You are on page 1of 15

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MENYONGSONG UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) DALAM RANGKA MEMPERINGATI SUMPAH PEMUDA SEBAGAI BENTUK CINTA TANAH AIR

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Disusun oleh: Rara Diyah Ayu (110210402038) Angkatan 2011

UNIVERSITAS JEMBER JEMBER 2013

HALAMAN PENGESAHAN USUL

PKM-GT Judul Kegiatan : Peran Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situs Cagar Budaya di Trowulan Mojokerto 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI () PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Rara Diyah Ayu Candra Diana b. NIM : 1102010402038 c. Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia d. Perguruan Tinggi : Universitas Jember e. Alamat Rumah : Perum Griya Gebang Permai Blok E No 13 f. No. Telp/Hp : 08990516901 g. Email : raradiyahayu@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : Anita Widjajanti, S.S. M. Hum b. NIP : 19710402 200501 2 002 c. Alamat Rumah : Jalan Dokter Soebandi gang Kenitu No 46 Jember d. No. Telpon/Hp : 081559659653 Jember, 29 April 2013 Menyetujui, Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan 1.

Drs. Sugiyanto, M. Hum. NIP. 19570220 198303 1 003

Rara Diyah Ayu Candra NIM.110210402038

Pembantu Rektor III

Dosen Pendamping

Prof. Dr. Mohammad Saleh, S.E., M. Sc NIP. 1956083 1198403 1 002

Anita Widjajanti, S.S. M. Hum. NIP. 19710402 200501 2 002

DAFTAR ISI Halaman Sampul Luar Halaman Pengesahan Daftar Isi A. B. C. D. E. F. Judul Ringkasan Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Bahasa Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional i ii iii 1 1 1 3 3 4 4 4 9 9 10

G. Sekilas tentang UKBI H. Materi UKBI I.Sertifikat5 J. Pemeringkatan K. Pelaksanaan UKBI L. Kesimpulan

JUDUL : MENYONGSONG UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) DALAM RANGKA MEMPERINGATI SUMPAH PEMUDA SEBAGAI BENTUK CINTA TANAH AIR RINGKASAN Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara baik dan benar menjadi prioritas. Sehingga peningkatan, mengembangkan dan pelestarian bahasa Indoesia mencakupi semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dijadikan tempat yang mempunyai peran penting dan stratergis untuk melaksanakan tugas tersebut. Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi Upaya untuk meningkatkan aset negara berupa Bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini ditawarkan sebuah ide kreatif untuk meningkatan penggunaan Bahasa Indonesia dengan Menyongsong Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Dalam Rangka Memperingati Sumpah Pemuda Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air. Hal ini karena UKBI mengukur kompetensi berbahasa Indonesia seseorang secara lengkap dan terukur. Hari Sumpah Pemuda dirasa tepat untk melaksanakan UKBI mengingat momen tersebut adalah hari lahirnya bahasa Indonesia. Manfaat penulisan ini bagi pemerintah ialah memberikan solusi kepada pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga ketika pemerintah telah mengetahui hasil kemampuan berbahasa Indonesia, hal ini dapat menjadi pertimbangan pemikiran untuk langkah kerja dan kebijakan-kebijakan selanjutnya.

PENDAHULUAN Latar belakang Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan anugerah melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Negara Indonesia adalah negara yang terbentang dari sabang sampai merauke. Terdiri dari beribu pulau, beraneka ragam suku, adat dan budaya yang menjadi satu bagian yaitu negara Indonesia. Setiap suku di negara Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam, dimana setiap suku mempunyai adat istiadat berbeda-beda pula, termasuk cara bertutur (berbahasa).

