Professional Documents
Culture Documents
=
c
b a
c
b
c
a +
= +
d x b
b x c d x a
b x d
b x c
d x b
d x a
d
c
b
a ) ( ) ( +
= + = +
c
b a
c
b
c
a
=
26
o Pengurangan pecahan dengan penyebut yang tidak sama. Untuk
menentukan hasil pengurangan dua pecahan atau lebih dengan penyebut
tidak sama, maka terlebih dahulu harus dilakukan penyamaan penyebut
dengan cara menentukan hasil kali antar penyebut atau mencari
KPK-nya. Perhatikan ilustrasi berikut:
Contoh:
5
3
3
2
=
15
1
15
9 10
3 5
3 3
5 3
5 2
=
=
x
x
x
x
c. Perkalian Pecahan
Untuk menentukan hasil kali antara pecahan dengan pecahan, perlu diingat
bahwa kalikan pembilang dengan pembilang dan kalikan penyebut
dengan penyebut. Perhatikan ilustrasi berikut:
Contoh:
35
6
7 5
2 3
7
2
5
3
= =
x
x
x
d. Pembagian Pecahan
Untuk menentukan hasil pembagian pecahan oleh pecahan, perlu diingat
bahwa nyatakan bentuk pembagian kedalam bentuk perkalian dan
lakukan pertukaran anntara pembilang dan penyebut pada bilangan
pecahan yang berperan sebagai pembagi. Perhatikan ilustrasi berikut:
d x b
b x c d x a
b x d
b x c
d x b
d x a
d
c
b
a ) ( ) (
= =
d x b
c x a
d
c
x
b
a
=
c x b
d x a
c
d
x
b
a
d
c
b
a
= = :
27
Contoh:
10
21
2 5
7 3
2
7
5
3
7
2
:
5
3
= = =
x
x
x
Perbandingan (Rasio)
Seperti yang telah disebutkan di atas, bilangan pecahan bisa
melambangkan bagian atau perbandingan. Bilangan pecahan menyatakan
perbandingan dapat dituliskan dalam bentuk a : b (dibaca a berbanding b).
Misalnya, Rudi memiliki 8 buah rambutan dan Irwan memiliki 6 buah
rambutan. Maka perbandingan banyaknya rambutan yang dimiliki oleh Rudi
dan Irwan dapat dituliskan dalam bentuk 8 : 6. Dapat disederhanakan menjadi
4 :3. Disisi lain, penerapan pecahan dalam bentuk perbandingan sangat
membantu dalam penyelesaian masalah sehari-hari.
Jika diketahui seutas tali panjangnya k meter dan dibagi menjadi 2 bagian
dengan perbandingan bagian I : bagian 2 = m : n , maka panjang tali bagian
I dan bagian II dapat ditentukan sebagai berikut:
Contoh:
Diketahui seutas tali panjangnya 54 m. Jika tali tersebut dipotong menjadi
dua bagian dengan perbandingan 2 : 7, Hitunglah panjang masing-masing
potongan!
Penyelesaian;
Diketahui panjang tali semula (k) = 54
Potongan I : potongan II = 2 : 7
Ditanya: panjang potongan I = .....
panjang potongan II = ......
Panjang bagian I = k
n m
m
.
+
Panjang bagian I = k
n m
n
.
+
28
Jawab:
Potongan I = ( ) ( ) 12 54
9
2
54
9 2
2
= =
|
|
.
|
\
|
+
Potongan II = ( ) ( ) 42 54
9
7
54
9 2
7
= =
|
|
.
|
\
|
+
Jadi, potongan I panjangnya 12 m dan
potongan II panjangnya 42 m
C. RANGKUMAN
D. TES FORMATIF
1. Diketahui bilangan pecahan: ; 0,65; 72%. Urutkan bilangan pecahan di atas
dari yang terkecil atau sebaliknya!
2. Urutkan bilangan-bilangan berikut dari yang terbesar:
9
8
,
7
6
,
5
4
!
Bilangan pecahan dapat menyatakan bagian dan dapat
menyatakan perbandingan (rasio). Bilngan pecahan dituliskan dalam
bentuk
b
a
dengan a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Untuk mengurutkan beberapa pecahan dari yang terkecil
atau sebaliknya, perlu dilakukan penyamaan penyebut atau
pembilang terlebih dahulu.
