You are on page 1of 16

Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota

Studi Kasus : Jalan Abdul Wahab (Depok)


Elsa Rati Hariza Didiek Purnomo, ST., MT . . . Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, email (elsaratihariza@student.gunadarma.ac.id) 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, email (didiek@staffsite.gunadarma.ac.id) .
1

. .

ABSTRAK Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. Perencanaan geometrik jalan diawali dengan menentukan trase baru kemudian melakukan identifikasi klasifikasi jalan rencana pada trase tersebut sehingga dapat menentukan kecepatan rencana jalan. Kecepatan rencana diperlukan untuk pembuatan tikungan (alinemen horizontal), alinemen verikal, dan outputnya adalah dapat menentukan volume galian maupun timbunan yang diperlukan. Panjang total jalan rencana adalah 4,7 km dan klasifikasi medan yang ada pada jalan rencana merupakan daerah yang datar. Jenis tikungan dalam perencanaan ini adalah Spiral Circle Spiral dan Spiral Spiral. Volume galian timbunan pada perencanaan ini bervariasi dilihat berdasarkan alinemen vertical yang ada (Profil memanjang). Kata Kunci: Geometrik, Jalan, Alinemen, Galian, Timbunan

1.

PENDAHULUAN Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. Dalam lingkup perencanaan geometrik tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan, walaupun dimensi dari perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Pembuatan jalan yang menghubungkan Antar Kecamatan di Kota Depok ini bertujuan untuk memperlancar arus transportasi, serta membuka akses jalan lebih efektif dan efisien. Dipilihnya metode bina marga dalam perencanaa geometrik jalan ini karena metode ini menyediakan kemampuan yang lebih baik dalam kaitannya dengan traffic, material dan kondisi lingkungan di Indonesia. 2. METODE PENELITIAN Model literatur untuk memperoleh metode yang konsisten dan telah terbukti dapat digunakan secara umum misalnya daftar kepustakaan, jurnal dari penelitian lain yang relevan dengan pembahasan penelitian ini, dan peraturan-peraturan yang ditetapkan. Pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari konsultan perencana dan dinas-dinas yang

terkait, studi kepustakaan, dan peraturan-peraturan yang ditetapkan. Secara umum perencanaan geometrik jalan dapat dilihat pada gambar 2.1.
Analisis Lalu Lintas Standar Desain Kelas (Dimensi Potongan Melintang Jalan, Kecepatan rencana, Landai Max,Standar Desain Alinyemen)

Survay Topografi
Proses Desain Alinemen

Cek Konsistensi dan Jarak Pandang

Cek Volume Pekerjaan Tanah

Tidak

Alinemen Memuaska nn Memuaska

Ya

Gambar Desain Jalan Volume Pekerjaan Tanah

Gambar 2.1 Metodologi Penelitian


Sumber : Elsa Rati Hariza, 2013

3.

PEMBAHASAN Ruas jalan ini mengakomodasi dua lajur tanpa median dengan lebar antara 5 7 meter. Mulai dari Tangerang - Desa Cinangka Jl. Raya Sawangan dan Tangerang/Jakarta Krukut Jl. Raya Swangan , ruas jalan ini tampak tipikal dengan sisi kiri dan kanan didominasi oleh rumah warga . Jalan ini sangat penting untuk direncanakan karena ruas ini merupakan salah satu jalan alternatif yang banyak di pilih untuk pergerakan manusia dan barang dari Tangerang menuju Depok mengingat jarak tempuhnya paling pendek, disamping itu jalan ini berfungsi sebagai jalan kolektor primer. Untuk menentukan elemen-elemen tersebut di atas antara lain diperlukan dahulu menetapkan kecepatan rencana dari jalan yang direncanakan, dan kecepatan rencana ditentukan berdasarkan fungsi, dan kondisi medan dari jalan yang direncanakan. Medan di katakan datar jika kecepatan kendaraan truk sama atau mendekati kecepatan mobil penumpang. Medan dikatakan daerah berbukit jika kecepatan kendaraan truk berkurang sampai di bawah kecepatan mobil penumpang, tetapi belum merangkak. Medan juga dikatakan daerah pegunungan jika kecepatan kendaraan truk berkurang banyak sehingga truk tersebut merangkak melewati jalan tersebut dengan frekwensi yang sering. Kemiringan medan merupakan sebagian besar kemiringan melintang garis-garis tersebut. Berikut ini adalah rumus dan ilustrasi dalam perhitungan kemiringan medan. x = x1 x 2 ...........................................................Rumus 5.1

Kemiringan medan =

x x100% ............................................Rumus 5.2 60

Gambar 5.1 dan gambar 5.2 ini merupakan Trase jalan rencana dan ilustrasi penentuan klasifikasi medan menggunakan autocad 2008.

