You are on page 1of 15

TUGAS 1

1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya. a) Pengalaman, Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Contoh : Memberikan peluang kepada anak-anak untuk berniaga sendiri dan mereka dapat mengalami keadaan jual beli seperti yang sering dilihat oleh mereka semasa keluar bersama keluarga untuk membeli-belah. b) Otoritas Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan, karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan. c) Berfikir deduktif Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas: a. dasar pikiran utama (premis mayor) b. dasar pikiran kedua (premis minor) c. kesimpulan dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah. Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah. d) Berfikir induktif merupakan kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut. - Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru.Kelinci adalah binatang menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru. - Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru. Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil.

e) Berfikir ilmiah Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak. 2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di atas menurut Anda dan berikan alasannya. Teori adalah prinsip-prinsip umum yang ditarik dari fakta-fakta. Sebelum dibuktikan kebenarannya, teori memang dianggap sebagai spekulasi. Tetapi ia akan menjadi fakta setelah pembuktian dilakukan. Bagi seorang peneliti, teori menjadi alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Betapa teori ini sangat penting, untuk menuntun peneliti dan ilmuwan dalam upaya mengembangkan wawasan keilmuan, agar tak mengalami stagnasi. Untuk menemukan sebuah teori yang terbukti kebenarannya, mula-mula dibuat teori sementara yang dipergunakannya sebagai pedoman atau petunjuk untuk memecahkan masalah. Peneliti kemudian mencari data untuk menguji kebenaran teori sementara yang dibuatnya itu. Teori ini disebut hipotesis, selaku pemecahan sementara terhadap masalah yang diteliti. Ia akan menjadi dalil atau teori setelah berulang kali diperiksa kebenarannya. Setiap teori yang baik akan mampu membantu mempertajam daya peesepsi,daya khayal,daya fikir peneliti. Pada dasarnya teori mempunyai fungsi ganda yaitu: a) Teori memberikan kerangka kerja, yaitu untuk mengatur data dan keterangan-keterangan tertentu yang dikumpulkan dalam penelitian. b) Teori sebagai hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang akan diuji kebenarannya dan ketepatannya. c) Teori membantu proses analisis baik bersifat logic maupuncausalistic untuk diperoleh kesimpulan yang dapat diuji kebenarannya. Jadi, Kriteria teori yang baik atau kurang baik antara lain: a) Apakah teori yang bersangkutan mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. b) Apakah penjelasan itu dapat diberikan dengan tegas dan secara sederhana c) Apakah dengan penjelasan itu dapat ditemukan sesuatu yang baru d) Akurat e) Difalsifikasi f) capable of evincing greatexplanatory powermampu g) progresif sebagai lawan merosot dalam hal program penelitian mereka h) konsisten dengan apa dikenal di daerah lain i) tepat pelit dan elegan.