Konsep pecahan dalam bentuk perbandingan dapat digunakan
untuk memecahkan masalah sehari-hari, yaitu: Jika diketahui
seutas tali panjangnya k meter dan dibagi menjadi 2 bagian dengan
perbandingan bagian I : bagian 2 = m : n , maka panjang tali
bagian I dan bagian II dapat ditentukan sebagai berikut:
Panjang bagian I = k
n m
m
.
+
Panjang bagian I = k
n m
n
.
+
29
3. Pak Jero mempunyai 12,5 kg beras Krayan, kemudian membeli lagi 2,5 kg. Jika
beras tersebut dimasukan kedalam kantong plastik masing-masing berisi
3
1
kg.
Berapa banyak kantong yang dibutuhkan?
4. Umur Dedi berbanding umur Nani adalah 3:5. Jumlah umur Dedi dan Nani 32
tahun. Jika Umur Wawan setengah kali umur Nani dan Umur Rama sepertiga
umur Dedi. Hitunglah jumlah Umur Wawan dan Rama!
5. Seutas tali panjangnya 63 m, dipotong menjadi dua bagian dengan
perbandingan antara potongan pertama dan potongan kedua yaitu 4 : 5. Jika
4
1
dari potongan pertama digunakan untuk mengikat kayu bakar, berapa m
panjang tali pengikat kayu bakar?
E. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
No Kunci Jawaban
2
Urutan dari yang terkecil: 0,65 ; 72% ;
4
3
Urutan dari yang terbesar:
4
3
; 72% ; 0,65
2
Urutan dari yang terbesar:
5
4
,
7
6
,
9
8
3 45 kantong
4 14 tahun
5 7 m
30
A. PENDAHULUAN
SK : 4. Menguasai konsep dan metode keilmuan matematika
yang mendukung profesionalisme
KD : 2.3 Menguasai konsep bilangan, operasi, algoritma, dan
sifat-sifat bilangan pecahan
Indikator : 2.3.1 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan pola
bilangan
2.3.2 Menyelesaikan masalah dengan menggunakan
persamaan yang memuat variabel
Petunjuk
Belajar
: 17. Pelajari materi prasyarat dan ringkasan materi
18. Pahami penyelesaian latihan soal langkah demi langkah
19. Kerjakan tes formatif tanpa melihat kembali
ringkasan materi
20. Lihat kunci jawaban dan ukur tingkat penguasaan
materi anda
B. KEGIATAN BELAJAR (KB)
1) Pola Bilangan
Dalam matematika, bilangan dapat disusun membentuk pola tertentu.
Beberapa bentuk pola bilangan, diantaranya:
a) Pola Bilangan Segitiga
(3) (6) (10) (15)
31
b) Pola bilangan Persegi
1 4 9 16
c) Pola Bilangan Persegi Panjang
2 6 12 20
d) Pola Bilangan Fibonaci
1, 2, 3, 5, 8,,.Bilangan ke-n merupakan jumlah dari bilangan ke
n-1
dan
bilangan ken-2!
2) Persamaan yang Memuat Variabel
Pada pokok bahasan aljabar dikenal koeffisien, variabel, dan konstanta.
Perhatikan bentuk aljabar berikut:
ax + b
Bentuk aljabar di atas terdiri dari dua suku.
Suku pertama : ax
Suku kedua :b
Koefisien :a
Variabel :x
Konstanta : b
Contoh:
Tentukan koefisien, variabel dan konstanta dari bentuk aljabar berikut:
a. 4x + 5
32
b. 2y 3
c. 4 2y
Penyelesaian:
a. Koefisien : 4, variabel : x, dan konstanta : 5
b. Koefisien : 2, variabel : y, dan konstanta : -3
c. Koefisien : -2, variabel : y, dan konstanta : 4
Perkalian Bentuk Aljabar
Salah satu operasi bentuk aljabar adalah perkalian. Perkalian suku satu
dengan suku dua dan perkalian suku dua dengan suku dua akan disajikan pada
bagian ini.
