras. Contoh: tulang Luksasi (dislokasi): kerusakan pada persendian yang disebabkan oleh perubahan letak dari tulang-tulang yang membentuk persendian tersebut Konkusi: gangguan pada sistema saraf usat (SSP) yang disebabkan oleh benturan benda keras pada kepala Prolapsus: keluarnya suatu organ/bagian-bagian suatu organ melalui lubang alami atau lubang buatan. Contoh: prolapsus uterus Hernia (burut): penonjolan suatu organ melalui lubang alami atau lubang buatan Hiperemia (kemerahan): peningkatan aliran darah kapiler pada daerah tertentu. Contoh: radang akut Kongesti (bendung darah): gangguan drainase darah pada sistem venulae Hemorrhagik: keluarnya darah dari sistem kardiovaskular Aneurisma: pelebaran pembuluh darah setempat Dilatasi: pelebaran pembuluh darah atau struktur berongga Edema: timbunan cairan ekstraselular yang berlebihan di dalam ruang cairan interstitial (diluar kompartemen cairan pembuluh darah dan kompartemen cairan selular). Contoh: edema pulmonum Ascites (busung): timbunan cairan dalam rongga perut Degenerasi: gangguan morfologik dan fungsional pada sel, jaringan atau organ yang bersifat reversibel Nekrosis: gangguan morfologik dan fungsional pada sel, jaringan atau organ yang bersifat

permanen. Dalam hal ini, nekrosis: kematian sel pada bagian yang terbatas dari jaringan pada hewan hidup. Gangren: jaringan nekrosis yang mengalami infeksi sekunder oleh bakteri saprofitik Apoptosis (kematian sel yang terprogram): suatu mekanisme homeostatik yang dikendalikan secara genetik, yang membunuh sel-sel yang tidak lagi dibutuhkan atau sel-sel yang mungkin berbahaya bagi tubuh hewan. Autolisis: perubahan postmortum (pascamati), yang merupakan proses otodigesti oleh ensim yang terdapat dalam jaringan tertentu ataupun yang dibebaskan kedalam sitoplasma sel setelah hewan mati Perubahan antemortum: perubahan patologik sebelum hewan mati Radang: Perubahan yang progresif dan kompleks pada pembuluh darah sebagai reaksi terhadap kerusakan jaringan tertentu. Reaksi yang timbul mencakup perubahan-perubahan pada pembuluh darah terminal, darah, dan jaringan ikat untuk mengeliminasi penyebab lesi dan menambal jaringan yang rusak. Eksudat (cairan radang): suatu bahan (unsur-unsur darah) yang merembes melalui endotel pembuluh darah ke dalam jaringan sekitarnya atau ruangan interstitial pada suatu proses radang Eksudasi: proses pembentukan eksudat Fibrin: protein dalam plasma darah yang terbentuk dari fibrinogen (atas bantuan trombin) selama proses pembekuan darah Mukus: lendir yang dihasilkan oleh Pus (nanah): eksudat yang terdiri dari leukosit (netrofil) yang kerapkali bercampur dengan fibrin atau mukus Purulen (supuratif): bernanah Papula (bintil): tonjolan pada kulit yang berukuran kecil, padat, dan berbatas jelas Vesikula: gelembung kecil berisi cairan dengan diameter <1 Cm Pustula: gelembung berisi nanah pada kulit dengan diameter <1 Cm Ulkus (tunggal), ulser (jamak): (tukak): luka terbuka pada permukaan kulit atau mukosa Krusta (keropeng): lapisan padat yang terjadi karena mengeringnya eksudat radang pada permukaan luka atau mukosa Kista (cyst, Y): kantung tertutup berlapis epitel yang mengandung cairan atau bahan setengah padat Abses: kumpulan nanah yang bersifat terbatas dalam jaringan Empiema: kumpulan nanah dalam rongga tubuh Nama radang pada berbagai jaringan/organ: Nama jaringan/organ + akhiran itis. Contoh: hepar; radang hepar: hepatitis Neoplasia (tumbuh ganda, tumor): suatu jaringan abnormal yang tumbuh terus-menerus melampaui dan tidak terkoordinasi dengan pola pertumbuhan jaringan normal, dan bersifat permanen walaupun penyebabnya telah dihilangkan Tumor (arti kata): kebengkakan pada jaringan (massa) Cancer (kanker) (arti kata): tumor ganas; istilah untuk semua jenis tumor ganas (tumor malignan) Oncology(Y): ilmu tentang neoplasma Nama tumbuh ganda pada berbagai jaringan/organ: Neoplasma dapat bersifat tenang (benigna) atau ganas (malignan) Tumbuh ganda tenang pada jaringan mesenchymal: jaringan asal + akhiran oma; ganas: jaringan asal + sarcoma. Contoh: tumbuh ganda tenang pada fibroblas fibroma; ganas: fibrosarcoma Tumbuh ganda tenang pada endothel: jaringan asal + oma; ganas: jaringan asal + sarcoma.

