You are on page 1of 57

Elemen Program K3 Proyek

Oleh : M. Luqman Ashari

Elemen Program K3 Proyek


Identifikasi
Adm/Prosedur Project Safety

Pembinaan
Safety Comittee

Kebijakan

Elemen Program

Safety Promotion

Contractor Safety

Equipment Insp.

Safety Inspection

Ijin Kerja

Safe Work Practices

1. KEBIJAKAN K3
Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek. Memuat komitmen dan dukungan manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3 dalam proyek. Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakan sebagai landasan kebijakan proyek lainnya.

2. ADMINISTRATIF DAN PROSEDUR


Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek. Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek. Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua unsur terkait.

2. ADMINISTRATIF DAN PROSEDUR


( Lanjutan )

Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan yang berlaku. Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3 dalam perusahaan. Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya.

Organisasi dan SDM


Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. Organisasi K3 harus memiliki akses kepada penanggung jawab proyek. Kontraktor harus memiliki personil yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Kontraktor harus memiliki personil atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman untuk masing-masing kegiatan.

3. IDENTIFIKASI BAHAYA
Sebelum memulai suatu pekerjaan, harus dilakukan Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan. Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety Department. Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check List, dsb. Semua hasil Identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

4. PROJECT SAFETY REVIEW


Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya. Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan standar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan

4. PROJECT SAFETY REVIEW


Kontraktor jika diperlukan harus melakukan project safety review untuk setiap tahapan kegiatan kerja yang dilakukan. Project Safety Review bertujuan untuk mengevaluasi potensi bahaya dalam setiap tahapan proyek secara sistimatis.

5. PEMBINAAN DAN PELATIHAN


Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah sampai level tertinggi. Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala. Pokok Pembinaan dan Latihan :
Kebijakan K3 Proyek. Cara melakukan pekerjaan dengan aman. Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat.

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Pelatihan K3

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Pelatihan K3

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Pelatihan K3

SAFETY INDUCTION & TOOLBOX MEETING


Safety Induction
Program Pendekatan K3 dan Housekeeping bagi orang baru di Proyek (termasuk Karyawan dan Pekerja).

Tool Box Meeting


Pengarahan tentang K3 & Housekeeping yang ditujukan kepada para Pekerja dan Karyawan yang akan berada di Area Kerja pada setiap pekerjaan baru dan secara periodik pekerjaan berulang.

Rapat Koordinasi Produksi

Safety Morning Talk (seluruh pegawai & penyedia jasa) dilakukan setiap hari.

Safety Morning Talk

SAFETY TALK

Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Besi dan Cara Pemakaian Fire Extinguisher

Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Kayu di Los Kerja Kayu Proyek

previous next

SAFETY PATROL
Wajib Helm dan Sepatu

Petugas Safety Supervisor mengawasi K3 Pekerjaan Galian Pile Cap, Pasangan Bekisting Batako dan Erection TC

previous next

KLINIK KESEHATAN

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Pencegahan Penyakit Demam Berdarah

6. SAFETY COMMITTEE
(P2K3)
Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam perusahaan. Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan kepedulian semua unsur terhadap K3. Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau Komite K3 (Safety Committee). Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada dalam kegiatan kerja. Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk peningkatan K3 dalam perusahaan.

CONTOH STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

DIR.

SEK.

DEP. SDM.

DEP. KEU.

DEP. PEMELI HARAAN

DEP. PROD.

DIR.

SEK.

DEP. SDM.

DEP. KEU.

DEP. PEMELI HARAAN

DEP. PROD.

MNGR. MEKANIK

MNGR. K3L

MNGR. LISTRIK

MNGR. PROSES

MNGR. PAK.

MNGR. GUDANG

MNGR. BAHANBAKU

DIR.
P2K3 SEK.

DEP. SDM.

DEP. KEU.

DEP. PEMELI HARAAN MNGR. K3L MNGR. LISTRIK MNGR. PROSES

DEP. PROD. MNGR. BAHANBAKU

MNGR. MEKANIK

MNGR. PAK.

MNGR. GUDANG

SEKSI K3

SEKSI SEKSI LINGKUNGAN LINGKUNGAN

SEKSI BUNGKUS

SEKSI SORTIR

SUSUNAN PENGURUS P2K3

KETUA

WAKIL
SEKRETARIS P2K3 (AK3)

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perusahaan : Alamat :

Kepada Yth : Pimpinan Perusahaan

REKOMENDASI
NO
1

BAHAYA POTENSIAL
2

KEMUNGKINAN KECELAKAAN
3

REKOMENDASI
4

Tembusan kepada Yth : 1. Kadisnaker..

