DI JALAN RAYA TRANGKIL KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG
Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata
Disusun Oleh : Nama : Dimas Wahyu Pamungkas Nama : Benediktus Widhiatmoko NIM : 01.12.0030 NIM : 01.12.0049
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG SEPTEMBER 2007 Perpustakaan Unika PENGESAHAN TUGAS AKHIR
KAJIAN ARAH PERGERAKAN RELATIF TANAH DI JALAN RAYA TRANGKIL KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG
Disusun Oleh : Nama : Dimas Wahyu Pamungkas Nama : BenediktusWidhiatmoko NIM : 01.12.0030 NIM : 01.12.0049
Telah diperiksa dan disetujui untuk menjadi Tugas Akhir Semarang ,
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah vii di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL i LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii KATA PENGANTAR................................................................................. iii LEMBAR ASISTENSI v DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR GRAFIK...... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah.... 1 1.3 Maksud............... 2 1.4 Tujuan......................................... 2 1.5 Pembatasan Masalah ...... 2
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tanah............................. 3 2.2 Klasifikasi Tanah ........... 3 2.3 Kemiringan Lereng...... .............................. 4 2.4 Penggunaan Lahan.............................................. 5 2.5 Gerakan Tanah............................................................ 6 2.5.1 Definisi gerakan tanah............................... 6 2.5.2 Klasifikasi gerakan tanah.......... 7 2.5.3 Klasifikasi kerentanan gerakan tanah................ 11 2.5.4 Penyebab gerakan tanah.................................... 11 2.6 Analisa Gerakan Tanah .......................... 13 2.6.1 Pengukuran dengan metode Tachymetry....... 13
BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir ............. 15 3.2 Persiapan ................................................. 16 3.3 Metode Pengumpulan Data. 17 3.3.1 Data primer ....... 17 3.3.1 Data sekunder ....... 17 3.4 Penyelidikan Tanah...................................................... 18 3.4.1 Pengukuran gerakan tanah................................ 18
BAB IV ANALISIS 4.1 Kasus Pergerakan Tanah di Pulau J awa..................... 21 4.2 Evaluasi pada Daerah Kecamatan Gunung Pati......... 22 4.2.1 Geologi teknik.................................................. 22 4.2.2 Hasil pengamatan............................................. 23 Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah viii di J alan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
4.2.3 Data pengukuran............................................... 24 4.3 Hasil Analisis.............................................................. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan................................................................. 66 5.2 Saran........................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA.. 68
LAMPIRAN Perpustakaan Unika
BAB I : PENDAHULUAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 1 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keadaan tanah sangat mendukung konstruksi bangunan yang berada di atasnya, karena berhubungan erat dengan stabilitas tanah, yang berkaitan pula dengan terjadinya suatu pergerakan tanah. Akibat terjadi pergerakan tanah sering terjadi kasus kerusakkan pada struktur jalan atau bangunan, sehingga kita perlu mengetahui pergerakkan dari tanah tersebut dan dapat menghindari atau meminimalisir kerusakkan yang terjadi pada struktur bangunan diatasnya. Pengetahuan mengenai pergerakan tanah diperlukan untuk berbagai macam soal praktis, terutama untuk memperkirakan kearah mana dan sebesar apakah pergerakan tanah itu dapat terjadi. Pergerakan tanah disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : kondisi topografi, kemiringan lereng, curah hujan, kisaran temperatur, kondisi geologi tanah, jenis tanah, sistem aliran tanah dan lain-lain. Akibat dari pergerakan tanah itu menimbulkan banyak kerugian, terutama pada fasilitas bangunan di daerah tersebut, antara lain struktur bangunan yang tidak tahan lama dan mudah rusak, jalan umum yang kondisinya cepat mengalami kerusakan dan lain-lain.
1.2 Perumusan Masalah Di Indonesia, bencana alam akibat adanya suatu pergerakan tanah sudah sering terjadi dan banyak mengakibatkan korban jiwa, kehancuran lahan dan infrastruktur, sehingga informasi mengenai pergerakan tanah di Indonesia mulai dirasakan perlu sejak kisaran tahun 1950 an. Informasi tersebut antara lain untuk penunjang perencanaan pembangunan diatas lahan yang rentan gerakan tanah. Di daerah Gunung Pati Semarang, tepatnya di J alan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati, juga sering terjadi pergerakan tanah terutama terlihat dengan banyaknya ruas-ruas jalan yang retak dan rusak. Retakan-retakan yang terjadi semakin lama menjadi bertambah lebar sampai membentuk rekahan, dan Perpustakaan Unika
BAB I : PENDAHULUAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 2 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang tidak sedikit kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan ini. Sehingga dirasa perlu diadakan studi pustaka tentang pergerakan tanah yang mengangkat kasus pergerakan tanah di J alan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang.
1.3 Maksud Maksud adanya penelitian tentang pergerakan tanah ini adalah untuk membahas lebih jauh tentang pergerakan tanah meliputi besar dan arah pergerakannya. Selanjutnya akan diambil sampel tanah untuk mengetahui data karakteristik tanah yang terdapat di daerah tersebut.
1.4 Tujuan Adanya penelitian tentang pergerakan tanah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tentang pergerakan tanah yang dapat digunakan mahasiswa Teknik Sipil yang ingin mengetahui tentang pergerakan tanah secara umum dan kondisi topografi, kondisi lapisan tanah, sifat-sifat lapisan tanah dan gejala alam yang terjadi di J alan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang. Tujuan dari penelitian pergerakan tanah ini antara lain : Mengkaji lebih jauh tentang pergerakan tanah meliputi besar dan arah pergerakannya.
1.5 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada tugas akhir ini dimaksudkan untuk menghindari terlalu luasnya bidang yang akan dibahas dan diteliti oleh penulis. Hal ini mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian kali ini, pembahasan masalah dibatasi untuk mengetahui besar dan arah pergerakan tanah relatif terhadap titik BM yang kita tinjau yang terjadi pada ruas-ruas jalan di J alan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang. Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 3 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Definisi Tanah Tanah adalah unsur yang terdapat dalam lapisan bumi yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses terjadinya peristiwa gerakan tanah. Sebelum membahas tentang tanah dan batuan, harus diketahui definisi dari tanah terlebih dahulu. Tanah terjadi sebagai produk pecahan dari batuan yang mengalami pelapukan kimiawi dan mekanis (kecuali tanah organik, gambut). Mineral yang peka terhadap pelapukan akan berubah menjadi mineral lempung yang berbutir sangat halus. Pelapukan mekanis misalnya desakan es atau kegiatan yang dilakukan oleh tumbuhan dan binatang membantu proses pemecahan tersebut pada proses ini, tanah dapat tetap berada pada tempat pembentukannya. Maka sifat tanah sangat bergantung pada batuan induknya dan pada faktor seperti iklim, topografi, organisme dan waktu. Berikut definisi tanah ditinjau dari sudut geoteknik, menurut Bowles (1982), tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik atau mineral) yang terdapat secara alami yang dapat dipisahkan menjadi partikel yang lebih kecil dan didalam bentuk massa yang mengandung banyak rongga. Rongga-rongga di antara bagian-bagian tersebut berisi udara atau air.