Penggunaan bahasa dalam satu rumpun kebudayaan yang sama hanya terjadi dalam komunikasi antar masyarakat dalam lingkup daerah tertentu. Seperti masyarakat Padang, menggunakan bahasa Minang untuk berkomunikasi antar sesama orang Padang dan masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk kepentingan komunikasi antar sesama orang Jawa. Hal tersebut menjadi kendala apabila di suatu daerah terdapat kumpulan warga yang berbeda, terdiri dari kumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang tidak sama. Maka dibutuhkan bahasa yang dapat menjembatani kesulitan berkomunikasi dan sekaligus mempersatukan masyarakat. Dengan latar belakang keragaman itulah pada tanggal 28 Oktober 1928 masyarakat Indonesia menyatukan kebinekaan dan menyamakan tekad kebahasaan nasional. Termasuk dalam salah satu butir Sumpah Pemuda yang berbunyi, Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, hambatan komunikasi yang disebabkan berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerah dapat teratasi dengan bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Pada kitab UUD 1945 menerangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangatlah kuat. Pasal 36 berbunyi, Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Penjabaran pasal ini secara lebih luas dapat diartikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia menjadi kewajiban untuk setiap kepentingan kenegaraan dan urusan tata pemerintahan. Konsekuensinya, usaha pelestarian, pembinaan, dan mengembangan bahasa Indonesia menjadi tanggung jawab setiap warga negara. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara baik dan benar menjadi prioritas. Sehingga peningkatan, mengembangkan dan pelestarian bahasa Indoesia mencakupi semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dijadikan tempat yang mempunyai peran penting dan stratergis untuk melaksanakan tugas tersebut. Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana dititikberatkan pada tata bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra. Logikanya, telah 12 tahun mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah. Selama itu pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah absen menemani mereka.

Namun yang perlu dicermati, semakin pentingnya kedudukan bahasa Indonesia dan semakin optimalnya intensitas pembelajaran bahasa, pada kenyataanya tidak cukup berhasil untuk mencetak generasi yang cinta dan terampil dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal in terbukti dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dari tahun ke tahun mengalami degradasi. Degradasi penggunaan bahasa Indonesia dapat dilihat dari rendahnya siswa dan guru dalam melakukan interaksi proses pembelajaran di kelas. Dalam orasi berjudul Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan Guru Profesional , Suyatno menampilkan data terkini. Data laporan hasil ujian nasional SMP negeri dan swasta tahun 2008/2009 secara nasional , dari 3.441.815 orang peserta UN, peserta yang rentang nilainya 7,00 sampai 7,99 hanya 32,86 persen atau 1.131.121 peserta. Yang memperoleh nilai 10 hanya 0,02 persen (834 orang). Upaya untuk meningkatkan aset negara berupa Bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini ditawarkan sebuah ide kreatif untuk meningkatan penggunaan Bahasa Indonesia dengan Menyongsong Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Dalam Rangka Memperingati Sumpah Pemuda Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air. Untuk meningkatkan aset negaga, UKBI adalah salah satu sarananya. Dengan konsep ini, diharapkan pemerintah dapat menyelenggarakan UKBI setiap satu sekali yang ditepatkan dengan hari Sumpah Pemuda. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaannya. Selain itu, pemerintah yang sejauh ini belum ada keputusan mengikat bagi seseorang untuk memiliki sertifikat UKBI. Berbeda dengan TOEFL yang wajib dimiliki seseorang untuk mendaftar sebuah perguruan tinggi atau sebuah perusahaan, UKBI cenderung lemah karena belum ada kewajiban untuk memilikinya. Oleh sebab itu, penggagas bermaksud mewajibkan memiliki sertifikat UKBI untuk seorang Guru Bahasa Indonesia khususnya dan semua pegawai PNS beserta swasta umumnya. Hal ini karena UKBI mengukur kompetensi berbahasa Indonesia seseorang secara lengkap dan terukur. Sudah selayaknya jika guru bahasa Indonesia wajib mengikuti UKBI. Bagi lembaga pendidikan jika akan merekrut guru Bahasa Indonesia maka harus mempertanyakan skor kemahiran berbahasa Indonesianya atau sertifikat UKBI wajib dimiliki. Bukan hanya wajib bagi guru Bahasa Indonesia tetapi juga guruguru mata pelajaran lainnya, tentunya standar skor yang diwajibkan berbeda. Demikian pula bagi instansi pemerintah yang akan merekrut tenaga PNS maka UKBI harus menjadi salah satu syaratnya. Tidak menutup kemungkinan bagi instansi swasta juga mewajibkan karyawannya mengikuti UKBI.

