You are on page 1of 21

KEPRIBADIAN DOKTER MENURUT KODEKI, NILAI NILAI PANCASILA, DAN AGAMA

KELOMPOK 23D Anggota Kelompok : Raysa Ramayumi Fido Arief Karolin Trisnawelda Wiwie Bakti Kemampa Fitria Novita Inez Amelinda Ahmad Giffar Danto Mulfa Satria Asnel Yelsa Yulanda Putri Amanda Besta Rizaldy

(1010311023) (1010312026) (1010312054) (1010312082) (1010312110) (1010313029) (1010313065) (1010313109) (1010313111) (1010313119)

Kepribadian dokter saat ini

Kekuasaan dokter Harus diakui kekuasaan profesi dokter kelewat tinggi. Apa pun yang diminta dokter pasien hanya bisa patuh saja. Ketidaktahuan medik pasien membuat pasien tak berdaya di hadapan dokter. Moral dokter bisa tergoda mencari untung dari ketidaktahuan pasien

Lewat tulisan rumah sakit (Kompas, 14/3/09) Radhar Panca Dahana mengeluh buruknya layanan medik kita. Tulisan itu mewakili nasib banyak pasien. Harus diakui banyak pasien kita terpojok sebagai pihak yang dirugikan.

Resep dokter ditulis tak rasional, lebih banyak pasien berobat kalau punya uang saja, komersialisasi layanan medik, layanan medik dirasakan tak manusiawi. Itulah potret layanan medik yang dibaca dengan kacamata bukan orang medik

sering muncul kasus malapraktik, kalau pasien lebih sering bertemu dokter yang tak ramah (misconduct). Sebagian muncul sebagai konsekuensi sistem kesehatan yang kita pilih, tingginya otonomi dokter, dan moral profesi yang goyah.

Ini evaluasi untuk civitas medika di seluruh Indonesia. Kita sering terlalu sibuk sehingga pasien dianggap sebagai barang saja. Sekolah lama - lama akan sia - sia saat menghadapi pasien dan kita jadi arogan. Mari bersikap profesional dan empati terhadap pasien yang sedang berada di hadapan kita. Karena untuk pasien, kitalah yang merupakan harapan terakhirnya. Jangan jadikan itu sebagai sumber uang dengan membelitkan pasien dengan obat - obatan yang rumit dan mahal (kecuali memang indikasi.)

DOKTER INDONESIA

Dokter Indonesia adalah dokter warga negara Indonesia yang berada di Indonesia atau di luar negeri yang dapat terikat dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau bukan anggota IDI.

DOKTER INDONESIA YANG BERETIKA MENURUT KODEKI Dokter Indonesia terikat oleh suatu etika yang
termuat dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki). Penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No. 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002. Salah satu penetapan tersebut berbunyi sebagai berikut: dengan penerapan Kode Etik Kedokteran Indonesia maka semua dokter yang menjalankan profesi kedokterannya wajib berpegang teguh pada KODEKI tersebut

Etik Kedokteran dilandaskan atas norma-norma etik yang mengatur hubungan manusia umumnya, dan dimiliki asas-asasnya dalam falsafah masyarakat yang diterima dan dikembangkan terus. Khusus di Indonesia, asas itu adalah Pancasila yang sama-sama kita akui sebagai landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural.

Sesuai dengan Kodeki maka ada 17 pasal dengan perincian sebagai berikut: 9 pasal (pasal 1 sampai 9) tentang Kewajiban Umum Dokter; 4 pasal (pasal 10 sampai 13) tentang Kewajiban Dokter Terhadap Pasien; 2 pasal (pasal 14 dan 15) tentang Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat; dan 2 pasal (pasal 16 dan 17) tentang kewajiban dokter terhadap diri sendiri.

DOKTER INDONESIA YANG MENGAMALKAN PANCASILA

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini tercermin dalam Sumpah Dokter yang berbunyi: Demi Allah saya bersumpah.(untuk yang beragama Islam), sedangkan untuk penganut agama lain disesuaikan dengan agama masing-masing, misalnya bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, perkataan sumpah diganti dengan janji (.Demi Allah saya berjanji).

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila ini dapat dilihat antara lain pada pasal 7d yang berbunyi: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makluk insani. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia Dokter Indonesia sebagai warga negara Indonesia yang baik tentunya berkewajiban untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan negara Indonesia yang kita cintai ini.

Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Dokter Indonesia sebagai warga negara Indonesia tentunya tunduk terhadap aturan-aturan yang berlaku di negara kita dan mempercayakan aspirasinya pada lembaga yang telah ditentukan.

Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Apa yang menjadi cita-cita negara Indonesia haruslah semua dokter Indonesia turut mewujudkannya. Apalagi bila dipandang dari aspek ekonomi tentulah dokter di atas rata-rata penduduk Indonesia pada umumnya.

Menurut Ja'far Khadim Yamani, Ilmu kedokteran dapat dikatakan islami, mempersyaratkannya dengan 9 karakteristik, yaitu: Dokter harus mengobati pasien dengan ihsan dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan al-Quran. Tidak menggunakan bahan haram atau dicampur dengan unsur haram. Dalam pengobatan tidak boleh berakibat mencacatkan tubuh pasien, kecuali sudah tidak ada alternatif lain. Pengobatannya tidak berbau takhayyul, khurafat, atau bid'ah. Hanya dilakukan oleh tenaga medis yang menguasai di bidang medis

dokter memiliki sifat-sifat terpuji, tidak pemilik rasa iri, riya, takabbur, senang merendahkan orang lain, serta sikap hina lainnya. harus berpenampilan rapih dan bersih. lembaga lembaga pelayanan kesehatan mesti bersifat simpatik menjauhkan dan menjaga diri dari pengaruh atau lambanglambang nonislamis.

Abu al-Fadl merinci karakteristik dokter Islam atas tiga hal: Percaya akan adanya kematian yang tidak terelakkan seperti banyak ditegaskan dalam al-Quran dan hadits Nabi. Menghormati pasien pasrah kepada Allah sebagai Dzat Penyembuh.

Etika / adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Dr. Zuhair Ahmad al-Sibai dan Dr. Muhammad 'Ali al-Bar dalam karyanya Al-Thabib, Adabuh wa Fiqhuh (Dokter, Etika dan Fikih Kedokteran), antara lain : Berkeyakinan atas Kehormatan Profesi. Berusaha Menjernihkan Jiwa. Lebih Mendalami Ilmu yang Dikuasainya. Menggunakan Metode Ilmiah dalam Berfikir. Memiliki Rasa Cinta Kasih. Keharusan Bersikap Benar dan Jujur. Berendah Hati (Tawadhu'). Keadilan dan Keseimbangan. Mawas Diri. Ikhlas, Penyantun, Ramah, Sabar dan Tenang

Ciri ciri Dokter Muslim Beriman dan Bertakwa Penyayang, Penghibur, Murah Senyum Sabar, Rendah Hati, Toleran Tenang Sekalipun Dalam Keadaan Kritis Peduli Terhadap Pasien. Memandang Semua Pasien Sama Pemberi Nasehat Menjaga Kesehatan Sendiri Suci Hatinya dan Dapat Dipercaya Berilmu Pengetahuan

TERIMA KASIH

You might also like