2.2. Klasifikasi Tanah Untuk lebih mempermudah pembagian kelas tanah, maka diperlukan suatu sistem klasifikasi. Tanah-tanah itu dapat digolongkan menjadi bermacam- macam jenis, yaitu : 1. Batu kerikil (Gravel) dan Pasir (Sand) Golongan batu kerikil dan pasir seringkali dikenal sebagai bahan- bahan yang berbutir kasar. Golongan ini terdiri dari pecahan-pecahan dengan berbagai bentuk ukuran dan bentuk. Butir-butir batu kerikil biasanya terdiri Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 4 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang dari pecahan-pecahan batu. Dalam beberapa hal mungkin hanya terdapat butir- butir dari satu ukuran saja, dalam hal ini disebut juga seragam. Tetapi kemungkinan juga terdapat ukuran-ukuran butir yang mencakup seluruh daerah ukuran, dari ukuran batu besar sampai ke ukuran pasir halus, dan dalam hal ini bahan tersebut dikatakan bergradasi baik. 2. Lempung (Clay) Golongan lempung seringkali dikenal sebagai bahan-bahan yang berbutir halus. Lempung terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukan sifat-sifat plastisitas dan kohesi. Kohesi menunjukan bahwa bagian-bagian itu melekat satu dengan lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu berubah-ubah dan tidak bisa kembali ke bentuk aslinya, tanpa terjadi retakan-retakan atau terpecah-pecah. 3. Lanau (Silt) Golongan lempung seringkali dikenal sebagai bahan-bahan yang berbutir halus. Lanau adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung dan pasir halus. Lanau mempunyai sifat kurang plastis dan lebih mudah ditembus air daripada lempung.
2.3. Kemiringan Lereng Pengelompokan kemiringan lereng daerah penelitian untuk setiap wilayah di Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi kemiringan lereng ( Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Semarang ) Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 5 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Nilai 1 merupakan kelompok kemiringan lereng yang tingkat keterkaitan dan interaksi terhadap timbulnya gerakan tanah rendah. Demikian juga sebaliknya, nilai 6 adalah kelompok kemiringan lereng yang tingkat keterkaitan dan interaksi terhadap timbulnya gerakan tanah tinggi.
2.4. Penggunaan Lahan Setiap kabupaten umumnya mempunyai tipe penggunaan lahan yang berbeda-beda. Penggunan lahan di Kota Semarang meliputi : kampung, pertanian sawah, tanah kering , industri, padang, perusahaan dan jasa, kebun, perkebunan, dan hutan. PENGGUNAN LUAS PADA CAKUPAN LAHAN SATUAN BATUAN WLAYAH Kampung 28% Konglomerat polimik formasi Damar, Kec. Semarang Tengah, batu lempung formasi Kalibiuk, Semarang Timur, napal formasi Cipluk, Semarang Barat, Batupasir tufan formasi Damar, Candisari, breksi vulkanik, aliran lava, tuv, Gajahmungkur. batupasir tufan formasi Kaligetas. Pertanian-sawah 12% Breksi vulkanik, aliran lava, tuv, Tugu, Mijen, Gunungpati, batupasir tufan, Formasi Kaligetas, Banyumanik, Batuan Gunung Api Gajahmungkur. Pedurungan, Genuk. Tanah Kering 15% Breksi vulkanik, aliran lava, tuv, Ngaliyan, batupasir tufan, Formasi Kaligetas, Gajahmungkur, Batuan Gunung Api Gajahmungkur, Tembalang. napal formasi Cipluk. Industri 7% Breksi vulkanik, aliran lava, tuv, Gunungpati, batupasir tufan, Formasi Kaligetas. Mijen, Ngaliyan. Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 6 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Padang 5% Breksi vulkanik, aliran lava, tuv, Ngaliyan, batupasir tufan, Formasi Kaligetas. Gajahmingkur,
Tabel 2.1 Lokasi penggunaan lahan Kota Semarang (Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Semarang)
2.5 Gerakan Tanah Terjadinya suatu gerakan tanah pada struktur tanah dapat berpengaruh pada konstruksi suatu bangunan. Suatu konstruksi bangunan yang didirikan di daerah yang rawan akan gerakan tanah memerlukan suatu konstruksi bangunan yang khusus seperti desain pondasi maupun struktur atasnya. 2.5.1. Definisi gerakan tanah Definisi dari gerakan tanah menurut Roy E. Hunt (1984), adalah suatu gerakan perpindahan massa tanah atau batuan yang terjadi pada lereng alam Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 7 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang maupun lereng batuan dengan kecepatan yang dapat bervariasi dari sangat lamban sampai sangat cepat (longsor / gempa bumi). Gerakan tanah ini di Indonesia sudah sering terjadi dan banyak mengakibatkan korban jiwa, kehancuran lahan dan infrastruktur. Untuk itu, informasi gerakan tanah sangat dibutuhkan guna penunjang perencanaan, pembuatan jaringan jalan, bendungan, perumahan, maupun pembangunan wilayah dalam upaya mencegah bencana alam longsor.
2.5.2. Klasifikasi gerakan tanah Ada beberapa macam gerakan tanah yang dikenal. Macam gerakan tanah ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk juga penyebab terjadinya. Besar kecilnya bahaya yang ditimbulkan akibat gerakan tanah ini juga berbeda-beda. Secara umum klasifikasi dari gerakan tanah yang ada di bumi adalah sebagai berikut : a. Runtuhan (falls) Terdapat beberapa ukuran massa tanah yang dilepaskan dari lereng yang curam di sepanjang permukaan tanah dimana hanya sedikit atau tidak ada perpindahan akibat geser yang bekerja. Jatuhnya massa tanah ini tidak berbentuk wujud longsoran. Gerakan massa jatuh melalui udara yang terlepas dari lereng curam dan tidak ditahan oleh geseran dengan material yang berbatasan. Sering terjadi jatuhnya massa tanah ini bila bahan yang mudah tererosi mendasari bahan yang lebih tahan erosi dan terdapat celah-celah atau retak-retak pada puncak yang curam dan terisi air hujan. Pergerakan ini sangat cepat dan mungkin atau tidak mungkin didahului pergerakan kecil sebelum pemisahan lebih lanjut dari sumber massa tanahnya.
Gambar 2.1 Runtuhan ( Sumber : Cruden dan Varness, 1992 ) Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 8 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Runtuhan terdiri dari dua tipe yaitu : 1. Runtuh bebas (free fall) yaitu terlepasnya dengan tiba-tiba satu atau beberapa blok dari batuan atau tanah engan gerak jatuh bebas. 2. Rebahan atas (topple) yaitu tergulingnya suatu blok batuan dengan titik putar berlokasi di bawah pusat gravitasinya. b. Longsoran (slide) Pergerakannya terdiri dari regangan geser dan perpindahannya sepanjang sebuah atau beberapa permukaan dapat terlihat secara nyata. Pergerakannya berkelanjutan, karena itu kegagalan geser mungkin tidak diawali secara serentak pada batasan yang akan menjadi bidang gelincir. Massa tanah yang berpindah ini longsor diatas bidang gelincir sampai permukaan tanah asli. Gerakan ini dapat bersifat progresif dari lambat hingga amat lambat yang berarti bahwa keruntuhan geser tidak terjadi seketika pada seluruh bidang gelincir melainkan merambat dari suaru titik. Massa yang bergerak menggelincir di atas lapisan batuan / tanah asli dan terjadi pemisahan dari kedudukan semula.
