You are on page 1of 9

TUGAS 1 ILMU SOSIAL DASAR

Nama NPM Kelas

: Harry Wicaksono : 1A113137 : 4KA36

1. Definisi Individu Individu berasal dari kata latin, individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa. Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi maang dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

1.1 Permasalahan dalam individu Pada dasarnya seluruh individu tentu memiliki permasalahan dari yang sederhana hingga yang rumit salah satunya adalah egois. Egois berasal dari kata ego, sedangkan ego itu sendiri adalah aku dalam bahasa Yunani, jadi orang yang disebut egois adalah orang yang memang mementingkan dirinya, mementingkan akunya. Pada dasarnya sifat egois sudah ada dalam diri kita sejak masih balita. Bahkan setiap manusia pastilah memiliki sikap ini.

Munculnya rasa mementingkan diri sendiri atau keegoisan ini, dilatarbelakangi oleh beberapa factor. Dua diantaranya, karena orang tersebut berasal dari keluarga yang serba berkecukupan dan dimanja, sehingga apa yang diinginkan olehnya sejak kecil selalu bisa tercukupi, kemudian bisa jadi orang tersebut berasal dari keluarga sangat kurang kasih sayang atau perhatian. Sehingga akan timbul karakter anak yang tidak mengenal kasih ataupun pengorbanan. Contoh dari sifat egois ini, sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang biasa penulis temui sehari-hari saat berangkat ke kampus menggunakan angkutan krl. Di dalam KRL terdapat kursi khusus bagi Ibu hamil, Ibu yang membawa anak kecil, dan lansia bahkan untuk warna dari tempat duduknya sendiri sudah diberi warna khusus namun yang penulis sering temui justru kebalikanya malah kebanyakan yang menempati kursi tersebut adalah seorang pemuda banyak sekali ditemui orang-orang yang bukan seharusnya menempati kursi tersebut terkadang tidak perduli apabila ada orang dengan kekhususan seperti ditulis sebelumnya berdiri didekatnya ada yang dengan sentai memaikan handphonenya dengan headset melekat pada telinga seolah-olah ia tidak perduli dan berada di dunianya sendiri adapula yang tidur dan coba dibangunkan terkadang tidak perduli juga ada yang diingatkan mereka memberi kursi tersebut namun dengan mimik kesal seperti tidak ikhlas padahal jelas-jelas di jendela tempat mereka tersandar terdapat stiker kursi khusus. Memang tidak salah, kalau kita lebih berfokus pada diri sendiri, tanpa memandang orang lain. Kesalahannya adalah jika kita terlalu berlebihan mementingkan diri sendiri, sehingga apa yang dinasehatkan orang mengenai kita, kita tidak mau ambil pusing. Dan hal ini tentunya tidak mempunyai dampak yang baik, karena akan mengakibatkan orang-orang di sekitar kita untuk menjauh. Tidak ada orang yang bisa bertahan berada di dekat orang yang egois, karena yang ada dalam pikiran orang yang bersifat egois hanyalah dirinya, tanpa peduli orang lain. Lalu bagaimanakah memerangi sikap egois ini? Mungkin yang pertama harus dilakukan adalah mengintrospeksi diri sendiri, jauhi sifat suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa saja menimbulakan rasa iri yang menyebabkan kita berambisi untuk menyaingi orang tersebut. maka ada baiknya jika kita menghindari sifat ini bila sudah berlebihan, karena membandingkan diri dengan orang lain itu sebaiknya dalam hal kesuksesan dan keilmuan. Jika anda merasa suka membandingkan diri selain dari hal itu, maka jauhilah, kemudian coblah untuk saling peduli satu sama lain. Hal ini membuat kita

merasa masih dibutuhkan orang lain. sehingga-sedikit demi sedikit rasa egois itu akan terkikis dan tergantikan oleh rasa peduli. cobalah untuk membantu teman atau orang di sekitar anda. mulailah dari hal yang mudah. Yang terakhir adalah cobalah bersabar, rasa egois cenderung memaksa kita untuk balas dendam. hanya karena hal sepele kita langsung termakan dendam kesumat. maka sabar menjadi salah satu kunci untuk menenagkan diri. anda yang lebih tau bagaimana anda harus bersabar.