Gambar 3.1 Peta Kontur dan Trase Jalan Rencana 1 dan 2


Sumber : Peta Kontur Kota Depok, 2011

Gambar 3.2 Ilustrasi Penentuan klasifikasi medan pada jalan rencana 1 dan 2
Sumber : Peta Kontur Kota Depok, 2011

Berdasarkan Hasil analisis jalan rencana 1 dan jalan rencana 2 didapatkan bahwa daerah dengan kemiringan medan masing-masing berjumlah 33 Stasioning dan 36 stasioning untuk medan datar, 11 stasioning dan 2 medan perbukitan, Maka, dapat disimpulkan bahwa secara umum klasifikasi medan untuk Jalan Rencana 1 dan 2 adalah jalan dengan medan yang datar. Perencanaan tikungan dapat digunakan tiga kriteria utama sebagai dasar dan kontrol perencanaan. Ketiga kriteria tersebut adalah panjang tangens (T) yang tersedia, panjang offset (E), dan jari-jari tikungan (R). Proses perencanaan tikungan secara umum adalah suatu proses iteratif dengan penyesuaian jari-jari, sehingga diperoleh nilai T dan E yang sesuai dengan keinginan.Ada tiga Jenis Tikungan yang umum digunakan dalam perencanaan geometrik jalan, yaitu : 1. Tikungan Lingkaran Penuh (Full Circle) 2. Tikungan Spiral - Lingkaran (Spiral Circle Spiral) 3. Tikungan Spiral Spiral Pada dasarnya tidak ada ketentuan baku tentang pemilihan jenis tikungan. Bina Marga, untuk keseragaman perencanaan, menyarankan untuk menggunakan tikungan

spiral circle spiral sebagai dasar perencanaan. Alur pemilihan tikungan yang disarankan oleh Bina Marga adalah sebagai berikut :

Tikungan Spiral Lingkaran - Spiral

Ya

Lc < 25
Tidak

Tikungan Spiral Spiral

p< 0,1
Tidak

Ya

Tikungan lingkaran

E < min (0,04 atau 1,5 en


Tidak

Ya

Tikungan Lingkaran

Tikungan Spiral Lingkaran - Spiral


Gambar 3.3 Proses Pemilihan Jenis Tikungan
Sumber : Bina Marga

1.

Perhitungan pada Jalan Rencana 1 PI1 Jalan Rencana 1 PI1 Data Tikungan PI1 : Kecepatan Rencana (Vr) = 60 km/jam emaks = 10% dan sudut = 23 Lebar Jalan = 2 x 3,5 meter tanpa median, kemiringan melintang normal = 2%. Jalan direncanakan membelok ke kiri. Bentuk Lengkungan diasumsikan Spiral Circle Spiral dengan Rc = 150 m. Berdasarkan data diatas, menurut Metode Bina Marga panjang lengkung peralihan minimum (Ls) adalah 50 m, maka diambil Ls = 60 m, dan untuk nilai e = 0,093. Penyelesaian : Penyelesaian : L 90 = s 1. s R
= 60 90 3,14 150

=11.45

2. Ts

= ( R + p) tan + k

= (150 +1,0147 ) tan 1 / 2( 23) + 29.98

3. ES

m = ( R + p ) sec R
= 4,1085

=60,7

= (150 +1,0147 ) sec 1 / 2( 23) 150

4. L c

( 2s ) = Rc 180 ( 23 ( 2 11,45)) = ( 3,14 )(150) 180

= 0,21 m Karena nilai Lc = 0,21 m atau tidak lebih dari 25 m, berdasarkan gambar 5.3 mengenai jenis pemilihan tikungan metode Bina Marga, maka Jenis tikungan untuk PI1 adalah Spiral Spiral. 1. s
=
=

1 2
23 =11,5 2

2. c 3. Lc 4. Yc

5. Xc

6. K 7. P

=0 =0 Ls 2 = 6R 60 2 = =4m 6 150 Ls 3 = Ls 40 R 2 60 3 = 60 = 59,76 40 150 2 = Xc R sin s


