You are on page 1of 5

1.

Alat Pencacah Partikel Dari segi efeknya dikenal alat pencacah, yaitu: kamar ionisasi; alat cacah proporsional; dan alat cacah Geiger. Ketiga alat ini menggunakan detektor gas dan memanfaatkan efek listrik akibat ionisasi dalam gas. Alat Cacah Detektor Gas (Detektor Isian Gas) Detektor isian gas merupakan detektor yang paling sering digunakan untuk mengukur radiasi. Detektor ini terdiri dari dua elektroda, positif dan negatif, serta berisi gas di antara kedua elektrodanya. Kedua elektroda berfungsi sebagai kepingkeping kapasitor. Elektroda positif disebut sebagai anoda, yang dihubungkan ke kutub listrik positif, sedangkan elektroda negatif disebut sebagai katoda, yang dihubungkan ke kutub negatif. Kebanyakan detektor ini berbentuk silinder dengan sumbu yang berfungsi sebagai anoda dan dinding silindernya sebagai katoda sebagaimana gambar berikut :

Sinar radioaktif tidak dapat dilihat dengan mata biasa, sehingga untuk mendeteksinya harus digunakan alat. Alat deteksi sinar radioaktif dinamakan detektor radiasi. Salah satu jenis detektor radiasi yang pertama kali diperkenalkan dan sampai saat ini masih digunakan adalah detektor ionisasi gas. Detektor ini memanfaatkan hasil interaksi antara radiasi pengion dengan gas yang dipakai sebagai detektor. Lintasan radiasi pengion di dalam bahan detektor dapat mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari atom bahan itu sehingga terbentuk pasangan ion positif dan ion negatif. Karena bahan detektornya berupa gas maka detektor radiasi ini disebut detektor ionisasi gas Masuknya radiasi ke dalam tabung detektor akan mengionisasi gas dan menghasilkan ion-ion positif dan ion-ion negatif (elektron) atau menyebabkan terbentuknya pasangan ion. Ion positif akan tertarik ke katoda dan ion negatif tertarik ke anoda. Karena menarik ion-ion yang berlawanan, maka akan terjadi pengurangan muatan listrik pada masing-masing elektroda. Jumlah ion yang akan dihasilkan tersebut sebanding dengan energi radiasi dan berbanding terbalik dengan daya ionisasi gas. Daya ionisasi gas berkisar dari 25 eV s.d. 40 eV. Ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor tersebut akan memberikan kontribusi terbentuknya pulsa listrik ataupun arus listrik.

Ion-ion primer yang dihasilkan oleh radiasi akan bergerak menuju elektroda yang sesuai. Pergerakan ion-ion tersebut akan menimbulkan pulsa atau arus listrik. Pergerakan ion tersebut di atas dapat berlangsung bila di antara dua elektroda terdapat cukup medan listrik. Bila medan listriknya semakin tinggi maka energi kinetik ion-ion tersebut akan semakin besar sehingga mampu untuk mengadakan ionisasi lain. Alat pencacah menggunakan detektor yang berisi gas ini, memanfaatkan efek listrik yang terkandung di dalam ion yang terbentuk. Ionisasi terjadi secara langsung dan tidak langsung. Jika partikel bermuatan dapat menembus dinding detektor dan memasuki daerah sensitif yang berisi gas, ion di sepanjang lintasan partikel tadi akan terbentuk. Jika yang masuk adalah foton, yaitu suatu radiasi pengion tidak langsung, dinding detektor harus dapat berinteraksi dan mengakibatkan terbentuknya elektron yang selanjutnya membentuk ion-ion dalam ruang gas.

Kurva Karakteristik Gas Ion-ion yang dihasilkan oleh ion primer disebut sebagai ion sekunder. Bila medan listrik di antara dua elektroda semakin tinggi maka jumlah ion yang dihasilkan oleh sebuah radiasi akan sangat banyak dan disebut proses avalanche. Kekurangan detektor isian gas : effisiensi rendah Kelebihan detektor isian gas : konstruksi sangat sederhana

Dengan memanfaatkan tingkah laku ion-ion gas dalam medan listrik, telah berhasil dikembangkan tiga jenis alat pantau radiasi yang menggunakan gas sebagai detektornya. Terdapat tiga jenis detektor isian gas yang bekerja pada daerah yang berbeda yaitu detektor kamar ionisasi yang bekerja di daerah ionisasi, detektor proporsional yang bekerja di daerah proporsional serta detektor Geiger Mueller (GM) yang bekerja di daerah Geiger Mueller. Ketiganya mempunyai bentuk dasar dan prinsip kerja yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada tegangan yang diberikan pada masing-masing detektor tersebut. Detektor Kamar Ionisasi (ionization chamber) Detektor kamar ionisasi beroperasi pada tegangan paling rendah. Sebagaimana terlihat pada kurva karakteristik gas di atas, jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini relatif sedikit, sehingga tinggi pulsanya bila menerapkan pengukuran model pulsa sangat rendah. Oleh karena itu, biasanya pengukuran yang menggunakan detektor ionisasi menerapkan cara arus. Jumlah elektron yang terkumpul di anoda sama dengan jumlah yang dihasilkan oleh ionisasi primer. Dalam kamar ionisasi ini tidak terjadi pelipatgandaan (multiplikasi) jumlah ion oleh ionisasi sekunder. Dalam daerah ini dimungkinkan untuk membedakan antara radiasi yang berbeda ionisasi spesifikasinya, misalnya antara partikel alfa, beta dan gamma. Namun, arus yang timbul sangat kecil, kira-kira 10-12 A sehingga memerlukan penguat arus sangat besar dan sensitivitas alat baca yang tinggi. Bila akan menggunakan detektor ini dengan cara pulsa maka dibutuhkan penguat pulsa yang sangat baik. Keuntungan detektor ini adalah dapat membedakan energi yang memasukinya dan tegangan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi. Detektor Proporsional Salah satu kelemahan dalam mengoperasikan detektor pada daerah kamar ionisasi adalah out put yang dihasilkan sangat lemah sehingga memerlukan penguat arus sangat besar dan sensitivitas alat baca yang tinggi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, tetapi masih tetap dapat memanfaatkan kemampuan detektor dalam membedakan berbagai jenis radiasi, maka detektor dapat dioperasikan pada daerah proporsional. Dibandingkan dengan daerah ionisasi di atas, jumlah ion yang dihasilkan di daerah proporsional ini lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih tinggi. Detektor ini lebih sering digunakan untuk pengukuran dengan cara pulsa. Alat pantau proporsional beroperasi pada tegangan yang lebih tinggi daripada kamar ionisasi. Daerah ini ditandai dengan mulai terjadinya multiplikasi gas yang besarnya bergantung pada jumlah elektron mula-mula dan tegangan yang digunakan. Karena terjadi multiplikasi maka ukuran pulsa yang dihasilkan sangat besar. Multiplikasi terjadi karena elektron-elektron yang dihasilkan oleh ionisasi primer dipercepat oleh tegangan yang digunakan sehingga elektron tersebut memiliki energi yang cukup untuk melakukan ionisasi