Contoh: tenang: hemangiona; ganas: hemangiosarcoma Tumbuh ganda tenang pada epithel: jaringan asal + oma; ganas: jaringan asal + carcinoma. Contoh: papilloma (tenang); squamous cell carcinoma (ganas) Tumbuh ganda tenang pada epithel kelenjar: adenoma + organ asal; ganas: adenocarcinoma + organ asal B) Patologi Klinik Transudat: cairan (serum) yang merembes keluar dari kapiler ke dalam jaringan interstitial atau rongga badan; biasanya karena perubahan tekanan osmotik, atau tekanan intravaskular, tanpa adanya proses radang Anemia: penurunan jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin Leukositosis: peningkatan jumlah leukosit dalam sirkulasi darah tepi Leukopenia: penurunan jumlah leukosit dalam sirkulasi darah tepi Limfositosis: peningkatan jumlah limfosit dalam sirkulasi darah tepi Limfopenia: penurunan jumlah limfosit dalam sirkulasi darah tepi Limfopenia: penurunan jumlah limfosit dalam sirkulasi darah tepi Sel Limfoid: sel yang menyerupai limfosit Neutrofilia: peningkatan jumlah neutrofil dalam sirkulasi darah tepi Eosinofilia: peningkatan jumlah eosinofil dalam sirkulasi darah tepi Monositosis: peningkatan jumlah monosit dalam sirkulasi darah tepi Monositosis: peningkatan jumlah monosit dalam sirkulasi darah tepi Uremia: adanya ureum dalam darah Urobilinemia: adanya urobilin dalam darah Urobilinuria: adanya urobilin yang berlebihan dalam urin Asidosis: penimbunan asam di dalam darah C. Diagnosis Fisik Anamnesis: tanyajawabdenganpemilikhewan (pasien) tentangdata pasien, riwayat penyakityang diderita Diagnosis: penentuanjenispenyakityang di deritaolehhewan Auskultasi(periksadengar): pemeriksaan dengancaramendengarkanbunyiyang timbul dalamtubuhhewan(misalnyacor, pulmo). Alatyang digunakanadalahstethoscope Perkusi(periksaketuk): cara pemeriksaandenganketukanjari ataualatkhusus(hewan) pada dindingronggatubuhhewanagar daribunyiyang diperolehdapat ditentukankeadaanorgan tertentu. Misalnya: pulmo Palpasi(periksaraba): pemeriksaan dengancaramerabaorgan tertentu Prognosis: ramalandariakhirsuatu penyakit. Prognosis dapatbersifatfausta: baik; dubius: raguragu; infausta: buruk Anoreksia(patahselera): kehilangannapsu makan Obesitas(tambun): kondisitubuhyang sangatgemukdanberatakibattimbunan lemakyang berlebihan Cachexia: kondisitubuhyang sangatkurus danlemahakibatmalnutrisiataupenyakit beratataupenyakityang berlangsung kronis Emasiasi: menjadi kurus kering Prostrasi: kehabisan tenaga Laten: tersembunyi. Contoh: periode laten penyakit: suatu stadium pada penyakit yang tidak menunjukan gejala tertentu Paralisis (kelumpuhan): hilangnya tenaga untuk bergerak Paresis: kelumpuhan ringan; hemiparesis: kelumpuhan ringan sebelah badan

