You are on page 1of 7

BAB IV ANALISI PENELITIAN A.

Hasil Analisis Instrumen Tujuan pokok dari paenelitian ini ialah untuk untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain-Write terhadap hasil belajar siswa pada konsep ekosistem. Tes yang digunakan adalah tes objektif (Multife Chois) sebanyak 30 soal. Setelah diujicoba dan dianalisis dari 30 soal yang diujicobakan akhirnya diperoleh sebanyak 20 soal yang yang termasuk katagori baik, sehingga soal tersebut dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian, sedangkan sisanya termasuk kategori jelek dan kurang baik sehingga tidak dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Analisis instrument dapat dilihat pada lampiran

B. Analisis Data Tes Awal (Pretest) Analisis data tes awal (Pretest) yang diperoleh dari kelas kontroldan kelas eksperimen adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum di berikan materi pelajaran dengan model pembelajaran POEW terhadap kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah semua data pretest terkumpul dari dua kelas yang digunakan sebagai objek penelitian, maka selanjutnya data tersebut diolah dan diperoleh nilai sebagai berikut:

45

46

Table 4.1 Rata-rata dan Simpangan Baku Nilai Tes Awal (Pretest) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen kontrol

Jumlah siswa 25 24

Rata-rata 36,48 34,21

Simpangan Baku 9, 27 8,61

Pengujian normalitas dengan menggunakan uji chi-kuadrat kemudian didapat hasil chi-kuadrat hitung kelompok eksperiment sebesar (9,83) sedangkan chi-kuadrat table untuk kelas sebanyak 5 kelas yaitu (dk = K-3). Pada tarap signifikansi 2,05 adalah (5,992). Karena hitung (9,83) > tabel (5,992) maka, data tes awal kelompok eksperimen dikatakan berdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas dengan menggunakan rumus chi-kuadrat untuk data test awal kelompok kontrol didapatkan hasil chi-kuadrat hitung sebesar (4,49). Sedangkan chi-kuadrat table untuk kelompok kontrol dengan sebanyak enam kelas dan kemudian menggunakan (dk = K 3), pada taraf signifikansi 0,05 adalah (7,815), karena 2hitung (4,49) < 2tabel (7,815) maka, nilai data test awal kelompok kontrol dikatakan berdistribusi normal. Selengkapnya pada lampiran. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tes awal pada kelompok eksperimen berdistribusi tidak normal, karena salah satu data pada kelompok berdistribusi tidak normal maka uji selanjutnya menggunakan uji Mann Whitney dengan transformasi Z dari perhitungan menggunakan uji Mann Whitney diperoleh hasil Zhitung (-0,84) dan Ztabel (1,96), kriteria uji Mann Whitney jika

47

-Ztabel(-1,96) Zhitung (-0,84) Ztabel (1,96) maka ho diterima. Dan

dapat

disimpulkan tidak terhadap perbedaan kemampuan awal (pretest) yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Artinya dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran.

C. Analisis Data Tes Akhir (pretest) Karena data tes awal menunjukan kamampuan kedua kelompok relative sama, maka untuk mengukur adanya perbedaan hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol dilakukan analisis tes akhir (pretest) yang setelah diberi materi pelajaran dengan model pembelajaran tertentu. Berdasarkan langkah-langkah pengolahan data dari perhitungan diperoleh nilai sebagai berikut: Table. 4.2 Rata-rata dan Simpangan Baku Nilai Tes Akhir (Posttest) Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen kontrol

Jumlah siswa 25 24

Rata-rata 69,8 62,08

Simpangan Baku 11,31 13,18

Pengujian normalitas dengan menggunakan chi-kuadrat ; untuk data tes akhir kelompok eksperimen didapat hasil chi-kuadrat hitung sebesar (6,03), sedangkan chi-kuadrat untuk kelompok kontrol dengan banyak kelas sebanyak 6 kelas dan kemudian menggunakan rumus (dk = k 3), pada taraf signifikan 0,05