a. Perkalian suku satu dengan suku dua
Pada prinsipnya, perkalian suku satu dengan suku dua memenuhi aturan
berikut:
Contoh:
Tentukan hasil kali bentuk aljabar berikut:
1. 2x (x -4)
2. x (-3x + 3)
Penyelesaian:
1. 2x (x -4) = 2x
2
8x
2. -3x
2
+ 3x
x ( x + a ) = x
2
+ ax
33
b. Perkalian suku dua dengan suku dua
Hasil kali antara suku dua dengan suku dua dapat ditentukan dengan
aturan berikut:
(x + a) (x + b) = x.x + x.b + a.x + a.b
= x
2
+ (a+b) x + ab
Contoh:
Tentukan hasil kali bentuk aljabar berikut;
1. (2x + 3) (x -2)
2. (x -3) (3x -1)
Penyelesaian:
1. (2x + 3) (x -2) = 2x .x + 2x (-2) + 3 . x + 3 (-2)
= 2x
2
4x + 3x -6
= 2x
2
x - 6
2. (x - 3) (3x - 1) = x .3x + x (-1) + (-3) . 3x + (-3) (-1)
= 3x
2
x - 9x + 3
= 3x
2
10x + 3
34
Memfaktorkan Bentuk Aljabar
Memfaktorkan merupakan kebalikan dari perkalian bentuk aljabar.
Memfaktorkan bentuk aljabar berarti mengubah bentuk perkalian menjadi
bentuk penjumlahan. Bentuk aljabar x
2
+ bx + c dapat difaktorkan dengan
aturan sebagai berikut:
Contoh:
Faktorkan bentuk aljabar berikut:
1. x
2
+ 3x + 2
2. x
2
9x 10
Penyelesaian:
1. Misalkan faktor dari x
2
+ 3x + 2 = (x + p) (x + q)
p + q = 3
p . q = 2
p.q = 2, berarti p dan q faktor dari 2.
Faktor dari 2 = 1, 2
Karena 1 + 2 = 3 p = 1 dan q = 2
sehingga:
x
2
+ 3x + 2 = (x + 1) (x + 2)
2. Misalkan faktor dari:
x
2
- 9x - 10 = (x + p) (x + q)
p + q = -9
p . q = -10
p.q = -10, berarti p dan q faktor dari -10.
Faktor dari
-10 = -1 x 10 -1 + 10 = 9
= 1 x (-10) 1 + (-10) = -9 M emenuhi p + q = -9
= -2 x 5 -2 + 5 = 3
= 2 x (-2) 2 + (-5) = -3 sehingga: x
2
- 9x - 10 = (x + 1) (x - 10)
x
2
+ bx + c = (x + p) (x + q)
dengan: p + q = b dan p . q = c
35
C. RANGKUMAN
D. TES FORMATIF
1. Tentukan 2 bilangan berikutnya dari pola bilangan di bawah ini:
a. 3, 5, 7, 9, . . .
b. 2, 4, 8, 14, . . .
c. 3, 6, 12, 24, . . .
2. Seorang anak mempunyai kegemaran mengumpulkan prangko. Pada hari
pertama dia mengumpulkan 4 prangko, hari kedua mengumpulkan 6, hari
ketiga 8, dan pada hari seterusnya mengikuti pola yang ada sampai pada hari
ketujuh. Berapa banyaknya prangko yang dikumpulkan oleh anak tersebut
pada hari ke-6?
3. Pada sebuah stadion terdapat 8 baris kursi penonton. Pada baris pertama ada
20 kursi, baris kedua 25, baris ketiga 30. Jika pola ini berlanjut, berapa
banyaknya kursi pada barisan ke 7?
4. Selisih panjang alas dan tinggi sebuah jajaran genjang adalah 3. Jika luas
jajaran genjang 40 cm
2
, hitung panjang alas dan tingginya!
5. Sebuah persegipanjang panjangnya (2x-3) cm dan lebarya (x+2) cm.
Tentukanlah:
a. Luas persegipanjang (dalam variabel x)!
b. Luas persegipanjang jika x = 6 cm!
Pola Bilangan merupakan sederetan bilangan yang membentuk pola
dengan aturan tertentu.
Pola bilangan segitiga : 1, 3, 6, 10, . . .
Pola Bilangan Persegi : 1, 4, 9, 16, . . .
Pola Bilangan persegipanjang : 2, 6, 12, 20, . . .
Pola bilangan Fibonaci : 1, 2, 3, 5, 8, 11, . . .