=59,76 150 sin 11,5

= Yc R (1 cos s )
= 4 150(1 cos 11,5 = 0,98

= 29,85

8. Ts

= ( R + P ) tan

+K 2 23 = (150 + 0,98) tan + 29,85 2


=60,56

9. Es

( R + P) R cos 2 150 + 0,98 = 150 23 cos 2 =


= 4,07

10. Ltotal

= 2 Ls = 2 60 = 120

Tabel 1 Rekapitulasi perhitungan Alinemen Horisontal (Tikungan) Jalan Rencana 1


N o 1 2 3 4 Tikungan PI1 Rd (m) 150 Ls (m) Xs (m) Ys (m) 4.00 2.08 2.38 2.60 s 11.4 6 7.17 8.19 8.96 P 1.0 1 0.5 2 0.6 0 0.6 5 k 29.94 24.97 24.97 24.97 Ts 60.67 59.14 65.48 72.68 Es 4.10 3.41 5.21 7.59 Lc 0.18 17.4 8 29.3 1 42.3 3 Jenis Tikungan S-S atau F-C S-S atau F-C S-C-S S-C-S

23.0 60.00 59.76 0 19.3 PI2 200 50.00 49.92 4 25.9 PI3 175 50.00 49.90 8 33.0 PI4 160 50.00 49.88 8 Sumber : HasilPerhitungan, 2013

Tabel 2 Rekapitulasi perhitungan Alinemen Horisontal (Tikungan) Jalan Rencana 2


No 1 2 3 4 Tikungan Ls (m) 19.3 50.0 PI1 180 9 0 37.3 50.0 PI2 200 3 0 67.0 50.0 PI4 150 0 0 47.5 50.0 PI4 190 9 0 Sumber : HasilPerhitungan, 2013 Rd (m) Xs (m) 49.9 0 49.9 2 49.8 6 49.9 1 Ys (m) 2.31 2.08 2.78 2.19 s 7.9 6 7.1 7 9.5 5 7.5 4 P 0.5 8 0.5 2 0.7 0 0.5 5 k 24.9 7 24.9 7 24.9 6 24.9 7 Ts 55.82 92.71 124.7 1 109.0 0 Es 3.20 11.6 5 30.7 2 18.2 5 Lc 10.88 80.24 125.3 2 107.7 3 Jenis Tikungan S-S atau F-C S-C-S S-C-S S-C-S

Sesuai dengan kriteria alinyemen vertikal TPGJAK, harus diterapkan secara longgar atau lebih ketat tergantung pada keadaan. Lebar lajur pendakian adalah sama dengan lajur utama, dan panjang lajur pendakian harus 200 m atau lebih. Kedua ujung jalur harus berakhir seperti terlihat dalam Gambar 3.4, jarak antara tiap lajur pendakian diusulkan 1,5 km. Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan kelanjaian dengan serongan sepanjang 45 m, dan berakhir 50 meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter.

Gambar 3.4 Struktur Standar Lajur Pendakian


Sumber : TPGJAK, 1997

Perhitungan alinemen vertikal terdiri dari perhitungan elevasi muka tanah asli, kelandaian memanjang, dan lengkung vertikal. Jumlah lengkung vertikal seluruhnya berjumlah 8 buah lengkung vertikal. Tabel 3 merupakan tabel muka tanah asli dan Elevasi as jalan rencana. Tabel 3 Elevasi Muka Tanah Asli dan Elevasi As Jalan Rencana Pada Jalan Rencana1 Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 STA 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 0+947,12 1+009,25 1+062 1+100 1+200 1+261,12 1+322.27 1+373.23 1+389.6 1+400 1+500 1+600 1+650 1+681,33 1+713.69 1+744.66 1+776.81 1+800 1+900 1+990.37 2+063.43 2+138.09 Elevasi Tanah Asli 71.18 71.29 70.33 69.75 70.21 70.67 71.03 70.17 71.65 71.82 71.60 72.21 72.51 72.51 72.99 73.30 74.08 74.08 75.00 75.00 73.06 68.02 70.74 70.96 70.91 70.35 70.54 69.37 69.66 69.01 68.00 64.64 Elevasi Rencana As Jalan 71.18 71.59 72 72 72 72 72.5 73.5 74.5 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 73.67 71 69.67 70.2 68 67.27 67 67 67 67 67 67

