Professional Documents
Culture Documents
Page 1
Prevalensi
Page 2
Anatomi
Page 3
Page 4
Page 5
Page 6
FISIOLOGI
Pertukaran air dan elektrolit Asam lemak rantai pendek Mikroflora kolon dan gas intestinal Motilitas Defekasi
Page 7
Defenisi
Tumor adalah massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan atau tujuan. Pertumbuhan sel tidak terkendali ini terdapat di kolon, maka disebut tumor kolon. Bahasan tentang tumor kolon seringkali menyatu dengan tumor rektum, sehingga sering disebut tumor kolorektal.
Page 8
Etiologi
Onkogen Genetik Tumor Kolon Gen supresor tumor Mismatch repair gene
Lingkungan
Page 9
Etiologi
Page 10
PATOFISIOLOGI
Page 11
JENIS TUMOR
GANAS JINAK
Page 12
Tumor Jinak
Polip
Polip Neoplastik
Polip Hemartomatous
Polip Inflamatorik
Polip Hiperplastik
Polip adenomatosa
Polip Juvenil
Sindroma Cronkhitecanda
Sindroma Peutz-Jeghers
Page 13
Page 14
Tumor Ganas
Tipe Polipoid Tipe Skirus Tipe Ulseratif
Page 15
klasifikasi
Dukes A B C Terbatas di dinding usus Menembus lapisan muskularis mukosa Metastasis ke kelenjar limfe C1 Beberapa kelenjar limfe dekat tumor primer 65% Dalamnya Infiltrasi Prognosis Hidup Setelah 5 Tahun 97% 80%
C2 D Metastasis jauh
35% <5%
Page 16
I II III IV
M0 M0 M0 M1
Page 17
Keterangan TNM Tumor Primer (T) Tis : Karsinoma In situ : intra epitel atau invasi dari lamina propia (intra mucosal) T1 : Tumor yang menyerang sub mukosa T2 : Tumor yang menyerang lapisan otot T3 : Tumor yang menyerang mulai lapisan otot sampai sub serosa atau sampai sekitar kolon non peritoneum T4 : Tumor secara langsung menyerang organ-organ lain/jaringan-jaringan lain dan perforasi sampai peritoneum visceral N (node), kelenjar getah bening regional N0 : Tidak ada metastasis kelenjar limfonodi regional N1 : Metastasis 1-3 kelenjar limfonodi regional N2 : Metastasis 4 atau lebih kelenjar limfonodi regional Metastasis Jauh (M) M0 : Tidak ada metastasis jauh M1 : Metastasis jauh Page 18
Gejala Klinis
Gejala klinik dibagi menjadi gejala lokal, gejala konstitusi, dan gejala metastasis. 9,10 Gejala lokal : Perubahan pola buang air besar, dapat berupa konstipasi maupun diare. Perasaan buang air besar yang tidak tuntas (tenesmus) dan diameter feces mengecil sering ditemukan pada karsinoma kolorektal. Feces yang bercampur darah Feces dengan mucus Feces berwarna hitam seperti tar (melena) Obstruksi usus menyebabkan nyeri, kembung, dan muntah yang seperti feces. Dapat teraba massa di abdomen.
Page 19
Gejala konstitusi (sistemik) : Kehilangan berat badan mungkin adalah gejala yang paling umum, disebabkan karena hilangnya nafsu makan dan metabolisme yang digunakan untuk pertumbuhan tumor. Anemia, menyebabkan pusing, mual, kelelahan, dan palpitasi. Secara klinik pasien akan terlihat pucat dan hasil tes darah menunjukkan kadar haemoglobin yang rendah..
Page 20
Rasa nyeri di abdomen, lebih sering pada bagian atas dari epigastrium atau dinding kanan abdomen. Pembesaran hepar Bekuan darah pada arteri dan vena, sindroma paraneoplastik yang berhubungan dengan hiperkoagulabilitas dari darah Gejala yang berhubungan dengan invasi karsinoma ke vesica urinaria menyebabkan hematuria atau pneumaturia, atau invasi ke vagina menyebabkan pengeluaran sekret vagina yang berbau. Ini terjadi pada stadium akhir, menunjukkan tumor yang besar.
