You are on page 1of 7

I.

Nama Percobaan Nitrogen dan Fosfor

II.

Tujuan Percobaan Mahasiswa memahami beberapa karakteristik Nitrogen dan Fospor Mahasiswa dapat menentukan terbentuknya karakteristik a. Beberapa gas senyawa Nitrogen, NH2, N2 dan NO dan Posfina

III.

Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Gelas ukur 4. Pipet tetes 5. Batang pengaduk 6. Gelas kimia 7. Penjepit kayu 8. Neraca analitik 9. Pembakaran bunsen Bahan : 1. Natrium Nitrit Padatan 2. Larutan NaNO2 0,2 M 3. Larutan AgNO3 0,1M 4. Larutan KCNS 0,1 M 5. Larutan NaOH 2M 6. Larutan Urea 0,2M 7. CH3COOH 5M 8. Lembaran Al 9. lempengan pita Mg 10. Na3PO4 padatan 11. HCl pekat dan indikator PP 12. Kloroform 13. Larutan FeCl3 0,1M 14. Larutan KI 0,2M anhydrous-

IV.

Landasan Teori

a. Fosfor Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg, Jerman. Ia menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui

proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan. Namanya berasal dari bahasa Latin

yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark).

Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens,unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk, Fosfor berupa berbagai jenis senyawalogam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkankemiluminesens. Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003). Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).

Sumber fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan. b. Nitrogen Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling luas penyebarannya di alam. Sekitar 3,81015ton N2-molekuler terdapat di atmosfer, sedangkan pada litosfer terdapat sekitar 4,74 kalinya. Diperkirakan, setiap tahun biosfer menerima tambahan N netto sebesar 9 juta metrik ton, dari selisih total tambahan melelui fiksasi biologis dengan total kehilangan akibat denitrifikasi. Siklus nitrogen dari fiksasi N2-atmosfer secara fisik/kimiawi yang menyuplai tanah bersama presipitasi, dan oleh mikroorganisme baik secara simbiotik maupun nonsimbiotik yang menyuplai tanah baik melaliu inangnya maupun setelah mati. Sel-sel mati ini bersama dengan sisa tanaman/hewan akan menjadi bahan organic yang siap didekomposisikan dan melalui serangkaian proses mineralisasi (aminisasi, amonifikasi, dan nitrifikasi) akan melepaskan N-mineral (NH4+ dan NO3-) yang kemudian di immobilisasi oleh tanaman atau mikrobia. Gas amoniak hasil proses aminisasi apabila tidak segera mengalami amonifikasi akan segera tervolatilisasi ke udara, begitu pula dengan gas N2 hasil denitrifikasi nitrat, keduanya merupakan sumber utama N2-atmosfer. Kehilangan nitrat dan ammonium melalui mekanisme pelindingan (leaching) merupakan salah satu penyebab penurunan kadar N di dalam tanah. Unsur nitrogen di dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik yang bergabung denagn C, H, O dan kadangkala dengan S untuk membentuk asam amino , asam nukleat, klorofil, alkanoid, dan basa purin. Unsur N tersebut berkorelasi sangat erat dengan perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Massa nitrogen di atmosfer diperkirakan 3.628 triliun ton metrik. Di atmosfer, nitrogen empat kali lebih banyak dari oksigen. Namun, oksigen kurang lebih 10.000 kali lebih banyak daripada nitrogen di permukaan bumi. Nitrogen tidak

membentuk pola-pola kristal yang stabil, maka jarang bercampur dengan batuan dan mineral. Ini adalah salah satu alasan mengapa nitrogen berkonsentrasi lebih tinggi dari pada oksigen di atmosfer. Alasan lainnya adalah bahwa, tidak seperti oksigen, nitrogen sangat stabil di atmosfer dan tidak terlibat dalam banyak reaksi kimia, akibatnya, nitrogen banyak yang menumpuk di atmosfer dari pada oksigen. V. Prosedur Percobaan