3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat diteliti. Paparkan dan berikan alasannya. Menurut saya, masalah pendidikan yang ada di bidang saya yaitu pendidikan TIK yang dapat diteliti adalah terkait masalah pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran . Guru yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran di sekolah sebenarnya memerlukan berbagai piranti dalam mengoptimalkan pemanfaatan TIK dan Komunikasi in untuk mendukung kemampunnya yang diperlukan khususnya dalam operasional perangkat TIK tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan kini masih banyak guru yang masih gagap dalam pemakian komputer dalam mengakses informasi dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran. Kini beberapa sekolah telah menerapkan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, Internet dan lainnya) untuk menyampaikan isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, intranet, satelit, tape/video, TV interaktif dan CD ROM adalah bagian media elektronik yang dimaksudkan dalam kategori ini. Komponen yang tak kalah penting dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran adalah para guru yang mengajar pada sekolah dalam berbagai jenjang. Keharusan guru dalam mendorong dan mendukung siswa kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan. Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal dihadapkan dan disajikan kepada siswanya. Kondisi guru yang sebagaian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK atau dengan perkataan lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari penyebabnya dan solusi yang terbaik, khususnya bagi para penentu kebijakan pendidikan. Maka dari itu saya disini mengangkat dua rumusan masalah yaitu : 1) Pendidikan dan pelatihan apa saja yang telah dilakukan guru dalam meningkat-kan kemampuan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran? 2) Faktor-faktor apa yang menjadi kendala guru dalam pemanfaatan TIK? Pertama, Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah direspon sangat positi oleh beberapa ekolah. Kenyataan dilapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan pelatihan dan atau mengirikan para guru menginkuti pelatihan komputer dan internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK. Peran lembaga atau institusi dilura sekolah juga sangat diperlukan dalam andilnya dalam memajukan dunia pendikan dasar dan menengah. Mereka yang peduli telah turut aktif memberikan kemampuan para guru dalam menggunakan komputer maupun internet . Tidak hanya pelatihan praktis dan teknis dalam menndorong guru mau memanfaakan TIK yang ada dalam pembelajaran, tetapi kegiatan yang sifatnya mendorong dan memotivasi guru juga perlu diadakan secara terus menerus. Kedua, Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan sendiri. Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah pembenaran untuk tidak melakukan hal-hal yang

dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa dimana ada kemauan disitu ada jalan kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada. Ada guru-guru di Deli Serdang terpaksa mengajar komputer dengan imajinasi dan penjelasan verbal saja, kendala ini disebabkan oleh tidak adanya fasilitas komputer sungguhan untuk digunakan siswa, padahal belajar komputer lebih efektif melalui praktek. Menurut Drs. Isjoni Ishaq, dekan FKIP UNRI Riau, kendala para guru dalam penggunaan komputer dan TIK adalah ketidakmampuan guru dalam berbahasa inggris, dimana bahasa inggris sangat dominan dipakai dalam pengoperasional komputer dan TIK. Hal ini ditekankan mengingat guru punya andil besar dalam mencerdaskan anak bangsa.Dilema yang muncul di lapangan, dari berbagai upaya yang telah dilaksanakan untuk membantu para guru mengenala TIK, terganjal di tengah jalan, penyebabnya adalah; 1) takut akan kesalahan yang diperbuat, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan media; 2) merasa usianya sudah tua, sehingga kurang bermanfaat bagi dirinya; 3) kurang memahami bahasa teknik TI (bahasa inggris); 4) banyaknya rutinitas di luar pelajaran TIK. Faktor penghambat guru dalam memanfaatkan ICT adalah pertama, ketidakadanya komputer baik laptop maupun PC sehingga dirasa masih belum seimbang peralatan yang disediakan di sekolah sementara komputer pribadi belum punya. Kedua, adalah faktor penghampat yang ada hubungannya dengan rasa malas karena tidak adanya waktu untuk mempelajari. Ini terjadi karena guru yang baik dan benar harus menguasai 10 kompetensi guru, waktu 24 jam masih kurang karena banyaknya kewajiban yang hrus dipenuhi.

4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi di jurusan allumni Anda.

STUDI TENTANG KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BERDASARKAN KOMPETENSI PENDIDIK PADA PPL DI SMK JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DENGAN KURIKULUM EMPAT TAHUN (STUDI KASUS DI SMKN 26 JAKARTA)

Tri Putra Alizar Alumni Angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta

Aris Sunawar,S.Pd.M.T Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta

Drs. Daryanto, MT Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta

Regina Arzica Pranata Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika 2011 5235111811
This study aims to determine and describe the qualification profile of students who carry out the program of field experience under the competence of educators as well as correspondence between ketersiapan competencies possessed by students with needs in the Vocational School on the spectrum of skills in secondary vocational education Vocational High School who has a learning curriculum of four years .