,tanggal bulan tahun Ketua P2K3 .

Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perusahaan : Alamat :

Kepada Yth : Ka. Disnaker..

LAPORAN
NO 1 TANGGAL 2 KEGIATAN 3 REKOMENDASI 4

Tembusan kepada Yth : 1. Pimpinan Perusahaan

,tanggal bulan tahun Ketua P2K3 .

ORGANISASI P2K3

- P2K3 telah disyahkan dengan tugas, tanggung jawab & personil yang jelas
- P2K3 memahami tugas & tanggung jawabnya - Melaporkan kegiatan secara teratur ke divisi

7. PROMOSI K3

Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program Promosi K3. Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para pekerja proyek. Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dsb. Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja.

STATISTISTIK
Reward

K3

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Pemasangan Rambu dan Spanduk

8. SAFE WORKING PRACTICES


Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya di lingkungan proyek misalnya :
Pekerjaan pengelasan Scaffolding Bekerja di ketinggian Penggunaan bahan kimia berbahaya Bekerja di ruangan tertutup Bekerja dengan peralatan mekanis dsb.

9. SISTIM IJIN KERJA


Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim ijin kerja. Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki ijin kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau K3). Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan keselamatan yang diperlukan.

10. SAFETY INSPECTION


Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada unsafe action dan unsafe condition di lingkungan proyek. Inspeksi dilakukan secara berkala. Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua unsur dan Sub Kontraktor.

11. EQUIPMENT INSPECTION


Semua peralatan (mekanis, power tools, alat berat dsb) harus diperiksa oleh ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek. Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan dilengkapi dengan label khusus. Pemeriksaan dilakukan secara berkala.

SAFETY PATROL
Ada prosedur Inspeksi Pelaksanaan K3 Ada jadwal inspeksi secara periodik minimal > 2 kali seminggu dan evaluasinya. Ada rekaman dan tindakan perbaikan. Telah dilakukan monitoring & tindakan korektif sehubungan dgn. Hasil Inspeksi, Angka kecelakaan, sakit, insiden dan kekurangan kinerja K3.

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Safety Patrol

INSPEKSI K3
A. INSPEKSI ALAT
Ada daftar peralatan utama. Ada checklist inspeksi K3 pada peralatan utama. Dilakukan analisa dan evaluasi atas temuan serta tindakan perbaikannya. Inspeksi alat secara minimal 2 x seminggu. periodik

KECELAKAAN DAN INSIDEN


Adanya Prosedur Pelaporan Kecelakaan dan Insiden. bukti pelaporan Ada kecelakaan, insiden, investigasi, analisa dan penyakit akibat kerja. Dilakukan evaluasi. monitoring dan

12. KESELAMATAN KONTRAKTOR


(CONTRACTOR SAFETY)
Harus disusun pedoman Keselamatan Kontraktor / Sub Kontraktor. Sub Kontraktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan. Setiap Sub Kontraktor harus memiliki petugas K3. Pekerja Sub Kontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala.

KEADAAN DARURAT
prosedur Ada Keadaan Darurat. penanganan potensial

Identifikasi kecelakaan dan keadaan darurat.

Ada identitas khusus bagi petugas yang bertanggung jawab.


Ada simulasai keadaan darurat minimal 1 kali. Ada tempat evakuasi, petunjuk arah sesuai layout.

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Simulasi Keadaan Darurat

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Simulasi Keadaan Darurat

Tujuan P3K : Memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan.

PROGRAM KESELAMATAN KERJA


Kegiatan Simulasi Keadaan Darurat

Tujuan P3K : Memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan.

Monitoring dan Pemeliharaan Peralatan.


PROSEDUR UMUM PEMELIHARAAN PERALATAN / MESIN
NO. DOKUMEN : WIKA-DAN-PM -04.01 Rev 02 . Amd 1 TANGGAL DIBERLAKUKAN : 01 Desember 2008

Tujuan :
Untuk menjamin bahwa peralatan/mesin yang digunakan di lingkungan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk dipelihara sebagaimana mestinya sehingga kondisi peralatan/mesin selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.

Definisi dan Ketentuan Umum


Peralatan/mesin utama produksi : semua peralatan/mesin yang terkait langsung terhadap mutu dan produktifitas. Contoh : Batching plant, spinning machine, dozer, mesin press dan alat berat lainnya. Peralatan/mesin penunjang adalah peralatan yang fungsinya secara tidak langsung berpengaruh terhadap mutu produk dan produktifitas dan atau mempunyai nilai materiil yang besar seperti : Genset, Kompresor dan Pompa.

