You are on page 1of 53

Art Of Therapy

14. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


PERIPORITIS
DEFINISI : Infeksi sekunder kelenjar keringat oleh S.aureus

KRITERIA DX. Anamnesis : subjektif, sering asimptomatik. terdapat faktor predisposisi berupa hiperhidrosis, higiene buruk, malnutrisi, dan sering terdapat pada bersamasama dengan miliaria UKK : nodul eritematosa, soliter maupun multipel, berbentuk kubah, tidak nyeri kalau ditekan, dan tidak terdapat mata Distribusi : di daerah yang banyak keringat seperti pantat, batang tubuh bagian atas dan kulit kepala Px. penunjang : bila kasus rekurens, perlu diselidiki penyakit sistemik yang mendasari

DD Furunkel : lesi ditembus oleh rambut dan memiliki mata

TATALAKSANA : a. b. Umum : mengatasi faktor predisposisi yaitu dengan memperbaiki higiene, memakai pakaian yang menyerap keringat, menghindari panas yang berlebihan Medikamentosa : mempercepat drainase dengan kompres air hangat atau dengan povidon iodine yang diencerkan 10 x, 2 kali sehari selama 10-15 menit, baru setelah itu dioleskan antibiotik kausatif dengan antibiotik, terutama topikal, yang efektif terhadap stafilokokus misalnya gentamisin atau neomisin sulfat(Cicatrin ) dengan BSO cream atau losion, 3-4 kali sehari selama 7-10 hari (ingat risiko ototoksik bila digunakan pada area yang luas). Antibiotik sistemik digunakan bila lesi
R

320 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

berjumlah banyak dan pada pasien immunocompromissed, digunakan dari golongan aminopenisilin (amoksisilin dengan dosis dewasa 3x250-500 mg,anak < 10 tahun 3x125-250 mg, diminum sesudah makan,atau ampisilin 4x250-500 mg, anak < 10 tahun dosisnya setengah dosis dewasa diminum 30 menit sebelum makan) atau eritromisin dengan dosis dewasa 4x500 mg, anak 2-8 thn 4x250 mg, anak < 2 tahun 4x125 mg, sesudah makan. Selain itu, anjurkan pasien membersihkan lesi dengan sabun antiseptik 2 kali sehari (Betadine )
R

Folikulitis
DEFINISI Radang folikel rambut, terutama disebabkan oleh S.aureus. Terdapat 2 jenis yaitu folikulitis superfisialis yaitu bila lesi hanya sampai di epidermis dan folikulitis profunda bila lesi mencapai dermis.

KRITERIA DX. : Anamnesis : subjektif, terasa gatal dan terbakar terutama pada folikulitis profunda. Terdapat riwayat trauma, gigitan serangga, bekas goresan atau gorekan di kulit yang terinfeksi. Dijumpai terutama pada anak-anak. Faktor predisposisi yaitu higiene yang jelek, udara yang lembab dan panas, malnutrisi. oklusi, maserasi, dan friksi. UKK : papul dan pustula eritematosa, ditembus oleh rambut, multipel dan pada folikulitis profunda dapat teraba benjolan subkutan. Distribusi : didapatkan pada daerah berambut dimana pada folikulitis superfisialis terutama di wajah dan ekstremitas bawah sedangkan folikulitis profunda lebih banyak ditemui di dagu, daerah kumis, alis, aksila, pubis, dan paha Px. penunjang : px. Gram didapatkan kokus gram positif

DD Akne vulgaris : predileksi terutama di wajah dan punggung, terdapat komedo, dan pustula (bila terinfeksi) tidak ditembus oleh rambut

321

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Pseudofolikulitis : lebih sering pada pria kulit hitam dengan janggut keriting Keratosis pilaris : tidak didapatkan pustula

TATALAKSANA : a. b. Umum : atasi faktor predisposisi Medikamentosa Kausatif dengan antibiotik, terutama topikal, yang efektif terhadap stafilokokus misalnya gentamisin atau neomisin sulfat(Cicatrin ) dengan BSO cream atau losion, 3-4 kali sehari selama 7-10 hari (ingat risiko ototoksik bila digunakan pada area yang luas). Antibiotik sistemik digunakan bila lesi berjumlah banyak dan pada pasien immunocompromissed, digunakan dari golongan aminopenisilin (amoksisilin dengan dosis dewasa 3x250-500 mg,anak < 10 tahun 3x125-250 mg, diminum sesudah makan,atau ampisilin 4x250-500 mg, anak < 10 tahun dosisnya setengah dosis dewasa diminum 30 menit sebelum makan) atau eritromisin dengan dosis dewasa 4x500 mg, anak 2-8 thn 4x250 mg, anak < 2 tahun 4x125 mg, sesudah makan. Selain itu, anjurkan pasien membersihkan lesi dengan sabun antiseptik 2 kali sehari (Betadine ) Untuk mempercepat drainase, kompres dengan air hangat atau povidon iodine 1% (encerkan 1:10) 2 kali sehari selama 10-15 menit, setelah itu baru dioleskan antibiotik Simptomatik diberikan bila terasa sangat gatal, dapat diberikan antipruritus oral yaitu antihistamin sedatif dan atau topikal yaitu hidrokortison cream 1% dioleskan tipis di atas antibiotik 2 kali sehari.
R R

Furunkel/Karbunkel
DEFINISI : Dikenal awam dengan sebutan bisul, merupakan penyakit infeksi akut pada folikel rambut dan perifolikuler di lapisan dermis. Furunkel umumnya berkembang dari suatu folikulitis dan bila terdapat lebih dari satu furunkel disebut dengan furunkulosis. Karbunkel adalah beberapa furunkel yang konfluens, dipisahkan oleh jaringan ikat sehingga memiliki beberapa mata .Biasanya disebabkan oleh S.aureus

322 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : Keluhan berupa rasa nyeri. Terdapat faktor predisposisi berupa obesitas, orang dengan higienitas yang buruk, dan pada orang dengan sistem imun yang kurang baik seperti pada penderita DM. UKK : nodul eritematosa berbentuk kerucut dan di tengahnya terdapat pustul. Kemudian melunak menjadi abses berisi pus dan jaringan nekrotik lalu memecah. Distribusi : daerah berambut, lembab, dan banyak mengalami tekanan yaitu di ketiak, bokong, tengkuk, dan punggung. Pemeriksaan Penunjang : pengecatan Gram dari sekret, biasanya menunjukkan kokus gram positif dengan gambaran leukosit PMN. Bila perlu, dilakukan kultur.

Diagnosis Banding Akne kistika : lesi multipel terdistribusi di daerah wajah dan batang tubuh, selain itu juga dapat ditemukan lesi akneiformis lainnya seperti komedo, papul, dan pustul. Hidradenitis supuratif : nodul juga ditemukan di daerah ketiak, inguinal, dan perineum.

TATALAKSANA : a. b. Umum : atasi faktor predisposisi Medikamentosa Untuk mempercepat drainase, kompres dengan air hangat atau povidon iodine 1% (encerkan 1:10) 2 kali sehari selama 10-15 menit, setelah itu baru dioleskan antibiotik Simptomatik diberikan bila terasa sangat gatal, dapat diberikan antipruritus oral yaitu antihistamin sedatif dan atau topikal yaitu hidrokortison cream 1% dioleskan tipis di atas antibiotik 2 kali sehari. Kausatif dengan antibiotik, terutama topikal, yang efektif terhadap stafilokokus misalnya gentamisin atau neomisin sulfat(Cicatrin ) dengan BSO cream atau losion, 3-4 kali sehari selama 7-10 hari (ingat risiko ototoksik bila digunakan pada area yang luas). Antibiotik sistemik digunakan bila lesi berjumlah banyak dan pada pasien immunocompromissed, digunakan dari golongan aminopenisilin (amoksisilin dengan dosis dewasa 3x250-500
R

323

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

mg,anak < 10 tahun 3x125-250 mg, diminum sesudah makan,atau ampisilin 4x250-500 mg, anak < 10 tahun dosisnya setengah dosis dewasa diminum 30 menit sebelum makan) atau eritromisin dengan dosis dewasa 4x500 mg, anak 2-8 thn 4x250 mg, anak < 2 tahun 4x125 mg, sesudah makan. Selain itu, anjurkan pasien membersihkan lesi dengan sabun antiseptik 2 kali sehari (Betadine ) Bila lesi sudah matang, lakukan insisi dan drainase pus, lalu dioles dengan salep kloramfenikol (Kemicetin ) selama 5-7 hari, dioleskan 3-4 kali sehari
R R

Selulitis
DEFINISI Infeksi supuratif akut menyebar sampai ke jaringan dermis dan subkutan, biasanya disebabkan oleh S.aureus atau Streptococcus beta hemolitikus grup A

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : gejala konstitusi berupa malaise, menggigil, dan demam yang dapat timbul mendadak sebelum timbulnya lesi. Demam tinggi dan meriang biasanya disebabkan infeksi Streptococcus beta hemolitikus Grup A. Lesi terasa nyeri dan terdapat nyeri pada perabaan. Adanya riwayat trauma atau penyakit kulit lain yang mendasari. UKK : lesi eritematosa difus dengan indurasi dan nyeri serta hangat pada perabaan, batas tidak tegas dan meninggi serta dijumpai tanda-tanda radang akut. Bisa tampak vesikel, bula, erosi, abses, maupun nekrosis di daerah lesi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan limfonodi regional dapat membesar dan nyeri pada penekanan. Distribusi : paling banyak pada tungkai bawah Pemeriksaan Penunjang : Darah rutin didapatkan leukositosis dan peningkatan laju enap darah Pengecatan Gram dan kalau perlu kultur baik dari lesi maupun dari darah untuk mengetahui jenis organisme yang menginfeksi. Spesimen diambil dari tepi lesi yang paling aktif dengan cara diaspirasi dengan 0,5 ml nonbakteriostatik saline.

324 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Diagnosis Banding Tromboflebitis superfisialis Dermatitis stasis Dermatitis kontak

MANAJEMEN : a. b. Umum : istirahatkan ekstremitas yang terkena dan ditinggikan Simptomatik : bila membasah kompres hangat dengan antiseptik KMnO4 1/5000 (tersedia adalam konsentrasi 0,1% sehingga harus dicampur air dengan perbandingan 1: 5 atau dengan Povidon Iodine 1%, kalau tidak minimal dengan air hangat selama 10-15 menit, 2 kali sehari. Berikan analgesik bila perlu. Untuk membersihkan jaringan nekrotik, irigasi dengan saline steril c. Kausatif : Antibiotik oral digunakan pada pasien yang tidak menunjukkan gejala sistemik yang parah. Antibiotik yang dapat diberikan adalah yang efektif terhadap kokus gram positif, yaitu penisilin seperti amoksisilin atau ampisilin namun karena sekarang ini terdapat kecendrungan resistensi sehingga dapat dipilih golongan penisilin yang tahan penisilinase seperti flukoksasilin (dosis dewasa 500 mg tiap 6 jam, 30 menit sebelum makan, dosis anak 2-10 tahun, setengah dari dosis dewasa, dan pada anak <2 tahun berikan dosis seperempat dosis dewasa, diminum 30 menit sebelum makan atau golongan seftriakson seperti sefaleksin (dosis 500 mg tiap 6 jam sesudah makan), yang harganya relatif mahal dan bila pasien memiliki alergi terhadap derivat penisilin dapat dicoba eritromisin 4x500 mg sesudah makan. Durasi terapi selama 7-10 hari. Umumnya perbaikan gejala seperti demam didapatkan dalam 24 jam terapi, bila tidak terjadi pertimbangkan melakukan kultur. Bila selulitis menyebar dengan cepat, gejala sistemik parah, dan terdapat faktor penyulit seperti pada pasien immunocompromised, berikan antibiotik intravena dan rujuk pasien ke rumah sakit.