Gambar 2.2 Longsoran ( Sumber : Cruden dan Varness, 1992 ) Gerakan tanah ini dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu : Berotasi (rotational) yaitu gerakan yang relatif lambat dari suatu blok batuan, sepanjang bidang gelincir yang berbentuk lingkaran atau hampir setengah lingkaran. Kelongsoran lingkaran biasanya berhubungan dengan kondisi tanah yang homogen dan kelongsoran setengah lingkaran berbentuk berhubungan dengan kondisi tanah yang tidak homogen. Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 9 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Translasi (translational) yaitu gerakan blok batuandari yang lambat sampai cepat sepanjang bidang gelincir yang berbentuk hampir lurus dan sejajar dengan muka tanah. Pada prinsip dasarnya kelongsoran translasi bentuk permukaan gelincirnya hampir lurus dan rata sejajar dengan permukaan lereng dan relatif dangkal di bawah permukaan lereng. Kelongsoran jenis ini biasanya terjadi jika terdapat lapisan yang lembek atau agak keras yang sejajar dengan permukaan lereng. Longsoran transalasi ini bersifat menerus dan luas. Gelinciran (slips) yaitu gerakan penurunan serpihan serpihan yang seragam dan lempung pada umumnya terjadi sepanjang bidang kegagalan. Jenis tergelincir ini relatif pada lokasi yang cukup dalam. Biang kegagalan pada lempung kira-kira berbentuk lingkaran dan massa tanah bergerak sebagai satu kesatuan sepanjang bidang kegagalan. Kelongsoran lempengan (slab slides), terjadi pada lempung yang terkena pengaruh cuaca atau timbunan dengan lereng yang dangkal dari batas lapisan batuan. Bidang kegagalannya kira-kira sejajar dengan muka tanah dan massa tanah yang runtuh bergerak sebagai satu kesatuan tanpa gangguan. Kelongsoran gabungan (compound slides), dimana pada kelongsoran ini bentuk permukaan gelincirnya merupakan gabungan yang berupa kurva dan garis lurus. Bentuk permukaan gelincir yang demikian ini dapat terjadi karena pengaruh kuat geser yang berbeda pada lapisan tanah yang berbatasan. c. Aliran (flow) Adalah tanah batuan rombakan bergerak sebagai cairan kental yang berhenti pada jarak yang cukup jauhdari zona longsor, karena tekanan air pori yang berlebihan. Bentuk karakteristik dari aliran bahwa bahan-bahan hancur pada saat bergerak menuruni lereng dan mengalir sebagai cairan kental. Bahan- bahan yang terdapat pada aliran ini biasanya berupa tanah, lumpur dan bahan sisa timbunan, dimana masing-masing berbeda kecepatannya. Kecepatan dari Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 10 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang aliran lumpur lebih besar daripada kecepatan aliran tanah. Pada umunya jenis gerakan tanah ini terjadi pada kondisi tanah yang amat sensitif atau akibat dari gaya gempa.
Gambar 2.3 Aliran ( Sumber : Cruden dan Varness, 1992 ) d. Rayapan (creep) Adalah gerakan tanah yang bergerak sangat lambat dari tanah atau gabungan tanah batuan. e. Kombinasi (complex) Adalah gerakan tanah yang terdiri dari kombinasi dua atau lebih bentuk- bentuk gerakan tanah. f. Pengelupasan (topples) Adalah gerakan tanah yang disebabkan karena satu atau lebih dari bagian massa tanah berotasi ke depan pada suatu titik poros, di bawah bagian massa tanah, akibat gaya gravitasi dan gaya desak yang bekerja dari massa tanah yang berdekatan atau oleh air retakan.
Gambar 2.4 Pengelupasan ( Sumber : Cruden dan Varness, 1992 ) Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 11 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 2.5.3. Klasifikasi kerentanan gerakan tanah Klasifikasi kerentanan gerakan tanah dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Zona kerentanan gerakan tanah rendah. Merupakan daerah yang secara umum mempunyai kerentanan rendah untuk terjadi gerakan tanah. Pada daerah ini gerakan tanah umumnya jarang terjadi, kecuali jika mengalami gangguan pada lerengnya sehingga merupakan zona yang tidak rentan terhadap gerakan tanah dan stabil. 2. Zona kerentanan gerakan tanah menengah. Merupakan daerah yang secara umum mempunyai kerentanan menengah untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan tanah besar maupun kecil dapat terjadi terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah, sungai, tebing dan pada lereng yang mengalami gangguan sehingga merupakan zona yang kurang stabil dan rentan terhadap timbulnya gerakan tanah 3. Zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Merupakan daerah yang secara umum mempunyai kerentanan tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan tanah besar sampai kecil sering terjadi dan merupakan zona yang tidak stabil dan rentan terhadap gerakan tanah.
2.5.4. Penyebab gerakan tanah Seperti telah disinggung diatas, gerakan tanah yang sering terjadi ada bermacam-macam. Banyaknya jenis gerakan tanah ini karena faktor penyebabnya yang berbeda-beda. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tanah adalah sebagai berikut : 1. Pembebanan. Pembebanan menimbulkan gaya penggerak yang mempunyai kecenderungan dapat mengakibatkan kelongsoran dari lereng. Pembebanan ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Alamiah, yaitu berupa genangan air yang berasal dari hujan, mata air, rembesan, sehingga stabilitas tanah menjadi kurang karena banyaknya Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 12 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang kadar air dalam tanah. Selain itu pembebanan alamiah dapat juga berupa akumulasi talut di atas lereng. b. Tindakan manusia, yaitu berupa : Konstruksi bangunan. Berat gedung, beban kereta api atau bangunan lainnya. Berat air (kolam, reservoir, sawah, dll). 2. Tegangan tanah akibat gempa / getaran lainnya. Dengan adanya getaran menyebabkan meningkatnya tegangan geser, sedangkan kuat geser akan menurun. Gempa dapat memacu bencana longsoran baik longsoran kecil maupun besar. Gempa menimbulkan percepatan horizontal yang dapat merubah kondisi tegangan-tegangan material lereng. Di samping itu geteran juga bisa bersala dari ledakan, pemancangan, lalu lintas, dan lain-lain. 3. Tekanan lateral yang diakibatkan oleh : a. Air yang masuk lewat retakan / rongga. b. Swelling / pengembangan, misalkan hidrasi atau penyerapan air oleh mineral lempung. 4. Faktor iklim. Yaitu berupa curah hujan yang berhubungan dengan lama dan intensitasnya serta perubahan lingkungan hidrometeorologi yang berkaitan dengan aliran air permukaan maupun air tanah bebas, sehingga air yang dicurahkan dapat meresap ke dalam lereng dan mendorong massa tanah untuk bergerak (longsor, runtuh, bergerak pelan, maupun bergerak cepat) 5. Faktor vegetasi Meliputi jenis vegetasi, perakaran, kerapatan dan pola tanamnya. 6. Faktor air Air hujan sebagian akan menjadi air permukaan, sebagian akan menguap, dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 13 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang yaitu kemiringan topografi, sifat batuan, intensitas hujan dan tipe sejumlah vegetasi yang terdapat pada daerah tersebut.
2.6. Analisa Gerakan Tanah Penganalisaan gerakan tanah dilakukan dengan cara pengukuran untuk pembuatan peta atau biasa disebut pengukuran topografi, atau pengukuran situasi, atau pengukuran detil, dilakukan untuk dapat menggambarkan unsur-unsur alam, buatan manusia dan bentuk permukaan tanah dengan sistem dan metode tertentu. Di antara beberapa metode pengukuran yang ada, penulis menggunakan metode tachymetry.