Operasi bentuk aljabar:
Perkalian suku satu dengan suku dua: x ( x + a ) = x
2
+ ax
Perkalian suku dua dengan suku dua: (x + a)(x + b) = x
2
+ (a + b) x + ab
Memfaktorkan bentuk aljabar:
x
2
+ bx + c = (x + p)(x + q), dengan p + q = b, p.q = c
36
E. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
No Kunci Jawaban
3 a. 11, 13
b. 22, 32
c. 48, 96
2 14 perangko
3 55 kursi
4 a = 8, t = 5 atau a = 5, t = 8
5 a. L = x
2
+ x 6
b. 72 cm
2
37
A. PENDAHULUAN
SK : 5. Menguasai konsep dan metode keilmuan matematika
yang mendukung profesionalisme
KD : 2.4 Menguasai konsep bilangan, operasi, algoritma, dan
sifat-sifat bilangan pecahan
Indikator : 2.4.1 Menganalisis dan menerapkan sifat-sifat segiempat
2.4.2 Menganalisis dan menerapkan sifat-sifat
kesejajaran garis
2.4.3 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan waktu,
jarak, dan kecepatan
Petunjuk
Belajar
: 21. Pelajari materi prasyarat dan ringkasan materi
22. Pahami penyelesaian latihan soal langkah demi langkah
23. Kerjakan tes formatif tanpa melihat kembali
ringkasan materi
24. Lihat kunci jawaban dan ukur tingkat penguasaan
materi anda
B. KEGIATAN BELAJAR (KB)
1) Titik dan Garis
Titik, garis, bidang, dan ruang merupakan ide dasar yang tidak memiliki
definisi dalam geometri.
Titik
Dalam kehidupan sehari-hari, titik dapat dikaitkan dengan ujung jarum yang
tajam, ujung pensil, ujung paku baja serta noktah yang menunjukkan suatu
kota pada peta. Suatu titik biasanya dinamai dengan sebah huruf kapital.
Pada gambar di atas secara berturut-turut menunjukkan titik A, titik B, dan
titik C
.A .B .C
38
Garis
Disisi lain, himpunan titik-titik akan membentuk sebuah garis. Suatu garis
lurus mempunyai panjang tak berhingga, dapat diperpanjang pada kedua
arahnya dan tidak mempunyai tebal atau tipis. Garis bisa dinamai dengan
sebuah huruf kecil atau dengan dua huruf kapital.
Gambar 1
Garis pada gambar 1 di atas dinamakan garis PQ atau QP. Bisa juga disebut
garis g. Jika diketahui sebarang dua garis k dan l, maka kedudukan garis k
dan l bisa sejajar, berpotongan, atau bersilangan.
Dua garis adalah sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu bidang
dan tidak mempunyai titik persekutuan (titik potong).
Gambar 2.
Garis g sejajar dengan garis h (g//h)
Dua garis disebut berpotongan jika kedua garis itu mempunyai satu titik
persekutuan (titik potong)
Gambar 3
Garis k berpotongan dengan garis l
.P .Q
g
h
k
l
m
39
Dua garis bersilangan adalah dua garis yang tidak terletak pada satu
bidang dan tidak mempunyai titik sekutu.
Gambar 4
Garis m bersilangan dengan garis n
Ruas Garis
Jika pada garis PQ (gambar 1) diambil dua titik sebarang titik A dan B,
maka himpunan titik-titik P, Q dan titik-titik diantara A dan B disebut
sebagai ruas garis AB
Gambar 6
Ruas garis AB
Sinar garis
Sinar garis AB adalah gabungan antara titik A dan tengahan garis yang
memuat semua titik, misalnya B, pada garis AB yang terletak pada pihak
yang sama dari titik A.
