You are on page 1of 51

KAJIAN ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DARI JENIS KEGIATAN TRANSPORTASI

12/04/2013

by budi arief

Konsep TATA RUANG berbasis Manusia sebagai centrum centrum


Tata Nilai

Manusia

Tata Ruang
Sumber: Sudaryono, 2004

Tata Aktifitas

12/04/2013

by budi arief

Konsep Tata Ruang berbasis Manusia sebagai centrum centrum

Bentuk Tata Ruang Deduktif Tata nilai menjadi acuan utama bagi terbangunnya tata ruang Tata ruang menjadi acuan terbangunnya tata aktifitas Contoh : Transmigrasi, kawasan baru Bentuk Tata Ruang Induktif
Tata aktifitas menjadi landasan empiris dibangunnya tata ruang Tata ruang akan menjadi basis terbangunnya tata nilai Contoh : Kegiatan sektor informal (PKL, terminal bayangan), Culture Region

12/04/2013

by budi arief

Reformasi Lahan Kota (Urban Land Reform)

SISTEM TRANSPORTASI
LINGKUNGAN MANUSIA LALU LINTAS

Kota yang seperti apa diinginkan masyarakat !!

12/04/2013

by budi arief

Permasalahan Transportasi
Investasi jangka panjang

Transportasi
Pertumbuhan yg pesat dari penggunaan kendaraan pribadi (Roda 4 dan Roda 2)

Pendapatan Meningkat

Berbeda

Kesehatan Pendidikan

Lalu Lintas Meningkat

Prasarana dibangun (jalan. fly over, Tol)

Apa menyelesaikan masalah ? ?

Teknis ! Issue Politis !!

Kemacetan

Merangsang pertumbuhan lalu lintas

Adanya regulasi siapa yg diuntungkan !

Perubahan Manajemen Transportasi secara radikal/teknologi

Angkutan Umum Massal Bersistem (BRT/LRT/MRT)

12/04/2013

by budi arief

Dimana? Apa yg terjadi?

Gambar Permasalahan :

12/04/2013

by budi arief

Dimana? Apa yg terjadi?

Kita perlu (TIC) !

Dampak keterkaitan terhadap kebutuhan kebutuhan air untuk kegiatan manusia akan selalu meningkat karena lonjakan penduduk penduduk, , sementara luas lahan bervegetasi semakin berkurang karena pembukaan lahan terus menerus akan memberikan dampak lingkungan yang luar biasa. biasa.

Sumber CO2, transport dan efek emisinya emisinya. .

Pendahuluan

Pembangunan terbaru di kota-kota di Indonesia menjadi pisau bermata 2. Di satu sisi, merupakan pertanda dari perkembangan ekonomi kota yang mulai dinamis. Di sisi lain, hal ini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kondisi memburuknya pergerakan lalu lintas transportasi kota . Keterkaitan Antara Sistem Transportasi dan Pengembangan Lahan. Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling kait mengkait. Pada sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi pengembangan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Acapkali kedua tujuan tersebut menimbulkan konflik. Hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari analisis dampak lalu lintas untuk menjembatani kedua tujuan di atas, atau dengan kata lain :

Proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu sama lainnya. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi, sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan.
12/04/2013 by budi arief 11

Hubungan Transportasi dan Tata Ruang

12/04/2013

by budi arief

12

Dampak Lalu-Lintas Terintegrasi Planning-Management-Operasional

Regulasi Transportasi
Pada UU 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengamanatkan pada bab 9, ayat 2, bahwa Andallalin/TIA harus dilakukan untuk proyek-proyek besar. Di satu sisi, undang-undang ini memberikan dasar hukum yang dibutuhkan pada tingkat nasional untuk mengendalikan dampak transportasi di kota-kota. Bagaimanapun juga di sisi lain, undang-undang ini dapat membuat jumlah TIA yang besar, yang akan membuat proses pengerjaannya tidak selesai tepat pada waktunya Overload pada proses akan memperlambat penerbitan izin dan lisensi yang juga berakibat terlambatnya pembangunan ekonomi di kota-kota PP No. 32 Tahun 2011 Manajemen dan Rekayasa Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan PP No. 34 Tahun 2006 Tentang jalan

12/04/2013

by budi arief

14

Analisis Dampak Lalu Lintas dalam UU 22/2009


UU 22/2009, BAB IX, Bagian kedua: Analisis Dampak Lalu Lintas

Significance Threshold

Definisi yang akan menimbulkan gangguan? Batasan ada tidaknya gangguan? Gangguan yg dianggap signifikan Significance Threshold = Kriteria Batasan Signifikan

