1. Pembuatan larutan baku parasetamol Konsentrasi larutan stock baku parasetamol yang akan dibuat adalah 50 ppm.

Pembuatannya dilakukan dengan cara pengenceran bertingkat. Pertama-tama timbang parasetamol standar sebesar 50 mg kemudain dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan tambahkan aquades sampai batas ukur lalu homogenkan. Ambil 1 mL dari larutan tersebut dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades sampai batas ukur lalu dihomogenkan. Larutan stok yang telah dibuat akan menjadi larutan baku untuk proses selanjutnya. 2. Penetapan panjang gelombang maksimum Penetapan panjang gelombang maksimum parasetamol menggunakan

konsentrasi 5 ppm. Cara membuatnya dengan mengambil 1 mL dari larutan stok kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10mL dan aquades amapai batas. Setelah larutan uji siap, larutan diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV dengan panjang gelombang anata 200-380 nm. Hasil pengukuran panajng gellombang maksimum yang dihasilkan adalah 244nm. Hal ini sesuai dengan hasil literaur Farmakope IV yang menyebutkan parasetamol memiliki panjang gelombang maksimal 244nm. 3. Pembuatan kurva kalibrasi Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan cara menetapkan rentang konsentrasi larutan standakkan kedalam parasetamol. Cara menghitungnya dengan menggunakan persamaan hukum Lambert-Beer : A=. b. C Keterangan : A=absorbansi = koefesien ekstingsi b= tebal kuvet C= konsentrasi Hasil perhitungan pada absorbansi 0,2 sampai 0,8 menghasilkan rentang konsentrasi 2,797 sampai 11,189. Untuk pembatan kurva baku dibuat 6 titik maka konsentrasi

larutan standar yang dibuat adalah kosentrasi 3, 5, 7, 9, 10, dan 11 ppm. Cara membuat larutan standar ini menggunakan pengenceran dari larutan stok parasetamol standar. Larutan standar dengan variasi konsentrasi tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimal yang di dapatkan yaitu 244nm. Hasil absorbansinya dimaskkan dalam persamaan regersi linier y=a+bx. Hasil praktikum didapatkan persamaan y=0,0857+0,068x.