Erisipelas
DEFINISI : Bentuk selulitis yang lebih superfisial, disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus grup A dan Haemofillus influenza (pada anak-anak)

325

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

KRITERIA DX : Ax : umumnya diawali dengan gejala sistemik seperti malaise, demam, artralgia lalu muncul lesi di kulit berawal sebagai bercak merah atau didahului adanya lesi di kulit sebelumnya seperti dermatitis atau trauma UKK : eitema berwarna merah cerah, berbatas tegas, pinggirnya meninggi dengan tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bula. Jika tidak diobati akan menjalar ke sekitarnya terutama bagian proksimal. Distribusi : wajah dan ekstremitas Px Penunjang : pengecatan gram dari eksudat lesi menunjukkan kokus gram positif, lab darah rutin didapatkan leukositosis dengan kenaikan laju enap darah, kalau perlu dilakukan kultur dan sensitivitas darah

DD Dermatitis fotokontak Dermatitis kontak alergika Selulitis

TATALAKSANA a. b. Umum : bedrest Medikamentosa : Simptomatik : berikan analgesik sekaligus antipiretik bila terdapat nyeri dan demam (Ibuprofen ), kompres hangat dengan air atau dengan larutan antiseptik. Kausatif dengan antibiotik sistemik seperti penisilin V (phenoxymethyl penicillin) 500 mg tiap 6 jam diminum 1 jam sebelum makan atau eritromisin 500 mg tiap 6 jam sesudah makan. Kalau keadaan umum pasien jelek, diperlukan antibiotik intravena dan rawat inap
R

Ektima
DEFINISI Infeksi kulit oleh S.aureus dan Streptokokus beta hemolitikus Grup A yang meluas sampai ke dermis, membentuk ulkus superfisial

326 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

KRITERIA DX : Anamnesis : subjektif, terasa nyeri dan nyeri tekan UKK : ulkus yang ditutupi krusta tebal dengan dasar eritematosa, nyeri dan terdapat indurasi Distribusi : ekstremitas terutama bagian distal Px.penunjang : pengecatan Gram menunjukkan kokus gram positif dengan neutrofil, kalau perlu dilakukan kultur dan sensitivitas darah

DD : Impetigo krustosa

TATALAKSANA a. b. Umum : jaga kebersihan kulit, anjurkan pasien mandi memakai sabun antiseptic Medikamentosa: Simptomatik : berikan analgesik Kausatif : antibiotik sistemik selama 7-10 hari dengan golongan penisilin seperti amoksisilin atau ampisilin dan eritromisin

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)


DEFINISI : infeksi kulit yang disebabkan oleh eksotoksin S.aureus tipe tertentu dengan ciri khas berupa epidermolisis ( lepasnya lapisan superfisial epidermis ). Paling sering terjadi pada neonatus dan anak< 2 tahun. Jarang pada orang dewasa.

KRITERIA DIAGNOSIS : Anamnesis : riwayat infeksi saluran nafas/konjungtivitis/otitis media sebelumnya, demam tinggi mendadak, dan kulit lembek pada perabaan, anak rewel UKK : awalnya eritema mendadak di muka, leher, ketiak, dan lipat paha kemudian dalam 24-48 jam timbul bula berdinding kendor (Nikolsky sign positif). Mukosa kulit tidak terlibat.

327

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Distribusi : menyeluruh Px Penunjang : kultur dari daerah yang menjadi tempat kolonisasi kuman misalnya di nares, ataupun di umbilicus pada neonatus. Kalau bulanya yang dijadikan bahan untuk kultur, hasilnya malah steril.

DD: TEN

TATALAKSANA a. b. Umum : Atasi kegawatdaruratan dan pasang infus untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan jalur obat. Medikamentosa : berikan antibiotik sistemik eritromisin dengan dosis dewasa 4x500 mg, anak 2-8 thn 4x250 mg, anak < 2 tahun 4x125 mg atau kloksasilin 4x 500 mg (dosis anak setengahnuya dan dibawah 2 tahun berikan seperempatnya) selama 14-21 hari dan bila terdapat tanda-tanda sepsis berikan antibiotik intravena.Kortikosteroid adalah kontraindikasi. Rawat inap.

Impetigo
DEFINISI infeksi bakterial yang terbatas pada lapisan epidermis, terdapat 2 bentuk yaitu : impetigo bullosa dan impetigo krustosa.

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : subjektif, terasa gatal UKK : impetigo bullosa : vesikel dan bula yang berisi caira kuning jernih atau sedikit keruh, tanpa daerah eritema di sekitarnya, bila atap bula dipecah meninggalkan erosi dangkal, predileksi di daerah lipatan tubuh Impetigo krustosa : vesikel maupun pustul kecil yang cepat ruptur dan menjadi erosi yang kemudian ditutupi oleh krusta, distribusi lesi menyebar dengan beragam bentuk, tanpa terapi yang memadai maka lesi bisa menyatu Distribusi : bullosa di daerah intertrigo dan yang krustosa di daerah wajah Px Penunjang : gram terdapat kokus gram positif

328 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

DD: DKA, herpes simpleks, ekskoriasi, dermatitis perioral, pemfigoid bulosa

TATA LAKSANA a. b. Umum : jaga kebersihan Medikamentosa : antibiotik sistemik yaitu amoksisilin, kloksasilin atau eritromisin selama 14 hari. Bersihkan krusta dengan menggunakan kompres hangat 2 kali sehari selama 10-15 menit dan anjurkan pasien untuk mandi memakai sabun antiseptik

Eritrasma
DEFINISI Infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh C. minutissimum, biasa terjadi pada daerah lipatan tubuh

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis :didapatkan faktor risiko seperti kelembapan, pakaian yang ketat, obesitas, dan hiperhidrosis. UKK : makula berbatas tegas berwarna merah atau merah kecoklatan Distribusi : daerah sela-sela jari kaki, lipat paha, dan di daerah aksilla. Px penunjang : woods lamp menunjukkan fluoresensi merah

DD : Dermatofitosis, Candidiasis intertriginosa, Intertrigo

TATALAKSANA a. b. Umum : atasi faktor predisposisi Medikamentosa berikan salep eritromisin (Erymed ) 2 kali sehari sampai dengan 7 hari dan kalau lesi luas berikan antibiotik sistemik yaitu eritromisin 4x500 mg selama 7-10 hari. Sarankan pasien untuk mandi memakai sabun antiseptik (Betadine )
R R

329

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Intertrigo
DEFINISI Peradangan non spesifik pada daerah lipatan tubuh (intertriginosa). Faktor predisposisi terjadinya intertrigo adalah udara yang panas, lembab, dan friksi, sehingga menyebabkan terjadinya maserasi. Terutama terjadi pada orang yang gemuk dan pada musim hujan.

KRITERIA DX : Anamnesis : subjektif, gatal, rasa terbakar, dan rasa tertusuk-tusuk UKK : eritema, membasah, disertai dengan eksudasi Distribusi : daerah lipatan yaitu leher, payudara, ketiak, paha, dan bokong Px penunjang : dilakukan kalau terdapat tanda-tanda infeksi

DD : Tinea cruris, Eritrasma, Kandidiasis intertriginosa

TATALAKSANA : a. Umum : mengatasi faktor predisposisi yaitu dengan memperbaiki higiene, mengurangi kelembaban misalnya dengan memakai pakaian yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat, dan mengurangi friksi misalnya dengan mengurangi berat badan b. Medikamentosa : Kompres hangat dengan air hangat atau dengan larutan antiseptik seperti povidon iodine atau KMnO4 1/5000 pada lesi yang bersifat membasah Krim kortikosteroid topikal dengan potensi ringan (karena digunakan di daerah lipatan) seperti hidrokortison 1% dioleskan di atas lesi tipis-tipis Bedak tabur yang mengandung antipruritus dan antiradang terutama pada orang gemuk untuk mengurangi friksi (Rodeca )
R

330 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Pityriasis Rosea
DEFINISI Erupsi kulit yang bersifat self limited ditandai oleh makula, papula, dan plak eritematosa berbentuk oval dengan skuama halus di daerah tepi.

KRITERIA DX. : Anamnesis : subjektif, terasa gatal bersifat ringan sampai dengan sedang, UKK : lesi awal berupa patch eritematosa, soliter, berdiameter 2-6 cm, bentuk oval, dengan skuama halus di pinggirannya, predileksi terutama di badan, atau disebut juga dengan Herald Patch. Dalam 4-10 hari setelah munculnya lesi pertama, muncul ruam kulit serupa, ukuran lebih kecil, multipel, tersebar dengan pola tipikal yaitu Christmas Tree Appereance, yaitu sumbu panjang lesi oval akan sejajar dengan lipatan kulit. Distribusi : daerah yang tidak terkena sinar matahari yaitu badan, lengan atas bagian proksimal, dan paha bagian proksimal.

DD Tinea korporis : makula eritematosa berbatas tegas dengan lesi satelit, tidak didapatkan erupsi, jumlah ruam lebih sedikit, KOH (-) Sifilis sekunder : sering disertai dengan gambaran sistemik, terdapat faktor risiko sifilis, px. serologis (bila perlu) Erupsi obat : riwayat pemakaian obat yang dicurigai menyebabkan erupsi kulit, subjektif lebih gatal, warna lesi merah terang, skuama lebih sedikit, dan ruam sering konfluen Psoriasis guttatae : skuama lebih tebal dan perjalanan penyakit lebih lama

TATALAKSANA : Terapi medikamentosa diberikan bila terdapat keluhan gatal yang mengganggu. Dapat berupa antihistamin sedatif disertai pemberian obat topikal yaitu steroid potensi sedang atau bedak/lotion mengandung asam salisilat dicampur dengan sediaan antipruritus seperti mentol atau camphora (Caladine , Rodeca )
R R

331

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

R/

Chlorpheniramine maleat tab mg 4 no XV s.p.r.n.3 d.d.tab. I dan

R/

Locoid cr. tube.. (1 tube=10 gram ) s.2 d.d.u.e. atau

R/

As. salisilat 3% Menthol 1%

Talc.venet. 20 % Oxid zinci 20% Gliserin Aquae Spir.dil. aa. ad. 100% m.f.l.a. lot. ml s.2 d.d.u.e. Dalam minggu pertama munculnya erupsi kulit, dapat dilakukan terapi tambahan berupa berjemur di sinar matahari pagi atau soreuntuk mempercepat penyembuhan Lesi menyembuh spontan dalam minggu dan akan menimbulkan hipopigmentasi yang akan hilang sendiri dalam beberapa bulan 10%

Miliaria
DEFINISI Kelainan kulit akibat tertutupnya saluran kelenjar keringat yang menyebabkan retensi keringat. Di masyarakat dikenal sebagai biang keringat. Lebih banyak dijumpai pada musim kering serta lingkungan yang panas dan lembab.