Indikator kriteria batasan siginifikan: Konventional: LOS (Level of Services) Trend baru: ATG (Automobile Trips Generated) Menentukan sistem ANDAL LALIN

Beberapa hal yang mempengaruhi perubahan lahan antara lain sebagai berikut berikut: :

Kebijaksanaan pemerintah baik tingkat Nasional, Provinsi maupun Daerah Perubahan pendapatan keluarga /ekonomi Perubahan preferensi keluarga dan keinginankeinginan individual Teknologi transportasi dan struktur biaya transportasi Perubahan sistem transportasi Tingkat pelayanan yang disediakan oleh sistem transportasi

12/04/2013

by budi arief

17

Analisis Dampak Lalu Lintas (Andallalin)

Analisis dampak lalu lintas (Andallalin) mempunyai banyak ragam bergantung pada kondisi setempat dan kebijakan (policy) yang ada. Andallalin dapat bersifat makroskopik pada tahap pra-studi kelayakan sualu pengembangan lahan, dimana perhatian utama lebih diarahkan pada sislem makronya (land-use transport system). Andallalin dapat juga bersifat rinci (mikroskopik), misalnya dihasilkan usulan penyesuaian pengendalian lampu lalulintas. Kebijakan pengendaIian dampak lalulintas dapat berupa usaha meminimalkan dampak lalulintas misalnya dalam bentuk peningkatan kapasitas prasarana jalan atau penggunaan pengalihan moda angkutan pribadi ke angkutan umum massal agar dampak lalulinlas tersebut teratasi. Berdasarkan pertimbangan regulasi kebijakan pemerintah terkait analisis dampak lalu lintas pasal 47 PP. 32 tahun 2011 bahwa Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas.

12/04/2013

by budi arief

18

Metoda Analisis Dampak Lalulintas


Daerah yang dikembangkan adalah daerah yang memberikan bangkitan dan tarikan lalulintas baru yang akan membebani lalulintas yang ada. Rekomendasi yang diberikan dapat berupa upaya yang harus dilakukan terhadap sistem lalu- lintas dan prasarana yang ada guna menghadapi tambahan beban dari kawasan yang akan dikembangkan. Masa studi diarahkan pada program peningkatan 5 atau 10 tahun sampai masa 20 tahun ke depan sejak pembangunan kawasan tersebut dibuka dan berfungsi sepenuhnya (sesuai dengan pentahapan pembangunan tersebut). Berdasarkan gambaran umum perencanaan lokasi (site planning) dan proses perancangan (design) dimulai dari keputusan mengenai ukuran dan bentuk bangunan serta posisinya pada suatu lahan. Peletakan bangunan biasanya berdasarkan alasan estetika dan visual. Peletakan tempat parkir dan jalan-jalan sirkulasinya dirancang kemudian di sekitar bangunan. Akhirnya lokasi pintu masuk dan pintu keluar baru ditetapkan. Perbedaan awal pandangan antara arsitek bangunan (pada umumnya) dan traffic engineer (kalaupun ada) adalah arsitek selalu berorientasi pada bangunan terlebih dahulu, sedangkan traffic engineer berorientasi pada sejauh mana kondisi kinerja lalulintas pada jalan di sekitar lahan dikaitkan dengan penempatan akses masuk dan keluar.
12/04/2013 by budi arief 19

Kurangnya perhatian terhadap hubungan tataletak bangunan dan akses dapat menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut:

Kurang memadai kapasitas akses Kemacetan di dalam lokasi lahan akibat kapasitas jalan sirkulasi kurang memadai serta konfigurasi parkir yang kurang mendukung. Kemacetan pada sistem jalan umum di luar lahan akibat aktivitas yang terjadi di dalam lahan itu sendiri . Kemungkinan timbulnya kecelakaan lalulintas akibat tidak terkendalinya konflik arus lalulintas. Keterbatasan fleksibilitas untuk penyesuaian rancangan atau perubahan sistem pengoperasian.