n
.A
.B
.A
.B
40
Contoh:
Perhatikan gambar berikut, kemudian tulisakan pasangan garis yang sejajar:
Jawab: Pasangan garis yang sejajar yaitu:
AB//DC, AB//EF, AB//HG, DC//HG, DC//EF, EF//HG
AE//BF, AE//CG, AE//DH, BF/CG/ BF//DH, CG//DH
AD//BC, AD//EH, AD//FG, BC//FG, BC//EH, FG//EH
2) Segi Empat
Segiempat merupakan bentuk segi banyak yang paling banyak jenisnya. Segi
banyak ini memiliki empat sisi yang membentuk empat sudut. Ada beberapa
sifat yang dapat dilihat untuk membedakan antara segiempat yang satu
dengan segiempat lainnya:
a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar atau tidak
b. Sudut-sudutnya merupakan sudut siku-siku atau tidak
c. Sisi-sisinya mempunyai panjang yang sama atau tidak
Untuk dapat lebih memahami sifat-sifat dari masing-masing segiempat,
berikut ini adalah definisi dari beberapa bangun geometri segiempat,
diantaranya:
a) Persegipanjang adalah segiempat dengan empat sudutnya siku-siku
Perhatikan gambar berikut:
Untuk menghitung keliling (K) digunakan rumus:
K = p + l + p + l
= 2p + 2l
= 2 (p + l)
p
l
A B
C
D
E F
G H
41
Dan untuk menghitung luas daerah persegipanjang, digunakan rumus:
Dengan p = panjang, l = lebar
b) Persegi adalah segiempat dengan empat sisi sama panjang dan empat
sudutnya siku-siku
Perhatikan gambar berikut:
Untuk menghitung Keleiling (K) persegi dapat digunakan
rumus:
Sementara, luas daerah persegi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus: dengan s = panjang sisi
c) Jajaran Genjang adalah segiempat dengan dua pasang sisi-sisinya yang
berhadapan sejajar
Perhatikan gambar berikut:
Luas daerah jajaran genjang dapat
dihitung dengan rumus:
d) Layang-layang adalah segiempat dengan dua pasang sisi yang
berdekatan sama panjang
Perhatikan gambar berikut:
Pada layang-layang disamping,
kelilingnya dapat ditentukan
dengan menjumlahkan panjang
keempat sisinya, yaitu:
L = a x t
L = p x l
a
t
L = s x s = s
2
A
B
C
D
K = AB + BC + CD + DA
42
Karena AB = AD dan BC = DC, maka keliling layang-layang ABCD dapat
disederahanakan menjadi:
Untuk menghitung luas daerah layang-layang ABCD, misalkan diagonal AC
= d
1
dan diagonal BD = d
2
, sehingga luas daerahnya dapat dihitung
sebagai berikut:
e) Belah Ketupat adalah segiempat dengan empat sisi-sisinya sama panjang
Perhatikan gambar berikut:
Karena keempat sisi pada belah ketupat sama
panjang, yaitu AB = BC = CD = DA = s, maka keliling
belah ketupat dapat ditentukan sebagai berikut:
Luas daerah belah ketupat adalah setengah dari hasil kali diagonal-
diagonalnya. Pada belah ketupat ABCD di atas, AC dan BD adalah
diagonal. Jika AC disebut sebagai diagonal 1 (d
1
) dann BD disebut
diagonal 2 (d
2
), maka luas belah ketupat ABCD adalah:
K = 2 (AB + BC)
L =
2
1
x AC x BD
=
2
1
x diagonal 1 x diagonal 2
=
2
1
x d
1
x d
2
A
B
C
D
K = 4s
L =
2
1
x AC x BD
=
2
1
x diagonal 1 x diagonal 2
=
2
1
x d
1
x d
2
43
f) Trapesium adalah segiempat dengan tepat satu pasang sisinya sejajar.
Perhatikan gambar berikut:
Pada trapesium ABCD, kelilingnya
merupakan hasil penjumlahan keempat
sisinya, yaitu:
Luas daerah trapesium adalah setengah dari hasil kali jumlah sisi-sisi
sejajar dengan tingginya. Pada belah ketupat ABCD di atas, AB dan CD
merupakan sisi-sisi sejajar dan t adalah tinggi trapesium. Jika AB
dilambangkan dengan b dan CD dilambangkan dengan a, maka luas daerah
trapesium ABCD adalah:
Contoh soal dan penyelesaian:
1. Diketahui sebuah persegipanjang panjangnya 8 cm dan lebarnya 6 cm.
Berapa luas persegipanjang tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: p = 8 cm dan l = 6 cm
Ditanya : L = .....?
Jawab :
L = p x l
= 8 x 6
= 48 cm
2
Jadi, luas persegipanjang adalah 48 cm
2
2. Sebuah belah ketupat luasnya 96 cm. Jika panjang salahh satu diagonalnya
12 cm, berapa panjang diagonal yang lainnya?