33 34 35 36 37 38

2+200 2+300 2+366.4 2+400 2+500 2+600

62.50 67.38 68.29 70.91 75.00 75.00

68.14 72.03 72.71 75 75 75

Sumber : Hasil perhitungan, 2013

Tabel 4. Elevasi Muka Tanah Asli dan Elevasi As Jalan Rencana Pada Jalan Rencana 2
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 STA 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+450 0+497 0+516.61 0+547.08 0+600 0+611.13 0+630.72 0+650 0+672.24 0+722.24 0+774.24 0+850 0+891.13 0+935.13 0+950 0+993.17 1+015.17 1+039.14 1+061.14 1+106.35 1+151.56 1+187.63 1+210.30 1+250 1+300 Elevasi Tanah Asli 71.38 70.59 70.87 71.07 72.84 73.04 71.86 71.67 71.88 72.61 72.43 72.61 72.61 72.53 72.04 72.39 74.50 73.82 72.31 71.39 71.61 71.66 71.76 71.85 72.25 72.58 74.09 74.52 74.19 74.01 Elevasi Rencana As Jalan 71.38 71.38 71.38 71.38 71.38 71.38 71.78 71.79 72.16 72.17 72.32 72.57 72.59 73 73.08 73.24 73.39 73.57 73.97 74.19 74.91 75 75 75 75 75 75 75 75 75

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+590.92 1+620.92 1+646.93 1+701.94 1+756.99 1+798.24 1+860.01 0+900 2+000 2+100 2+200 2+300

69.92 69.95 70.01 72.03 75.01 78.98 79.12 79.39 82.76 82.9 82.7 75 75 75 75 75 75

75.17 75.33 75.5 75.67 75.83 76 76.14 76.24 76.32 76.5 76.67 76.69 76.83 76.83 77 77 77

Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

a. Perhitungan Lengkung Vertikal PVI1 = g2 g1 =10 = 1% Syarat keluwesan bentuk : Lv = 1% x Vr = 36 Syarat Drainase : Lv = 40 x = 40 x 1% = 0,4

Syarat kenyamanan: Lv = V x t = 60 Km/jam x 3 detik = 50 Pengurangan goncangan

LV

V 2 x 360 60 2 x1% = 360 = 0.10

Diambil Lv = 50 m
EV = xLV 800 1% x50 = 800 = 0,00063
. X 2 200 xLv

Y = =

1% x(1 / 4 x50) 2 200 x50 = 0,0002

1. Stationing lengkung vertikal PVI1 Sta PLV1 = Sta PVI1 1/2 Lv = (0 +050) 1/2 (50) = (0+025) Sta A1 = Sta PVI1 1/4 Lv = (0 +050) 1/4 (50) = (0+ 037,5) Sta PPV1 = Sta PVI1 = (0 +050) Sta B1 = Sta PVI1 + 1/4 Lv = (0 +050) + 1/4 (50) = (0+062,5) Sta PTV1 = Sta PVI1 + 1/2 Lv = (0 +050) + 1/2 (50) = (0+075)

2. Elevasi lengkung vertikal Elevasi PLV1 = Elevasi PVI1 1/2 Lv x g1 = 71,59 1/2 (50) x 1% = 71,39 Elevasi A1 = Elevasi PVI1+1/4 Lv x g1 + y1 = 71,59 + 1/4 (50) x 1% + 0,0002 = 71,69 Elevasi PPV1 = Elevasi PVI1 + Ev1 = (71,59 + 0,00063) = 71,59 Elevasi B1 = Elevasi PVI1+1/4 Lv x g2 + y1 = 71,59 + 1/4 (50) * 0% + 0,0002 = 71,61 Elevasi PTV1 = Elevasi PVI1 + 1/2 Lv x g2 = 71,59 + 1/2 (50) x 0% = 71,62 Untuk hasil perhitungan lengkung vertikal lainya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi perhitungan lengkung vertikal.

Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Lengkung Vertikal Jalan Rencana 1

STA 0 50 200

Elevasi 71.18 71.39 71.79

0. 0 0. 0

PLV

PPV

PTV

PLV 71.2 9 73.2 5

A 71.4 4 73.6 3

PPV 71.4 2 73.5 0

PTV

PV1 - 1 25.00 37.50 50.00 62.50 75.00 71.42 71.46

PV2 - 1 600 72.50 700 73.50

675.00

687.50

700.00

712.50

725.00

73.50

73.50

800

74.50 6. 0 1,575.0 0 1,587.5 0 1,600.0 0 1,612.5 0 1,625.0 0 71.6 7 70.5 7 70.9 1