Tujuan Dan Manfaat Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mengukur kompetensi berbahasa Indonesia seseorang secara lengkap dan terukur. Sehingga pemerintah dapat mengetahui kemampuan berbahasa Indonesia. Manfaat penulisan ini bagi pemerintah ialah memberikan solusi kepada pemerintah dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga ketika pemerintah telah mengetahui hasil kemampuan berbahasa Indonesia, hal ini dapat menjadi pertimbangan pemikiran untuk langkah kerja dan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Selain itu, manfaat penulisan ini bagi masyarakat ialah terciptanya rasa kewajiban untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa yang dapat meningkatkan keahlian berbahasa Indonesia karena telah menjadi ketentuan pemerintah Kabupaten Jember untuk mewajibkan memiliki sertifikat UKBI. Sedangkan manfaat bagi penulis adalah untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan menjadi media aktualisasi dalam berkarya dan mengembangkan potensi dirinya.

GAGASAN Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus. Berikut ini beberapa pengertian bahasa menurut para ahli : 1. Harimurti Kridalaksana (1985:12) Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia. 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88) Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. 3. Finoechiaro (1964:8) Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Kami poetra dan poeteri Indonesia Mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia. Kami poetra dan poeteri Indonesia Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia. Kami poetra dan poeteri Indonesia Mendjoendjong bahasa persatoean, Bahasa Indonesia. Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca: sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang luar biasa. Dikatakan demikian, sebab Negara-negara lain, khususnya negara tetangga, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda, kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan tekad yang sama. Saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air. Hal itu terjadi sudah berabadabad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya tersaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khususnya pemuda-pemudanya yang mendukung kencarnya inspirasi sakti di atas. Dari sinilah dapat diambil konsep bahwa moment sumpah pemuda dapat

digunakan untuk melaksanakan UKBI serentak se-Indonesia, mengingat sejarah Sumpah Pemuda dianggap sebagai hari lahirnya bahasa Indonesia. Sekilas tentang UKBI Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)* dirintis melalui berbagai peristiwa kebahasaan yang diprakarsai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional. Gagasan awal terungkap dalam Kongres Bahasa Indonesia IV pada tahun 1983. Selanjutnya, dalam Kongres Bahasa Indonesia V pada tahun 1988 muncul pula gagasan tentang perlunya sarana tes bahasa Indonesia yang standar. Oleh karena itu, Pusat Bahasa mulai menyusun dan membakukan sebuah instrumen evaluasi bahasa Indonesia. Pada awal tahun 1990-an, instrumen evaluasi itu diwujudkan, kemudian dinamai dengan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Sejak saat itu UKBI dikembangkan untuk menjadi tes standar yang dirancang guna mengevaluasi kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia, baik tulis maupun lisan. Dengan UKBI seseorang dapat mengetahui mutu kemahirannya dalam berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan di mana dan berapa lama ia telah belajar bahasa Indonesia. Sebagai tes bahasa untuk umum, UKBI terbuka bagi setiap penutur bahasa Indonesia, terutama yang berpendidikan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Dengan UKBI, instansi pemerintah dan swasta dapat mengetahui mutu karyawan atau calon karyawannya dalam berbahasa Indonesia. Demikian pula, perguruan tinggi dapat memanfaatkan UKBI dalam seleksi penerimaan mahasiswa. UKBI termasuk jenis tes kemahiran (proficiency test) untuk tujuan umum (general purposes). Sebagai sebuah tes kemahiran, UKBI mengacu pada situasi penggunaan bahasa pada masa yang akan datang yang akan dihadapi oleh peserta uji. Dalam pengembangan UKBI, ancangan tes yang diterapkan adalah pengukuran beracuan kriteria (criterion-referenced measurement). Kriteria yang diacu oleh UKBI berupa penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan nyata penutur bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa dalam kehidupan nyata tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa ranah komunikasi yang merujuk pada ranah kecakapan hidup umum, yaitu ranah kesintasan dan ranah kemasyarakatan serta ranah kecakapan hidup khusus, yaitu ranah keprofesian dan ranah keilmiahan. Materi soal UKBI diejawantahkan dari materi-materi penggunaan bahasa Indonesia lisan dan tulis dalam ranah-ranah komunikasi tersebut. Dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan, UKBI mengukur keterampilan reseptif peserta uji dalam kegiatan mendengarkan dan mengukur keterampilan produktif