12/04/2013

by budi arief

20

Tahap Penyajian Informasi awal

Tahap ini merupakan langkah awal untuk memperoleh berbagai data dan informasi. baik yang diperoleh secara primer (pengamatan, wawancara, peninjauan dan diskusi) maupun secara sekunder (pengumpulan data laporan, studi terdahulu, statistik dan informasi lain) bagi upaya menunjang pemahaman besar kecilnya dampak yang diakibatkan suatu kegiatan terhadap lalulintas suatu daerah. Penentuan variabel diperlukan dalam tahapan ini yaitu dapat dibagi atas variabel utama dan variabel penunjang. Variabel utama dari studi analisis dampak lalulintas ini secara garis besar adalah Tata Guna Lahan, Sarana dan Prasarana Transportasi, serta Kinerja Sistem Transportasi. Dalam Tata Guna Lahan diperlukan data dan informasi tentang Tata Guna Tanah Sistem Zona, Fungsi Kegiatan dan Tata Ruang. Data penunjang yang juga dibutuhkan adalah data masalah kelembagaan dan biaya. Data ini diperlukan untuk melengkapi informasi dalam mengkaji dampak lalulintas. Data yang diperlukan untuk kelembagaan menyangkut sistem organisasi, aparat, fungsi dan wewenang, serta proses dan prosedur pelaksanaan. Untuk pendanaan meliputi data sumber, jenis, proses dan besarnya dana.

12/04/2013

by budi arief

21

Tahapan Andallalin
Terdapat lima aspek yang harus dianalisis dalam tahapan ini yakni :

Analisis Sistem Kegiatan, Jaringan, Pergerakan, Kinerja Sistem Transportasi serta Kelembagaan dan biaya.

Sistem kegiatan, jaringan, pergerakan serta kinerja sistem transporiasi bertujuan untuk melihat besarnya dampak lalulintas yang ditimbulkan dari suatu pengembangan kawasan terhadap sistem transportasi di sekitarnya. Analisis Sistem Kelembagaan dan Pembiayaan bertujuan untuk memberikan arahan organisasi dan kelembagaan apa yang diperlukan untuk mengatasi dampak yang terjadi dalam analisis ini juga dikaitkan dengan sistem pembiayaan yang diperlukan oleh lembaga atau organisasi di atas. Tahapan ini mempertimbangkan berbagai macam kegiatan terhadap akumulasi pergerakan lalulintas yang timbul dalam menentukan data base year, terhadap kegiatan belum dibangun , kegiatan sedang di bangun dan kegiatan yang akan datang.
12/04/2013 by budi arief 22

Secara umum susunan kegiatan ini diuraikan dalam tahapan ini sebagai berikut : 1. Kondisi Eksisting - Gambaran kebijakan transportasi yang ada pada lokasi studi. - Volume lalulintas pada ruas dan persimpangan di daerah pengaruh, jalan dan persimpangan yang ktitis - Analisis catatan kecelakaan (jika ada) - Volume pejalan kaki di lokasi kritis. - Identifikasi ruas atau persimpangan kritis - Rencana Jaringan jalan di sekitar daerah studi. 2. Rencana Pengembangan - Kebijakan pengembangan sekitar lokasi termasuk kebijakan perparkiran - Penggunaan lahan di sekitar lokasi yang ada sekarang - Peruntukan daerah pengembangan termasuk fase pengembangan. - Luas daerah pengembangan. - Ketentuan rencana pengembangan.

12/04/2013

by budi arief

23

3. Pemilihan Moda, Bangkitan/Tarikan Pergerakan - Perhitungan volume bangkitan/ tarikan pergerakan dari/ke lokasi - Perkiraan pemilihan moda pada masa mendatang - Perkiraan bangkitan/tarikan perge- rakan, termasuk jenis kendaraan dari setiap arah untuk: hari sibuk (kerja, libur). jam sibuk dan saat tahap pengembangan selesai - Penentuan angka bangkitan/tarikan yang akan digunakan - Identifikasi pada saat pengaruh lalu- lintas terbesar - Spesifikasi bangkitan/tarikan pergerakan pada saat konstruksi. 4. Sebaran Pergerakan - Penentuan daerah pengaruh - Identifikasi besar transfer trip (pergerakan yang tertarik ke lokasi) - Identifikasi besar non-primary trip (pergerakan pass by dan diverted yang ada pada jaringan.