Definisi dan Ketentuan Umum Pemeliharaan peralatan mencakup : a. Perawatan rutin (harian dan atau berkala). b. Perbaikan / overhaul. c. Modifikasi.
Semua Peralatan/mesin harus terdaftar pada daftar induk peralatan mempunyai : - No. Inventaris - Nama - Merk / type dan tahun pembuatan - No Mesin , sasis dan nama agen - Instruksi kerja perawatan dan dokumen perawatan alat Setiap peralatan utama produksi harus dibuat jadwal induk pemeliharaan peralatan secara tahunan dimana ketentuan pemeliharaannya secara garis besar dibagi 2 diagram alir : - Flow diagram Pemeliharaan alat milik WIKA - Flow diagram Pemeliharaan alat milik Subkontraktor

Definisi dan Ketentuan Umum


Tanggung jawab pemeliharaan peralatan penunjang a. Penanggung jawab fungsi umum Pusat, untuk tingkat Pusat. b. Penanggung jawab fungsi umum PjPU, untuk tingkat PjPU. c. Penanggung jawab fungsi umum PPU, untuk tingkat PPU. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)L dalam pemeliharaan peralatan/mesin diatur sebagai berikut : a. Alat yang rusak atau tidak aman untuk digunakan harus diberi tanda agar tidak dipakai oleh unit kerja. b. Dalam Proses pemeliharaan dan perbaikan alat-alat kerja (yang mengandung risiko dan bahaya) baik peralatan/mesin utama maupun peralatan/mesin penunjang harus mempertimbangkan aspek-aspek K3L.

Monitoring dan Pemeliharaan Peralatan.


PROSEDUR LOGOUT DAN TAGOUT
NO. DOKUMEN : WIKA-PEM-PM-03.10 Rev. 00 Amd. 01 TANGGAL DIBERLAKUKAN :

24 Oktober 2008

Tujuan :
Memastikan alat atau sarana yang sedang diperbaiki atau direnovasi tidak dioperasikan sampai selesainya perbaikan/renovasi ataupun penambahan yang dilakukan. Mencegah terjadinya kecelakaan bagi pekerja terkait saat perbaikan maupun orang disekitarnya akibat dioperasikannya alat/sarana yang sedang diperbaiki

Definisi dan Ketentuan umum

LO TO : Lock Out dan Tag Out.


Lock Out : Mematikan/memutus arus listrik di area perbaikan/renovasi. Tag Out : Memberi tanda peringatan pada panel alat pemutus arus dan pada alat yang sedang diperbaiki agar alat pemutus aliran listrik tidak diaktifkan (on) dan agar peralatan yang diperbaiki tidak dioperasikan/digunakan. Diagram alir pemasangan dan pencabutan LOTO

Monitoring dan Pemeliharaan Peralatan.


PROSEDUR PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT/ANGKUT
NO. DOKUMEN : WIKA-PEM-PM-03.06 Rev. 00 Amd. 02 TANGGAL DIBERLAKUKAN :

24 Oktober 2008

Tujuan :
Untuk memastikan pengoperasian alat angkat/angkut dalam lingkungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dapat berfungsi dengan baik dan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat pengoperasian alat.

Definisi dan Ketentuan umum


- Alat angkat adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan material secara vertical maupun horizontal dan Alat Angkut adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan material secara horizontal. - Persyaratan persyaratan dalam pengoperasian alat angkat & angkut ini adalah : * Operator harus mempunyai SIM / SIO dan sudah diberi pelatihan K3 sesuai peruntukannya * Alat harus mempunyai SIA * Material harus dalam posisi aman & terikat kuat saat diangkat / diangkut * Alat harus diuji per 2 th sejak pengujian pertama dan tahunan untuk berikutnya * Batas maksimum muatan dan kecepatan harus diletakkan pada tempat yg mudah dibaca

METODE KERJA
1

PASANG GRANIT/MARMER DINDING (WET SYSTEM)

MARKING LOKASI, PASANG UNTINGUNTING DAN BENANG DGN ARAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL

BOR DINDING DAN PASANG FISER PADA LUBANG BOR

PASANG KAWAT HORIZONTAL PADA FISER

LUBANGI BAGIAN BELAKANG GRANIT DAN PASANG KAWAT

PASANG GRANIT DGN MENGKAITKAN KAWAT PADA BAGIAN BELAKANG GRANIT PADA KAWAT FISHER

SETELAH MENCAPAI 1 BARIS, COR RUANG ANTARA DINDING DAN GRANIT. ULANGI PEMASANGAN SAMPAI DINDING PENUH

You might also like