A
B
C D
b
t
a
L = AB = BC + CD + DA
L =
2
1
x (AB + CD) x t
=
2
) ( t b a +
44
Penyelesaian:
Diketahui : L = 96 cm
2
d
1
= 12 cm
Ditanya : d
2
= .....?
Jawab :
L =
2
1
x d
1
x d
2
96 =
2
1
x 12 x d
2
96 = 6 d
2
d
2
=
6
96
d
2
= 16
Jadi, luas panjang diagonal yang satunya 16cm
3. Perhatikan gambar berikut:
Jika luas trapesium ABCD adalah 44
cm, hitunglah jumlah sisi-sisi
sejajarnya!
Penyelesaian:
Untuk dapat menentukan penyelesaian dari soal di atas, gambar yang
diketahui
Dengan menggunakan teorema
Phytagoras, diperoleh panjang AE = FB
= 3 cm, sehingga:
b = AE + EF + FB
b = 3 + EF + 3
b = DC + 6
b = a + 6
A
B
C D
b
4
a
5
A
B
C D
b
4
a
5
E F
5 4
45
Luas trapesium:
8
16 2
6 2 22
2 ) 6 2 ( 44
2
4 . ) 6 (
44
2
) (
=
=
+ =
+ =
+ +
=
+
=
a
a
a
a
a a
t b a
L
Karena b = a + 6, berarti
b = 8 + 6 = 14
A dan b adalah sisi-sisi yang sejajar,
sehingga jumlahnya:
a + b = 8 + 14 = 22
3) Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Waktu, jarak, dan kecepatan merupakan tiga besaran yang saling
berhubungan. Untuk dapat menempuh jarak tertentu dibutuhkan waktu dan
kecepatan. Jika jarak yang ditempuh konstan, waktu dan kecepatan memiliki
hubungan berbanding terbalik. Artinya, semakin tinggi kecepatan perpindahan
(gerak) maka waktu tempuh akan semakin kecil, begitu huga sebaliknya.
Secara matematika, hubungan ketiga besaran dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
S = jarak yang ditempuh (km)
V = kecepatan rata-rata (km/jam)
t = Waktu tempuh (jam)
Contoh:
Sebuah pesawat Boeing 737-900ER terbang dari Balikpapan menuju Tarakan,
take-off pukul 09.35 dan landing pukul 10.29. Jika jarak antara Balikapapan
dan Tarakan 900 km, hitunglah kecepatan rata-rata pesawat tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: Waktu (t) = 10.31 - 09.35 = 54 menit =
60
54
jam = 0,9 jam
Jarak (s) = 900 km
Ditanya: kecepatan (v) = .......?
Jawab:
jam km
t
s
v / 1000
9 , 0
900
= = =
Jadi, kecepatan pesawat tersebut adalah 1000 km/jam
s = v . t
t
s
v =
v
s
t =
46
C. RANGKUMAN
D. TES FORMATIF
1. Diketahui sebuah belah ketupat dengan panjang diagonal masing-masing sisi
10 cm dan 24 cm. Hitunglah jumlah panjang sepasang sisi yang sejajar!
2. Diketahui jajargenjang dengan panjang sisi bilangan asli dan luas daerah 72
cm
2
. Jika panjang alas berbanding tinggi 2 : 1. Tentukan jumlah panjang dua
pasang sisi yang sejajar!
3. Diketahui persegipanjang dengan sisi bilangan asli dan panjang diagonalnya 15
cm. Jika panjang berbanding lebarnya 4:3, hitunglah jumlah panjang dua
pasang sisi yang sejajar!
Dua garis adalah sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu
bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan (titik potong).
Keliling dan Luas Segi empat
Keliling Luas
Persegipanjang K = 2 (p + l) L = p x l
Persegi K = 4s L = s
2
Jajaran Genjang K = s + s + s + s L = a x t
Belah Ketupat K = 4s
L =
2
2 1
d x d
Layang-layang K = s + s + s + s
L =
2
2 1
d x d
Trapesium K = s + s + s + s
L =
2
t x sejajar sisi jml
Hubungan antara jarak, waktu, dan kecepatan, yaitu:
S = v . t
47
4. Sebuah speedboat berlayar dari pelabuhan Tanjung Selor menuju Tarakan
dalam waktu 1 jam 15 menit. Jika kecepatan rata-rata speedboat 80 km/jam,
hitunglah jarak antara Tanjung Selor dan Tarakan!