Tortikolis: leher terputar (muntir) Tremor: gemetar Konvulsi (kejang): kontraksi otot yang berlebihan diluar kemauan Pruritis: gatal Mialgia: nyeri otot Disfagia: kesulitan untuk menelan Murmur (L): bising. Contoh: murmur diastolik: suara bising yang didengar selama dan sesudah fase diastolik pada jantung Ronchus (L): bising napas yang terdengar pada auskultasi. Contoh: ronchi basah: bising karena adanya cairan dalam saluran pernapasan Krepitasi: bunyi menggerisik seperti yang terdengar sewaktu menggesekan rambut dengan jari; terdengar pada akhir inspirasi pada stadium awal pneumonia Dyspnoea(L): sesak napas Apnea: berhentinya pernapasan D) Parasitologi Parasitologi: cabang ilmu biologi yang mempelajari organismeyang hidupnya bersifat parasitisme (parasit) Parasitisme(keparasitan): kehidupanyang melibatkan duaorganismeyang berbeda(heterospesifik); organisme lain dapat merupakan tempat tinggal sementara ataupun selamanya dan juga merupakan sumber pakan serta lingkungan hidupnya Hubungan simbiosis (simboun: hidup bersama): semua kehidupan yang melibatkan dua organisme yang berbeda Hospes (induk semang, inang): hewan tempat parasit harus tinggal (sementara atau selamanya) demi kelangsungan hidup parasit Komensalisme: suatu kehidupan simbiosis yang tidak menimbulkan kerugian satu sama lainnya dan juga tidak ada yang diuntungkan Mutualisme: suatu kehidupan simbiosis yang saling menguntungkan dan biasanya satu sama lain tidak dapat hidup sendiri Hiperparasitisme: suatu bentuk simbiosis yang melibatkan lebih dari dua organisme heterospesifik Parasit fakultatif: organisme yang sebetulnya hidup bebas, namun karena kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut hidup sebagai parasit Parasit obligat: semua organisme yang untuk kelangsungan hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes Parasit insidentil (parasit sporadis): karena sesuatu sebab tinggal pada hospes yang tidak sewajarnya Parasit eratika: terdapat pada hospes yang wajar, tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya Parasit spuriosa: parasit salah duga; sering terjadi pada pemeriksaan postmortum, misalnya cacing yang hidup pada hewan tertentu ditemukan pada hewan lain yang bukan merupakan hospes alaminya Parasit temporer (non periodik): sebagian hidupnya sebagai parasit, namun sebagian lagi hidup bebas Parasit stasioner: selama satu stadium perkembangannya atau selama hidupnya selalu kontak dengan hospes Parasit holoksenosa (monoksenosa): dalam siklus hidupnya hanya membutuhkan satu oragnisme lain sebagai hospes Parasit heteroksenosa: dalam siklus hidupnya membutuhkan lebih dari satu organisme sebagai hospes

Ektoparasit (ektozoa):berparasit pada permukaan tubuh hospes atau di dalam lubanglubang pada kulit yang masih mempunyai hubungan bebas dengan dunia luar Endoparasit (entoparasit, entozoon): tinggal di dalam jaringan tubuh hospes dan tidak memiliki akses ke dunia luar Mesoparasit: tinggal di dalam saluran pencernaan, pernapasan, reproduksi, urinasi Parasit patogen: mempunyai efek patogenik pada hospes Parasit kurang patogen: mempunyai efek kurang patogenik pada hospes Parasit tidak patogen: tidak mempunyai efek patogenik pada hospes Parasit uniselular (protozoa): hewan bersel tunggal Parasit multiselular (metazoa): hewan bersel banyak Hospes definitif: tempat parasit hidup berkembang, melakukan reproduksi seksual dan dari hospes tersebut muncul fase dispersi Hospes intermedier: tempat parasit hidup dan berkembang, termasuk reproduksi aseksual sampai menjadi stadium infektif terhadap hospes definitifnya Hospes paratenik: hospes tambahan yang biasanya merupakan bagian dari rantai pakan hospes definitifnya Hospes definitif dan hospes intermedier merupakan hospes esensial Hospes predileksi: hospes yang paling disenangi oleh parasit Hewan carrier: hewan pembawa parasit, tetapi hewan tersebut tidak sakit Vektor: hewan penular yang menularkan parasit dari hewan satu ke hewan lainnya Vektor biologis: parasit tumbuh dan berkembang di dalam tubuh vektor. Hospes intermedier adalah vektor biologis, tetapi vektor biologis tidak harus hospes intermedier Vektor mekanis: parasit tidak berkembang di dalam tubuh vektor Eradikasi: pemberantasan penyakit secara tuntas Penyakit zoonotik: penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia; penyakit tertentu juga menular dari manusia ke hewan E) Mikrobiologi Mikrobiologi: ilmu yang mempelajari tentang bakteri, fungi, virus, dan organisme mikroskopik atau submikroskopik lain Bakteriologi: studi tentang bakteri Mikologi: studi tentang fungi Virologi; studi tentang virus Virion: partikel virus yang mengandung asam nukleat (DNA atau RNA), yang dibungkus oleh selimut protein (kapsid); sejumlah virus juga dikelilingi oleh amplop Prion: partikel infeksius yang lebih kecil dari virus, tanpa asam nukleat, dan merupakan protein abnormal yang mampu menyebabkan perubahan konformasi pada protein sel hospes. Prion dapat dihubungkan dengan transmissible spongiform encephalopathies pada hewan dan manusia. Pada hewan (sapi) dihubungkan dengan bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau mad cow (sapi gila) Viremia: beredarnya virus di dalam darah Virulensi: derajat patogenisitas suatu mikroorganisme Virulen: bersifat patogenik Plasmid: potongan DNA berukuran kecil dan berbentuk sirkular, yang terpisah dari genome dan dapat berreplikasi secara otonomus. Plasmid DNA dapat menyandi beberapa hal yang khas, misalnya resistensi terhadap antibiotika dan produksi eksotoksin Bakteri Gram-positif: kelompok bakteri yang tercat biru dengan metode pewarnaan Gram Bakteri Gram-negatif: kelompok bakteri yang tercat merah dengan metode pewarnaan Gram Bakteriofag (phages): virus yang menginfeksi bakteri Bakteri aerobik: kelompok bakteri yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya

