You are on page 1of 9

Efficacy and Savety of Oral Aripiprazole Compared with Haloperidol in Patients Transitioning from Acute Treatment with Intramuscular

Formulations

Objektif
Untuk melaporkan keberhasilan dan keamanan pada pasien transisi yang mendapat obat Aripirazol atau Haloperidol secara intramuskular (IM) ke obat oral.

Metode
448 orang pasien gelisah dengan skizofrenia (73%) atau gangguan skizoafektif (27%) diacak untuk mendapat Aripiprazol IM 9.75 mg, Haloperidol IM 6.5 mg, atau plasebo IM selama 24 jam. Pasien yang diobati dengan Aripiprazol IM atau Haloperidol IM yang melewati fase IM 24 jam ditransisikan dan masing-masing dibutakan dengan formula obat oral selama 4 hari (Aripiprazol 10-15 mg/hr, n = 153; Haloperidol 7.5-10 mg/hr, n = 151). Pasien yang diobati dengan plasebo IM ditransisikan ke Aripiprazol oral. Keberhasilan primer berarti perubahan pada skor Positive and Negative Syndrome Scale-Excited Component (PEC) dari awal fase oral sampai selesai.

Hasil Selama fase oral, Aripiprazol 15 mg dan Haloperidol 10 mg keduanya efektif untuk mempertahankan respon keberhasilan selama 24 jam fase IM. Rata-rata peningkatan skor PEC dari studi hari ke 1 sampai 5 adalah -1.37 untuk Aripiprazol dan -1.40 untuk Haloperidol. Aripiprazol oral dapat ditoleransi dengan baik. Gejala ekstrapiramidal sangat rendah pada Aripiprazol (1,3%) daripada Haloperidol (8,0%). Mual dan muntah terjadi lebih sering pada pasien yang mendapat Aripiprazol (3,9%) daripada yang mendapat Haloperidol (0,7%). Kesimpulan Pasien gangguan akut dengan skizofrenia atau gangguan skizoafektif diobati dengan Aripiprazol IM atau Haloperidol IM menunjukkan persamaan dalam efektifitas dan keamanan transisi pada formula oral. Keuntungan awal dari penurunan agitasi dan peningkatan status klinis selama fase IM dipertahankan sepanjang fase oral dengan toleransi yang baik.

Intervensi

awal ditujukan terutama untuk memperbaiki perilaku agresif dan gejala lainnya dari agitasi. Agitasi pada pasien yang tidak mendapat pengobatan oral biasanya diobati dengan antipsikotik dan benzodiazepin secara intramuskular (IM). Formula IM pada antipsikotik atipikal seperti olanzapin, ziprasidon, aripiprazol telah menunjukkan resolusi yang cepat dari gejala agitasi dan peningkatan toleransibilitas.

Idealnya, antipsikotik digunakan pada pengaturan akut harus sesuai dengan tiga kriteria dasar : 1. Pasien tenang tanpa sedasi yang berlebihan, memungkinkan mereka untuk tetap waspada, responsif, dan dapat bekerjasama dengan evaluasi dan pengobatan. 2. Mengobati gejala utama dari gangguan psikiatri jika memungkinkan. 3. Hindari efek samping yang tidak diinginkan yang mungkin mempengaruhi kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan rawat jalan berikutnya.

Aripiprazol

oral telah terbukti efektif untuk pasien skizofrenia atau gangguan bipolar, dengan potensi rendah dapat menyebabkan efek samping ekstrapiramidal, sedasi, dan perpanjangan segmen QT pada EKG. Tiga studi terakhir, menunjukkan bahwa aripiprazol IM juga efektif dan dapat ditoleransi dengan baik untuk pasien agitasi dengan skizofrenia atau gangguan bipolar I.

Aripiprazol

IM 9.75 mg meningkatkan skor PEC secara signifikan pada pasien dengan gangguan bipolar I 2 jam setelah injeksi dibandingkan dengan plasebo IM. Perbaikan juga diperlihatkan oleh pemberian aripiprazol IM 15 mg, sama halnya dengan lorazepam IM 2 mg dosis tunggal. Sedasi jarang ditemui dengan pemberian aripiprazol IM 9.75 mg daripada pemberian aripiprazol IM 15 mg atau lorazepam IM 2 mg.

Membandingkan

plasebo IM dengan aripiprazol IM pada dosis 1, 5.25, 9.75, dan 15 mg serta dengan haloperidol IM 7.5 mg. Baik aripiprazol IM maupun haloperidol IM menghasilkan perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan plasebo IM dalam 2 jam setelah injeksi tanpa menyebabkan sedasi yang berlebihan pada pasien skizofrenia. Hasil = dosis 9.75 mg merupakan dosis yang paling tepat untuk tatalaksana akut untuk agitasi pada skizofrenia.

Membandingkan aripiprazol IM 9.75 mg dengan haloperidol IM 6.5 mg pada pengobatan agitasi akut pada pasien skizofrenia atau gangguan skizoafektif. Kelompok pasien baik aripiprazol IM maupun haloperidol IM menunjukkan peningkatan statistik yang signifikan pada skor PEC dalam 2 jam setelah injeksi dibandingkan dengan pasien yang mendapat plasebo IM. Insidens gejala ekstrapiramidal pada kelompok aripiprazol IM sangat rendah (1,7%) dibandingkan dengan kelompok plasebo IM (2,3%), sedangkan pada kelompok haloperidol IM 12,6%.

You might also like