You are on page 1of 8

A. ZAKAT Cara penghitungan zakat : 1.

Zakat Penghasilan Jika seseorang mempunyai uang sebesar 200 juta : Kadar zakat 2.5% dari total pendapatan kotor. Contoh: Pendapatan kotor setahun Rp. 2.00.000.000- (Rp. 500.000.- @bulan). Zakatnya : R.p. 2.00.000.000 X 2.5% = Rp.5.000.000.2. Zakat Maal / Harta kekayaan Zakat Maal = 2,5 % X Jumlah Harta yang tersimpan selama 1 Tahun ( tabungan dan investasi ) Contoh : 2,5 % X 2.00.000.000,- = Rp. 5.000.000,B. HAK WARIS I. PENDAHULUAN Pelajarilah Al-Quran dan ajarkan kepada orang-orang, dan pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkan kepada orang-orang. Karena aku adalah orang yang bakal direnggut (mati), sedang ilmu itu bakal diangkat (hilang). Hampir-hampir saja ada dua orang yang bertengkar tentang pembagian harta warisan, tetapi mereka tidak menemukan seorang pun yang mampu memberitahukan kepada mereka. (H.R. Ahmad, An-Nasai, dan Ad-Daruquthni) II. PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Faraidh Kata faraidh adalah bentuk jamak dari faridhah. Faridhah diambil dari kata fardh yang artinya taqdir (ketentuan). Fardh secara syari adalah bagian yang telah ditentukan bagi ahli waris. Ilmu mengenai hal itu dinamakan ilmu waris atau ilmu miirats atau ilmu mawaris atau ilmu faraidh. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan istilah ilmu faraidh. Prof. Dr. Amir Syarifuddin menggunakan istilah hukum kewarisan Islam berkaitan dengan ilmu faraidh, dan mendefinisikannya sebagai berikut: seperangkat peraturan tertulis
Makalah AIK Page 1

berdasarkan wahyu Allah SWT dan sunnah Nabi SAW tentang hal ihwal peralihan harta atau berwujud harta dari yang telah mati kepada yang masih hidup, yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua yang beragama Islam. C. Hukum Dasar Faraidh Ayat Al-Quran yang menjadi dasar hukum waris Islam, yaitu Surat An-Nisa: 11, 12, dan 176 berisi ketentuan pembagian waris secara lengkap. Artinya : Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separoh harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibubapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga, jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan bagimu (suamisuami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan
Makalah AIK Page 2

tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. Artinya : Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S. AnNisa : 176) Pada ketiga ayat ini dapat diketahui enam macam bagian untuk para ahli waris, yaitu 1/2 (setengah), 1/4 (seperempat), 1/8 (seperdelapan), 1/3 (sepertiga), 1/6 (seperenam), dan 2/3 (dua pertiga).

Pembagian Warisan Pembagian warisan atas harta almarhum ayah anda sangat sederhana. Yang menjadi ahli waris ada tiga orang, yaitu ibu, anak laki-laki dan anak perempuan. 1. Ibu sebagai isteri Sebagai isteri almarhum, ibu berhak untuk mendapatkan bagian sebesar 1/8 dari total harta almarhum. Ini berarti beliau mendapat 12, 5%. Seandainya ayah anda meninggalkan harta senilai 8 milyar, maka ibu anda mendapat 1 milyar. Sisa harta yang telah dikurangi untuk ibu dibagi kepada seluruh ahli waris 2. Anak laki-laki Mendapatkan 2 kali dari anak perempuan ( 2 : 1 )

Makalah AIK

Page 3

3. Anak perempuan Anak Perempuan 1/2 dari bagian anak laki-laki ( 1 : 2 ) Tugas : Contoh Kasus : a. Seorang suami meninggalkan warisan 300 juta dan memiliki hutang 50 juta berapa untuk istrinya, 2 orang anak laki-laki, dan 2 orang anak perempuan ? Jawab : Langkah Pertama Lunasi Hutang 50 juta Para Pewaris terdiri dari Istri 2 anak Laki 2 anak Perempuan Jumlah Maka bagian anak Laki2 adalah Bagian Anak Perempuan 2/6 1/6 : mendapat 1/8 dari total yang di bagi : 2 bagian x 2 : 1 bagian x 2 6 = 4 = 2

Perhitungan sebagai berikut : 1.Untuk Bagian Istri Rp 3.00.000.000 - Rp 50.000.000 = Rp 2.50.000.000 = Rp 31. 250.000,8 8

Rp 2.50.000.000 - 31. 250.000,- = Rp 218.750.000,2.Bagian Anak Laki2 1 bagian anak laki-laki Rp 218.750.000,- x 2 : 6 = Rp 72.916.667,Makalah AIK Page 4

