You are on page 1of 27

PENDAHULUAN

Perbuatan cabul merupakan segala bentuk

perbuatan yang sengaja dilakukan untuk membangkitkan nafsu birahi atau nafsu seksual di luar perkawinan.

Adanya kaitan antara ilmu kedokteran dengan

kejahatan seksual dapat dipandang sebagai konsekuensi dari pasal pasal di dalam kitab undang undang hukum pidana (KUHP) serta kitab undang undang hukum acara pidana (KUHAP) serta tata cara pembuktian pada setiap kasus yang termasuk di dalam pengertian kasus kejahatan seksual.

Kejahatan kesusilaan / kejahatan seksual sendiri, oleh KUHP dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

Kejahatan kesusilaan yang dilakukan dalam


perkawinan.

Kejahatan kesusilaan yang dilakukan di luar


perkawinan.

Kejahatan seksual berupa pencabulan.

DEFENISI

Menurut Soesilo dalam bukunya, mengatakan bahwa

yang dimaksud dengan perbuatan cabul ialah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan keji, semuanya itu dalam lingkungan nafsu birahi, misalnya cium ciuman, meraba raba anggota kemaluan, meraba buah dada dan sebagainya.

KETENTUAN HUKUM PERBUATAN CABUL

A. Perbuatan cabul yang dilakukan di depan umum.


KUHP Pasal 281 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak Rp. 4500,- : Barangsiapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan. Barangsiapa dengan sengaja dan dimuka orang lain yang ada disitu tidak atas kehendaknya, melanggar kesusilaan.

B. Perbuatan cabul yang dilakukan mau sama mau

KUHP Pasal 290


Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun: (2) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umumya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang bersangkutan belum waktunya untuk dikawin.

KUHP pasal 293


1. Barang siapa dengan memberi atau menjanjikan uang atau barang, menyalahgunakan pembawa yang timbul dari hubungan keadaan, atau dengan penyesatan sengaja menggerakkan seorang belum dewasa dan baik. Tingkah lakunya untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul dengan dia, padahal tentang belum kedewasaannya, diketahui atau selayaknya harus diduganya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan orang yang terhadap dirinya dilakukan kejahatan itu. Tenggang waktu tersebut dalam pasal 74 bagi pengaduan ini adalah masing-masing sembilan bulan dan dua belas bulan.

2. 3.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pasal


ini dapat diancam adalah :

Sengaja membujuk orang untuk melakukan perbuatan cabul dengan dia (pelaku) atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul pada dirinya. Orang yang dibujuk
Belum dewasa (< 21 tahun, ) Belum pernah menikah Tidak cacat kelakuannya (bukan pelacur)

KUHP PASAL 294

(1). Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan anaknya, tirinya, anak angkatnya, anak di bawah pengawasannya yang belum dewasa, atau dengan orang yang belum dewasa yang pemeliharaanya, pendidikan atau penjagaannya diannya yang belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(2). Diancam dengan pidana yang sama:


Pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang karena jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya dipercayakan atau diserahkan kepadanya,

Pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit jiwa atau lembaga sosial, yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya.

Hal yang perlu menjadi perhatian dalam pasal 294 ayat (1) disebut bahwa korban adalah semua yang belum dewasa (kurang berumur 21 tahun dan belum pernah menikah).

C. PERBUATAN CABUL DENGAN SESAMA KELAMIN

KUHP Pasal 292


Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sesama kelamin, yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya belum dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

Dalam pasal ini yang dapat dipidana adalah bila

perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa terhadap yang orang yang belum dewasa. Bila perbuatan tersebut dilakukan oleh dua orang yang sudah cukup umur atau dua orang yang belum cukup umur tetapi sudah berumur 15 tahun tidak dapat dipidana,

D. MENYERANG KEHORMATAN KESUSILAAN

KUHP Pasal 289

Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Jadi yang dilarang dalam pasal ini bukan saja memaksa


orang untuk melakukan perbuatan cabul, tetapi juga memaksa orang untuk membiarkan dilakukan pada dirinya perbuatan cabul.

E. PERBUATAN CABUL DENGAN ORANG YANG PINGSAN ATAU TIDAK BERDAYA

KUHP pasal 290

Diancam dengan pidan penjara paling lama tujuh tahun


1. Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seorang, padahal diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya 2. Barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas yang bersangkutan atau belum waktunya untuk dikawin, untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang lain.

Pada pasal ini , Ayat (1) bila persetubuhan tidak


dapat dibuktikan maka bisa dipilih untuk dijadikan subsider dari pasal 286 KUHP. (persetubuhan terhadap wanita yang pingsan atau tidak berdaya).

