You are on page 1of 8

BAB VIII BRNTANG ALAM AEOLIAN

VIII.1. Pengertian Merupakan bentang alam yang terbentuk karena aktivitas angin, banyak dijumpai di daerah gurun pasir. Dilihat dari proses pembentukannya, bentang alam eolian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bentang alam akibat proses erosi oleh angin dan bentang alam akibat pengendapan oleh angin.

VIII.2. Faktor-faktor Pembentukan B.A Aeolian Bentang Alam Akibat Proses Erosi 1. Bentang alam hasil proses deflasi

a) Cekungan Deflasi (Deflation Basin) Merupakan cekungan yang diakibatkan oleh angin pada daerah lunak dan tidak terkonsolidasi atau material yang tersemen dengan jelek. Cekungan tersebut merupakan akibat dari pemindahan material yang ada oleh angin ke tempat lain. Contoh cekungan ini terdapat di Gurun Gobi yang terbentuk karena batuan telah terurai akibat adanya pelapukkan. b) Lag Gravel Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel), bongkah, dan fragmen yang besar disebut lagstone. Akumulasi seperti itu dalam waktu yang lama bisa menjadi banyak dan

61

62

menjadi lag gravel atau bahkan desert pavement, dimana sisa fragmennya berhubungan satu sama lainnya dan berdekatan. c) Desert Varnish Beberapa lag stone yang tipis, mengkilat, berwarna hitam, atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal sebagai desert varnish. 2. Bentang alam akibat proses abrasi A).Ventifact Beberapa sisa batuan-batuan berukuran bongkah-berangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap atau konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat pengrusakan pada bagian bawah dengan arah angin yang tetap atau dapat juga disebabkan oleh arah angin yang berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang yang banyak. B).Polish Terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir atau yang mengandung silt, yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan lebih mengkilat, misalnya pada kwarsit akibat erosi secara abrasi akan lebih mengkilat.

63

C).Grooves Angin yang mengandung pasir dapat juga menggosok dan menyapu permukaan batuan membentuk suatu alur yang dikenal sebagai grooves. Alur-alur tersebut memperlihatkan kenampakan yang sejajar dengan sisi sangat jelas. D).Sculpturing (penghiasan) Batu jamur (mushroom rock) yaitu batu yang tererosi oleh angin yang mengandung pasir sehingga bentuknya menyerupai jamur

(mushroom). E).Yardang Pada batuan yang halus, abrasi oleh angin secara efektif memotong sepanjang alur rekahan membentuk bentukan sisa yang berdiri memanjang yang disebut yardang. Material halus tertransport sedangkan lapisan resisten membentuk perlapisan dengan matkomerial yang kurang kompak.

VIII.3. Macam-macam Bentuk Lahan Asal Glasial Bentang Alam Akibat Proses Pengendapan Angin 1.Dune Merupakan suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, hasil pengendapan material pasir dibedakan menjadi 3 yaitu :

64

1. Ripples, lebar 5 cm 2 m dan tinggi 0,1-5 cm 2. Dunes, lebar 3 - 600m dan tinggi 0,1 15 m 3. Mega Dunes, lebar 300 3 km dan tinggi 20 400

Tipe-tipe dune menurut Hace (1941) dalam Thornbury, 1964, digolongkan menjadi 3 yaitu : a) Transversal Dune Merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak lurus dengan arah angin yang dominan dimana bentukbentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.

Gambar 19. Transversal Dune di Namibia (http://www.photojournalism.be/data/photos/190_1namibia_7.jpg)

b) Parabolic Dune Merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok/parabola dan bentuk-bentuk ini dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.

Gambar 20. Parabolic Dune (http://web2.geo.msu.edu/geogmich/images/parabolic.jpeg)

65

c) Longitudinal Dune Merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif Klasifikasi menurut Emmons (1960) bentuk-bentuk dune dapat bermacam-macam, tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuhan yang menghalangi dan juga arah angin yang tetap. Berdasarkan hal tersebut, maka tipe dune dapat digolongkan menjadi :

d) Lee Dune ( Sand Drift) Merupakan dune yang berkembang memanjang yang berupa punggungan pasir yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuhtumbuhan. Dune ini mempunyai kedudukan tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak, maka dapat juga menjadi jenis dune yang bergerak dari ujung sand drift.

66

Gambar 21. Sand Drift di Najavo Reservation (http://www.fhwa.dot.gov/infrastructure/images/trails45.jpg)

e) Longitudinal Dune Mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dan dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput-rumput atau pohon-pohon kecil. Kadang-kadang berbentuk seperti lereng dari suatu lembah.

f) Barchan Terbentuk pada daerah dimana terbuka, arah tak dibatasi tetap oleh dan

topografi/tumbuh-tumbuhan

angin

selalu

penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap.

67

Gambar 22. Barchan (http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/33/Barchan.jpg

/400px-Barchan.jpg) g) Seif Merupakan longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya jauh lebih panjang akibat kecepatan angin yang jauh lebih kuat pada lengan yang panjang.

Gambar 23. Seif Dune di Saudi Arabia (http://www.fas.org/irp/imint/docs/rst/Sect17/Dunes01.jpg)

h) Transversal Dune Terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap, misalnya pada sepanjang pantai, pasir yang banyak itu akan menjadi suatu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.

68

i) Complex Dune Terbentuk pada daerah dengan air berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak. Barchan, seif, dan transversal dune yang berada di tempat ini akan berkembang sehingga akan menjadi penuh dan akan

terjadi saling overlap sehingga akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya, sehingga bersifat complex.

Gambar 24. Complex Dune(http://www.handsontheland.org/grsa/resources/curriculum/mid/dunes/imag es/dunes_cristos03.jpg)

3. Loess Daerah luas yang tertutup material-material halus dan lepas disebut Loess. Beberapa endapan loess dapat dijumpai di daerah Cina Barat mempunyai ketebalan sampai beberapa ratus meter. Penyelidikan secara mikroskopis memperlihatkan bahwa loess berkomposisi partikel-partikel angular dengan diameter kurang dari 0,5 mm terdiri dari kuarsa, feldspar, hornblende, dan mika. Kebanyakan butiran-butiran tersebut dalam keadaan segar atau baru terkena pelapukan sedikit. Kenampakan tersebut

menunjukkan bahwa loess tersebut merupakan hasil endapan oleh angin.

You might also like