5. Seorang mahasiswa menggunakan sepeda motor dari Juata Laut menuju
Pantai Amal Tarakan dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Jika jarak
antara Juata Laut dengan Pantai Amal 40 km, tentukan waktu yang
dibutuhkan mahasiswa tersebut!
E. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
No Kunci Jawaban
4 26 cm
2 36 cm
3 42 cm
4 100 km
5 0,8 jam
48
A. PENDAHULUAN
SK : 6. Menguasai konsep dan metode keilmuan matematika
yang mendukung profesionalisme
KD : 2.5 Menguasai konsep probabilitas dan statistika
Indikator : 2.5.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram
2.5.2 Memecahkan masalah berkaitan dengan rata-rata
Petunjuk
Belajar
: 25. Pelajari materi prasyarat dan ringkasan materi
26. Pahami penyelesaian latihan soal langkah demi langkah
27. Kerjakan tes formatif tanpa melihat kembali
ringkasan materi
28. Lihat kunci jawaban dan ukur tingkat penguasaan
materi anda
B. KEGIATAN BELAJAR (KB)
1) Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram
Statistika adalah kajian matematika yang berkaitan erat dengan data.
Sebagai ilustrasi, dari 341 orang peserta PLPG Mata Pelajaran (Mapel) guru
kelas berasal dari 6 kabupaten/Kota di Kaltim bagian Utara dengan distribusi
sebagai berikut: Tarakan (47 orang), Malinau (48 orang), Tana Tidung (6
orang), Nunukan (37 orang), Bulongan (100), Berau (103). Data di atas dapat
disajikan dalam bentuk tabel, diagram , dan diagram lingkaran.
a. Tabel Frekuensi
Data banyaknya peserta sertifikasi guru mapel Guru Kelas yang ikut PLPG
di Rayon 145 UBT untuk kuota tahn 2012 dapat disajikan dalam bentuk
tabel, sebagai berikut:
Tabel 1.
Banyaknya peserta PLGP Mapel Guru Kelas per Kabupaten
Kabupaten/Kota Banyak Peserta
Tarakan 47
Malinau 48
Tana Tidung 6
Nunukan 37
49
Bulongan 100
Berau 103
Total 341
b. Diagram Batang
Selain dalam bentuk tabel, untuk mempermudah membaca atau
menampilkan dalam bentuk yang lebih menarik maka data dapat disajikan
dalam bentuk diagram batang. Pada diagram batang, sumbu-X menyatakan
asal kabupaten dan sumbu-Y menyatakan frekuensi. Berikut ini akan
disajikan data tersebut di atas.
c. Diagram Lingkaran
Untuk melihat tingkat persentase peserta dari masing-masing kabupaten,
data lebih mudah dibaca jika disajikan dalam bentuk diagram lingkaran.
Untuk menyusun diagram lingkaran, ikuti langkah berikut:
Ketahui fakta bahwa jumlah besar sudut sebuah lingkaran penuh adalah
360
0
Tentukan besar sudut/persentase setiap bagian, caranya:
- Tarakan
0 0
62 , 49 360
341
47
= x atau % 78 , 13 360
341
47
0
= x
- Malinau
0 0
67 , 50 360
341
48
= x atau % 08 , 14 360
341
48
0
= x
- Tana Tidung
0 0
33 , 6 360
341
6
= x atau % 76 , 1 360
341
6
0
= x
- Nunukan
0 0
06 , 39 360
341
37
= x atau % 85 , 10 360
341
37
0
= x
0
20
40
60
80
100
120
Tarakan Malinau Tana Tidung Nunukan Bulongan Berau
50
Tarakan;
13,78%
Malinau;
14,08%
Tana Tidung;
1,76%
Nunukan;
10,85%
Bulongan;
29,33%
Berau; 30,21%
- Bulongan
0 0
57 , 105 360
341
100
= x atau % 33 , 29 360
341
100
0
= x
- Berau
0 0
74 , 108 360
341
103
= x atau % 21 , 30 360
341
103
0
= x
Lukis diagram sesuai sudut/persentase di atas
2) Menghitung Rata-rata
Menghitung rata-rata dari sejumlah data dilakukan dengan menjumlahkan
nilai seluruh data dan kemudian membaginya dengan banyaknya data. Misalkan
terdapat sebanyak n data sebagai berikut: x
1
, x
2
, x
3
, ...., x
n
. Rata-rata dari
data di atas dapat dihitung sebagai berikut;
Keterangan:
__
x : rata-rata
n
x : data ke-n
1
x : data ke-1 n : banyaknya data
Contoh:
Setelah dilaksanakan ujian susulan terhadap 10 orang siswa, diperoleh nilai
sebagai berikut: 65, 68, 73, 85, 67, 52, 64, 86, 74, 66. Hitunglah rata-rata
nilai ujian di atas!
n
x x x x
x
n
+ + + +
=
.....