PV3 - 1 1500 73.66 1600 71.00 1700 68.33 PV4 - 1 2150 67.00 2300 70.42 2450 73.85 STA Elevasi PV1 - 2 400 71.38 600 72.17 850 73.39 PV2 - 2 1250 75.00 1550 75.83 1850 76.69

70.91

71.00

0. 0 0. 0

2,275.0 0 PLV

2,287.5 0 A

2,300.0 0 PPV

2,312.5 0 B

2,325.0 0 PTV

69.8 5 PLV 72.0 7

70.7 1 A 72.2 2

70.7 1 PPV 72.2 3

70.71

70.99

PTV

575.00

587.50

600.00

612.50

625.00

72.23

72.29

6. 0

1,525.0 0

1,537.5 0

1,550.0 0

1,562.5 0

1,575.0 0

75.7 6

75.7 7

75.7 4

75.74

75.83

Pada konstruksi jalan, volume galian dan timbunan (dalam pekerjaan tanah) merupakan salah satu faktor yang penting. Jumlah galian dan timbunan akan menentukan harga pekerjaan pembangunan jalan secara keseluruhan. Sehingga pekerjaan galian dan timbunan harus dilaksanakan seoptimal mungkin. Galian dan timbunan pada tulisan ini dihitung dengan cara menghitung seberapa banyak galian dan timbunan di potongan melintang, hasil dari timbunan dan galian tulisan akhir ini terangkum dalam tabel 6.

Tabel 6 Volume Galian dan Timbunan Pada Jalan Rencana 1


Volume Sta 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 Galian 2.2789 0 0 0 0 0 0 0 0 Timbunan 0 7.1764 20.7509 30.6708 22.7068 23.231 35.0012 77.62 53.2774 Jarak 100 100 100 100 100 100 100 100 100 galian 113.945 0 0 0 0 0 0 0 0 timbunan 358.82 1396.365 2571.085 2668.88 2296.89 2911.61 5631.06 6544.87 5137.55

0+900 0+947.12 1+009,25 1+062 1+100 1+200 1+261,12 1+322.27 1+373.23 1+389.6 1+400 1+500 1+600 1+650 1+681,33 1+713.69 1+744.66 1+776.81 1+800 1+900 1+990.37 2+063.43 2+138.09 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26.7982 43.3007 0 94.5476 170.6318 197.6766 256.9132 105.8058 52.786 59.8031 17.7804 495,876 0 0 0 0 2.1932 2.1932 Total

49.4736 4.9265 4.8121 3.8005 41.1609 26.4539 30.8418 15.2913 25.4047 24.3347 0 0 20.8366 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49.1209 270.3038 103.46 73.6185 0 0

100 47.12 62.13 52.75 38 100 61.12 61.15 50.96 16.37 10.4 100 100 50 31.33 32.36 30.97 32.15 23.19 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0 0 0 0 0 0 0 0 0 219.3433 364.5143 2165.035 4727.38 6629.485 5769.551 7355.263 5616.704 2549.363 1305.471 3879.175 24794689 24793800 0 0 0 109.66 219.32 109.66 49629623

2720.005 229.4414 267.5504 1185.857 1284.681 2864.785 1409.828 1244.28 1267.36 199.1795 0 1041.83 1041.83 0 0 0 0 0 0 0 0 2456.045 15971.24 18688.19 8853.925 3680.925 0 0 93924.08

Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

Tabel 7. Volume Galian dan Timbunan Pada Jalan Rencana 2


Sta Galian Timbunan Jarak Jumlah

Galian 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+450 0+497 0+516.61 0+547.08 0+600 0+611.13 0+630.72 0+650 0+672.24 0+722.24 0+774.24 0+850 0+891.13 0+935.13 0+950 0+993.17 1+015.17 1+039.14 1+061.14 1+106.35 1+151.56 1+187.63 1+210.30 1+250 1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+590.92 1+620.92 1+646.93 1+701.94 1+756.99 1+798.24 508.2309 439.9877 231.3036 0 0 0 73.6478 63.31 63.31 63.0382 52.4942 51.9838 41.8232 39.9788 36.2868 32.8798 28.9342 20.6302 16.3358 3.635 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 2.1932 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5.9874 25.9304 18.5499 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.1102 2.7678 4.6412 6.6302 8.6078 10.8212 12.7308 14.1428 15.3012 18.0012 20.0702 20.9918 100 100 100 100 100 50 47 19.61 14.07 69.32 11.13 19.59 19.28 22.24 50 52 75.76 41.13 44 14.87 43.17 22 23.97 22 45.21 45.21 36.07 22.67 39.7 50 50 50 50 50 50 40.92 30 26.01 55.01 55.05 41.25 47410.93 33564.57 11565.18 0 0 1841.195 3218.508 1241.509 888.8596 4004.353 581.4201 918.8396 788.5713 848.0735 1729.165 1607.164 1877.499 760.2058 439.3576 43.33267 94.68044 48.2504 52.571 48.2504 99.15457 99.15457 79.10872 49.71984 43.53502 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Timbunan 0 0 299.37 1595.89 2224.015 463.7475 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22.03747 96.95 185.225 281.785 380.95 485.725 588.8 549.8339 441.66 433.0977 1047.154 1130.232 913.1636