Bakteri anaerobik: kelompok bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya Bakteri fakultatif anaerobik: kelompok bakteri yang dapat tumbuh pada kondisi dengan oksigen maupun tanpa oksigen Bakteri mikroaerofilik: kelompok bakteri yang hanya membutuhkan sedikit oksigen untuk pertumbuhannya Bakteri kapnofilik: kelompok bakteri aerobik yang membutuhkan tambahan CO2 untuk pertumbuhannya Bakteremia: beredarnya bakteri di dalam darah Sepsis: reaksi umum disertai demam oleh karena infeksi bakteri patogen, bahan yang dihasilkan oleh bakteri (misalnya toksin) atau kedua-duanya Septikemia: keracunan dalam darah oleh karena infeksi bakteri patogen, bahan yang dihasilkan oleh bakteri atau kedua-duanya F) Farmakologi Farmakologi: studi tentang obat, termasuk cabang-cabangnya, yaitu farmakodinamika, farmakognosi, farmakokinetika, farmakoterapi Farmakodinamika: mempelajari dinamika obat Farmakognosi: mempelajari ciri-ciri fisik dari obat Farmakokinetika: mempelajari kinetika dari obat Farmakoterapi: mempelajari pemakaian obat untuk menyembuhkan penyakit Pengobatan preventif: pengobatan dengan tujuan pencegahan penyakit Pengobatan kuratif: pengobatan dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit Resep (aturan pengobatan): petunjuk untuk membuat dan menggunakan obat Antibiotik: suatu produk yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang dapat membunuh atau menghambat mikroorganisme lain Dosis: takaran obat yang diberikan dalam suatu pengobatan tetentu Antibiotik spektrum sempit (khusus): jenis antiobiotik yang hanya dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri golongan tertentu. Misalnya bakteri gram negatif atau gram positif Antibiotik spektrum luas: jenis antibiotik yang dapat membunuh atau menghambat bakteri gram negatif dan positif Antibiotik yang bersifat bakterisidal: jenis antibiotik yang dapat membunuh jenis bakteri tertentu Antibiotik yang bersifat bakteriostatik: jenis antibiotik yang hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu Antipiretik: obat untuk menurunkan demam Antiseptik: bahan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan kuman sehingga tidak terjadi sepsis (Tabbu, Charles Rangga. 2008).

Bidang Ilmu Klinik

A) Istilah Medis Klinik Anamnesis : informasi tentang pasien dari klien/sejarah penyakit penyakit yang diperoleh dari pertanyaan yang disampaikan kepada pemilik hewan( klien). Etiologi : identifikasi spesifik penyebab sakit. Diagnostik : perangkat/alat untk membantu menentukan diagnosa. Diagnosis : penentuan nama penyakit yang derita hewan Prognosi : ramalan akhir dari sebuah penyakit

B) Ilmu bedah dan Radiologi Anestesi : premedikasi(anticholinergic, sedativa/tranquilizer, anestetika, dll) Radiologi : ro(rongent), radiasi, apron, film screen, eluminator, interpretasi, angiografi, pielografi, pneumografi, urografi, dll Tindakan bedah umum : incisi, preparasi, ligasi, couterisasi, dll Tindakan bedah khusus : amputasi, traksi, reposisi, enukleasi/ekterpasi, pinning, plating, dll C) Farmakologi Preventif : pengobatan pencegahan penyakit. Kuratif : pengobatan dengan tujuan menyembuhkan penyakit. Resep : petunjuk untuk membuat dan menggunakan obat. Antibiotik : produk yang dihasilkan mikroorganisme tertentu yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Dosis : takaran obat untuk pengobatan tertentu. Antibiotik spektrum sempit : jenis antibiotik yang hanya bisa membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri golongan ttertentu mislnya bakteri gram positip atau negatip saja. Antibiotik spektrum luas : antibiotik yang dapat membunuh atau menghambat baik bakteri gram positi atau negatip. Antibiotik yang bakteriostatik : antibiotik yang hanya bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik yang bakterisidal : antibiotik yang dapat membunuh bakteri. Klinik Reproduksi (Budhi, Setyo. 2008).

3. Apa pengertian ilmu praklinik dan klinik di kedokteran hewan?


Ilmu praklinik adalah suatu ilmu pengetahuan yang meliputi dasar-dasar ilmu klinik itu sendiri. Ilmu klinik adalah kemampuan, cara berpikir dan penerapan dari pelaksanaan ilmuilmu klinik yang meliputi medis, bedah, kesehatan masyarakat, penyakit hewan seta praktek klinik (Hakim, Ichal Chel. 2008).

You might also like