3.Bagian Anak Perempuan 1 bagian anak laki-laki Rp 218.750.000,-x 1 : 6 = Rp 36.458.333 Krosh Check Data Bagian Istri Bagian anak laki2 2 x Rp72.916.667,Bagian anak Prp 2 x Rp 36.458.333 = Rp = Rp Rp Contoh Kasus
1. Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris 'ashabah binafsih maka asal

31. 250.000,72.916.666,250.000.000

= Rp 145.833.330,-

masalahnya adalah sejumlah ahli waris yang ada Contoh : Ahli waris terdiri dari 6 orang anak laki-laki. Maka asal masalahnya adalah 6. Cara pembagian warisannya langsung dibagi 6, dan masing-masing ahli waris mendapat satu bilangan.

2.

Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris 'ashabah laki-laki dan perempuan, maka untuk laki-laki dua kali lipat perempuan, dengan cara dikalikan dua. Contoh :

Ahli waris terdiri dari 3 orang anak laki-laki dari 3 orang anak perempuan. Cara mencari asal masalahnya : (3x2)+3=9. Cara pembagian harta warisannya: Harta dibagi 9; untuk anak laki-laki masing-masing 2 bagian dan masing-masing anak perempuan satu bagian.

3. Jika ahli waris hanya satu orang ahli waris ashabul furudl, atau satu orang ahli waris ashabul furudl dan satu orang 'ashabah maka asal masalahnya adalah angka "penyebut" bagian ahli waris yang bersangkutan.
Makalah AIK Page 5

Contoh : Ahli waris hanya seorang anak perempuan. Bagian seorang anak perempuan adalah 1/2. Maka asal masalahnya adalah 2. Cara pembagian harta warisan adalah harta warisan : 2= bagian anak perempuan. Atau anak perempuan bersama bapak. Bagian seorang anak perempuan adalah 1/2, sedangkan sisanya untuk bapak.

4. Jika ahli waris terdidri ahli waris ashabul furudl dua orang atau lebih, baik ada ahli waris 'ashabah atau tidak, maka mencari asal masalahnya dengan mencari (KPT) dari angka penyebut bagian masing-masing ahli waris.

Contoh : Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta sebanyak Rp. 96 juta. Ahli warisnya terdiri dari istri, ibu dan 2 anak laki-laki maka hasilnya :

Bagian istri 1/6, bagian ibu 1/8, 2 anak laki-laki adalah 'ashabah / sisa. Sehingga, asal masalah antara 1/6 dan 1/8 (kelipatan perasekutuan terkecil dari bilangan penyebut, 6 dan 8 adalah 24. Maka pembagiannya adalah : Ibu Istri 2 anak laki-laki = = = 1/6 x 24 1/8 x 24 24 (4+3) = 4 = 3 = 17

Langkah akhir pembagian harta warisannya

Ibu
Makalah AIK

= 4/24 x 96 juta

= 16 juta
Page 6

Istri 2 anak laki-laki

=3/24 x 96 juta = 17/24 x 96 juta

= 12 juta = 68 juta

@Rp. 68 juta : 2 = 34 juta Jumlah semuanya Rp. 96 juta

BAB III KESIMPULAN : Sebagai kesimpulan dari makalah saya, tentang cara penhitungan zakat dan penghitungan hak wari. sangat penting dipelajari dan memiliki dasar hukum yang kuat, sama kuatnya dengan hukum syariat lainnya seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Sejarah perkembangan ilmu faraidh dengan turunnya ayat-ayat mawaris membawa kemaslahatan bagi semua pihak, dan hal ini memiliki banyak hikmah. Selanjutnya, saya menghimbau kepada para pembaca umat muslimin dan juga saya sendiri untuk berusaha menjalankan tuntunan dalam membayar zakat dan pembagian warisan menurut hukum Islam dengan dimulai dari diri sendiri dan keluarga masing-masing sebagai salah satu bukti ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Makalah AIK

Page 7

Daftar Pustaka
Umam, Dian Khairul, 1999, Fiqih Mawaris, CV. Pustaka Setia, Bandung. Rasjid, Sulaiman, 2002, Fiqh Islam, Sinar Baru Algesindo, Bandung. Shiddiqy, Hasbi As, 1967, Pengantar Ilmu Fiqih, CV. Mulia, Jakarta. As-Shabuni, Muhammad Ali, 1979, Hukum Waris Dalam Syariat Islam, CV. Diponegoro. Bandung. Karim, A. SyafiI, 2006, Fiqih dan Ushul Fiqih, CV. Pustaka setia, Bandung. http://achmadyanimkom.blogspot.com/2008/12/ilmu-faraidh-sejarah-dasar-hukum-dan.html

Makalah AIK

Page 8

You might also like