KRITERIA DIAGNOSIS : Anamnesis : gatal terutama saat berkeringat, anak rewel terutama pada keadaan panas dan lembab UKK : vesikel atau papulovesikel dengan dasar kemerahan berukuran kecil-kecil dan berjumlah banyak. Bila serangan miliaria berlangsung lama, vesikel dapat mengalami infeksi sekunder dan menjadi pustula

332 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

DD :

Distribusi : leher, punggung, dada. dan kaki.

Dermatitis kontak : cenderung mengelompok dan gatalnya lebih hebat Folikulitis : pustula lebih besar dan lebih sedikit, tidak berada pada daerah berambut ( dd dengan miliaria pustulosa)

TATALAKSANA : a. b. Umum : dengan mengatasi faktor predisposisi, yaitu hindari panas berlebihan, usahakan ventilasi yang baik, gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat Medikamentosa : Losio Faberi R/ Ac. salicyl 0,5 % 5% 5% 5% 100%

Talc.venetum Oxid zinci Amyl orizae Spir.dil.ad. m.f.l.a.lot. g.. s.2 d.d.u.e. c. atau

Losio Calamin (Caladine , Caladryl ) atau Bedak Salisil 2 %, s 2 d.d.u.e.

Bila ada infeksi sekunder, berikan antibiotik dengan BSO cream

URETRITIS DAN SERVISITIS NON GONOREA


DEFINISI Peradangan uretra/ serviks dengan penyebab kuman selain Neisseria gonorrhoeae; Chlamidia trachomatis (terbanyak), Ureaplasma urealyticum, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Gardnerella vaginalis, HSV, tidak diketahui.

333

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis/ Klinis: Anamnesis terdapat koitus suspek Masa inkubasi kebanyakan : 2-3 minggu Pada uretritis : discharge uretra, jernih sampai sedikit keruh, lendir, terutama pagi hari, BAK sakit Pada servisitis : discharge purulen/ mukopurulen endoservik, intermenstrual vaginal bleeding (biasanya setelah sexual intercourse) Dapat juga asimtomatik

Pemeriksaan Fisik: Pada uretritis : meatus eksternus eritem, edem atau tidak ada radang, discharge uretra sedikit, mukopurulen atau mukoid, seromukous (mungkin hanya keluar bila dimassage) Pada servisitis : discharge purulen/ mukopurulen endoservik, swab bleeding Bisa juga pemeriksaan normal

Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan Gram dari urethral smear : leukosit pmn 5, DGNI (-) atau dari spesimen FPU (first pass urine) : leukosit pmn 10

DD Uretritis/ Servisitis Gonorea

TERAPI Azithromycin 1 g oral dosis tunggal Doxycycline 2x100mg selama 7 hari

Alternatif Eritromisin basa 4x500mg atau eritromisin etilsuksinat 4x800mg per oral (7 hari) Ofloksasin 2x300mg per oral selama 7 hari (ex: sediaan 200 dan 400 mg Ethiflox, Floxan, Pharflox) Levofloksasin 1x500 mg per oral selama 7 hari (ex: sediaan 250 dan 500 mg Levovid, Cravit, Volequin) Infeksi yang rekuren dan persisten Metronidazol 1 g oral dosis tunggal (ex: sediaan 250 dan 500 mg Gravazol,

334 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Farizol, Flagyl) Tinidazol 2 g oral dosis tunggal (ex: sediaan 500mg Fasigyn) Azithromycin 1 g oral dosis tunggal (jika tidak digunakan untuk inisial)

INFEKSI GONOCOCCUS
DEFINISI Peradangan uretra/ serviks dengan penyebab kuman Neisseria gonorrhoeae

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis/ Klinis: Anamnesis terdapat koitus suspek Masa inkubasi kebanyakan : 1-7 hari Pada uretritis : gatal/ nyeri pada ujung kemaluan, BAK sakit/ pedih, keluar cairan dari kemaluan terutama pagi makin lama makin banyak (komplikasi: demam, skrotum dan inguinal bengkak) Pada servisitis : biasanya asimtomatik atau keputihan warna kuning

Pemeriksaan Fisik: Pada uretritis : tampak mukosa uretra eritem, edema, discharge mukopurulen (kuning kehijauan, ektropion Pada servisitis : vulva tenang; dinding vagina eritem/ normal; endoserviks eritem, edema, ektopi, swab bleeding, discharge mukopurulen Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan Gram dari urethral smear : leukosit pmn 5, DGNI (+) atau dari spesimen FPU (first pass urine) : leukosit pmn 10

DD Uretritis/ Servisitis Non Gonorea

TERAPI Uncomplicated Ceftriakson 125 mg IM dosis tunggal Cefixim 400 mg/ Siprofloksasin 500 mg/ Ofloksasin 400 mg/ Levofloksasin 250

335

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

mg, per oral, dosis tunggal Disseminated Gonococcal Infection (DGI) gonococcal bacteremia (ptekhie/ lesi kulit pustular, atralgia asimetris, tenosinovitis, septik artritis) Ceftriakson 1 g IM/IV tiap 24 jam Alternatif : Cefotaxim 1 g IV tiap 8 jam atau Ceftizoxim 1 g IV tiap 8 jam atau Siprofloksasin 400 mg IV tiap 12 jam atau Ofloxacin 400 mg IV tiap 12 jam atau Levofloxacin 250 mg IV tiap 24 jam atau Spectinomycin 2 g IM tiap 12 jam Terapi di atas diberikan hingga 24-48 jam setelah perbaikan lalu dilanjutkan dengan antibiotik oral hingga 1 minggu Antibiotik oral : Cefixim 2x400 mg atau Siprofloksasin 2x500 mg atau Ofloxacin 2x400 mg atau Levofloksasin 1x500 mg Meningitis dan Endocarditis Gonococcal Ceftriakson 1-2 g IV tiap 12 jam selama 10-14 hari Terapi endokarditis dilanjutkan hingga 4 minggu

VAGINOSIS BAKTERIAL
DEFINISI Sindroma klinik pada vagina tanpa peradangan akibat perubahan lingkungan lokal/ mikro maupun perubahan endogen yang mengakibatkan pergantian flora normal Lactobacillus sp oleh bakteri anaerob terutama G. Vaginalis, Prevotella sp, Mycoplasma homini.

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis/ Klinis: Biasanya asimtomatik (> 50%) atau keluhan iritasi/ gatal ringan Vagina berbau seperti ikan (fishy odor) Kadang dijumpai discharge vagina, homogen, putih keabuan atau kuning, melekat pada dinding vagina

Pemeriksaan Fisik: Discharge vagina, homogen, putih keabuan atau kuning, melekat pada dinding vagina

336 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Vagina berbau seperti ikan (fishy odor) PH vagina 4,5 Tes amin (+) : discharge vagina dari forniks posterior dioleskan pada gelas obyek, tetesi dengan KOH 10%, akan tercium bau seperti ikan. Pada pengecatan gram ditemukan clue cells > 20% (epitel skuamosa vagina yang tertutup bakteri vagina sehingga tampak sebagai masa granuler padat) Cara lain: ambil discharge vagina dari forniks posterior dioleskan pada gelas obyek, tetesi dengan larutan garam fisiologis, tutup dengan deck glass, periksa di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x.

Pemeriksaan Penunjang:

DD Candidiasis vulvovaginal Vaginitis Trikomonal

TERAPI Metronidazol 500 mg atau Klindamisin 300 mg per oral 2 kali sehari (7 hari) Topikal : Metronidazol gel 0,75% intravagina 1x sehari selama 5 hari atau Klindamisin cream 2% intravaginal 1x sehari selama 7 hari

TRIKOMONIASIS/ VAGINITIS TRIKOMONAL


DEFINISI Infeksi protozoa pada vagina oleh Trichomonas vaginalis.

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis/ Klinis: Keluhan panas/ iritasi di vagina Keputihan yang banyak, berbau busuk, discharge kuning atau hijau, kadang berbuih

337

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Pemeriksaan Fisik: Iritasi/ inflamasi/ eritem di dinding vagina Discharge banyak, berbau busuk, warna kuning atau hijau, kadang berbuih

Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan lab dengan NaCl 0,9% ditemukan T. Vaginalis motil (bahan pemeriksaan diambil dari forniks posterior) PH vagina biasanya > 4,5

DD Vaginosis bakterial Candidiasis Vulvovaginal

TERAPI Metronidazol 2 g per oral dosis tunggal atau dosis 500 mg per oral 2x sehari (7 hari) Tinidazole 2 g per oral dosis tunggal

CANDIDIASIS VULVOVAGINAL
DEFINISI Infeksi vagina dan atau vulva oleh kandida, terutama Candida albicans (80-92%).

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis/ Klinis: Keluhan gatal (dominan), panas/ iritasi di vagina dan atau vulva Keputihan putih kental seperti susu/ keju, banyak, tidak bau/ kadang berbau masam BAK sakit, dyspareunia Dapat bersifat asimtomatik

Pemeriksaan Fisik: Iritasi/ eritem, edema, ekskoriasi, fisura di vagina dan atau vulva Pembengkakan pada labia minora

338 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Discharge putih kental seperti susu/ keju (dinding vagina dijumpai gumpalan seperi keju), bisa banyak, tidak bau atau kadang berbau masam Bisa juga pemeriksaan normal

Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan lab dengan KOH 10% atau salin atau pengecatan Gram : pseudohifa (bahan pemeriksaan dari dinding vagina kanan dan kiri) PH vagina biasanya normal (4,0-4,5) Kultur (tidak rutin dikerjakan)

DD : Vaginosis bakterial, Vaginitis Trikomonal

TERAPI Topikal Oral Flukonazol 150 mg per oral dosis tunggal (ex: sediaan 150mg Diflucan, Fludis, Govazol) atau Ketokonazol 400 mg/ hari per oral selama 5 hari (ex: sediaan 200mg Fungasol, Grazol, Mycoderm) atau Itrakonazol 2x200 mg per oral dosis tunggal atau 100 mg/ hari selama 3 hari (ex: sediaan 200mg Furolnok, Igrazol, Nufatrac) Klotrimazol 1% cream (7-14 hari) atau Mikonazol 2% cream (7 hari) atau Mikonazol/ klotrimazol 200 mg intravagina setiap hari selama 3 hari atau Klotrimazol 500 mg intravagina dosis tunggal atau

Herpes Simpleks
DEFINISI Infeksi akut oleh virus HSV tipe I yang ditandai oleh adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : didahului oleh perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema selama beberapa menit sampai beberapa jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf. Pada Infeksi primer, biasanya didahului oleh gejala prodromal berupa demama,

339

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

malaise, dan nyeri otot. Sebelum muncul lesi di kulit akan didahului oleh rasa gatal, terbakar, dan nyeri lokal kemudian muncul kemerahan di kulit diikuti UKK : vesikel menggerombol di atas kulit yang eritematosa, berisi cairan jernih yang segera mengalami erosi dan krusta, kadang-kadang dapat menimbulkan ulkus dangkal. Px Penunjang : Tzanck test : multinucleated giant cells Px antibodi : HSV antigen

DD : Impetigo : cairan serosa dan krustosa yang menonjol Herpes Zoster : distribusi dermatomal Dermatitis kontak : riwayat kontak Erupsi obat : riwayat lesi serupa di tempat serupa setelah meminum obat tertentu