12/04/2013

by budi arief

24

5. Pembebanan bangkitan/tarikan Lalulintas - Identifikasi rute pergerakan lalulintas dari/ke lokasi - Definisi turning movement pada tempat masuk - Proyeksi perubahan lalulintas pada ruas atau persimpangan yang akan terpengaruh 6. Tahun Perkiraan - Perkiraan pertumbuhan lalulintas pada jaringan yang ada dan pada jaringan di daerah pengembangan; - Perkiraan arus lalulintas pada jaringan pada tahun dibuka (tahun pertama operasi penuh) dan proyeksi 5 atau 10 tahun setelah dibuka - Rencana pengembangan jaringan jalan akibat pengembangan - Jika memungkinkan disesuaikan dengan tahapan pengembangan 7. Tata Letak Internal - Tata letak dan sirkulasi internal - Kendaraan service dan darurat - Marka jalan, lebar, jarak pandang - Kecepatan kendaraan dan kontrol

12/04/2013

by budi arief

25

8. Pengaturan Parkir - Pengaturan kebijakan perparkiran - Lahan lokasi parkir. 9. Pengaruh ke Sistem Jaringan Jalan - Tata letak jalan keluar - Perencanaan pengaturan sistem lalulintas - Perkiraan lalulintas pada ruas atau persimpangan yang terpengaruh - Perkiraan alternatif perencanaan yang dapat menambah pergerakan

12/04/2013

by budi arief

26

Tahapan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan

Tahap penyusunan rencana yang dibagi atas Rencana Pengelolaan dan Rencana Pemantauan, pada dasarnya berisi arahan pengembangan yang harus dilakukan untuk mengatasi dampak lalulintas yang lebih besar. Dalam rencana pengelolaan ini disajikan beberapa alternatif mekanisme pelaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul. Permasalahan yang diperoleh dari tahap analisis dan tahap penyajian informasi selanjutnya dikaitkan dalam suatu organisasi pemecahan masalah. Dalam rencana pemantauan ini disajikan langkah yang harus dilakukan agar arahan pengembangan pengelolaan dapat dilaksanakan. Langkah pemantauan diupayakan untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang lebih besar di masa mendatang. Dalam tahapan ini dibedakan pula strategi penanganan yang mungkin dapat dipakai untuk memantau dampak yang diakibatkan oleh suatu kegiatan terhadap lalulintas.

12/04/2013

by budi arief

27

Dalam rencana pemantauan ini disajikan langkah yang harus dilakukan agar arahan pengembangan pengelolaan dapat dilaksanakan. Langkah pemantauan diupayakan untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang lebih besar di masa mendatang. Dalam tahapan ini dibedakan pula strategi penanganan yang mungkin dapat dipakai untuk memantau dampak yang diakibatkan oleh suatu kegiatan terhadap lalulintas. Alternatif salah satu kemungkinan kebijakan yang harus diperhatikan untuk kota di Indonesia ( tergantung besar kota) diantaranya : perhitungan VCR (Volume Capacity Ratio) dan kecepatan lalu lintas (v) dari ruas-ruas jalan dan simpang yang terpengaruh sesudah dan sebelum pengembangan. Kondisi yang diharapkan berupa:
- VCR sesudah pengembangan sama dengan VCR sebelum pengembangan; - VCR sesudah pengembangan mendekati VCR sebelum pengembangan; - VCR sesudah pengembangan lebih kecil dari VCR kritis jalan. Dihubungkan dengan kecepatan lalu lintas

12/04/2013

by budi arief

28

Pengendalian Dampak Transportasi Kota


Tidak hanya terfokus pada lalu lintas saja, tetapi harus komprehensif Tidak dapat dilakukan secara terpisah, tetapi terintegrasi dalam satu sistem Harus disertakan dalam perijinan pemanfaatan ruang (IMB)

12/04/2013

by budi arief

29

Tabel Besaran dan unitisasi bangkitan perjalanan Transportation and Land Use (Stover dan Koepke, 1983).
Jenis Tataguna Lahan Perumahan : Apartemen Kondominium Komunitas orang tua Intitusi : Pendidikan Tinggi Sekolah Menengah Sekolah Dasar Rumah Sakit Perpustakaan Bangunan Pemerintah Komersil : Pusat perbelanjaan (regional) Pusat perbelanjaan (lokal) Perkantoran Bank Bengkel mobil Industri : Industri aneka Kawasan industri Gudang 5,7 5,1 3,3 2,2 1,3 1,0 9,4 58,4 64,6 Jenis Pengembangan Bangkitan Per Hari per unit per unit per unit per mahasiswa per siswa per siswa tempat tidur per pengunjung per 1000 kaki persegi

315 949 15 43 57

Per netto are/100 m Per netto are/100 m Per 100 kaki persegi /35 m Per pegawai Per pengunjung