Key Word: Teacher Qualification, PPL, Profile Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua jenjang

pendidikan yang meliputi wajib belajar sembilan tahun, pendidikan menengah,

perguruan tinggi serta pendidikan non formal lainnya. formal lainnya. Pada pembukaan UUD 1945 alinea

bagi masa depan generasi muda guna mampu berperan ilmu aktif pengetahuan dalam dan

perkembangan teknologi.

keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan

di

Indonesia,

khususnya

Penjelasan lebih lanjutnya terdapat dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 31 yang mengatur mengenai pendidikan di

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berorientasi pada dunia kerja, sudah berkembang yaitu dengan kurikulum yang mengacu pada karakteristik sistem serta bertujuan untuk mempersiapkan anak didik guna memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional serta menyiapkan siswa agar mampu untuk berkarier maupun

Indonesia. Pada pasal tersebut dinyatakan sebagai berikut: 1. Setiap Warga Negara berhak mendapatkan pendidikan 2. Setiap warga negara wajib mengikuti dan pendidikan wajib dasar untuk

berkompetisi dan mampu mengembangkan diri juga untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri.

Negara

membiayainya 3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

Dalam rangka menyiapkan tenaga lulusan SMK yang siap kerja, cerdas, terampil, dan kompetitif, salah satu hal yang ditekankan adalah kesiapan tenaga pengajar yang mempunyai standar yang memadai sesuai dengan pasal 8 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam undang-undang.1 Untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam undang-undang era tersebut dan maka kualitas

menghadapi diperlukan

globalisasi,

peningkatan

pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan usaha yang penting


1

Pasal 31 UUD 1945

PPL merupakan salah satu pilar dalam pembinaan calon guru terutama untuk meningkatkan yang dibutuhkan kompetensi-kompetensi dalam membentuk

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang memperngaruhi pertumbungan individu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan setiap dalam saat. Pendidikan ragam

seorang guru. Melalui PPL, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman

nyata sebagai pengajar di sekolah, dan ketika lulus mereka sudah mendapatkan kompetensi yang dipersyaratkan sebagai guru pemula. Untuk memperoleh

berlangsung

beraneka

bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi dimanapun dan kapanpun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi kepada peserta didik. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman

gambaran yang konkret dan utuh mengenai kemampuan esensial yang harus dimiliki seorang guru, diperlukan penelitian yang mendalam terhadap perilaku guru yang bersangkutan di sekolah, dan mahasiswa PPL yang sedang melaksanakan praktek mengajar di sekolah diharapkan dapat menunjukkan kesesuaian berdasarkan

belajar dan tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan dan tidak terbatas. Terdapat delapan standar pendidikan yang harus menjadi acuan bagi tiap-tiap satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Delapan standar meliputi: 1. 2. Standar isi Standar proses Standar kompetensi lulusan (SKL) Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. 6. 7. 8. Standar saran dan prasarana Standar pengelolaan Standar pembiayaan Standar penilaian pendidikan

kompetensi-kompetensi sebagai seorang pendidik.

Dari

penjelasan-penjelasan peneliti

yang

ada untuk

3. 4.

membuat

tertarik

melakukan penelitian dengan mengangkat permasalahan mengenai pelaksanaan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) serta penerapan standar kualifikasi berupa

kesiapan dalam hal kompetensi pendidik bagi mahasiswa yang mengikuti program PPL di Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kurikulum empat tahun. Definisi pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala

Jadi,SNP harus dijadikan acuan oleh pengelola pendorong kreativitas minimal pendidikan tumbuhnya untuk yang serta menjadi dan

inisiatif

mencapai

standar Akreditasi

ditetapkan.

bertujuan

untuk

membantu dan

dan satuan

3.