MANAJEMEN : Roboransia saraf (vit B kompleks) 1x1 Vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh diberikan 1- 2 kali sehari @ 500 mg. Atau dapat diberikan kombinasi vitamin Bkompleks dan Vitamin C dalam 1 tablet (Enervon C ) Antiviral per oral berupa Acyclovir 200 mg 5 kali sehari atau Valacyclovir 400 mg 2 kali sehari diberikan selama 7 hari untuk pasien yang mengalami serangan untuk pertama kali. Untuk pasien dengan rekurensi diberikan Acyclovir 400 mg 3 kali sehari selama 5 hari atau 800 mg 2 kali sehari selama 5 hari, bisa juga diberikan Valacyclovir 500 mg 2 kali sehari untuk 5 hari atau 2 gram 2 kali sehari untuk hari pertama dilanjutkan 1 gram 2 kali sehari untuk hari ke dua. Untuk herpes pada neonatal dapat diberikan 20 mg/kg IV setiap 8 jam selama 14 s/d 21 hari. Kompres antiseptik Sol. Betadine 1% atau Sol. KMnO4 1/5000 selama 15 menit 2 kali sehari bila vesikel pecah . Kompres juga dilakukan untuk mempercepat erupsi. Kurangi rasa nyeri dengan pemberian analgesik seperti asam mefenamat 3x500 mg
R

340 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Herpes Zooster
DEFINISI Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

KRITERIA DX : Ax : demam dan nyeri lokal pada dermatom saraf mendahului atau bersamaan dengan timbulnya lesi. Nyeri bisa ringan, sampai berat, bersifat tajam, membakar, atau tumpul. Px. fisik : vesikel bergerombol monomorfik dengan dasar eritem dan edem sesuai distribusi dermatomal berisi cairan jernih, kemudian mengeruh dapat menjadi pustula dan krustosa dengan lokalisasi unilateral, paling sering mengenai saraf torakal, lumbal, sacral, dan oftalmik. Bisa terdapat limfadenopati lokal. Px. penunjang : Px Tzanck

DD Herpes simpleks : distribusi lesi tidak sesuai dengan dermatomal Varicella : lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam Impetigo vesikobullosa : lebih sering pada anak-anak, distribusinya tidak sesuai dengan dermatomal

TATALAKSANA : Bedrest dan tingkatkan ketahanan tubuh dengan vitamin C dosis tinggi 2x500 mg Untuk neuralgianya diberikan analgesik seperti asam mefenamat s.p.r.n.3x500 mg sesudah makan. Jangan berikan golongan salisilat karena dapat menyebabkan sindroma salisilat Pencegahan nyeri paska herpetik dilakukan selama fase eruptif dan terutama diberikan pada orang lanjut usia (di atas 40 tahun) dengan prednison 40 mg/hari selama 5 hari, kemudian ditaper dengan prednison 20 mg/hari selama 5 hari, dan dilanjutkan dengan prednison 10 mg/hari selama 5 hari

341

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Untuk orang immunocompromissed, diberikan antivirus seperti Asiklovir 5x800 mg/hari, Valasiklovir 3x1000 mg/hari, diberikan selama 7 hari. Namun sekarang ini diberikan rutin pada penderita herpes zoster yang immunocompetent untuk mempercepat penyembuhan.

Untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder, jaga supaya vesikel tidak pecah dengan menaburkan shake lotion atau talk salisil 2% diberikan dalam 3 hari pertama setelah lesi muncul. Untul lesi yang erosif dapat diberikan kompres terbuka dengan air hangat atau dengan antiseptik, sedangkan pada lesi yang ulseratif diberikan antibiotik salep seperti kloramfenikol 2%.

Varisella
DEFINISI Penyakit yang disebabkan oleh virus varisela dengan gejala di kulit dan selapu lender berupa vesikula dan disertai dengan gejala konstitusi.

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : gejala prodromal ringan selama 1-2 hari. Penderita demam dan mengalami malaise lalu pada kulit muncul bintik bintik merah yang kemudian menjadi bintil-bintil. UKK : vesikel berukuran miliar sampai lentikular di sekitarnya terdapat daerah eritematosa. Dapat ditemukan beberapa stadium perkembangan vesikel mulai dari eritema, vesikel, pustula, skuama, hingga sikatriks Distribusi : badan, tapi bisa juga di wajah dan ekstremitas

DD: herpes zoster

TATALAKSANA a. b. Umum : istirahat, perbaiki sistem imun dengan menggunakan vitamin C 3x 500 mg Medikamentosa: berikan analgesik sekaliigus antipruritus seperti asetaminofen dengan dosis sprn 4x250 mg (dibawah 1 tahun dosisnya 60-120mg) dan bedak salisil 2% untuk mengurangi rasa gatal

342 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Moluskum kontagiosum
DEFINISI Penyakit yang disebabkan virus poks

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : UKK: papula miliar atau lentikuler bulat, putih seperti lilin dengan lekukan kecil di atasnya yang khas serta dasar eritematosa Distribusi : muka, badan, dan genitalia

DD: veruka plana, kondiloma akuminata, siringoma

TATALAKSANA Pemilihan cara pengobatan bergantung pada besar, lokalisasi, jenis, dan jumlah lesi. Dapat dilakukan operasi atau dengan kemoterapi. Operasi dapat dilakukan dengan cryosurgery menggunakan nitrogen cair selama 5-15 detik atau dengan kuretase materi moluskum dilanjutkan dengan kauter. Kemoterapi dapat dengan tingtur podofilin 15-20% tidak lebih dari 0,3 cc dan dibiarkan selama 4-6 jam dan kemudian dicuci. Daerah sekitar lesi dioleskan vaselin supaya tidak iritasi. Jika belum sembuh dapat diulang setelah 3 hari . Kontraindikasi pada wanita hamil.. Obat lainnya adalah trikloroasetatasid 50% tingtur dioleskan seminggu sekali.

Kondiloma Akuminata
DEFINISI Pertumbuhan yang bersifat jinak dan superfisial yang disebabkan oleh virus papova

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis : subjetif, penderita merasa alat kelaminnya berbau UKK: vevegetasi bertangkai dan berwarna kemerahan. Jika telah terjadi agak lama, permukaannya berjonjot

343

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Distribusi : pada pria di prepusium dan glans penis sementara pada wanita di vulva dan sekitar anus

DD: kondiloma latum, karsinoma sel skuamosa

TATALAKSANA Pemilihan cara pengobatan bergantung pada besar, lokalisasi, jenis, dan jumlah lesi. Dapat dilakukan operasi atau dengan kemoterapi. Operasi dapat dilakukan dengan kauterisasi, cryosurgery atau dengan laser. Kemoterapi dapat dengan tingtur podofilin 15-20% tidak lebih dari 0,3 cc dan dibiarkan selama 4-6 jam dan kemudian dicuci. Daerah sekitar lesi dioleskan vaselin supaya tidak iritasi. Jika belum sembuh dapat diulang setelah 3 hari . Kontraindikasi pada wanita hamil.. Obat lainnya adalah trikloroasetatasid 50% tingtur dioleskan seminggu sekali.

Pityriasis versicolor
DEFINISI Infeksi jamur pada lapisan kulit superfisial, kronik, yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur Mallasezzia furfur

KRITERIA DX : Anamnesis : Subjektif terasa gatal tapi sifatnya ringan. Pasien umumnya datang dengan keluhan gangguan kosmetis. UKK : makula kecoklatan atau kekuningan pada kulit yang pucat dan hipopigmentasi pada kulit berwarna, batas tegas, bentuk bulat atau oval, ukuran bervariasi dengan skuama halus di atasnya. Distribusi : dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit terutama di daerah dada dan punggung, serta daerah berminyak seperti wajah. Px. penunjang : Finger nail sign (+) KOH 20% dari kerokan skuama : gambaran hifa pendek dan spora bulat berkelompok (spaghetti and meatball)

344 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Lampu Wood : fluoresensi kuning keemasan

DD : Vitiligo : makula depigmentasi (putih), batas tegas, tanpa skuama Pityriasis alba : lebih sering terjadi pada orang berkulit gelap, terutama pada anak-anak dengan predileksi di daerah wajah, makula hipopigmentasi dengan batas tidak tegas, KOH (-) Hipopigmentasi paska inflamasi : terdapat riwayat peradangan terutama paska dermatitis kronik di daerah yang mengalami hipopigmentasi, tanpa skuama, KOH (-) Dermatitis seborrhoik : lesi eritema dengan skuama berminyak Paska psoriasis

TATALAKSANA : a. b. Umum : atasi faktor predisposisi yaitu kelembaban, keringat berlebihan, gizi buruk, dan obat-obatan kortikosteroid Medikamentosa : Topikal, digunakan bila lesi sedikit : R/ As.salisil 3-6% 6-12% q.s.

As. benzoat Spir.dil. ad.

Gunakan konsentrasi yang tinggi pada daerah yang tebal seperti dada dan punggung. Untuk wajah dan juga daerah lipatan lebih baik menggunakan krim R/ Myconazole cr tube I

s.u.e.2 d.d.(sehabis mandi) Topikal, bila lesi luas dapat digunakan : R/ Susp. Selenium sulfide 2,5% tube I s.u.e.(2 kali seminggu, dioleskan 10-15 menit sebelum mandi), atau R/ Na thiosulfas ad. q.s. 20

Aqua

m.f.l.a.sol. mL. s.u.e. Kerugiannya adalah bau yang tidak enak

345

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Sistemik, apabila lesi luas dan sulit sembuh dengan obat topikal R/ Ketokonazol tab mg 200 no X

s.1 d.d. tab.I d.c.

Kandidiasis Kutis
DEFINISI Infeksi jamur pada kulit, akut atau subakut, yang disebabkan oleh spesies Candida.

KRITERIA DX : Anamnesis : Subjektif berupa rasa gatal, kemerahan pada kulit, dan nyeri yang membakar. Pada anak dengan diaper dermatitis terdapat keluhan rewel dan gangguan BAB maupun BAK. Terdapat faktor predisposisi berupa kelembaban yang berlebihan seperti pada pemakaian diaper, pemakaian gips, atau pada pasien yang harus tirah baring lama, adanya maserasi pada kulit, pasien dengan status immunocompromise, riwayat diabetes mellitus, obesitas, hiperhidrosis, dan pada pemakai glukokortikoid topikal maupun sistemik dalam jangka waktu lama. UKK : lesi eritematosa berbatas tegas, bersisik atau basah dikelilingi satelit berupa papul eritematosa, vesikel, atau pustula yang bila pecah akan meninggalkan daerah erosif dengan pinggir kasar dan berkembang seperti lesi primer. Distribusi : daerah dengan kelembaban tinggi yaitu daerah intertrigo ( aksila, intergluteal, lipat payudara, interdigital ), lipat kulit kuku, daerah perineum pada pemakai diaper, dan di daerah punggung pada pasien dengan tirah baring lama Px. penunjang : KOH 10% dari pustula atau sisik di tepi lesi dimana terdapat gambaran hifa dan pseudohifa

DD : Eritrasma, Dermatitis seborrhoik, Dermatofitosis, DKA/DKI ( terutama pada daerah interdigital )

TATALAKSANA Umum : Atasi faktor predisposisi

346 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Medikamentosa Topikal, bila lesi sedikit R/ Myconazole cr tube I s.u.e.2 d.d.(oles tipis-tipis, sehabis mandi) Sistemik bila lesi luas, berat, persisten, rekurens, dan pada pasien immunocompromised R/ Ketokonazol tab mg 200 no X s.1 d.d. tab.I d.c.

Tinea Korporis
DEFINISI Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita yang menyerang daerah kulit berbulu halus. Tinea ini meliputi semua dermatofitosis yang tidak termasuk bentuk tinea kapitis, fasialis, barbae, kruris, pedis et manuum, dan unguium.