2.6.1. Pengukuran dengan metode Tachymetry Hasil yang diperoleh dari metode pengukuran tachymetri adalah jarak dan beda tinggi. ukur yang digunakan pada pengukuran untuk pembuatan peta topografi cara tachymetry menggunakan theodolit. Data yang harus diamati dari tempat berdiri alat ke titik bidik menggunakan peralatan ini meliputi: azimuth magnet, benang atas, tengah dan bawah pada rambu yang berdiri di atas titik bidik, sudut miring dan tinggi alat ukur di atas titik tempat berdiri alat. Keseluruhan data ini dicatat dalam buku ukur. Berikut ini adalah gambar dan rumus pengukurannya :
Perpustakaan Unika
BAB II : STUDI PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 14 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 2.5 Pengukuran tachymetri menggunakan theodolit (Sumber : www.bakosurtanal.com)
Pengukuran jarak dan beda tinggi dengan metode tachymetry : 1. Jarak datar = d AB = 100 (BA BB) cos 2 m ; m = sudut miring. 2. Beda tinggi = H AB = d AB tan m + i t ; t = BT. Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 15 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir
Gambar 3.1 Diagram Alir mulai Survey awal dan penentuan lokasi penelitian Mencari data sekunder : peta topografi & geologi Pemasangan patok patok beda tinggi Pengukuran di lapangan dengan alat Theodolite Pengambilan data beda tinggi tiap patok dengan periode pengukuran : Harian Mingguan Bulanan Analisis data beda tinggi arah vertikal dan horizontal Plotting grafik beda tinggi selesai Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 16 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 3.2. Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi : 1. Pembuatan surat ijin penelitian. 2. Pencarian referensi dari buku-buku, makalah yang berkaitan. 3. Menentukan lokasi yang akan diteliti. 4. Survey lokasi. 5. Mencari data yang mendukung penelitian. Dalam pencarian referensi diperoleh teori, rumus dan prinsip yang akan digunakan dalam penelitian ini dan diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai analisa terjadinya pergerakan tanah dan dapat menjadi pedoman dalam penyusunan laporan selanjutnya. Survey lokasi bertujuan untuk memperoleh gambaran secara langsung di tempat lokasi penelitian. Lokasi penelitian tepatnya di J l. Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati, Semarang. Berikut ini adalah peta lokasi penelitian :
Gambar 3.2 Peta Lokasi
3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sangat diperlukan sebelum proses penyusunan laporan tugas akhir ini. Ada dua macam data yang digunakan dalam menyusun tugas akhir ini, antara lain : Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 17 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 3.3.1. Data primer Pengumpulan data yang diambil langsung dari lapangan meliputi : a. Foto dokumentasi keadaan lokasi penelitian yang diamati penulis secara langsung. b. Data pengukuran di lapangan. c. Sket titik-titik lokasi pengukuran.
3.3.2. Data sekunder Pengumpulan literatur yang menyangkut tentang pergerakan tanah yang didukung oleh ilmu mekanika tanah, geoteknik dan ilmu ukur tanah, antara lain : a. Data Geologi dan Geoteknik Kota Semarang dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. b. Perpustakaan Fakultas Unika Soegijapranata Semarang, yaitu : Ilmu Geologi Teknik oleh Buntoro J anuar (1991) Principles of Geotechnical Engineering oleh Braja M Das (2001) Geotechnical Engineering oleh Raj Purushothama P (1991) Geotechnical Engineering oleh Spigolon J oseph S (2001) Sifat-sifat Fisis Geoteknis Tanah oleh J oseph. E. Bowles J oseph. E (1991) Petunjuk Praktikum Ukur Tanah oleh Bambang Sudarsono (2005) Ilmu Ukur Tanah oleh Wongsotjitro Soetomo (1980) Pengukuran untuk Pembuatan Peta oleh Bakosurtanal (www.bakosurtanal.com) Selain data literatur juga diperoleh data-data lain, yaitu : a. Peta Lokasi di J l. Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang. b. Peta Geologi Kota Semarang dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. c. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kota Semarang dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. d. Peta Lereng Kota Semarang dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. e. Peta Penggunaan Lahan Kota Semarang dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 18 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 3.4. Penyelidikan Tanah Penyelidikan tanah sangat diperlukan untuk mengetahui gerakan tanah yang terjadi yang merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Berikut ini adalah cara yang digunakan dalam penyelidikan tanah, antara lain :
3.4.1. Pengukuran gerakan tanah Untuk mengetahui arah dan besar gerakan tanah yang terjadi maka perlu dilakukan pengambilan data dengan cara pengukuran dengan alat theodolit , dengan titik sebanyak 40 titik sepanjang 108,2 meter dengan lebar 6,8 meter. Pengukuran dilakukan selama kurang lebih 3 bulan dengan interval per hari, per minggu, dan perbulan. Pengambilan data ini bertujuan untuk mengetahui gerakan tanah yang terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan bahkan dapat untuk memprediksikan pergerakan tanah dalam hitungan tahun. Langkah-langkah persiapan sebelum dilakukan pengukuran : 1. Menentukan titik BM yang relatif aman dari gerakan tanah, kemudian ditandai dengan pemasangan patok sedalam 75 cm. Untuk memperjelas lokasi BM pada bagian atas patok ditandai dengan cat meni. 2. Lokasi jalan yang akan diukur ditandai dengan cat meni dan pada bagian tengah diberi paku payung.
Gambar 3.3 Titik ukur pada jalan 3. Menentukan 40 titik ukur meliputi 16 titik tepi kiri jalan, 16 titi tepi kanan jalan dan 8 titik pada bagian tengah jalan. Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 19 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 3.4 Sket Lokasi Titik ukur Perpustakaan Unika
BAB III : METODE PENELITIAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 20 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Berikut ini adalah langkah-langkah cara pengukuran tachymetri menggunakan alat theodolit : 1. Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu dengan bantuan unting- unting. 2. Tempatkan alat ukur di atas titik kerangka dasar atau titik kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan catat tinggi alat di atas titik ini. 3. Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan tegak garis diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan kunci gerakan mendatar teropong. 4. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, dan pencatatan data di rambu benang tengah, benang atas, benang bawah serta sudut miring. 5. Kencangkan kunci gerakan tegak teropong, kemudian baca bacaan benang tengah, benang atas dan benang bawah serta cata dalam buku ukur. Kemudian atur bacaan benang tengah pada rambu di titik bidik setinggi alat, sehingga beda tinggi yang diperoleh sudah merupakan beda tinggi antara titik kerangka tempat berdiri alat dan titik detil yang dibidik. 6. Titik detil yang harus diukur meliputi semua titik alam maupun buatan manusia yang mempengaruhi bentuk topografi peta daerah pengukuran. 7. Setelah semua titik selesai dibaca, ulangi pembacaan sekali lagi untuk nantinya dapat dirata-rata dan menghasilkan data output yang lebih teliti. 8. Setelah pengukuran selesai dilakukan, diperoleh data-data pengukuran yang kemudian diolah dengan rumus tachymetri.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 21 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang BAB IV ANALISIS
4.1. Kasus Pergerakan Tanah di Pulau Jawa Di Pulau J awa bencana alam tanah longsor sudah sering terjadi dan banyak mengakibatkan korban jiwa, kehancuran lahan dan infrastruktur. Informasi tanah longsor mulai dirasakan perlu antara lain untuk penunjang perencanaan, pembuatan jaringan jalan, bendungan, perumahan maupun pembangunan wilayah dalam upaya menanggulangi bencana alam tanah longsor. Karena itu perlu adanya suatu bentuk informasi tingkat kerentanan suatu daerah untuk terkena atau terjadi pergerakan tanah. Di Pulau J awa tanah longsor menjadi salah satu bencana alam yang harus diwaspadai. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pergerakan tanah yang terjadi di Pulau J awa antara lain : a. Di J awa Barat, antara tahun 1999 sampai tahun 2000 terjadi gerakan tanah pada 483 lokasi dan menyebabkan 529 rumah hancur dan 3.753 rumah rusak. Bencana ini juga menelan 249 korban jiwa manusia, 2.319 hektar lahan pertanian dan 46.985 meter jalan rusak. (Kompas, 7 Mei 2003) b. Di J awa Tengah, pada tahun 2001 terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan 18 orang meninggal dunia dan 40 rumah rusak. (Kompas, 7 Mei 2003) c. Di Mojokerto J awa Timur, pada akhir tahun 2002 terjadi pergerakan tanah yang mengakibatkan 28 orang yang sedang berwisata meninggal dunia. (Kompas, 7 Mei 2003) d. Di Yogyakarta, terjadi kasus pergerakan tanah dimana lereng yang terbentuk dari tanah timbunan dan tanah lempung pasiran yang terlalu curam dan tinggi. Air hujan yang turun dan meresap tidak dapat menembus lapisan batuan, sehingga air terakumulasi dalam rongga-rongga antara butiran tanah. Akumulasi air ini bersifat menekan dan merenggangkan hubungan antar butiran yang menyebabkan gerakan tanah sehingga talud menjadi jebol. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 22 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang e. Di Semarang J awa Tengah, pada perumahan Bukit Regensi pergerakan tanah yang terjadi akibat tanah pada bagian bawah perumahan trsebut amblas. Karena tanah yang terus bergerak, tembok yang semula retak menjadi pecah. Amblesnya tanah ini diperkirakan karena adanya kegiatan memotong bukit dan menimbun tanah di bagian bawah kompleks perumahan tersebut. Lereng langsung ditimbun dengan tanah keras tanpa pematangan lahan.