berikutnya (ionisasi sekunder). Meskipun terjadi multiplikasi, namun jumlah elektron yang dihasilkan tetap sebanding (proporsional) dengan ionisasi mulamula. Karena itu dinamakan alat pantau proporsional. Terlihat pada kurva karakteristik di atas bahwa jumlah ion yang dihasilkan sebanding dengan energi radiasi, sehingga detektor ini dapat membedakan energi radiasi. Keuntungan dari alat pantau proporsional adalah bahwa alat ini mampu mendeteksi radiasi dengan intensitas cukup rendah. Namun, memerlukan sumber tegangan yang super stabil, karena pengaruh tegangan pada daerah ini sangat besar terhadap tingkat multiplikasi gas dan juga terhadap tinggi pulsa out put. Detektor Geiger Mueller (GM)

Detektor ionisasi yang paling sederhana adalah tabung Geiger-Muller atau Detektor Geiger, yang ditemukan pada tahun 1908 oleh Hans Geiger dan dimodifikasi oleh Wilhelm Muller. Pencacah Geiger terdiri dari kawat yang terisolasi listrik di dalam tabung berisi gas, biasanya campuran argon-alkohol. Tegangan listriknya yang dibutuhkan mencapai 1000 Volt. Ketika partikel bermuatan memasuki pencacah, ionisasi dihasilkan dalam gas dan menghasilkan arus listrik. Pencacah Geiger ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi neutron, dengan mengisi tabung dengan Boron triflouride (BF3). Inti boron memiliki penampang lintang yang tinggi untuk menghasilkan partikel alpha ketika bertumbukan dengan neutron lambat. Detektor Geiger-Muller (GM) beroperasi pada tegangan di atas detektor proporsional. Dengan mempertinggi tegangan akan mengakibatkan proses ionisasi yang terjadi dalam detektor menjadi jenuh. Pulsa yang dihasilkan tidak lagi bergantung pada ionisasi mula-mula maupun jenis radiasi. Jadi, radiasi jenis apapun akan menghasilkan keluaran sama. Jumlah ion yang dihasilkan di daerah ini sangat banyak, mencapai nilai saturasinya, sehingga pulsanya relatif tinggi dan tidak memerlukan penguat pulsa lagi. Kerugian utama dari detektor ini ialah tidak dapat membedakan energi radiasi yang memasukinya, karena berapapun energinya jumlah ion yang dihasilkannya sama dengan nilai saturasinya. Karena tidak mampu lagi membedakan berbagai jenis radiasi yang ditangkap detektor, maka detektor GM hanya dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radiasi. Keuntungan dalam pengoprasian GM ini adalah denyut out put sangat tinggi, sehingga tidak diperlukan penguat (amplifier) atau cukup digunakan penguat yang biasa saja. Detektor ini merupakan detektor yang paling sering digunakan, karena dari segi elektronik sangat sederhana, tidak perlu menggunakan rangkaian penguat. Kelebihan Detektor Geiger Muller : Konstruksi simple dan Sederhana Biaya murah

Operasional mudah

Kekurangan Detektor Geiger Muller : Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama. Efisiensi detektor lebih buruk jika dibandingkan dengan detektor jenis lain. Resolusi detektor lebih rendah. Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah.

Pemilihan detektor harus mempertimbangkan spesifikasi keunggulan dan kelemahan sebagaimana tabel di atas. Sebagai contoh, detektor yang digunakan pada alat ukur portabel (mudah dibawa) sebaiknya adalah detektor isian gas, detektor yang digunakan pada alat ukur untuk radiasi alam (intensitas sangat rendah) sebaiknya adalah detektor sintilasi, sedangkan detektor pada sistem spektroskopi untuk menganalisis bahan sebaiknya detektor semikonduktor.

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_12412_R1-GEIGER-MULLER.pdf http://nanikdn.staff.uns.ac.id/files/2011/04/detektorradiasi-compatibility-mode.pdf. http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Dasar_04.htm http://xa.yimg.com/kq/groups/30101561/851233518/name/Pengukuran http://jurnal.batan.go.id/index.php/jpn/article/download/377/350. http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/_private/Prinsip%20Dasar.p df.

You might also like