peserta uji dalam kegiatan berbicara. Dalam penggunaan bahasa Indonesia tulis, UKBI mengukur keterampilan reseptif peserta uji dalam kegiatan membaca dan mengukur keterampilan produktif peserta uji dalam kegiatan menulis. Selain menekankan pengukuran terhadap empat keterampilan berbahasa tersebut, UKBI juga mengukur pengetahuan peserta uji dalam penerapan kaidah bahasa Indonesia. *) Melalui Surat Keputusan Mendiknas Nomor 152/U/2003 tanggal 28 Oktober 2003, Menteri Pendidikan Nasional telah mengukuhkan UKBI sebagai sarana untuk menentukan kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat. Materi UKBI Materi UKBI berupa penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi dan laras, seperti sejarah, kebudayaan, hukum, teknologi, dan ekonomi. Materi itu berasal dari berbagai sumber, baik wacana komunikasi lisan sehari-hari di masyarakat maupun wacana tulis di media massa, buku acuan, dan tempat umum. Dengan materi itu, UKBI menguji kemampuan seseorang dalam berkomunikasi lisan dan tulis dalam bahasa Indonesia. Kemampuan itu dapat diukur dari keterampilan mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara, serta pengetahuan tentang kaidah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan aspek keterampilan berbahasa dan pengetahuan bahasa itu, UKBI berisi lima seksi berikut. Seksi I (Mendengarkan) Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan memahami informasi yang diungkapkan secara lisan, baik dalam bentuk dialog maupun monolog. Seksi ini terdiri atas 40 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 25 menit. Seksi II (Merespons Kaidah) Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan merespons penggunaan kaidah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta kalimat. Seksi ini terdiri atas 25 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 20 menit. Seksi III (Membaca) Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan memahami isi wacana tulis. Seksi ini terdiri atas 40 butir soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 45 menit. Seksi IV (Menulis)

Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia tulis berdasarkan informasi yang terdapat dalam diagram, tabel, atau gambar. Dalam seksi ini terdapat satu soal dengan alokasi waktu 30 menit untuk menulis wacana 200 kata. Seksi V (Berbicara) Seksi ini bertujuan mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia lisan berdasarkan informasi yang terdapat dalam diagram, tabel, atau gambar. Dalam seksi ini terdapat satu soal dengan alokasi waktu 15 menit untuk menyajikan gagasan secara lisan. Sertifikat Dua minggu setelah pelaksanaan uji, peserta menerima laporan hasil uji yang berupa Sertifikat UKBI apabila sekurang-kurangnya memperoleh hasil dalam predikat Terbatas. Jika predikat itu tidak dicapai, peserta hanya menerima surat pemberitahuan. Pemberitahuan itu berarti bahwa kemahiran yang bersangkutan belum dapat dikualifikasikan. Surat pemberitahuan atau Sertifikat UKBI dikirim ke alamat peserta melalui jasa pos atau diambil sendiri oleh peserta di tempat pendaftaran. Hasil UKBI berlaku selama satu tahun sejak tanggal pelaksanaan ujian. Tiga bulan sejak tanggal itu pula, peserta diperbolehkan untuk menempuh UKBI lagi. Pemeringkatan Hasil UKBI berupa peringkat dan predikat yang ditentukan dari skor tertentu. Pemeringkatan hasil UKBI ditampilkan dalam tujuh peringkat berikut. I. Istimewa (750900) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Bahkan, dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan yang kompleks pun, yang bersangkutan tidak mengalami kendala. II. Sangat Unggul (675749) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan yang kompleks,