4.2. Evaluasi pada Daerah Kecamatan Gunung Pati Sebelum menganalisis pergerakan tanah yang terjadi di daerah Kecamatan Gunung Pati, perlu diadakan evaluasi pada daerah tersebut. Dari hasil yang penulis dapatkan dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang, didapat hal-hal sebagai berikut :
4.2.1. Geologi teknik Daerah penelitian secara umum tersusun atas material lepas (aluvium), satuan batu lempung, satuan batu pasir, satuan breksi gunung api dan satuan endapan gunung api. Tingkat pelapukan pada semua satuan batuan tersebut diatas sangat tinggi, sehingga ketebalan tanah sangat tebal. Dari pengamatan di lapangan sumur gali mempunyai kedalaman muka air tanah berkisar antara 3 meter sampai dengan 10 meter. Sifat-sifat keteknikan dari pengamatan ada uji lapangan serta uji laboratorium dari sampel yang diambil di wilayah Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang adalah sebagai berikut : Sifat Keteknikan Tingkat kelulusan air : 10 -2 10 -5 cm/detik Permeabilitas : 5,5 10 -3 cm/detik 7,96 10 -3 cm/detik Kadar air : 57 % - 87 % Angka pori : 1 1,5 Berat jenis : 2,4 2,5 gr/cm 3 Sudut geser : <5 o
Koefisien geser : 300 550 Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 23 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Kuat tekan : 0,1 0,6 kg/cm 2 Berdasarkan pengamatan yang didapatkan dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang, kedalaman gerakan tanah yang terjadi di daerah Gunung Pati mencapai kedalaman sampai 25 meter. Berdasarkan tipe gerakan, gerakan tanah yang terjadi di daerah penelitian dapat dibagi menjadi : tipe runtuhan (falls), tipe longsoran (slide), tipe aliran (flow) dan tipe rayapan (creep).
4.2.2. Hasil pengamatan Dari hasil pengamatan yang penulis dapatkan langsung di lokasi penelitian diperoleh dokumentasi dari beberapa titik yang telah terjadi pergerakan tanah sebelumnya.
Gambar 4.1 Foto Lokasi (Sumber : Dokumen Pribadi) Dari hasil pengamatan yang penulis dapatkan dari berbagai macam peta yang penulis dapatkan dari Dinas Pertambangan dan Energi Semarang, didapatkan hal-hal sebagai berikut : Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 24 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang a. Dari peta geologi Kota Semarang (lihat lampiran), kawasan Gunung Pati merupakan kawasan dengan bentuk batuan satuan basalt olivin augit Gunung Api Kaligesit. b. Dari peta zona kerentanan gerakan tanah Kota Semarang (lihat lampiran), kawasan Gunung Pati dimasukkan pada daerah dalam zona kerentanan terhadap gerakan tanah sedang. c. Dari peta lereng Kota Semarang (lihat lampiran), kawasan Gunung Pati merupakan kawasan dengan kemiringan rata-rata sekitar 10 - 70 % dengan sudut lereng 6 O 35 O serta dengan kriteria miring sampai sangat curam. d. Dari peta penggunaan lahan Kota Semarang (lihat lampiran), kawasan Gunung Pati merupakan kawasan dengan penggunaan lahan pertanian-sawah, industri, perusahaan dan jasa, dan perkebunan.
Penyelidikan gerakan tanah ini dilakukan pada saat musim hujan yaitu dari bulan februari sampai bulan juni. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan februari (51.66 mm) dan berangsur-angsur turun pada bulan maret (17.10 mm), april (9.71 mm), mei (5.95 mm) dan bulan juni (8.51 mm) (Data analisir iklim bulanan rata-rata selama 5 tahun (1997-2001) Kota Semarang). Pengamatan pada saat penelitian lalu lintas umumnya banyak dilewati oleh kendaraan bermotor karena lingkungannya yang dekat dengan lingkungan kampus tetapi ada juga mobil pribadi dan kendaraan umum.
4.2.3. Data pengukuran Pengambilan data di lokasi penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran pergerakan tanah menggunakan metode tachymetri dan menggunakan alat bantu ukur theodolit, dengan titik sebanyak 40 titik sepanjang 150 meter. Pada saat pengukuran di lapangan akan didapatkan data-data berupa benang atas (BA), benang tengah (BT), benang bawah (BB), sudut vertikal dan sudut horizontal ( lihat lampiran data ukur ). Dari data ukur lapangan tersebut maka Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 25 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang dilakukan pengolahan data menggunakan metode tachymetri. Berikut ini contoh perhitungan dengan metode tachymetri : Contoh 1: 1. Perhitungan jarak horizontal (Dh) : BA = 1,28 m BT = 1,16 m BB = 1,03 m TI (Tinggi instrumen) = 1,39 m Sudut vertikal (V) = 271 o 45 05 m = 271,75 o 270 o = 1,75 o
Rumus metode tachymetri : J arak datar / horizontal =Dh =100 (BA BB) cos 2 m ; m =sudut miring. Dh =100 (1,28 1,03) cos 2 1,75 =24,98 m 2. Perhitungan jarak vertikal (Vh) : Rumus metode tachymetri : Beda tinggi / jarak vertikal =Dv =Dhtan m +i t ; t =BT, i =TI Dv =( 24,98 tan 1,75 ) +1,39 1,16 =1,00 m
Contoh 2 : 1. Perhitungan jarak horizontal (Dh) : BA = 0,83 m BT = 0,75 m BB = 0,67 m TI (Tinggi instrumen) = 1,39 m Sudut vertikal (V) = 269 o 46 40 m = 269,78 o 270 o = -0,22 o
Rumus metode tachymetri : J arak datar / horizontal =Dh =100 (BA BB) cos 2 m ; m =sudut miring. Dh =100 (0,83 0,67) cos 2 -0,22 Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 26 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang =16,00 m 2. Perhitungan jarak vertikal (Vh) : Rumus metode tachymetri : Beda tinggi / jarak vertikal =Dv =Dhtan m +i t ; t =BT, i =TI Dv =( 16 tan -0,22 ) +1,39 0,75 =0,58 m
4.3. Hasil Analisis Setelah dilakukan pengukuran selama 4 bulan dan diperoleh data ukur, maka didapatkan data berupa gerakan horizontal (Dh) dan gerakan vertikal (Dv). Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari 40 titik selama 12 kali pengukuran : Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 27 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang No.