Tahap Finalisasi Tahap finalisasi merupakan

memberdayakan

program

pendidikan agar mampu mengembangkan sumber daya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. 1. METODE Penelitian dilakukan di SMK bidang studi keahlian Teknologi studi Tenaga dan

tahap akhir penelitian, tahap finalisasi dilakukan setelah

proses analisis data selesai. Pada tahap finalisasi peneliti juga melakukan pengecekan terhadap hasil penelitian agar laporan hasil penelitian

Rekayasa program Teknik Instalasi

keahlian Listrik

tersebut kredibel.

dengan studi kasus di SMKN 26 Jakarta. Waktu penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai kesesuaian standar kualifikasi guru mata pelajaran teknik Spektruk ketenagalistrikan Keahlian menurut Pendidikan 2008 adalah yaitu atau

dilaksanakan terhitung mulai bulan Juli 2011 sampai Desember

2011.Tahapan-tahapan penelitian yang akan berikut: 1. Tahap Orientasi Pada tahap orientasi, peneliti melakukan penelitian persiapan sebelum dilakukan, adalah sebagai

Menengah Kejuruan

metode kualitatif deskriptif pengamatan, wawancara,

penelaahan dokumen. Dalam tradisi penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak

merumuskan masalah secara umum 2. Tahap Eksplorasi Pada tahap eksplorasi, peneliti melakukan tugasnya data untuk dan

sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kualitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian kualitatif

memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian

mengumpulkan

melakukan pendokumentasian. Tahap eksplorasi merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mengumpulkan data.

kualitatif melampaui berbagai tahapan kritis-ilmiah, yang mana seseorang mulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau

fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian

menganalisisnya berupaya

dan

kemudian teorisasi

dalam suatu topik tertentu. Wawancara semiterstruktur sudah termasuk ke dalam kategori in-dept interview,

melakukan

berdasarkan apa yang diamati.2 Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat

di

mana

dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara Tujuan dari terstruktur. wawancara adalah menemukan

diamati, maka metode yang digunakan untuk prosedur pengumpulan data dalam penelitian adalah: 1. Observasi Pastisipatif Dalam observasi, peneliti terlibat dengan orang kegiatan yang 3.

semiterstruktur untuk

permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Studi Dokumentasi Studi merupakan peristiwa berlalu. yang Dokumen dokumentasi catatan sudah dapat

sehari-hari

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan

pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa yang sumber dikerjakan data, dan oleh ikut

berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

merasakan suka dukanya 2. Wawancara Semiterstruktur Wawancara merupakan

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk catatan tulisan, harian,

misalnya

sejarah kehidupan, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya karya

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui sehingga dikontruksikan tanya jawab, dapat makna

seni, yang berupa gambar, patung, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan hal

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal 6.

penting dari

penggunaan

metode

deskriptif

dan

tugas mahasiswa PPL selama kegiatan PPL berlangsung. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 26 Jakarta memiliki enam kompetensi keahlian, yaitu Teknik Instalasi

wawancara dalam penilaian kualitatif. Hasil penelitian akan semakin kredibel

apabila didukung oleh fotofoto atau karya tulis

akademik. Prosedur yang dilakukan peneliti

Tenaga Listrik, Teknik Elektronika Industri, Teknik Komputer Jaringan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Mesin Perkakas. Semua kompetensi keahlian di sekolah tersebut telah terakreditasi SMKN 26 A.Jakarta Ketika pertama kali tiba, peneliti masih belum memiliki batasan

dalam proses pengambilan data dapat dilihat di gambar 4.1.


Pendataan SMK dengan kurikulum empat tahun

Studi dokumentasi tentang PPL

masalah secara khusus yang ingin diteliti. Namun beriringan dengan waktu dan melakukan konsultasi

Temuan-temuan Penelitian

dengan Dosen Pembimbing, akhirnya peneliti memutuskan untuk meneliti pokok bahasan seperti yang telah

Analisis Data

dijelaskan sebelumnya. Pengambilan pokok bahasan didasarkan pada

Gambar 4.1. Prosedur pengambilan data Peneliti sekolah bersamaan pertama pada kali tanggal hari datang 25 ke Juli

pengalaman peneliti sendiri ketika melakukan pembelajaran proses dan kegiatan di

pengenalan

lingkungan sekolah.