2. Definisi Keluarga Pengertian keluarga berdasarkan asal-usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa keluarga berasal dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga. Didalam bahasa Jawa kuno kawula berarti hamba dan warga artinya anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga adalah anggota hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga yang lainnya secara keseluruhan. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Hubungan dalam keluarga bisa dilihat dari Pertama, hubungan suami-istri. Hubungan antar suami-istri pada keluarga yang institusional ditentukan oleh faktor-faktor di luar keluarga seperti: adat, pendapat umum, dan hukum. Kedua, Hubungan orangtua-anak. Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor yang menguntungkan orangtua dari segi psikologis, ekonomis dan sosial. Ketiga, Hubungan antar-saudara (siblings). hubungan antar-saudara bisa dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, jumlah anggota keluarga, jarak kelahiran, rasio saudara laki-laki terhadap saudara perempuan, umur orang tua pada saat mempunyai anak pertama, dan umur anak pada saat mereka ke luar dari rumah. Hubungan keluarga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hubungan orang tua dan anaknya. Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat sebagai faktor yang menguntungkan orang tua dari segi psikologis, ekonomis dan sosial. Secara psikologis orang tua akan bangga dengan prestasi yang di miliki anaknya, secara ekonomis, orangtua menganggap anak adalah masa depan bagi mereka, dan secara sosial mereka telah dapat dikatakan sebagai orang tua.

2.1 Permasalahan dalam keluarga Salah satu contoh permasalah dalam keluarga adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang pengasuh, orangtua, atau pasangan. KDRT dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,

di antaranya: Kekerasan fisik, penggunaan kekuatan fisik; kekerasan seksual, setiap aktivitas seksual yang dipaksakan; kekerasan emosional, tindakan yang mencakup ancaman, kritik dan menjatuhkan yang terjadi terus menerus; dan mengendalikan untuk memperoleh uang dan menggunakannya. Seperti contoh kasus berikut di mana seorang Ibu yang sedang mengajarkanya anaknya yang baru berumur 5 tahun berhitung. Pada dasarnya anak yang berumur 5 tahun biasa diajarkan menngenal angka yang dilakukan dengan suasana bermain menyenangkan disertai banyak gambar namun berbeda halnya yang dilakukan Oleh Ibu ini ia mengajarkan anaknya berhitung yang seharusnya belum bisa diterima oleh anak dengan umur 5 tahun apabila sang Ibu menganggap jawaban dari sang anak tidak memuaskanya sang Ibu langsung membentak dan bahkan tidak segan-segan memukul anaknya. Untuk menghindari hal tersebut di dalam sebuah keluarga hendaknya terjalin komunikasi yang baik antara anggota keluarga, agar tercipta sebuah keluarga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah keluarga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara anggota keluarga itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga.

3. Pengertian Masyarakat Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi komunikasi didalam kelompok tersebut. Menurut Wikipedia, kata Masyarakat sendiri diambil dari bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan sekelompok orang yang saling berhubungan dan kemudian membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya masyarakat sering diartikan sekelompok orang yang hidupa dalam satu wilayah dan hidup teratur oleh adat didalamnya. Masyarakat awal mulanya terbentuk dari masyarakat kecil yang artinya sekumpulan orang. Misalnya sebuah keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga, kemudian dari kelompok keluarga akan membentuk sebuah RT dan RW hingga akhirnya membentuk sebuah dusun. Dusun pun akan membentuk Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Hingga akhirnya negara. Masyarakat akan berjalan apabila komponen-komponen didalamnya berjalan lancar. apabila tidak bisa dipastikan akan terjadinya sebuah keruntuhan didalam masyarakat itu. Meskipun itu adalah komponen kecil seperti keluarga, akan bisa menghancurkan sebuah masyarakat. Jadi aturan-aturan tentang persamaan harus dimasukkan guna mengatur dan mengakomodir masyarakat. Masyarakat tidak akan pernah terbentuk tanpa adanya seorang pemimpin. seorang pemimpin yang akan memimpin sebuah masyarakat bisa dipilih dengan berbagai cara. Seperti Pemilu, Pemilihan secara tertutup hingga keturunan pemimpin.Pemilihan pemimpin suatu daerah pasti sudah memiliki aturan masing masing yang biasa disebut adat istiadat.