KRITERIA DX. : Anamnesis : Subjektif, terasa gatal terutama saat berkeringat. Perjalanan penyakit berlangsung kronik atau subkronik. UKK : Makula atau plak eritematosa berbatas tegas, sedikit skuama, dengan tepi meninggi/aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi-tepi lesi dijumpai papulpapul eritematosa atau vesikel. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular, atau geografis dan berukuran numuler sampai dengan plakat. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi. Distribusi : Daerah tidak berbulu yaitu leher, ekstremitas atas dan bawah, dada, dan punggung. Px. penunjang : KOH 20% dari tepi lesi yang aktif dimana terdapat gambaran hifa yaitu batang-batang pita panjang, beruas, dan bercabang.

DD Pityrisis rosea : makula eritematosa, distribusi Psoriasis : makula eritematosa

347

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Morbus Hansen : makula eritematosa, anestesi, dengan tepi sedikit meninggi, KOH negatif Dermatitis numuler : makula eritematosa berbatas tegas tanpa central healing dengan predileksi di daerah tengkuk, lipat lutut, dan lipat siku. KOH negatif.

TATALAKSANA : a. b. Umum : atasi faktor predisposisi yaitu kelembaban, keringat berlebihan, gizi buruk, dan obat-obatan kortikosteroid Medikamentosa : Topikal, digunakan bila lesi sedikit : R/ As.salisil 3-6% 6-12% q.s.

As. benzoat Spir.dil. ad.

Gunakan konsentrasi yang tinggi pada daerah yang tebal seperti dada dan punggung. Untuk wajah dan juga daerah lipatan lebih baik menggunakan krim R/ Myconazole cr tube I

s.u.e.2 d.d.(sehabis mandi) Topikal, bila lesi luas dapat digunakan : R/ Susp. Selenium sulfide 2,5% tube I s.u.e.(2 kali seminggu, dioleskan 10-15 menit sebelum mandi), atau R/ Na thiosulfas ad. q.s. 20

Aqua

m.f.l.a.sol. mL. s.u.e. Kerugiannya adalah bau yang tidak enak Sistemik, apabila lesi luas dan sulit sembuh dengan obat topikal R/ Ketokonazol tab mg 200 no X

s.1 d.d. tab.I d.c.

348 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Kandidiasis Kutis
DEFINISI Infeksi jamur pada kulit, akut atau subakut, yang disebabkan oleh spesies Candida. KRITERIA DX : Anamnesis : Subjektif berupa rasa gatal, kemerahan pada kulit, dan nyeri yang membakar. Pada anak dengan diaper dermatitis terdapat keluhan rewel dan gangguan BAB maupun BAK. Terdapat faktor predisposisi berupa kelembaban yang berlebihan seperti pada pemakaian diaper, pemakaian gips, atau pada pasien yang harus tirah baring lama, adanya maserasi pada kulit, pasien dengan status immunocompromise, riwayat diabetes mellitus, obesitas, hiperhidrosis, dan pada pemakai glukokortikoid topikal maupun sistemik dalam jangka waktu lama. UKK : lesi eritematosa berbatas tegas, bersisik atau basah dikelilingi satelit berupa papul eritematosa, vesikel, atau pustula yang bila pecah akan meninggalkan daerah erosif dengan pinggir kasar dan berkembang seperti lesi primer. Distribusi : daerah dengan kelembaban tinggi yaitu daerah intertrigo ( aksila, intergluteal, lipat payudara, interdigital ), lipat kulit kuku, daerah perineum pada pemakai diaper, dan di daerah punggung pada pasien dengan tirah baring lama Px. penunjang : KOH 10% dari pustula atau sisik di tepi lesi dimana terdapat gambaran hifa dan pseudohifa

DD : Eritrasma, Dermatitis seborrhoik, Dermatofitosis, DKA/DKI ( terutama pada daerah interdigital )

TATALAKSANA Umum : Atasi faktor predisposisi Medikamentosa Topikal, bila lesi sedikit R/ Myconazole cr tube I s.u.e.2 d.d.(oles tipis-tipis, sehabis mandi) Sistemik bila lesi luas, berat, persisten, rekurens, dan pada pasien

349

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

immunocompromised R/ Ketokonazol tab mg 200 no X s.1 d.d. tab.I d.c.

Tinea Korporis
DEFINISI Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita yang menyerang daerah kulit berbulu halus. Tinea ini meliputi semua dermatofitosis yang tidak termasuk bentuk tinea kapitis, fasialis, barbae, kruris, pedis et manuum, dan unguium.

KRITERIA DX. : Anamnesis : Subjektif, terasa gatal terutama saat berkeringat. Perjalanan penyakit berlangsung kronik atau subkronik. UKK : Makula atau plak eritematosa berbatas tegas, sedikit skuama, dengan tepi meninggi/aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi-tepi lesi dijumpai papulpapul eritematosa atau vesikel. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular, atau geografis dan berukuran numuler sampai dengan plakat. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likenifikasi. Distribusi : Daerah tidak berbulu yaitu leher, ekstremitas atas dan bawah, dada, dan punggung. Px. penunjang : KOH 20% dari tepi lesi yang aktif dimana terdapat gambaran hifa yaitu batang-batang pita panjang, beruas, dan bercabang.

DD Pityrisis rosea : makula eritematosa, distribusi Psoriasis : makula eritematosa Morbus Hansen : makula eritematosa, anestesi, dengan tepi sedikit meninggi, KOH negatif Dermatitis numuler : makula eritematosa berbatas tegas tanpa central healing dengan predileksi di daerah tengkuk, lipat lutut, dan lipat siku. KOH negatif.

350 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

TATALAKSANA : a. Umum :

Memperbaiki higiene. Mengatasi faktor predisposisi yaitu kelembaban (anjurkan memakai pakaian yang mneyerap keringat seperti dari bahan katun), friksi (pada orang gemuk, kalau perlu dengan memakai bedak di daerah lipatan), dan gangguan imunologi (karena penyulit atau pengobatan misalnya kortikosteroid).

Edukasi/motivasi pasien bahwa menjaga higiene dan mengatasi faktor predisposisi sangat penting untuk kesembuhan dan mencegah kekumatan.

b.

Medikamentosa : edukasi pasien untuk meneruskan terapi sampai seminggu setelah lesi menyembuh untuk mencegah rekurensi

Topikal R/ As.salisil As. benzoat Vas.alb. m.f.l.a.ungt. g s.u.e.2 d.d. (sehabis mandi), atau R/ As.salisil As. benzoat Spir.dil. ad. m.f.l.a.sol. ml s.u.e.2 d.d. (sehabis mandi)Digunakan untuk lesi yang bersifat akut. Kerugiannya adalah bersifat iritatif, jadi hindarkan pemakaiannya pada kulit yang tipis seperti di daerah lipat leher. Selain itu, kurang efektif dibandingkan golongan azol tetapi lebih murah. R/ As.undesilenat 5% Zn undesilenat 20% Biocream q.s. 3% 6% q.s. 3% 6% q.s.

m.f.l.a.cream.g s.u.e.2 d.d. (sehabis mandi), atau

351

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

R/ Tolnaftate cr. 1% g.. s.u.e.2 d.d. (sehabis mandi), atau Kedua obat di atas lebih tidak iritatif dibandingkan dengan Whittfield namun kurang efektif dibandingkan golongan azol. R/ Myconazole cr tube I s.u.e.2 d.d.(oles tipis-tipis sehabis mandi) Durasi terapi rata-rata 3 minggu dan diteruskan 1 minggu setelah lesi membaik untuk mencegah kekambuhan. Pengolesan krim jangan hanya pada lesi tapi 3 cm dari batas lesi. R/ As.salisil As. benzoat Vas.alb. m.f.l.a.ungt. g s.u.e.2 d.d. (sehabis mandi) Gunakan untuk lesi yang bersifat kronik. BSO salep baik untuk lesi kronik karena penetrasinya tinggi namun jangan digunakan di daerah berambut karena sifat yang oklusif. 6% 12% q.s.

Sistemik Digunakan apabila lesi luas, pengobatan topikal tidak berhasil, dan bila lesi mengenai daerah berambut dengan kemungkinan jamur berada pada folikel rambut dapat digunakan griseofulvin sebagai pilihan utama. R/ Griseofulvin tab. mg 500 no XIV s.1.d.d. tab. I d.c.(atau diminum dengan susu) Dosis anak 10 mg/kg BB/hari. Durasi terapi selama rata-rata 3-4 minggu. Kontraindikasi pada wanita hamil. Dapat juga digunakan: R/ Terbinafine (Lamisil ) tab. mg 250 no XIV s.1 d.d. tab. I p.c. Pada anak-anak tidak dianjurkan. Durasi terapi rata-rata selama 2-3 minggu. Bila selama waktu terapi rata-rata tidak didapatkan perbaikan, dapat digunakan golongan azol.
R

352 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

R/

Ketokonazol tab. mg 200 no XIV s.1d.d. tab. I. d.c. (atau diminum dengan susu)

Dosis anak 3 mg/kg BB/hari. Durasi terapi rata-rata selama 3-4 minggu. Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Cek fungsi hepar setelah pemakaian selama sebulan atau minimal melihat klinis pasien.

Tinea Fasialis
DEFINISI Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur dermatofita yang menyerang wajah.

KRITERIA DX. : Anamnesis : gatal terutama saat berkeringat UKK : makula atau plak eritematosa berbatas tegas, skuama sedikit, tepi meninggi/aktif dengan central healing, biasanya tidak simetris Px. penunjang : KOH 10% didapatkan gambaran hifa

DD Dermatitis seborhoik : batas tidak tegas dan biasanya simetris, KOH (-) Dermatitis fotokontak : biasanya simetris, KOH (-) Dermatitis kontak : terdapat riwayat kontak dengan bahan alergenik, skuama sedikit, KOH (-)

TATALAKSANA : a. Umum

Memperbaiki hygiene Mengatasi faktor predisposisi yaitu kelembaban, hiperhidrosis, pemakaian salep kortikosteroid

b.

Medikamentosa R/ Myconazole cr tube I s.u.e.2 d.d.(oles tipis-tipis sehabis mandi) Sistemik

353

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Digunakan apabila lesi luas, pengobatan topikal tidak berhasil, dan bila lesi mengenai daerah berambut dengan kemungkinan jamur berada pada folikel rambut dapat digunakan griseofulvin sebagai pilihan utama. R/ Griseofulvin tab. mg 500 no XIV s.1.d.d. tab. I d.c.(atau diminum dengan susu) Dosis anak 10 mg/kg BB/hari. Durasi terapi selama rata-rata 3-4 minggu. Kontraindikasi pada wanita hamil. Dapat juga digunakan: R/ Terbinafine (Lamisil ) tab. mg 250 no XIV s.1 d.d. tab. I p.c. Pada anak-anak tidak dianjurkan. Durasi terapi rata-rata selama 2-3 minggu. Bila selama waktu terapi rata-rata tidak didapatkan perbaikan, dapat digunakan golongan azol. R/ Ketokonazol tab. mg 200 no XIV s.1d.d. tab. I. d.c. (atau diminum dengan susu) Dosis anak 3 mg/kg BB/hari. Durasi terapi rata-rata selama 3-4 minggu. Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Cek fungsi hepar setelah pemakaian selama sebulan atau minimal melihat klinis pasien.
R

Tinea Kapitis
DEFINISI Infeksi dermatofita pada kulit kepala

KRITERIA DX : Anamnesis : gatal terutama saat berkeringat UKK : gambaran klinis bervariasi mulai dari skuama ringan sampai dengan alopesia luas. Gambaran klinis dapat berupa : 1. Grey patch ringworm : lesi dimulai dari papul eritematosa kecil di sekitar rambut yang melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Warna rambut abu-abu dan tidak berkilat. Rambut mudah patah (bebrapa millimeter dari akarnya) sehingga mudah dicabut tanpa rasa nyeri. Dapat alopesia setempat dengan batas tidak tegas.