yang bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak untuk keperluan yang lain. III. Unggul (525674) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan dan keprofesian yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. IV. Madya (375524) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keprofesian yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala dan kendala tersebut makin besar dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan. V. Semenjana (225374) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan, yang bersangkutan sangat terkendala. Untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakat an yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak terkendala untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks. VI. Marginal (150224) Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan kemasyarakatan yang tidak kompleks, termasuk keperluan kesintasan, yang bersangkutan tidak mengalami kendala. Akan tetapi, untuk keperluan kemasyarakatan yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Hal ini berarti yang bersangkutan belum siap berkomunikasi untuk keperluan keprofesian, apalagi untuk keperluan keilmiahan. VII. Terbatas (0149)

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan hanya siap berkomunikasi untuk keperluan kesintasan. Pada saat yang sama, predikat ini juga menggambarkan potensi yang bersangkutan dalam berkomunikasi masih sangat besar kemungkinannya untuk ditingkatkan. Pelaksanaan UKBI Adapaun tahapan dalam pelaksanaan UKBI ini yaitu : a. Kerja sama dengan Pemerintah daerah Kerja sama dengan pemerintah daerah sangat penting untuk dilakukan. Kerja sama yang dilakukan adalah kerja sama yang menguntungkan satu sama lain (mutualisme). Pemerintah daerah dapat membantu dalam hal pendanaan ataupun hal lain dalam program tersebu. b. Pendekatan kepada masyarakat Tahap ini dilakukan dengan cara turun langsung ke masyarakat sebagai upaya pendekatan dan pembelajaran bahasa di daerah masyarakat. Dalam kesempatan ini juga dilakukan sosialisasi oleh tokoh masyarakat kepada masyarakat sekitarnya akan pentingnya menjaga keberadaan bahasa daerah dan memberi penjelasan kepada mereka dampak apabila punahnya bahasa daerah itu sendiri. Paradigama masyarakat yang menganggap bahasa daerah sebagai bahasa yang kuno dan tidak sesuai perkembangan zaman juga harus dirubah. Karena tanpa adanya kesadaran dari masyarakat dalam mempertahankan bahasa daerah mereka maka program ini juga akan kurang maksimal.

KESIMPULAN Gagasan yang diajukan 1. Bangsa Indonesia terdiri dari kumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang tidak sama. Maka dibutuhkan bahasa yang dapat menjembatani kesulitan berkomunikasi dan sekaligus mempersatukan masyarakat yaitu bahasa Indonesia. 2. Menyongsong Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Dalam Rangka Memperingati Sumpah Pemuda Sebagai Bentuk Cinta Tanah Air adalah sebuah konsep untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia. 3. Dengan mewajibkan memiliki seritikat UKBI dapat mendorong

masyarakat untuk berperan aktif dan tidak meremehkan bahasa Indonesia. 4. UKBI yang diadakan bertapatan dengan Sumpah Pemuda merupakan salah satu bentuk cinta tanah air. Teknik implementasi yang akan dilakukan 1. Pendekatan kepada masyarakat guna memberikan sosialisasi dan pengarahan akan pentingnya UKBI. 2. Menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dalam proses pelaksanaan UKBI.

Prediksi hasil yang akan diperoleh

1. Konsep ini memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas berbahasa Indonesia. 2. Mengubah pemikiran masyarakat yang menganggap UKBI tidak terlalu penting karena sertifikat yang telah diwajibkan pemerintah. 3. Bentuk cinta tanah air masyarakat adalah berupa partisipasi dalam pelaksanaan UKBI.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Aakademika Persindo. Hidayatullah, S.2009. APA BAHASA ITU? Sepuluh pengertian Bahasa Menurut Parah Ahli. http://wismasatria.com/2009/05/25/apa-bahasa itu-sepuluh pengertian-bahasa-menurut-parah-ahli/. diunduh pada tanggal 26 April 2013.

Ida Dwiwahyuni, 20011. Pentingnya Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Bernegara. http://dahlanbersabar.blogspot.com/2011/02/makalah-peran-danfungsi bahasa.html diunduh pada tanggal 26 April 2013.

You might also like