F. MEMBUJUK UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN CABUL / PERSETUBUHAN DENGAN ORANG LAIN.

KUHP pasal 290


tahun:

Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh


(3)Barang siapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum 15 tahun atau kalau umurnya tidak jelas yang bersangkutan belum waktunya untuk dikawini, untuk melakukan perbuatan cabul, atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang lain.

Untuk orang lain atau orang ketiga yang melakukan

perbuatan atau persetubuhan di luar perkawinan berlaku KUHP pasal 287 atau subsider pasal 290 ayat 2

G. MENGHUBUNGKAN, MEMUDAHKAN, DILAKUKAN PERBUATAN CABUL DENGAN ORANG LAIN.

KUHP Pasal 295 (1) Diancam:

1. Dengan pidana penjara paling lama lima tahun barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan dilakukannya perbuatan cabul oleh anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, atau anak di bawah pengawasannya yang belum dewasa, atau oleh orang yang belum dewasa yang pemeliharaannya, pendidikan atau penjagaannya diserahkan kepadanya, ataupun oleh bujangnya atau bawahannya yang belum cukup umur. 2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun barang siapa dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul, kecuali yang tersebut dalam butir 1 di atas., yang dilakukan oleh orang yang diketahuinya belum dewasa atau yang sepatutnya harus diduganya demikian, dengan orang lain.

(2) Jika yang melakukan kejahatan itu sebagai

pencarian atau kebiasaan, maka pidana dapat ditambah sepertiga.

orang yang melakukan sebagai mata pencaharian dan

kebiasaan maka hukumannya ditambah 1/3 nya. Pencaharian berarti jika didalamnya hal itu ada pembayarannya. Dan kebiasaan berarti jika dilakukan lebih dari sekali.

KUHP Pasal 296


Barang siapa dengan sengaja menghubungkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain dengan orang ketiga menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak 15.000 rupiah.

Disini dijelaskan barang siapa pemilik rumah pelacuran,


pemilik rumah bordil (bordeelhouders) yang disebut dengan sebutan germo, mucikari. Orang ketiga yang dimaksud adalah pelacur yang sudah cukup umur.

H. MENARIK KEUNTUNGAN DARI PELACUR

KUHP pasal 506

Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencaharian, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun. Seorang suami yang menyuruh istrinya untuk menjadi pelacur, maka perbuatan suaminya tersebut dapat dikategorikan sebagai mucikari dan ini merupakan pelanggaran. Hal ini sesuai menurut Arrest Hoge Raad 18 Maret 1912.

I. Mempromosikan diri untuk perbuatan cabul.

Dalam hal mempromosikan diri untuk perbuatan cabul pada sekarang ini banyak dilakukan dengan mempergunakan internet maupun majalah atau koran yang bertujuan untuk perbuatan cabul. Tuntutan selain dapat dikenai dengan KUHP dapat pula dikenai sanksi melanggar undang undang tentang porno aksi dan porno grafi.

PEMERIKSAAN

Perlu diperhatikan terhadap korban perbuatan cabul,


apakah korban masih hidup atau sudah meninggal.

Bila korban masih hidup maka dapat dilkukan anamnese.


Hasil anamnese yang diambil dari korban dijadikan lampiran untuk visum et repertum dan disebut sebagai

keterangan yang diperoleh dari korban.

Ada empat macam keadaan selaput dara :


Selaput dara disetubuhi. Selaput dara Selaput dara disetubuhi. Selaput dara melahirkan seorang perempuan yang belum pernah seorang perempuan baru disetubuhi. seorang perempuan yang sudah sering

seorang perempuan yang sudah pernah

Dalam kasus perbuatan cabul yang perlu


diperiksa :
Menentukan ada tidak persetubuhan. Ada tidaknya tanda tanda kekerasan. Adanya tanda tanda bekas pingsan atau tidak berdaya. Umur Homoseksualitas dan lesbianisme

JENIS JENIS DEVIASI SEKSUAL

A.

Deviasi seksual dengan manifestasi perubahan tujuan seksual :

Ekshibisionisme. Nimfomania dan Satiriasisme Voyeurisme Fetisisme. Koprolagnia. Urolagnia. Sadisme. Masokisme. Triolisme atau triolosme. Coprolalia. Pyromania

B.

Deviasi seksual dengan manifestasi perubahan dari objek seksual :



Homoseksualitas Pedofilia Incest Nekrofiliak Bestialitas (zoofilia) Kunilingus, felatio dan analingus. Froteurisme

Deviasi seksual dengan manifestasi perubahan peran seksual atau identitas seksual.

Transeksualitas Tranvertisme.

You might also like