354 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

2.

Black dot ringworm : rambut terkena peradangan pada muara folikel dan patah meninggalkan bintik-bintik hitam ada alopesia yang penuh spora. Lesi dapat multipel dan tersebar di seluruh kepala

3.

Kerion : reaksi radang akut yang berat berupa pembengkakan menyerupai sarang lebah disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening setempat. Pada pemeriksaan teraba pembengkakan, nyeri, dan pus keluar dari folikel

4.

Favus : bintik-bintik berwarna merah kuning ditutupi oleh krusta berbentuk cawan, berbau busuk, rambutnya di atasnya putus-putus dan mudah dicabut

Px Penunjang: KOH 10% dari rambut didapatkan gambaran hifa

DD : Dermatitis seborhoik, Psoriasis, Dermatitis atopik

TATALAKSANA a. b. Umum : menjaga hygiene Medikamentosa : Simptomatik : sampo selama 3 hari berturut-turut dengan selenium sulfide (Selsun ) 1,8% dan dilanjutkan 2 kali seminggu selama 3 bulan Kausatif : R/ Griseofulvin tab. mg 500 no XIV s.1.d.d. tab. I d.c.(atau diminum dengan susu) Dosis anak 10 mg/kg BB/hari. Durasi terapi selama rata-rata 6-8 minggu. Kontraindikasi pada wanita hamil. Dapat juga digunakan: R/ Terbinafine (Lamisil ) tab. mg 250 no XIV s.1 d.d. tab. I p.c. Pada anak-anak tidak dianjurkan. Durasi terapi rata-rata selama 6-8 minggu. Bila selama waktu terapi rata-rata tidak didapatkan perbaikan, dapat digunakan golongan azol. R/ Ketokonazol tab. mg 200 no XIV s.1d.d. tab. I. d.c. (atau diminum dengan susu) Dosis anak 3 mg/kg BB/hari. Durasi terapi rata-rata selama 6-8 minggu. Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Cek fungsi hepar setelah pemakaian selama sebulan atau minimal melihat klinis pasien.. Kerion
R R

355

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

diobati dengan menggunakan prednisone 40 mg/hari dan ditaper off pada hari ke 10.

Tinea Kruris
DEFINISI Infeksi dermatofita yang menyerang daerah lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus

KRITERIA DIAGNOSIS : Anamnesis: subjektif terasa gatal terutama saat berkeringat, kadang disertai rasa panas. UKK : makula atau plak eritematosa berbatas tegasdengan tepi aktif ditutupi oleh skuama dan meluas ke bawah sampai di daerah paha medial. Biasanya bilateral namun tidak selalu simetris. Pada bentuk kronis, lesi kulit hanya berupa bercak hiperpigmentasi dengan sedikit skuama. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan. Distribusi : daerah lipat paha, daerah perineum, dan selitar anus Px Penunjang : KOH 10% didapatkan gambaran hifa

DD : Kandidiasis intertrigo, Intertrigo, Dermatitis kontak alergi

TATALAKSANA a. b. Umum : menjaga hygiene Medikamentosa : Simptomatik : untuk mengurangi gatal dapat diberikan antihistamin sedatif seperti CTM sprn 3x1 Kausatif : Untuk kasus yang ringan dapat digunakan krim antijamur dengan durasi terapi R/ Myconazole cr tube I s.u.e.2 d.d.(oles tipis-tipis sehabis mandi)

356 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

R/

Griseofulvin tab. mg 500 no XIV s.1.d.d. tab. I d.c.(atau diminum dengan susu)

Dosis anak 10 mg/kg BB/hari. Durasi terapi selama rata-rata 3-4 minggu. Kontraindikasi pada wanita hamil. Dapat juga digunakan: R/ Terbinafine (Lamisil ) tab. mg 250 no XIV s.1 d.d. tab. I p.c. Pada anak-anak tidak dianjurkan. Durasi terapi rata-rata selama 2-3 minggu. Bila selama waktu terapi rata-rata tidak didapatkan perbaikan, dapat digunakan golongan azol. R/ Ketokonazol tab. mg 200 no XIV s.1d.d. tab. I. d.c. (atau diminum dengan susu) Dosis anak 3 mg/kg BB/hari. Durasi terapi rata-rata selama 3-4 minggu. Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Cek fungsi hepar setelah pemakaian selama sebulan atau minimal melihat klinis pasien.
R

Fixed Drug Eruption


DEFINISI Reaksi kulit terhadap obat yang lewat saluran pencernaan.

KRITERIA DX. : Anamnesis : Riwayat lesi kulit yang serupa di tempat yang sama setelah minum obat tertentu dimana lesi muncul dalam beberapa jam setelah meminum obat. Pada paparan pertama terhadap obat tersebut, lesi baru muncul dalam 1-2 hari dan paparan berulang terhadap obat yang sama akan menyebabkan lesi muncul juga di tempat yang sama dalam hitungan jam. Subjektif, terasa nyeri, gatal, membakar dan disertai gejala penyerta seperti sakit kepala pada pemakaian barbiturat dicampur dengan anlgesik dan konstipasi pada pemakaian phenolftalein. Obat yang sering menyebabkan FDE adalah golongan NSAIDs, tetrasiklin, sulfonamid, barbiturat, dan phenolftalein (laksatif). UKK : Lesi awal berupa makula eritematosa berbatas tegas, bentuk bulat maupun oval, muncul dalam beberapa jam setelah meminum obat, kemudian

357

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

menjadi merah sampai dengan ungu bercorak, umumnya lesi soliter, dan kemudian bisa berubah menjadi bula dan kemudian erosi. Distribusi : Terutama ditemukan di daerah mukokutan yaitu di daerah genitalia, perioral dan periorbital Px. penunjang : Patch test terhadap obat yang dicurigai

DD : Stomatitis aptosa, Herpes gingivostomatitis, Eritema multiforme, Herpes rekurens, SJS/TEN

TATALAKSANA : a. b. Umum : identifikasi obat yang dicurigai menyebabkan FDE dan hentikan pemakaiannya Medikamentosa Untuk lesi kecil dan tidak mengalami erosi, digunakan salep kortikosteroid dengan potensi sedang R/ Locoid cream tube I ( 1 tube = 10 gram) s.2 d.d.u.e. (oles tipis di atas lesi) Untuk lesi yang mengalami erosi, kompres dengan antiseptik dan di atasnya dioleskan kortikosteroiud krim potensi ringan seperti hidrokortison 0,1%. Kalau ada tanda-tanda infeksi, berikan salep antibiotik seperti eritromisin atau mupirosin 3-4 kali sehari. Untuk lesi yang luas dan generalisata, kompres untuk menghindari penguapan air denagn antiseptik atau dengan air hangat kemudian berikan steroid sistemik, 30-40 mg dan ditaper 1-2 minggu dengan 5-10 mg
R

Dermatitis Atopik
DEFINISI Penyakit eczematous kronik, ditandai oleh rasa gatal dan kulit kering, berhubungan dengan riwayat pribadi maupun riwayat keluarga menderita penyakit atopik ( asma alergik, rhinitis alergik, maupun dermatitis atopik ). Penyebabnya belum diketahui namun terdapat predisposisi genetik yang dieksaserbasi oleh sejumlah faktor seperti

358 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

dehidrasi, infeksi kulit, perubahan iklim, maupun emosi. Onset biasanya dimulai sejak umur 2 bulan dan jarang onset dermatitis atopik baru dimulai pada saat dewasa.

KRITERIA DX : Kriteria Hanifin & Razka, yaitu bila didapatkan 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Kriteria mayor : Pruritus Morfologi Dan Distribusi Lesi Yang Khas Dermatitis Kronik Yang Sering Kambuh Riwayat Atopik Pada Penderita Maupun Pada Keluarganya.

Kriteria minor : Xerosis Keratosis Pilaris Hiperlinearis Palmaris ( Garisgaris Yang Dalam Pada Palmar) Dermatitis Pada Tangan Dan Kaki Dermatitis Pada Areola Mammae Konjungtivitis Dermatografisme Putih Kecenderungan Mendapat Infeksi Kulit Yang Berulang Dennie Morgan Sign : Lipatan Pada Kelopak Mata Bawah Pad Bayi Atau Anak Pytiriasis Alba Facial Pallor Penggelapan Pada Daerah Periorbital Dermatitis Pada Lipatan Leher Anterior Keratokonus Anterior

Ax : subjektif selalu terasa gatal, terdapat riwayat dermatitis pada masa anak-anak, terdapat riwayat atopi pada penderita maupun keluarganya, Morfologi dan distribusi lesi bersifat khas sesuai umur. Secara klinis diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok : 1. Bentuk bayi/infantil (2 bulan s/d 2 tahun) : lesi muncul di pipi, diaper area, dan pada permukaan ekstensor, dengan ukk berupa eritema berbatas tegas, papul vesikel miliar disertai erosi, eksudasi, dan krusta. 2. Bentuk anak-anak ( 2 tahun s/d 12 tahun) : predileksi di daerah fleksural ( lipat

359

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

siku, lipat lutut, tengkuk) dengan ukk berupa papul-papul miliar , plak likenifikasi, tidak eksudatif. 3. Bentuk dewasa : predileksi sama dengan bentuk anak dengan ukk berupa likenifikasi dan ekskoriasi

DD Pada bentuk akut harus dibedakan dengan DKA, DKI, dan impetigo Pada bentuk kronik dengan skuama harus dibedakan dengan dermatitis seboroik dan psoriasis. Pada orang dewasa juga harus dibedakan dengan dermatitis numularis.

TATALAKSANA : a. b. Umum : anjurkan pasien untuk menjaga kelembaban dan tidak menggaruk lesi Medikamentosa : berikan kompres hangat pada lesi yang bersifat akut kemudian kortikosteroid topikal potensi sedang (Locoid) 2 kali sehari, oles tipis di atas lesi dengan sediaan krim. Untuk lesi subakut atau kronis, gunakan kortikosteroid topikal potensi sedang sampai dengan kuat (Esperson) dengan bso krim atau salep(kronik). Untuk keluhan yang sangat gatal berikan antihistamin seperti loratadine atau CTM 3x1. Prednison oral diberikan bila lesi cukup parah, dosis awal 30-40 mg, dan ditaper off setiap 1-2 minggu sebanyak 5-10 mg.