- Campurkan 0,1 gr kristal Natrium Nitrit, sepotong kecil Aluminium, dan 2 ml larutan NaOH 2M dan menyumbatnya tidak terlalu rapat dengan kertas untuk mengurangi kecepatan keluarnya gas hasil kemudian

memanaskannya. Mengidentifikasi gas yang keluar dari hasil pemanasan tersebut dengan membuka sumbat kertas dan mengenali baunya. b. Mendekatkan ujung batang pengaduk kaca (yang telah dicelupkan kedalam HCl pekat) keatas mulut tabung, c. Mendekatkan kertas lakmus basah oleh air pada mulut tabung, d. Menutup mulut tabung dengan kertas yang telah dibasahi dengan indikator PP dan mengamatinya. - Tamabahkan beberapa tetes Asam Asetat 5M, 1-2 ml Natrium Nitrit 0,2M, kemudian menambahkan larutan 0,2M. Mengamati reaksi yang terjadi dan apabila reaksi telah berhenti kemudian menambahkan beberapa tetes larutan FeCl3. Mencatat segala perubahan yang terjadi. Meyakinkan hasil amatan dengan membandingkan warna hasil reaksi tersebut dengan warna dari campuran beberapa tetes larutan urea dalam tabung reaksi. - Kedalam larutan 1-2 ml Natrium Nitrit 0,2 M, menambahkan 1-2 ml larutan KI 0,2 M dan kemudian mengasamkannya dengan beberapa tetes asetat. Menambahkan 2 ml Kloroform, dikocok baik-baik dengan menutup mulut tabung dengan ibu jari. Merasakan adanya adanya tekanan gas dari dalam tabung, membiarkan tabung terbuka dan meneliti ada tidaknya perbedaan warna gas pada bagian dalam tabung dengan bagian mulut tabung, agar lebih jelas, memberi latar belakang keras putih pada tabung uji. Catat warna larutan Kloroform. - Memasukkan 0,2 gr kristal Natrium Phosfat anhydrous kedalam tabung uji reaksi kecil, menambahkan pita Mg 6 mm, dan memanaskannya dengan

nyala bunsen, sehingga campuran dingin dan kemudian menambahkan air dan segera menguji gas yang keluar dengan menempatkan kertas yang telah dibasahi dengan larutan perak nitrat pada mulut tabung.

VI.

Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan - 0,1 gr NaNO2 + Al (s) 0,1 gr NaNO2 + Al (s) + 2 ml NaOH (kristal) (perak) (tak berwarna) + 2 ml NaOH Larutan berwarna putih + indikator PP dikertas saring kertas berubah menjadi merah jambu, dicelupkan kertas lakmus pH menjadi 11 + HCl pekat pada mulut tabung ada asap berbau amoniak. - 2 ml NaNO2 + 5 tetes 2 ml NaNO2 + 5 tetes CH3COOH + larutan urea (tak berwarna) (tak berwarna) CH3COOH + larutan (tak berwarna) Larutan berwarna kuning bening + FeCl3 urea
(kuning)

Larutan berwarna orange. Larutan pembanding : FeCl3 + larutan urea 5 tetes FeCl3 + 1 ml larutan urea
(kuning) (tak berwarna)

larutan ber

warna kuning

2 ml NaNO2 + 2 ml 2 ml NaNO2 + 2 ml KI + 2 tetes asam asetat + KI + 2 tetes asam (tak berwarna) (tak berwarna) (tak berwarna) asetat + 2ml 2ml kloroform larutan berubah menjadi (tak berwarna) kloroform berwarna kuning + kloroform terbentuk 2 lapisan (diatas kuning dan lapisan bawah pink ditutup dan dikocok ada tekanan gas, pada mulut tabung gas berwarna kuning dan pada dinding tabung gas berwarna merah muda dan pada larutannya warna lapisan berubah, lapisan atas berwarna kuning kecoklatan, dan lapisan bawah berwarna ungu gelap. 0,2 gr NaPO3 + 1 pita Mg + H2O ada 0,2 gr NaPO3 + 1 pita ledakan kecil, warna pada kertas saring berubah Mg + H2 O (didinginkan) + kertas menjadi kuning. saring ditetesi perak nitrat

VII. VIII. IX. X.

Persamaan Reaksi Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka 2011. Fosfor dan Nitrogen. Online :

Adhariyan.

(http://dhariyan.blogspot.com/2012/11/fosfor-dan-nitrogen.html) diakses : 0810-2013 Libryanti, Putu. 2011. Makalah fosfor. Online :

(http://vhuthu26.blogspot.com/2011/12/makalah-fosfor.html) diakses : 08-102013 Saito, Taro. 2009. Silikon, Nitrogen, dan Fosfor. Online : (http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-nonlogam/silikon-nitrogen-dan-fosfor/) diakses : 08-10-2013 Kurniawan, Andi. 2013. Makalah tentang Nitrogen. Online :

(http://naskahdrama17.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-nitrogen.html) diakses : 08-10-2013

Lampiran

You might also like