79 64 81

Per netto are/100 m Per netto are/100 m Per netto are/100 m

12/04/2013

by budi arief

30

Contoh : Prosedur Andallalin Kota Bogor

12/04/2013

by budi arief

31

Proses IMB (Palembang)

Sumber: http://www.palembang.go.id/?nmodul=halaman&judul=izin-mendirikan-bangunan&bhsnyo=id

Profil Kondisi Jalan

Jalan 2 lajur/2 arah tanpa median = 2/2 UD Jalan 4 lajur/2 arah tanpa median = 4/2 UD Jalan 2 lajur/2 arah dengan median = 2/2 D Jalan 4 lajur/2 arah dengan median = 4/2 D

12/04/2013

by budi arief

33

Level Of Service

Indikator Kinerja Ruas Jalan

Degree Of Saturation = DS = V/C

E
V = volume (smp/jam) C = kapasitas (smp/jam)

12/04/2013

by budi arief

34

Tingkat Pelayanan

12/04/2013

by budi arief

35

Pengaturan simpang tujuan :


Mengurangi maupun menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan yang berasal dari berbagai titik konflik Menjaga kapasitas dari simpang agar dalam operasinya dapat dicapai pemanfaatan simpang yang sesuai dengan rencana Dalam operasi pengaturan simpang harus memberikan petunjuk yang jelas dan pasti serta sederhana, mengarahkan arus lalu lintas pada temapat yang sesuai

Pada pengaturan persimpangan perlu diperhatikan arus lalu lintas dari jalan minor maupun jalan major, dari data tersebut dapat ditentukan pengaturan di simpang al :
Pengaturan dengan prioritas
a. b. a. b. Pengaturan simpang biasa Pengaturan simpang denagn bundaran Pengaturan simpang biasa Pengaturan simpang dengan bundaran

Pengaturan dengan lampu lalu lintas

Pengaturan dengan simpang susun

12/04/2013

by budi arief

36

Gambar : Pengaturan Simpang Untuk Berbagai Volume

12/04/2013

by budi arief

37

Gambar : Tundaan dan Kapasitas Simpang

12/04/2013

by budi arief

38

12/04/2013

by budi arief

39

PEMANFAATAN RUANG JALAN

Kondisi lalu lintas di depan Pasar Peterongan

Penggunaan badan jalan di Jalan MT Haryono

12/04/2013

by budi arief

40

12/04/2013

by budi arief

41

12/04/2013

by budi arief

42

Contoh : Metode Studi

12/04/2013

by budi arief

43

12/04/2013

by budi arief

44

Kemacetan lalu lintas tanpa transportasi umum relatif tidak berguna; begitu juga transportasi umum tanpa bentuk lain dari pembatasan penggunaan mobil

12/04/2013

by budi arief

45

12/04/2013

by budi arief

46

TIC berbasis Automoblile Trips Generated (ATG)


Sumber : GIZ 2010

Upaya Mitigasi:
Mendorong tata guna lahan campur mixed land use or mixed use building Menunjang strategi TDM push-pull towards NMT & Public Transport Membantu pembiyaan perbaikan sarana umum Transportation Impact Fees Distribusi biaya mitigasi yang fair standar daftar mitigasi & standar prosedur mitigasi

Pembangunan berwawasan lingkungan (1)


(IK.Haryadi 2007)

Sustainable development, Reforestrasi, rehabilitasi, restorasi terhadap daerah yang dibuka untuk urbanisasi, Deconstruction method, memperhatikan life cycle bangunan Memperketat penerapan AMDAL dan UULH Mengganti fossil fuel dengan renewable energy source seperti biofuel, biodiesel dll. Mengatasi overuse bumi yang sudah 23% diatas kapasitas regenerasi ekologi bumi, Mengurangi Ecological Footprint (EF), Water Footprint (WF) maupun Carbon Footprint (CF).

Pembangunan berwawasan lingkungan (2)


Menjaga kualitas lingkungan dari kerusakan, Membangun mengikuti kontur tanah, tidak banyak galian dan urugan, Daerah gempa massa bangunan ringan, Konsep back to nature, Perubahan lifestyle, Lembab dan tropis perlu ventilasi dan pemanasan cukup, Mempertahankan pembangunan daerah resapan air, Menggunakan bahan baku setempat,

Terima Kasih

12/04/2013

by budi arief

51

You might also like