Dermatitis Kontak Iritan


DEFINISI Reaksi non alergis dari kulit yang disebabkan oleh zat iritan. Sembarang zat bisa berperan sebagai iritan asalkan kadar dan lamanya kontak mencukupi. Bahan yang sering menyebabkan DKI adalah Sabun, Detergen, Dan Hand Cleaners Asam Dan Basa Solvents Atau Bahan Pelarut Dalam Industri

360 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

KRITERIA DX : Anamnesis : adanya riwayat kontak dengan bahan tersebut di atas, pekerjaan atau hobi, subjektif terasa gatal, panas, dan nyeri.. Pada yang akut, lesi muncul segera setelah kontak dengan iritan, umumnya iritan kuat seperti asam atau alkali. Px.fisik : pada lesi yang akut dijumpai lesi eritematosa berbatas tegas dengan edema superfisial yaitu timbulnya vesikulasi atau bulla, terbatas pada tempat kontak, rasanya gatal dan nyeri. Pada dermatitis kontak iritan dengan iritan yang bersifat keras atau kuat, dapat menyebabkan timbulnya erosi sampai dengan nekrosis tanpa papula dengan konfigurasi bizarre atau linear. Pada lesi yang kronik, didapatkan kulit yang kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi, dengan batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus-menerus, kulit dapat retak seperti fissure misalnya pada tangan dan kaki. Px Penunjang : Patch dan prick test

DD Dermatofitosis : batas tegas, tepi aktif, dan baguan tengah menyembuh Selulitis : lebih didominasi rasa nyeri dan disertai gejala konstitusional (demam dll)

TATALAKSANA Hindari kontak dengan bahan iritan Pemakaian bahan pelindung seperti sarung tangan sewaktu bekerja Pada fase akut, kompres dengan kompres basah, dapat dilakukan dengan air matang selama 5-15 menit, 2x sehari. Tujuannya untuk membersihkan, mengeringkan, dan mengurangi perdangan. Dapat juga dengan larutan burrowi atau larutan kalium permanganate 1/5000 Pada fase subakut, gunakan steroid topikal dengan basis krim dan salep untuk fase kronik.. Lihat lokasi lesi untuk menentukan jenis steroid yang digunakan misalnya pada daerah lipatan dan wajah gunakan steroid topikal yang lemah sedangkan di daerah plantar atau ekstensor gunakan steroid yang cukup kuat, sedangkan untuk lesi yang luas dan berat gunakan steroid sistemik. Berikan antihistamin sistemik sedatif 3x1 bila terdapat gatal yang cukup berat.

361

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Dermatitis Kontak Alergi


DEFINISI : Reaksi radang pada kulit yang disebabkan oleh zat alergenik. Bahan yang sering menyebabkan DKA adalah: logam, karet, tanaman, kosmetik dan obat.

KRITERIA DX : Anamnesis : adanya riwayat penyakit serupa karena DKA hanya terjadi pada orang yang sudah tersensitisasi., riwayat pekerjaan atau hobi, subjektif terasa gatal, panas, dan nyeri.. Pada yang akut, lesi muncul lambat 24-48 jam setelah kontak Px.fisik : pada lesi yang akut terdapat eritem berbatas tegas, terdapat edema, di atasnya terdapat vesekel dan papul. Pada lesi akut yang parah, terdapat bula, erosi, dan krusta. Pada lesi subkronik didapatkan plak eritem dengan skuama, kadang terdapat papul-papul eritem kecil-kecildi sekitarnya. Pada lesi yang kroniuk terdapat plak likenifikasi dengan skuama, ekskoriasi,eritema, dan pigmentasi Px Penunjang : Patch dan prick test

DD Dermatofitosis : batas tegas, tepi aktif, dan baguan tengah menyembuh Selulitis : lebih didominasi rasa nyeri dan disertai gejala konstitusional (demam dll)

TATALAKSANA Hindari kontak dengan bahan allergen Pada fase akut, kompres dengan kompres basah, dapat dilakukan dengan air matang selama 5-15 menit, 2x sehari. Tujuannya untuk membersihkan, mengeringkan, dan mengurangi perdangan. Dapat juga dengan larutan burrowi atau larutan kalium permanganate 1/5000 Pada fase subakut, gunakan steroid topikal dengan basis krim dan salep untuk fase kronik.. Lihat lokasi lesi untuk menentukan jenis steroid yang digunakan misalnya pada daerah lipatan dan wajah gunakan steroid topikal yang lemah

362 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

sedangkan di daerah plantar atau ekstensor gunakan steroid yang cukup kuat, sedangkan untuk lesi yang luas dan berat gunakan steroid sistemik, 3-40 mg dan ditaper 5-10 mg setelah 1-2 minggu, melihat gejalanya.. Berikan antihistamin sistemik sedatif 3x1 bila terdapat gatal yang cukup berat.

Dermatitis Seborrhoik
DEFINISI Dermatitis yang terjadi di daerah seborrhoik (daerah yang memiliki banyak kelenjar keringat)

KRITERIA DX : Anamnesis : Subjektif, terasa gatal terutama saat berkeringat, perjalanan penyakit bersifat kronik residif UKK : biasanya berupa eritema dengan skuama berminyak. Klinis dibagi ke dalam 2 tipe yaitu tipe infant dengan puncaknya pada umur 6-8 minggu terutama pada kepala dan wajah. Terjadi skuama kekuningan dan kumpulan debris epitel yang melekat pada kulit. Tipe adult dengan puncaknya pada umur 18-40 tahun. Bentuk yang ringan adalah pitiriais sika yang hanya mengenai kulit kepala berupa skuama halus dan kasar. Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides, dapat disertai eritema dan krusta tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyaikecenderungan rontok, mulai dari bagian verteks dan frontal, disebut alopesia seboroika. Pada bentuk yang berat terdapat bercak-bercak berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal, meluas ke dahi dan retroaurikuler. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup krusta kotor dan berbau tidak sedap. Pada daerah supraorbital, skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal disertai bercak kekuningan. Dapat pula terjadi blefaritis. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi, kelainan dapat berupa papul. Distribusi : kulit kepala, wajah, badan, daerah intertrigo, dan daerah genitalia

DD Psoriasis vulgaris di daerah kulit kepala

363

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Dermatitis atopik pada bayi Dermatofitosis (tinea capitis, facialis, dan corporis) Kandidiasis intertrigo

TATALAKSANA Lesi di kulit kepala : pada orang dewasa dapat digunakan shampoo yang mengandung zinc pyrithione (Selsun), dikeramaskan dan didiamkan selama 1015 menit kemudian baru dibilas. Bisa juga dipakai shampoo ketokonazol (Zoloral) dipakai semalaman sebelum tidur lalu dibilas keesokan paginya. Lesi di wajah : krim hidrokortison 1% sampai lesi membaik kemudian ditaper menjadi 1 kali sehari selama 1 minggu lalu minggu berikutnya dioles selang seling hari selama 1 minggu lalu dihentikan bisa juga dipakai krim ketokonazol (Zoloral) 2 kali sehari serlama 2-4 minggu. Lesi di daerah badan : gunakan kortikosteroid krim potensi sedang sampai kuat (Locoid atau Esperson) 2 kali sehari untuk seminggu kemudian diganti dengan hidrokortison krim 1% sampai lesi sembuh. Lesi di intertrigo : gunakan kortikosteroid potensi ringan (hidrokortison krim 1%)bersamaan dengan antijamur topikal dalam sediaan krim (Nizoral) 2 kali sehari selama 2 minggu. Lesi di bulu mata : cuci dengan air biasa atau dengan Johnson Baby Shampoo.

Lepra (Morbus Hansen)


DEFINISI Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri tahan asam(BTA) Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.

KRITERIA DIAGNOSIS Cardinal Sign: 1. 2. Lesi kulit (hipopigmentasi /eritematosa) yang mati rasa (anesthesia). Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf (bisa berupa gangguan sensorik, motorik ataupun otonom)

364 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

3.

BTA positif di dalam kerokan jaringan kulit.

Diagnosis lepra positif bila terdapat 1 cardinal sign. Namun bila hanya cardinal sign yang kedua saja yang ditemukan, pasien baru disuspek lepra dan memerlukan pemeriksaan lanjutan dari ahli. Setelah pasien didiagnosis lepra, maka selanjutnya harus ditentukan tipe/klasifikasinya untuk menentukan: Jenis dan lamanya pengobatan Waktu penderita dinyatakan lepas obat Perencanaan logistic
Klasifikasi Ridley & Jopling Madrid WHO Puskesmas Zona Spectrum Lepra TT PB PB BT BB Borderline MB MB BL LL Tuberkuloid Lepromatosa

Berdasarkan pelaksanaan terapinya, lepra dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. 2. Lepra Pauci Baciller (PB) BTA negative Lepra Multi Baciller (MB) BTA positif
PB Jumlah 1 s/d 5 Hanya I saraf BTA positif
Kelainan Kulit dan Hasil Pemeriksaan 1. Bercak mati rasa a. ukuran b. distribusi c. konsistensi d. batas e. anestesi f. kehilangan kemampuan berkeringat, rambut rontok pada bercak 2.Infiltrat a. kulit b.membran mukosa(hidung tersumbat, epistaksis) 3. Ciri-Ciri Tidak ada Tidak pernah ada Ada, kadang tidak ada Ada, kadang tidak ada Punched out lesion( bentuk lesi seperti tinju) Madarosis Ginekomasti Saddle nose Suara sengau Kecil dan besar Unilateral atau bilateral asimetris Kering dan kasar tegas Selalu ada dan jelas Selalu ada dan jelas Kecil-kecil Bilateral simetris Halus dan berkilat Kurang tegas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi pada yang sudah lanjut Biasanya tidak jelas, bila ada maka sudah lanjut

Pedoman utama untuk menentukan tipe lepra menurut WHO:


Tanda Utama Bercak kusta Penebalann saraf tepi dengan gangguan fungsi Apusan kulit MB >5 >1 BTA negatif
PB MB

Central healing (penyembuhan di tengah)

4.Nodulus 5.Deformitas

Tidak ada Terjadi dini

Kadang ada Biasanya simetris, terjadi lambat

365

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Diagnosis Banding Lesi kulit hipopigmentasi : leukoderma, vitiligo, PVC, pitiriasis alba, morfea, scar Lesi eritema : tinea korporis, lupus vulgaris, lupus eritematosus, granuloma anulare, sifilis sekunder, sarkoidosis, mikosis fungoides Anestesi : neuropati peerifer, neuropati diabetic, amiloidosis saraf, trauma, siringomielia Pemeriksaan 1. Anamnesis Pada anamnesis ditanyakan secara lengkap mengenai riwayat penyakit: kapan timbul bercak atau keluhan? Apakah ada riwayat kontak? Riwayat pengobatan sebelumnya. 2. Pelaksanaan pemeriksaan a. Pemeriksaan Pandang: dimulai dari kepala, ekstremitas superior anterior dekstra, trunkus anterior, ektremitas superior anterior sinistra, dilanjutkan ekstremitas inferior anterior dekstra dan sinistra. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan posisi pasien membelakangi pemeriksa dengan urutan pemeriksaan yang sama. Perhatikan setiap bercak, nodul, jaringan perut, kulit yang keriput dan setiap penebalan kulit. Perhatikan pula kelainan dan cacat yang terdapat pada tangan dan kaki seperti atrofi, jari kiting, pemendekan jari dan ulkus. b. Pemeriksaan rasa raba pada kelainan kulit. Kelainan-kelainan dikulit diperiksa secara bergantian dengan kulit yang normal disekitarnya untuk mengetahui ada/tidaknya anestesi. Anestesi pada telapak tangan dan kaki kurang tepat diperiksa dengan kapas, gunakan bolpoin untuk pemeriksaan. c. Pemeriksaan saraf Raba dengan teliti saraf tepi berikut: n. auricularis magnus, n. ulnaris, n. radialis, n. medianus, n. peroneus, dan n. tibialis posterior. 3. Pemeriksaan Bakteriologik, membuat sediaan apusan jaringan kulit dengan pewarnaan ZN. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam penilaian: a. Indeks Bakteri (IB) Merupakan indeks yang menyatakan kepadatan BTA. IB berguna dalam penentuan tipe lepra dan dalam menilai efektivitas serta