dengan

pertama

pelaksanaan PPL. Pada hari pertama peneliti dan mahasiswa PPL yang lain bertemu dengan kepala jurusan dan melakukan penyuluhan mengenai

2. HASIL PENILITIAN Untuk bagian-bagian yang terdapat di dalam kompetensi pendidik, karena luasnya terdapat cakupan-cakupan di dalam yang

Dari 6 orang mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PPL, seluruh mengambil dengan mahasiswa mata kuliah nilai telah wajib adalah

masing-masing

sebaran

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, maka peneliti

mahasiswa 1 mendapatkan 6 nilai C, 25 nilai B, dan 27 nilai A. Mahasiswa 2 mendapatkan 15 nilai C, 30 nilai B, dan 10 nilai A. Mahasiswa 3 mendapatkan 5 nilai C, 27 nilai B, dan 26 nilai A. Mahasiswa 4 mendapatkan 9 nilai C, 31 nilai B, dan 15 nilai A. Mahasiswa 5 mendapatkan 5 nilai C, 28 nilai B, dan 25 nilai A. Mahasiswa 6 mendapatkan 6 nilai C, 27 nilai B, dan 25 nilai A. c) Beban Mengajar Dari 6 orang mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PPL, terdapat 3 mahasiswa yang

mengkhususkan kompetensi pada halhal yang bersifat persiapan mendasar yang harus dimiliki. Penyempitan bahasan dikarenakan karena terlalu luasnya bahasan yang ada sehingga dapat mengakibatkan penelitian akan melebar jauh dari pokok bahasan yang telah ditetapkan : a) Relevansi Pendidikan Dari 6 orang mahasiswa PPL yang melaksanakan kegiatan PPL keseluruan dari mahasiswa tersebut telah mengambil seluruh mata kuliah wajib. Untuk latar pendidikan sebelum masuk ke

tingkat Universitas, 5 orang atau 83,33% memiliki latar pendidikan dari Sekolah Menengah Atas, dan 1 orang memiliki latar pendidikan dari Sekolah Menengah Kejuruan dengan kompetensi Teknik

memiliki beban mengajar di bawah 15 jam/minggu, 2 orang yang memiliki beban mengajar 15-19 jam/minggu, dan 1 orang memiliki beban mengajar di atas 19 jam

jam/minggu. mengajar dikarenakan

Perbedaan tiap

Ketenagalistrikan. b) Nilai Perkuliahan Mahasiswa PPL

mahasiswa pamong

perbedaan

tiap mahasiswa. Karena pemberian mata pelajaran yang diampu oleh mahasiswa PPL merupakan mata pelajaran yang diampu oleh

masing-masing pamong. Sehingga pemberian mata pelajaran yang diampu juga menjadi tergantung oleh pamong masing-masing

Instalasi Tenaga Listrik, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan: 1. Kepuasan terhadap pelaksanaan PPL mengenai kinerja

mahasiswa d) Tingkat Kesesuaian Keahlian Tingkat kesesuaian keahlian mahasiswa kompetensi PPL yang terhadap terdapat di

mahasiswa yang melaksanakan kegiatan PPL berdasarkan

kompetensi pendidik dari guru dan siswa telah tingkat dari yang terpenuhi. kepuasan hasil dilakukan

Penentuan didapatkan wawancara

SMKN 26 Jakarta yaitu teknik ketenagalistrikan. Data mengenai tingkat kesesuaian keahlian

kepada guru dan siswa yang menjadi responden. 2. Kepuasan terhadap berdasarkan yang didapatkan PPL

mahasiswa PPL diambil dan diteliti secara langsung pada transkip nilai yang dimiliki oleh mahasiswa. Pengembilan keterhubungan antara mata pelajaran dengan mata kuliah dilihat dari SK/KD dari mata pelajaran yang terdapat di dalam Spektrum Ketenagalistrikan yang digunakan SMKN 26 Jakarta

pelaksanaan

kompetensi

pendidik dari guru adalah 80% yaitu 4 guru dari 5 guru dan dari siswa adalah 90% yaitu 18 siswa dari 20 siswa bahwa mahasiswa yang melaksanakan PPL telah sebagai memenuhi seorang

dengan deskripsi mata kuliah yang telah diambil oleh mahasiswa yang melaksanakan PPL. Tingkat

kualifikasi pendidik

berdasarkan

kesesuaian akademik yang dimiliki mahasiswa dengan mata pelajaran yang diampu .