3 2 1
__
51
Penyelesaian:
70
10
700
10
66 74 86 64 52 67 83 73 68 65
.....
3 2 1
__
=
=
+ + + + + + + + +
=
+ + + +
=
n
x x x x
x
n
Jadi rata-rata nilainya adalah 70
Jika data yang dikumpulkan secara bertahap atau data lebih terdiri dari dua
kelompok yang berbeda, maka rata-rata gabungannya dapat ditentukan
sebagai berikut:
n
1
= banyak data kelompok pertama
n
2
= banyak data kelompok kedua
x
1
= nilai rata-rata kelompok pertama
x
2
= nilai rata-rata kelompok kedua
x = rata-rata gabungan kelompok pertama dan kedua
Contoh:
Nilai rata-rata dari 6 orang siswa adalah 75. Jika Andi melaksanakan ujian
susulan maka rata-rata Ujian menjadi 76. Berapa nilai ujian Andi?
Penyelesaian:
Diketahui:
gab x
__
= 76 n
1
= 6
1
__
x = 75 n
2
= 1
Ditanya:
2
__
x = .......?
2 1
2 2
1
__
1
__
n n
x n x n
x gab
+
+
=
52
Jawab:
82
450 532
7
450
76
1 6
) ( ) 1 ( ) 75 ( ) 6 (
76
2
__
2
__
2
__
2
__
2 1
2 2
1
__
1
__
=
+ =
+
=
+
+
=
+
+
=
x
x
x
x
n n
x n x n
x gab
Jadi nilai Andi adalah 82
C. RANGKUMAN
D. TES FORMATIF
1. Banyaknya ikan yang diperoleh oleh sekelompok nelayan dalam satu minggu
terakhir disajikan dalam tabel berikut:
Hari Banyak Tangkapan Ikan
(kg)
Senin 25
Selasa 30
Untuk kepentingan tertentu, data dapat disajikan dalam bentuk tabel,
diagram batang, dan diagram lingkaran. Untuk diagram batang, sumbu-
Y biasanya memuat informasi tentang frekuensi data. Jika data akan
disajikan dalam bentuk persentase, maka lebih tepat disajikan dalam
diagram lingkaran.
Disamping itu, jika terdapat sejumlah data maka rata-ratanya dapat
dihitung sebagai berikut:
Rata-rata data tungga :
n
x x x x
x
n
+ + + +
=
.....
3 2 1
__
Rata-rata gabungan :
2 1
2 2
1
__
1
__
n n
x n x n
x gab
+
+
=
53
0
10
20
30
40
50
60
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Senin
11%
Selasa
14%
Rabu
9%
Kamis
20%
Jumat
10%
Sabtu
13%
Minggu
23%
Rabu 20
Kamis 45
Jumat 22
Sabtu 28
Minggu 50
Sajikan data di atas dalam diagram batang dan diagram lingkaran!
2. Buatlah data fiktif tentang banyaknya siswa kelas I s/d kelas VI di SD
tempat bapak/ibu mengajar, kemudian sajikan dalam bentuk tabel, diagram
batang, dan diagram lingkaran!
3. Dari 60 orang guru yang mengikuti PLPG tahap IV, daimbil secara acak 8
orang dan diketahui nilai UKA masing-masing adalah 38, 34, 52, 37, 30, 33,
39, 40. Hitunglah rata-rata nilai UKA dari 8 guru tersebut!
4. Rata-rata nilai dari 9 orang siswa adalah 78. Jika Ramy mengikuti ujian
susulan maka rata-rata kelas menjadi 78,5. Berapa nilai ujian Ramy?
E. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
1. a. Diagram batang
b. Diagram Lingkaran
54
2. Menyesuaikan dengan data yang dibuat.
3. 38,57
4. 83
<<< Selamat Belajar>>>