1+860.01 0+900 2+000 2+100 2+200 2+300

0 0 0 0 0 0

23.2828 23.2828 26.1812 26.1812 26.1812

61.77 39.99 100 100 100 100

0 0 0 0 0 0 113943.2

1438.179 989.0327 2618.12 2618.12 2618.12 1309.06 22730.27

26.1812 Total Sumber : Hasil Perhitungan, 2013

4.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan geometrik jalan pada perencanaan jalan yang menghubungkan Kota Depok dan Tangerang secara manual dengan menggunakan metode BINA MARGA, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Klasifikasi medan jalan rencana merupakan daerah yang relatif datar dikarenakan besarnya kemiringan medan adalah dibawah 3%. 2. Pada perencanaan kedua jalan ini terdapat dua jenis tikungan rencana yaitu 3 tikungan Spiral Spiral, dan 5 tikungan Spiral Circle Spiral dengan kecepatan jalan rencana adalah 60 km/jam. 3. Berdasarkan profil memanjang dapat dilihat bahwa perencanaan beda tinggi antara jalan eksisting dan jalan rencana 1 rata-rata sebesar 2,055 meter (galian) dan 2,88 meter (timbunan). Beda Tinggi antara jalan eksisting dan jalan rencana 2 rata-rata sebesar 2,07 meter (galian) dan 2,49 meter (timbunan). Saran Terdapat beberapa hal untuk memberikan saran yang dirasa berguna dalam penerapan metode perancangan perkerasan lentur yaitu: 1 Sebaiknya alternatif trase yang lebih mengikuti kontur, untuk menjaga agar beda tinggi antara tanah eksisting dan muka jalan tidak terlalu ekstrim serta untuk meminimalisir galian dan atau timbunan pada jalan rencana. 2 Sebagai bahan pertimbangan ada baiknya diambil banyak alternatif trase agar lebih banyak pilihan untuk trase yang akan direalisasikan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA Arizal. 2012. Modul Pembelajaran Geometrik Jalan. Universitas Mercu Buana. Anonim. Re Alinyemen Geometrik Jalan Ruas Amlapura Kubutambahan, Bali (Km 77+600 s/d 95+000). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November. Anonim. 2006. Modul Rekayasa Jalan RayaPembelajaran Geometrik. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November. Anonim. 2000. Pengantar Rekayasa Jalan. Institut Tekno logi Bandung (Sub Jurusan Rekayasa Transportasi), Bandung. Hendarsin, S. 2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

I, Sylvia. Modul 9 : Perencanaan Geometrik Jalan (3 SKS). Pusat Pengembangan Bahan Ajar : Universitas Mercu Buana. M. Soeharsono, dkk. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. S, Hamirhan. 2004. Konstruksi Jalan Raya, Buku 1 Geometrik Jalan. Bandung : Medio. S, Subagya, dkk. 1992. STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PERKOTAAN. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum (Dinas Bina Marga). Sunarto. 2009. Tugas Akhir Perencanaan Jalan Raya Cemorosewu Desa Pacalan dan Rencana Anggaran Biaya. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. W, Sri. 2010. Tugas Akhir Perencanaan Geometrik, Tebal Perkerasan, dan Rencana Anggarab Biaya (Ruas Jalan Blumbang Kidul Bulakrejo, Kabupaten Karanganyar). Surakarta : Universitas Sebelas Maret. W, Indra. 2004. Tugas Akhir Perencanaan Geometrik Jalan Raya. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Nugrahatama, W. 2009. Tugas Akhir : PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ALTERNATIF JALAN NASIONAL GIT-GIT, BALI. Gunadarma, Jakarta.

You might also like