366 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

resistensi terapi obat atau kekambuhan b. Indeks Morfologi (IM) IM menunjukkan prosentase BTA solid terhadap seluruh BTA. IM berguna untuk mengetahui daya penularan kuman juga untuk menilai hasil

pengobatan ddan membantu menentukan resistensi terhadap obat. 4. Penunjang lainnya PA:biopsy lesi kulit dan / saraf Tes Lepromin

tidak dapat digunakan untuk diagnosis

tetapi untuk penentuan tipe lepra.

untuk penentuan tipe lepra dan prognosis. Lepromin

merupakan indicator tingkat resistensi jaringan terhadap M.leprae dan kemampuan imunitas seluler individu untuk bereaksi terhadap kuman. Molekuler: PCR

Pengobatan Lepra 1. Penderita PB (dewasa) Pengobatan bulanan : hari pertama (dosis yang diminum di depan petugas) 2 kaps Rifampicin @300mg, total 600mg 1 tab dapsone/DDS 100mg

Pengobatan hari ke 2-28: 1 tab dapsone/DDS 100mg 1 blister 1 bulan, total pengobatan 6 blister selama 6-9 bulan. 2. Penderita MB (dewasa) Pengobatan bulanan : hari pertama (dosis yang diminum di depan petugas) 2 kaps Rifampicin @300mg(600mg) 3 tab Lamprene/Clofazimin @100mg(300mg) 1 tab dapsone/DDS 100mg

Pengobatan hari ke 2-28: 1 tab dapsone/DDS 100mg dan 1 tab Lamprene 50mg. 1 blister 1 bulan, total pengobatan 12 blister selama 12-18 bulan. *Dosis anak disesuaikan dengan berat badan: Rifampicin 10mg/kgBB DDS 2 mg/kgBB Clofazimin 1 mg/kgBB

Dapsone/DDS/ diamino diphenyl sulfone, tablet warna putih, bakteriostatik Lamprene/B663/Clofazimin, kapsul coklat, bakteriostatik, anti reaksi,

367

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

hepatotoksik, nefrotoksik, Rifampicin, kapsul/tablet, bakterisid, pigmentasi kulit * Keadaan khusus: Kehamilan: MDT aman untuk ibu dan janin TBC: cukup ditambahkan DDS ataupun Lampren( sesuai tipe lepra), dosis rifampizin mengikuti dosis TBC Bagi penderita yang alergi DDS dapat diganti dengan Lamprene.

Komplikasi Komplikasi Imunologis: reaksi lepra tipe 1 (reversal) dan reaksi tipe 2 (ENL) Komplikasi neurologist: ulkus, claw hand, drop hand, drop foot, kontraktur, mutilasi, resorbsi.

Reaksi Kusta Reaksi kusta adalah suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yang merupakan suatu reaksi kekebalan (respon seluler) atau reaksi antigen-antibodi (respon humoral) yang berakibat merugikan penderita, terutama bila mengenai saraf tepi karena dapat menimbulkan kecacatan. Reaksi kusta terjadi terutama selama atau setelah pengobatan, namun dapat juga terjadi sebelum pengobatan. Penyebab pasti terjadinya reaksi masih belum jelas. Beberapa faktor pencetus terjadinya reaksi adalah: Kondisi stress fisik : hamil, setelah melahirkan, sesudah imunisasi, penyakit infeksi, anemia, kurang gizi, kelelahan. Kondisi stress mental : malu, takut. Pemakaian obat yang meningkatkan kekebalan tubuh.

Ditinjau dari proses terjadinya, reaksi kusta dapat dibagi menjadi 2 yaitu reaksi tipe 1 (reaksi reversal) dan reaksi tipe 2 (erythema nodosum leprosum).

368 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin


Gejala/Tanda Keadaan umum Reaksi Tipe 1 Reaksi Tipe 2

Umumnya baik, demam ringan atau Ringan sampai berat disertai kelemahan tanpa demam umum dan demam tinggi

Peradangan di kulit

Bercak kulit lama menjadi lebih Nodul kemerahan, lunak dan nyeri meradang, dapat timbul bercak baru tekan,dapat pecah (ulserasi). Biasanya pada lengan dan tungkai.

Saraf

Sering terjadi, berupa nyeri tekan Dapat terjadi saraf &/ gangguan fungsi saraf Terjadi pada mata, kelenjar getah bening, sendi, ginjal, testis, dll

Peradangan pada organ lain Hampir tidak ada

Waktu timbul

Biasanya segera setelah pengobatan

Biasanya setelah pengobatan yang lama (> 6 bulan)

Tipe kusta

Dapat terjadi pada tipe PB maupun Hanya pada kusta tipe MB MB

Reaksi Ringan dan Berat pada Tipe 2 Diagnosis Banding Reaksi Tipe 2 Eritema nodosum yang disebabkan oleh tuberkulosis kutis Infeksi kulit karena Streptococcus hemolyticus Alergi obat sistemik Demam reumatik

Pengobatan ENL Obat yang paling sering dipakai adalah kortikosteroid, antara lain prednison. Dosisnya bergantung pada berat ringannya reaksi, biasanya prednison 15-30 mg/hari, kadang lebih. Makin berat reaksinya makin tinggi dosisnya. Dengan perbaikan reaksi, dosisnya diturunkan secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Dapat ditambahkan obat analgetik-antipiretik atau bila berat, penderita dapat menjalani rawat inap. Klofazimin kecuali sebagai obat antikusta dapat juga dipakai sebagai anti reaksi ENL, tetapi dengan dosis yang lebih tinggi, biasanya antara 200-300 mg sehari. Khasiatnya lebih lambat daripada kortikosteroid. Juga dosisnya diturunkan secara bertahap disesuaikan dengan perbaikan ENL.

Pemberian Prednison

369

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

2 mgg pertama 2 mgg kedua 2 mgg ketiga 2 mgg keempat 2 mgg kelima 2 mgg keenam

40mg/hr (1x8tab) pagi hari sesudah makan 30mg/hr (1x6 tab) pagi hari sesudah makan 20mg/hr (1x4tab) pagi hari sesudah makan 15 mg/hr(1x3 tab) pagi hari sesudah makan 10mg/hr(1x2tab) pagi hari sesudah makan 5 mg/hr(1x1tab) pagi hari sesudah makan

Stevens Johnson Syndrome


DEFINISI Sindroma kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lender orifisium, dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk

KRITERIA DIAGNOSIS Anamnesis: terdapat riwayat pemakaian obat tertentu yang dapat

menimbulkan erupsi kulit. Obat yang sering menimbulkan SJS adalah antibiotik seperti penisilin dan derivat semisintetiknya, golongan sulfa, streptomisin, tetrasiklin, NSAID, karbamazepin, klorpromazin dan kinin. Meskipun tidak selalu dikarenakan alergi terhadap obat. Trias diagnostik SJS : 1. Kelainan kulit berupa eritema, papul, vesikel, lesi iris, dan bula yang kemudian pecah hingga terjadi erosi luas. Dapat disertai purpura. Lesi timbul akut, tersebar simetris, dan generalisata 2. Kelainan mukosaterutama di mulut dan lubang genital, kadang di hidung dan anus. Berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, krusta hitam 3. Kelainan mata dengan bentuk yang paling sering adalah konjungtivitis kataralis

DD : TEN

370 276

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

TATALAKSANA Umum : hentikan obat yang dicurigai, atasi keadaan gawat darurat (ABC), pasang infus untuk keseimbangan cairan dan elektrolit juga untuk memasukkan obat. Medikamentosa : Berikan deksametason 4-6 x 5 mg iv untuk orang dewasa dan pada anak berikan bolus iv 1 mg/kg BB. Antibiotik sistemik bila terdapat tandatanda infeksi. Rawat inap.

Lampiran. Jumlah peresepan obat topikal Berikut ini adalah jumlah obat yang tepat untuk peresepan sediaan dermatologi sesuai dengan bagian tubuh yang diobati untuk orang dewasa dalam pemakaian 2 kali sehari selama seminggu :

daerah yang diobati wajah tangan kulit kepala lengan atau kaki badan selangkangan dan alat kelamin

krim dan salep 15-30 gram 25-50 gram 50-100 gram 100-200 gram 400 gram 15-25 gram

lotion 100 ml 200 ml 200 ml 20 ml 500 ml 100 ml

Lampiran. Jumlah peresepan steroid topikal Salah satu cara praktis untuk memperkirakan jumlah steroid topikal yang diresepkan adalah dengan Fingertip Unit, yaitu jumlah obat yang dikeluarkan sampai sepanjang jari tangan bagian distal, seperti diperlihatkan dalam gambar y dilampiran d. Dosis krim steroid disesuaikan dengan usia, yaitu :

Lelaki dewasa : 1 FU = 0,5 gram Wanita dewasa : 1 FU = 0,4 gram Anak berusia 4 tahun : kurang lebih sepertiga dari jumlah pada orang dewasa Bayi 6 bulan sampai dengan 1 tahun : kurang lebih seperempat dari jumlah pada orang dewasa

Jumlah krim yang digunakan disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan diobati :

Satu tangan : 1 FU Satu lengan: 3 FU

371

Art Of Therapy

Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin

Satu kaki : 2 FU Satu tungkai bawah : 6 FU Wajah dan leher : 2,5 FU Batang tubuh, depan dan belakang : 14 FU Seluruh tubuh : 40 FU

Contoh : Wanita dengan lesi di kedua lengannya akan membutuhkan krim steroid sebanyak 2 (lengan) x 3 FU x 0,4 gram x 2(pemakaian 2 kali sehari) x 7(hari) = 33,6 gram untuk seminggu. Hitungan kasar lainnya dalam mamperkirakan jumlah steroid topikal yang diresepkan :

Daerah yang akan diobati Wajah dan leher Tangan Kulit kepala Lengan Kaki Badan Selangkangan dan alat kelamin

Krim dan salep 15-30 gram 15-30 gram 15-30 gram 30-60 gram 100 gram 100 gram 15-30 gram

Jumlah ini sesuai untuk peresepan sebanyak 2 kali sehari selama seminggu
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Depkes RI Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Anonim, 1993. Pedoman pemberantasan penyakit Kusta Depkes, FKUI, Jakarta Canizares S, 2005 .Dermatology in Developing Country, Lange st Edward EB, Jegasothy BV, Lazarus GS, 1991. Dermatology: Diagnosis and Therapy 1 ed. PrenticeHall International Inc., Philadelphia Etnawati K, Soedarmadi, 1991. Pengobatan penyakit kulit dan kelamin. FK-UGM Mansjoer A, dkk, 2002. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid 2, Media Aesculapius FKUI Siregar RS, 1994. Atlas berwarna saripati penyakit kulit dan kelamin, EGC, Jakarta. Spm IDI, 2002, Pengurus Besar IDI:Jakarta Standar Prosedur Medis IDI, Depkes Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, 2007. Fitzpatrick Color Atlas & Synopsis of Clinical th Dermatology 5 ed. McGrawHill www.cdc.gov www.dermnetNZ.com Etnawati K, Soedarmadi, 1991. Pengobatan penyakit kulit dan kelamin. FK-UGM

372 276

You might also like