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 29 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Dari hasil rekapitulasi diperoleh grafik perubahan gerakan horizontal (Dh) dan gerakan vertikal (Dv) dan pembacaan grafik dikelompokan menjadi harian, mingguan dan bulanan. 1. Gerakan Horizontal (Dh) Pergeseran Titik Harian. Pergeseran Titik Harian (Titik Ganjil) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 5 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.1 Pergeseran titik horizontal harian (Ganjil) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik ganjil tidak begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 1, 21, 23, 25, dan 29. Titik 3, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 dan 27 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 12 cm. Dan titik 5 dan 31 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 30 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Harian (Titik As Tengah) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.2 Pergeseran titik horizontal harian (As Tengah) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik as tengah tidak begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 38, 39 dan 40. Titik 33, 34, 35 dan 37 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 4 cm. Dan hanya titik 36 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 1 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 31 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Harian (Titik Genap) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32
Grafik 4.1.3 Pergeseran titik horizontal harian (Genap) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik genap begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 24, 26, 28 dan 30. Titik 2, 4, 8, 14, 18, 20, 22 dan 32 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 4 cm. Dan hanya titik 6, 10, 12 dan 16 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 2 cm sampai 8 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 32 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Mingguan. Pergeseran Titik Mingguan ( Titik Ganjil ) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/20/2007 2/27/2007 3/6/2007 3/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 5 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.4 Pergeseran titik horizontal mingguan (Ganjil) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik ganjil mulai terjadi perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 25 dan 29. Titik 7, 13, 15, 17, 19 dan 27 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 11 cm. Dan titik 1, 3, 5, 9, 11, 21, 23 dan 31 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 1 cm sampai 4 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 33 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Mingguan ( Titik As Tengah ) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/20/2007 2/27/2007 3/6/2007 3/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.5 Pergeseran titik horizontal mingguan (As tengah) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik as tengah mulai terjadi perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 38, 39 dan 40. Titik 33, 34, 35 dan 37 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 5 cm. Dan hanya titik 36 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 2 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 34 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Mingguan ( Titik Genap ) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 2/20/2007 2/27/2007 3/6/2007 3/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32
Grafik 4.1.6 Pergeseran titik horizontal mingguan (Genap) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik genap mulai terjadi perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 24, 28 dan 32. Titik 2, 4, 8, 14, 18, 20, 26 dan 30 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 5 cm. Dan titik 6, 10, 12 dan 16 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 3 cm sampai 9 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 35 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Grafik Pergeseran Titik Bulanan. Pergeseran Titik Bulanan (Titik Ganjil) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 5 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.7 Pergeseran titik horizontal bulanan (ganjil) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik ganjil sudah banyak terjadi pergeseran. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 19, 23 dan 25. Titik 3, 13, 15, 17, 21 dan 27 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 1 cm sampai 21 cm. Dan titik 1, 5, 7, 9, 29 dan 31 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 1 cm sampai 18 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 36 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Bulanan (Titik As Tengah) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.8 Pergeseran titik horizontal bulanan (as tengah) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik as tengah sudah banyak terjadi pergeseran. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 38 dan 39. Titik 33 dan 34 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 15 cm. Dan titik 35, 36, 37 dan 40 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 2 cm sampai 16 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 37 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Bulanan (Titik Genap) 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32
Grafik 4.1.9 Pergeseran titik horizontal bulanan (genap) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara horizontal pada titik genap sudah banyak terjadi pergeseran. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 24 dan 26. Titik 2, 4, 8, 14, 18, 20 dan 22 bergerak mendatar menjauhi titik BM sebesar 5 cm sampai 18 cm. Dan titik 6, 10, 12, 16, 28, 30 dan 32 yang bergerak mendatar mendekati titik BM sebesar 1 cm sampai 23 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 38 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 2. Gerakan Vertikal (Vh) Grafik Pergeseran Titik Harian. Pergeseran Titik Harian (Titik Ganjil) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 5 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.10 Pergeseran titik vertikal harian (ganjil) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik ganjil tidak begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 1, 13, 15, 17 dan 19. Titik 11 bergerak naik sebesar 1 cm. Dan titik 3, 5, 7, 9, 21, 23, 25, 27, 29 dan 31 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 3 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 39 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Harian (Titik As Tengah) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.11 Pergeseran titik vertikal harian (as tengah) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik as tengah tidak begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 35, 37 dan 40. Titik 33 dan 34 bergerak naik sebesar 1 cm sampai 2 cm. Dan titik 36, 38 dan 39 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 2 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 40 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Harian (Titik Genap) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 2/14/2007 2/15/2007 2/16/2007 2/17/2007 2/18/2007 2/19/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32
Grafik 4.1.12 Pergeseran titik vertikal harian (genap) Dari pembacaan grafik harian di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik genap tidak begitu banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 2, 6 dan 16. Hanya titik 4 yang bergerak naik sebesar 1 cm.. Dan titik 8, 10, 12, 14, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30 dan 32 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 3 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 41 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Grafik Pergeseran Titik Mingguan Pergeseran Titik Mingguan ( Titik Ganjil ) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/07 2/20/07 2/27/07 3/6/07 3/13/07 Tanggal D v
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 5 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.13 Pergeseran titik vertikal mingguan (ganjil) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik ganjil mulai mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 17. Titik 11 dan 15 bergerak naik sebesar 1 cm.. Dan titik 1, 3, 5, 7, 9, 13, 19, 21, 23, 25, 27, 29 dan 31 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 3 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 42 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Mingguan ( Titik As Tengah ) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/07 2/20/07 2/27/07 3/6/07 3/13/07 Tanggal D v
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.14 Pergeseran titik vertikal mingguan (as tengah) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik as tengah mulai mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 33 dan 36. Hanya titik 34 yang bergerak naik sebesar 2 cm.. Dan titik 35, 37, 38, 39 dan 40 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 2 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 43 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Mingguan ( Titik Genap ) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 2/20/2007 2/27/2007 3/6/2007 3/13/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 2 Titik 4 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32
Grafik 4.1.15 Pergeseran titik vertikal mingguan (genap) Dari pembacaan grafik mingguan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik genap mulai mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 16. Hanya titik 4 yang bergerak naik sebesar 2 cm.. Dan titik 2, 6, 8, 10, 12, 14, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 3 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 44 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Grafik Pergeseran Titik Bulanan. Pergeseran Titik Bulanan (Titik Ganjil) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 1 Titik 3 Titik 7 Titik 9 Titik 11 Titik 13 Titik 15 Titik 17 Titik 19 Titik 21 Titik 23 Titik 25 Titik 27 Titik 29 Titik 31