Page 21
Feses cair Anemia Nyeri kuadaran kanan perut Jarang gangguan obstruksi dan berkemih
Page 22
Pemeriksaan fisik
Tumor kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi perut, terabanya tumor menunjukkan bahwa keadaan sudah lanjut. Massa di dalam sigmoid lebih jelas teraba daripada massa di bagian lain kolon. Pemeriksaan colok dubur merupakan keharusan dan dapat disusul dengan pemeriksaan rektosigmoidoskopi.(5)
Page 23
Diagnosa
Cara Pemeriksaan Colok dubur Rektosigmoidoskopi Foto kolon dengan barium (kontras ganda) Kolonoskopi Presentase 40% 75% 90% 100% (hampir)
Page 24
Endoskopik
Sigmoidoaskopi Fleksibel
Foto Thorax
Kolonoskopi
Page 25
DIAGNOSA BANDING
Kolon kanan Kolon tengah Kolon kiri Rektum
Page 26
TATALAKSANA
Tata laksana yang dapat diberikan ialah reseksi operasi luas dari lesi dan drainase regional limfatik Tujuan terapi karsinoma kolon ialah mengeluarkan tumor dan suplai limfovaskular. Reseksi dari usus tergantung dari pembuluh darah yang mengaliri bagian kanker tersebut. Pada tumor yang tidak dapat direseksi, maka dilakukan prosedur paliatif dan membutuhkan proksimal stoma atau bypass. 10
Page 27
Prognosis
Prognosisnya bergantung ada ada dan tidaknya metastasis jauh, yakni bergantung pada klasifikasi penyebaran tumor dan tingkat keganasan tumor. Pada tumor yang terbatas pada dinding usus tanpa penyebaran angka kelangsungan hidup lima tahun adalah 80%, yang menembus dinding tanpa penyebaran 75%, dengan penyebaran kelenjar 32%, dan dengan metastasis jauh satu persen. Bila disertai diferensiasi tumor buruk, prognosisnya sangat buruk. (5
Page 28
Komplikasi
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain : a. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi b. Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ peritoneal c. Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan
Komplikasi yang timbul setelah pembedahan (reseksi usus besar) Komplikasi segera a. Kardiorespirasi b. Kebocoran anastomosis c. Infeksi luka d.Retensi urine e. Impoten Komplikasi lambat meliputi : a. Kekambuhan b. Sistemik c. Lokal
Page 29
KESIMPULAN
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5m (5 kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Ketika pertumbuhan sel tidak terkendali terdapat di kolon, maka disebut tumor kolon. Tumor kolon terdiri dari tumor jinak dan ganas. Tumor jinak berupa bermacam-macam polip, dan tumor ganas yaitu karsinoma kolon. Gejala dari tumor kolon tergantung letak dan stadium. Gejala meliputi gejala lokal, gejala sistemik dan metastasis. Untuk mendiagnosis kanker kolon, diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik terutama rectal toucher, dan berbagai pemeriksaan penunjang, baik endoskopik, radiologik dan laboratorium. Penatalaksanaan kuratif tumor kolon adalah pembedahan. Teknik pembedahan tergantung besar, letak dan stadium.
Page 30
Page 31
Stage 0 ( Tis, N0,M0) Polip dieksisi lengkap diikuti dengan kolonoskopi teratur. Apabila polip tidak dapat diangkat se`luruhnya, maka dilakukan reseksi segmental. 10
Page 32
Stage I: Malignant Polyp (T1, N0, M0) Pada invasi limfovaskular, histologi diferensiasi buruk dapat dilkakukan segmental kolestomi.
Page 33
Stages I and II: Localized Colon Carcinoma (T1-3, N0, M0) Reseksi Kolon Kemoterapi ajuvan disarankan untuk beberapa pasien ( pasien muda dan resiko tinggi). 10
Page 34
Stage III: Lymph Node Metastasis (Tany, N1, M0) Pasien dengan keterlibatan kelenjar getah bening merupakan resiko yang tinggi terhadap rekurensi. Oleh karena itu, direkomendasikan ajuvan kemoterapi rutin pada pasien ini. Regimen yang digunakan ialah 5- Flourouracil dengan levamisole atau leukovorin emngurangi rekurensi dan meningkatkan angka ketahanan hidup. Agen kemoterapi yang baru ialah as capecitabine, irinotecan, oxaliplatin, angiogenesis inhibitors, dan immunotherapy. 10
Page 35
Stage IV: Distant Metastasis (Tany, Nany, M1) Reseksi Kolon Semua pasien membutuhkan kemoterapi ajuvan. Pasien yang tidakdioperasi difokuskan untuk paliatif terapi. Terapi paliatif yang digunakan ialah stenting untuk lesi obstruksi kolon kiri. 10
Page 36
Page 37
Jalur LOH
Intermediat e carcinoma Loss of DCC results in proliferation of clone with multiple genetic alterations
Invasive carcinoma
Activation of K-ras oncogene within small adenoma and proliferation of clone with multiple genetic alterations
Page 38