3.1 Permasalahan dalam masyarakat Tawuran adalah suatu perkelahian antar banyak orang yang berkelompok. Sehingga tawuran bisa dikatakan sebagai ujung dari perseteruan atau perkelahian antar satu orang. Biasanya kita mendengar kata ini pikiran kita akan menjurus pada anak sekolah, hal ini disebabkan begitu maraknya tawuran itu sendiri pada anak-anak sekolah. Namun, tidak bisa dielakan lagi bahwa pada saat ini tawuran rupanya sudah berkembang, layaknya seperti rumput yang ditebas kemudian tumbuh lagi, seperti jamur yang semakin merambat. Melihat fakta pada bangsa yang merdeka masih terjajah moral pada setiap warganya, diatnaranya dengan moral yang aroganismenya masih tinggi, dan sifat kecemburuan antar kelempok maupun individu yang sangat mengumbar akan terjadinya permusuhan atau tawuran.

Salah satu contoh yang mungkin biasa ditemui tawuran antar warga desa yang biasanya dimulai dari perorangan yang tadinya hanya ejek-ejekan antar beberapa orang yang berasal dari desa berbeda hingga mengakibatkan perkelahian yang merugikan satu pihak hingga memicu kemarahan warga desa tersebut sehingga terjadilah tawuran yang tentunya dapat menimbulkan kerugian di bidang material hingga jatuhnya korban dan membuat kedaan menjadi tidak aman yang tentunya akan sangat merugikan kedua belah pihak. Untuk mencegah tawuran tentu memerlukan beberapa komponen baik itu kelompok, organisasi masyarakat, tokoh ulama atau masyarakat, maupun pihak-pihak lainnya, dan bila perlu Pemerintah membuat suatu Badan Legislasi yang khusus mengatasi hal ini, agar terkontrol lebih baik untuk para penerus Bangsa ini. Beberapa contoh yang bisa diambil untuk menaunggali aksi tawuran ini adalah : 1. Memperbanyak Silaturahmi Bisa dikatakan poin ini adalah poin yang sangat berpengaruh pada setiap terjadinya tawuran, dimana ketika suatu kelompok maupun individu itu sendiri tidak mengenal anatar satu sama lain dan tidak ada ikatan yang erat maka akan terjadi sebuah kesalah pahaman antara kedua belah pihak yang ujung-ujungnya akan terjadi tawuran besar denga melibatkan setiap individu dengan modal memprovokasi. Dalam konteks masyarakat, memerlukan adanya sebuah kegiatan-kegiatan positif lainnya. Seperti kegiatan Bakti Sosial, musyawarah dalam mengambil suatu tindakan, mengadakan kegiatan rutinitas pengajian yang bersifat silaturahmi. 2. Adanya Delegasi-delegasi Yang Kuat Hal ini perlu dilakukan agar ketika adanya sebuah permasalahan maka delegasi itu lah yang memperkuat akan pengambilan kesimpulan masalah tersebut. Terlebih dalam membuat jera pala pelaku tawuran itu sendiri dengan hukuman yang akan membuatnya jera dan enggan mengulanginya lagi dikemudian hari. 3. Mediasi Membuka komunikasi antara kedua belah pihak. 4. Memperluas Pengetahuan Dalam Konteks Agama Konteks ini akan menjadikan pertimbangan bagi pelaku tawuran tersebut sebelum melakukan tawuran itu sendiri. Dimana ketika suatu kelompok ataupun individu akan berpikir secara rasional maupun religus dalam tindakannya yang mengakibatkan dia enggan

untuk melakukan hal itu, tersebab dilarangnya oleh agama karena mempunyai banyak kemudharatan ketimbang manfaatnya sendiri.

You might also like