Grafik 4.1.16 Pergeseran titik vertikal bulanan (ganjil) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik ganjil banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu titik 19, 23 dan 29. Titik 11, 13, 17, 27 dan 3 bergerak naik sebesar 1 cm sampai 3 cm. Dan titik 1, 3, 5, 7, 9, 15, 21 dan 25 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 16 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 45 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergeseran Titik Bulanan (Titik As Tengah) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.1.17 Pergeseran titik vertikal bulanan (as tengah) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik as tengah banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu hanya titik 39. Titik 34, 37, 38 dan 40 bergerak naik sebesar 1 cm sampai 7 cm. Dan titik 33, 35, 36 bergerak turun sebesar 2 cm sampai 6 cm. Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 46 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Grafik 4.1.18 Pergeseran titik vertikal bulanan (genap) Dari pembacaan grafik bulanan di atas dapat disimpulkan bahwa pergerakan tanah secara vertikal pada titik genap banyak mengalami perubahan. Titik yang tidak mengalami perubahan secara signifikan yaitu hanya titik 24 dan 32. Titik 4 dan 30 bergerak naik sebesar 2 cm sampai 8 cm. Dan titik 2, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 26 dan 28 bergerak turun sebesar 1 cm sampai 13 cm. Pergeseran Titik Bulanan (Titik Genap) -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal Dv ( m ) Titik 2 Titik 6 Titik 8 Titik 10 Titik 12 Titik 14 Titik 16 Titik 18 Titik 20 Titik 22 Titik 24 Titik 26 Titik 28 Titik 30 Titik 32 Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 47 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Dari seluruh grafik di atas maka dapat digabungkan menjadi 2 grafik total semua titik pengukuran dalam4 bulan yaitu grafik pergerakan horizontal (Dh) dan grafik pergeseran vertikal (Dv) : Pergerakan Titik Horizontal dalam 4 Bulan 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D h
(
m
) Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik 10 Titik 11 Titik 12 Titik 13 Titik 14 Titik 15 Titik 16 Titik 17 Titik 18 Titik 19 Titik 20 Titik 21 Titik 22 Titik 23 Titik 24 Titik 25 Titik 26 Titik 27 Titik 28 Titik 29 Titik 30 Titik 31 Titik 32 Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.2.1 Pergeseran titik horizontal dalam 4 bulan Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 48 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Pergerakan Titik Vertikal dalam 4 Bulan -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2/13/2007 3/13/2007 4/13/2007 5/13/2007 6/13/2007 Tanggal D v
(
m
) Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik 10 Titik 11 Titik 12 Titik 13 Titik 14 Titik 15 Titik 16 Titik 17 Titik 18 Titik 19 Titik 20 Titik 21 Titik 22 Titik 23 Titik 24 Titik 25 Titik 26 Titik 27 Titik 28 Titik 29 Titik 30 Titik 31 Titik 32 Titik 33 Titik 34 Titik 35 Titik 36 Titik 37 Titik 38 Titik 39 Titik 40
Grafik 4.2.2 Pergeseran titik vertikal dalam 4 bulan Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 49 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Dari pembacaan grafik total semua titik pengukuran selama 4 bulan di atas dapat disimpulkan bahwa pada pergerakan horizontal (Dh) terdapat 7 titik yang relatif tidak bergerak (13, 22, 23 ,24 ,25 ,26 ,38 dan 39), 17 titik yang bergerak mendekati titik BM (1, 5, 6, 7, 9,10, 12, 16, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37 dan 40) sebesar 1 cm 23 cm dan 16 titik yang bergerak menjauhi titik BM (2, 3, 4, 8, 11 ,13, 14 15, 16, 17, 18 20, 21, 22, 27, 33 dan 34) sebesar 1 cm 18 cm. Sedangkan untuk pergerakan tanah vertikal (Dv) terdapat 7 titik yang relatif tidak bergerak (19, 23, 24, 29, 31, 32 dan 39), 21 titik yang bergerak turun dari posisi pada saat awal pengukuran (1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 33, 35 dan 36) sebesar 1 cm 16 cm dan 12 titik yang bergerak naik dari posisi pada saat awal pengukuran (3, 4, 8, 11, 13, 17, 37, 27, 30, 34, 37, 38 dan 40) sebesar 1 cm 8 cm. Setelah diketahui arah dan besar pergerakan semua titik ukur selama 4 bulan berdasarkan arah horizontal dan vertikal didapatkan gambar sket lokasi penelitian berikut ini :
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 50 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 4.2 Sket lokasi pergeseran titik horizontal
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 51 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 4.3 Sket lokasi pergeseran titik vertikal
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 52 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang Berikut ini adalah gambar potongan memanjang dan melintang jalan ditinjau dari pergerakan vertikal (Dv) pada saat titik awal sampai titik akhir pengukuran : Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 52 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 13 15 11 9 7 5 3 1 17 19 21 23 25 31 29 27 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Garis BM D v
(
m
)
S k a l a
1
:
6 0
Titik Ukur Awal (2/13/2007) Titik Ukur Akhir (6/16/2007)
Gambar 4.4.1 Potongan memanjang jalan ditinjau dari pergerakan vertikal (titik ganjil) Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 53 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 39 40 38 37 36 35 34 33 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Garis BM D v
(
m
)
S k a l a
1
:
6 0 Titik Ukur Akhir (6/16/2007) Titik Ukur Awal (2/13/2007)
Gambar 4.4.2 Potongan memanjang jalan ditinjau dari pergerakan vertikal (titik tengah) Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 54 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 14 16 12 10 8 6 4 2 18 20 22 24 26 32 30 28 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Garis BM D v
(
m
)
S k a l a
1
:
6 0 Titik Ukur Awal (2/13/2007) Titik Ukur Akhir (6/16/2007)
Gambar 4.4.3 Potongan memanjang jalan ditinjau dari pergerakan vertikal (titik genap) Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 55 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 4.5 Sket potongan melintang jalan (A A)
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 56 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 4 8.59 9.09 9.33 3, 8.67 33 9.03 1 9.22 8.20 8.40 8.60 8.80 9.00 9.20 9.40 2/13/2007 6/16/2007
Gambar 4.5.1 Potongan A1 - A1 Dari gambar potongan A1 A1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 1 mengalami penurunan sebesar 11 cm, titik 33 mengalami penurunan sebesar 6 cm dan titik 4 mengalami kenaikan sebesar 8 cm.
Gambar 4.5.2 Potongan A2 - A2 Dari gambar potongan A2 A2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 5 mengalami penurunan sebesar 10 cm, titik 34 mengalami kenaikan sebesar 7 cm dan titik 8 mengalami penurunan sebesar 13 cm.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 57 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 4.33 4.74 5.10 4.26 4.68 5.06 3.80 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20 2/13/2007 6/16/2007 9 35 12
Gambar 4.5.3 Potongan A3 A3 Dari gambar potongan A3 A3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 9 mengalami penurunan sebesar 4 cm, titik 35 mengalami penurunan sebesar 6 cm dan titik 12 mengalami penurunan sebesar 7 cm.
Gambar 4.5.4 Potongan A4 A4 Dari gambar potongan A4 A4 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 13 mengalami kenaikan sebesar 3 cm, titik 36 mengalami penurunan sebesar 2 cm dan titik 16 mengalami penurunan sebesar 2 cm.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 58 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 1.68 1.22 0.87 1.71 1.23 0.86 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2/13/2007 6/16/2007 17 37 20
Gambar 4.5.5 Potongan A5 A5 Dari gambar potongan A5 A5 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 17 mengalami kenaikan sebesar 3 cm, titik 37 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 20 mengalami penurunan sebesar 1 cm.
Gambar 4.5.6 Potongan A6 A6 Dari gambar potongan A6 A6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 21 mengalami penurunan sebesar 1 cm, titik 38 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 24 tidak mengalami perubahan.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 59 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 0.07 -0.04 -0.23 0.06 -0.04 -0.24 -0.30 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 2/13/2007 6/16/2007 25 39 28
Gambar 4.5.7 Potongan A7 A7 Dari gambar potongan A7 A7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 25 mengalami penurunan sebesar 1 cm, titik 39 tidak mengalami perubahan dan titik 28 mengalami penurunan sebesar 1 cm.
Gambar 4.5.8 Potongan A8 A8 Dari gambar potongan A8 A8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 29 tidak mengalami perubahan, titik 40 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 32 tidak mengalami perubahan.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 60 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Gambar 4.6 Sket potongan melintang jalan (B B)
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 61 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 9.50 9.09 8.56 9.40 9.03 8.40 7.80 8.00 8.20 8.40 8.60 8.80 9.00 9.20 9.40 9.60 2/13/2007 6/16/2007 3 33 2
Gambar 4.6.1 Potongan B1 - B1 Dari gambar potongan B1 B1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 3 mengalami penurunan sebesar 16 cm, titik 33 mengalami penurunan sebesar 6 cm dan titik 2 mengalami penurunan sebesar 10 cm.