kompetensi pendidik. 3. Pemenuhan kompetensi keterbekalan mahasiswa

terhadap Standar Kompetensi dari mata pelajaran yang

3. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada SMKN 26 Jakarta Jurusan Teknik

diampu di Sekolah Menengah Kejuruan adalah 92% yaitu 12 Standar Kompetensi dari 13 Standar Kompetensi telah

sesuai

dengan

keterbekalan

terhadap mahasiswa yang akan melaksanakan pengajaran lapangan. 2. Perlu penambahan materi praktek

keahlian yang didapat selama perkuliahan melaksanakan Pengajaran Lapangan. 4. IMPLIKASI 1. Hasil dari penelitian dapat sebelum Praktek

mengenai kompetensi pendidik ketika pembekalan PPL kepada mahasiswa mempersiapkan untuk keterbekalan

menjadi masukan kepada pihak penyelenggara PPL dari tingkat Jurusan, Fakultas, dan

kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa ketika mengikuti praktek pengajaran lapangan. 3. Perlu diadakan pengkajian dan pelatihan lebih lanjut tentang pemenuhan kompetensi

Universitas mengenai persiapan mahasiswa yang akan

melaksanakan PPL terutama ditinjau pendidik. 2. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan bagi Jurusan Teknik Elektro untuk pengembangan mata kuliah yang diwajibkan kepada mahasiswa dengan dari kompetensi

keahlian mahasiswa PPL yang telah disesuai ataupun belum ditinjau pendidik dari menurut kompetensi Undang-

undang No. 14 Tahun 2005.

konsentrasi kependidikan untuk disesuaikan spektrum menemukan melaksanakan dengan sehingga kendala isi tidak ketika

6. DAFTAR PUSTAKA Asmani, Jalam Mamur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jakarta: Power books. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

pengajaran di

Sekolah Menengah Kejuruan dengan berbagai kompetensi keahlian yang digunakan di sekolah.

Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

5. SARAN 1. Perlu dilaksanakan

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Ekonomi, kebijakan

peningkatan standar terhadap mata kuliah kependidikan

publik, dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Kependidikan. Pelaksanaan Pengawas. dan 2009. Tugas Jakarta: Tenaga Pedoman Guru dan

konsep dan teknik pengembangan instrumen. Jakarta: CV. Tursina. Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Departemen

Pendidikan Nasional Meilanie, Pengantar Sri Martini. Ilmu 2009.

Pendidikan.

Sugiyono. Penelitian Alfabeta.

2010. Kualitatif.

Memahami Bandung:

Jakarta: FIP UNJ. Moleong, Lexy. 2004. Metodologi

Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan: Sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan

Tayibnapis,

Farida

Yusuf.

2008.

Evaluasi Program dan Instrumen Penelitian untuk Program

Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan.

pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa Payong, Marselus. 2011. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep dasar, dan

Jakarta: Rineka Cipta Widiarti. 2008. Meneropong Realitas Kebijakan Pendidikan: Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan profesionalismen Spektrum. guru. Jakarta:

problematika

implementasinya.Jakarta: Indeks. Soeprijanto. 2010. Pengukuran

Kinerja Guru Praktik Kejuruan:

STUDI TENTANG KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BERDASARKAN KOMPETENSI PENDIDIK PADA PPL DI SMK JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DENGAN KURIKULUM EMPAT TAHUN (Tri Putra Alizar) 14

You might also like