48

adalah (7,815). Karena 2hitung (6,03) 2tabel (7,815) maka, nilai data tes akhir kelompok eksperimen dikatakan berdistribusi normal. Demikian pula pengujian normalitas dengan uji chi-kuadrat hitung sebesar (5,2), sedangkan chi-kuadrat tabel untuk kelompok kontrol dengan banyak kelas berjumlah 6 kelas dan kemudian untuk menggunakan rumus (dk=k-3), pada taraf signifikan 0,05 adalah (7,815), maka data test akhir kelompok kontrol dikatakan berdistribusi normal. Untuk selengkapnya terdapat dalam lampiran. Karena kedua kelompok sampel tersebut berdistribusi normal, maka untuk pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yang termasuk statistik parametrik tetapi sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dulakukan uji homogenitas dengan mengunakan uji homoginitas 2 varians dan diperoleh hasil F hitung (1,35) dan Ftabel (2,00) maka kedua varians homogen. Setelah melalui uji chi-kuadrat dan uji homogenitas 2 varians seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat dikatakan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tes akhir (posttest) berdistribusi normal dan homogen, maka untuk selanjutnya dilakukan uji t, setelah melalui uji t diperoleh hasil thitung (2,205) dan ttabel (2,014), karena thitung (2,205) ttabel (2,014) maka ho ditolak, jadi terdapat perbedaan kemampuan hasil akhir yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

49

D. Pembahasan Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa pada pembelajaran yang menggunakan model POEW secara umum sudah mencapai hasil yang baik, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian rata rata tes akhir (postest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata nilai tes awal (pretset) kelompok eksperimen (36,48) dan rata-rata nilai tes akhir (postest) (69,8) dari nilai maksimal 100, berarti rata-rata mengalami kenaikan sebesar (33,32). Demikian juga pada kelompok kontrol rata-rata nilai tes awal (pretset) adalah (34,21) dan rata-rata nilai tes akhir (postest) adalah (62,08) dari nilai maksimal 100. Berarti mengalami kenaikan sebesar (27,87). Dalam penelitian ini ternyata rata-rata kemampuan akhir kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan akhir kelompok kontrol dan selisih antara kemampuan akhir peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah (2,88). Untuk lebih jelasnya tentang perolehan nilai tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran. Dengan demikian model pembelajaran POEW berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang ditunjukan peserta didik melalui posttest memperlihatkan peningkatan kemampuan peserta didik dari hasil pretest yang mempunyai nilai kurang dari standar KKM. Setelah mengalami proses pembelajaran baik dengan menggunakan model POEW dan model konvensional keduanya mengalami peningkatan, tetapi peningkatan lebih jelas terlihat pada kelompok eksperimen yang menggunakan model POEW. Hal ini senada dengan

50

penelitian sebelumnya bahwa model pembelajaran POEW dapat meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini model pembelajaran POEW merupakan model

pembelajaran yang kompleks untuk dilakukan dalam proses mengajar, akan tetapi memiliki kelemahan:(1) Waktu yang dibutuhkan relatip panjang, supaya lebih efesien sebaiknya dialokasikan dengan waktu yang ditentukan kurikulum tentang konsep yang akan dipelajari atau diajarkan. (2) Model pembelajaran POEW lebih efesien dan lebih efektif dengan konsep praktikum, jika pada konsep ekosistem mengenai subkonsep komponen penyusun ekosistem seperti dalam penelitian ini sebaiknya dilengkapi dengan sarana lingkungan bebas yang masih alami. Karena tidak semua subkonsep pada konsep ekosistem dapat menggunakan model pembelajaran POEW. Berbeda halnya dengan konsep animalia yang merupakan salah satu konsep dalam ilmu biologi pada kelas X, pada konsep ini menurut peneliti lebih efesien dengan model pembelajaran POEW, karena pada tahap observe lebih mudah dilakukan jika alat dan bahan lengkap dan sesuai dengan konsep.s Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan model POEW akan lebih efektif dan efesien apabila didukung oleh buku sumber yang memadai. Alat serta fasilitas yang cukup serta lingkungan yang mendukung terutama pada konsep-konsep materi pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan sekitar seperti pada konsep ekosistem. Banyak faktor yang menyebabkan pencapaian relative minimal, diantarnya faktor kecerdasan anak, yaitu kemampuan mengingat, memusatkan perhatian,

51

kemampuan mengambil makna, serta mengemukakan pendapat dan kecepatan menanggapi pelajaran. Minat juga merupakan faktor penentu keberhasilan dan keterampilan seseorang karena minat pada kenyatannya adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Seseorang yang telah berminat terhadap sesuatu akan cenderung memberikan perhatian kepada hal yang diminatinya dalam kontek pembelajaran akan menyebabkan peserta didik mempunyai keinginan untuk mempelajari sesuatu yang telah ia minati.

You might also like