Gambar 4.6.2 Potongan B2 - B2 Dari gambar potongan B2 B2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 7 mengalami penurunan sebesar 11 cm, titik 34 mengalami kenaikan sebesar 7 cm dan titik 6 mengalami penurunan sebesar 1 cm.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 62 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 3.95 4.74 5.09 3.98 4.68 5.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 2/13/2007 6/16/2007 11 35 10
Gambar 4.6.3 Potongan B3 B3 Dari gambar potongan B3 B3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 11 mengalami kenaikan sebesar 3 cm, titik 35 mengalami penurunan sebesar 6 cm dan titik 10 mengalami penurunan sebesar 9 cm.
Gambar 4.6.4 Potongan B4 B4 Dari gambar potongan B4 B4 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 15 tidak mengalami perubahan., titik 36 mengalami penurunan sebesar 2 cm dan titik 14 mengalami penurunan sebesar 2 cm.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 63 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 1.52 1.22 1.00 1.48 1.23 1.00 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 2/13/2007 6/16/2007 19 37 18
Gambar 4.6.5 Potongan B5 B5 Dari gambar potongan B5 B5 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 19 tidak mengalami perubahan., titik 37 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 18 mengalami penurunan sebesar 4 cm.
Gambar 4.6.6 Potongan B6 B6 Dari gambar potongan B6 B6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 23 mengalami kenaikan sebesar 1 cm, titik 38 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 22 mengalami penurunan sebesar 2 cm Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 64 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang -0.14 -0.04 -0.11 -0.14 -0.04 -0.10 -0.16 -0.14 -0.12 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 2/13/2007 6/16/2007 25 39 28
Gambar 4.6.7 Potongan B7 B7 Dari gambar potongan B7 B7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 25 mengalami kenaikan sebesar 1 cm, titik 39 tidak mengalami perubahan dan titik 28 tidak mengalami perubahan.
Gambar 4.6.8 Potongan B8 B8 Dari gambar potongan B8 B8 di atas maka dapat disimpulkan bahwa titik 31 tidak mengalami perubahan, titik 40 mengalami kenaikan sebesar 1 cm dan titik 30 tidak mengalami perubahan.
Perpustakaan Unika
BAB IV : ANALISIS
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 65 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
Dari semua grafik dan gambar yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa titik yang mengalami pergerakan horizontal terdapat 7 titik yang relatif tidak bergerak (13, 22, 23 ,24 ,25 ,26 ,38 dan 39), 17 titik yang bergerak mendekati titik BM (1, 5, 6, 7, 9,10, 12, 16, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 37 dan 40) sebesar 1 cm 23 cm dan 16 titik yang bergerak menjauhi titik BM (2, 3, 4, 8, 11 ,13, 14 15, 16, 17, 18 20, 21, 22, 27, 33 dan 34) sebesar 1 cm 18 cm, jadi pergerakan horizontal terbesar selama 4 bulan terjadi pada titik 12 yaitu sebesar 23 cm yang bergerak mendekati titik BM. Sedangkan untuk pergerakan tanah vertikal (Dv) terdapat 7 titik yang relatif tidak bergerak (19, 23, 24, 29, 31, 32 dan 39), 21 titik yang bergerak turun dari posisi pada saat awal pengukuran (1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 33, 35 dan 36) sebesar 1 cm 16 cm dan 12 titik yang bergerak naik dari posisi pada saat awal pengukuran (3, 4, 8, 11, 13, 17, 37, 27, 30, 34, 37, 38 dan 40) sebesar 1 cm 8 cm, jadi pergerakan vertikal terbesar selama 4 bulan terjadi pada titik 3 yaitu sebesar 16 cm yang bergerak turun dari titik awal pengukuran. Perpustakaan Unika
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 66 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 1. Terjadinya gerakan tanah di daerah penelitian berkaitan erat dengan kondisi geologi (sifat fisik batuan), struktur geologi, kelerengan dan geologi teknik (sifat keteknikan batuan dan tanah). 2. Menurut peta zona kerentanan gerakan tanah Kota Semarang menunjukkan bahwa daerah Kecamatan Gunung Pati merupakan daerah dengan zona gerakan tanah sedang serta merupakan daerah dengan kelerengan miring sampai sangat curam dengan kemiringan rata-rata sekitar 10 % - 70 % dengan sudut lereng 6 O 35 O , sehingga walaupun termasuk dalam zona kerentanan sedang tetapi merupakan daerah yang kurang stabil dan rentan terhadap timbulnya gerakan tanah. 3. Dari hasil pengukuran selama kurang lebih 4 bulan dalam hitungan harian tidak banyak titik yang mengalami pergeseran secara signifikan (0 cm 5 cm), tetapi setelah masuk dalam hitungan mingguan mulai tampak terjadi pergeseran (0 cm 16 cm) dan setelah masuk dalam hitungan bulan.lebih banyak terjadi pergeseran (0 cm 23 cm). Dari pembacaan pengukuran untuk pergeseran arah horizontal masing-masing titik rata-rata bergerak mendatar menjauhi titik BM dengan pergerakan minimal 1 cm dan maksimal 23 cm. Sedangkan untuk pergeseran arah vertikal masing-masing titik rata-rata bergerak turun dari titik semula minimal 1 cm dan maksimal 16 cm. 4. Dengan mendapatkan data lapangan berupa kondisi lereng, musim, penggunaan lahan dan tipe gerakan yang terjadi di kawasan Gunung Pati, maka dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab timbulnya gerakan tanah yaitu karena lereng curam serta beban yang dipengaruhi oleh air yang meresap pada lahan ini dan beban lalu lintas di atasnya.
Perpustakaan Unika
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 67 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang 5.2. Saran 1. Perlu diadakan monitoring di daerah Kecamatan Gunung Pati Supaya didapatkan data aktual tentang kerentanan gerakan tanahnya. 2. Dalam upaya untuk mengurangi resiko bhencana tanah longsor, diperlukan keterkaitan antara pemerintah, swasta, LSM dan tokoh masyarakat. Berupa tindakan antisipasi terhadap resiko bencana alam tanah longsor, misal perbaikan sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai pencegahan / pengurangan resiko terjadinya bencana tanah longsor. 3. Untuk menanggulangi pergerakan tanah yang terjadi penulis menyarankan adanya pengendalian air permukaan dan rembesan yang meresap kedalam tanah yang dapat menyebabkan kelongsoran yaitu dengan cara penghijauan, menutup rekahan atau retakan yang terjadi pada permukaan jalan dan perbaikan drainase di sisi jalan. 4. Bagi mahasiswa atau pembaca yang ingin melakukan penelitian serupa disarankan untuk pengambilan titik BM sebaiknya memakai titik BM yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Arah Pergerakan Relatif Tanah 68 di Jalan Raya Trangkil Kecamatan Gunung Pati Semarang
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal, Pengukuran untuk Pembuatan Peta, www.bakosurtanal.com Bambang Sudarsono, (2005), Petunjuk Praktikum Ukur Tanah, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Buntoro J anuar, (1991), Ilmu Geologi Teknik, Universitas PETRA Surabaya Das, Braja M, (2001), Principles of Geotechnical Engineering, Brooks / cole Thomson learning J oseph. E. Bowles J oseph. E, (1991), Sifat-sifat Fisis Geoteknis Tanah, Erlangga Laporan Akhir Inventarisasi Bencana Alam Tanah Longsor Kota Semarang Kabupaten Semarang, Grobogan, Kendal, Magelang, Temanggung dan Wonosobo, Propinsi J awa Tengah, Dinas Pertambangan dan Energi Semarang. Raj Purushothama P, (1991), Geotechnical Engineering Spigolon J oseph S, (2001), Geotechnical Engineering, Mcgraw-Hill Wongsotjitro, Soetomo, (1980), Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Perpustakaan Unika
LAMPIRAN 1
Perpustakaan Unika DATA UKUR Data ke : 1 Tanggal : 2/13/2007 T I : 1,39 m