Professional Documents
Culture Documents
Page 1
Page 2
Page 3
D. Manifestasi Klinis Ereksi dengan nyeri berlangsung lebih dari 6 jam (Lewis et al. 2000). E. Pemeriksaan Penunjang Berikut adalah pemeriksaan penunjang untuk pripismus menurut Sutapa (2009). 1. Pulsasi arteri kavernosa (Doppler Sonografi), 2. Analisa gas darah intrakavernosa dapat membedakan jenis ischemic atau non ischemic. F. Komplikasi Menurut Lewis et al. (2000), komplikasi dapat meliputi: 1. Nekrosis jaringan penis yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah, atau 2. Hidronefrosis akibat distensi kandung kemih.
Page 4
Page 5
Ereksi berkepanjangan Tidak ada hasrat seksual Disfungsi seksual Nyeri akut di daerah penis Retensi urin Wajah tampak meringis Distensi kandung kemih Penekanan uretra
Page 6
Intervensi
Rasional
1) Kaji pola BAK termasuk haluaran Memantau kelancaran BAK. urin. 2) Palpasi kandung kemih. Retensi urin es dapat salin menyebabkan menyebabkan distensi kandung kemih. 3) Berikan enema dengan es salin Larutan (NaCl 0,9%). penis. 5) Lakukan tindakan vasokonstriksi. penis. kolaboratif; Mengatasi ereksi berkepanjangan secara
pemberian sedatif, injeksi relaksan definitif, terutama untuk keadaan gawat otot halus langsung ke dalam penis, darurat. aspirasi dan irigasi corpora cavernosa dengan jarum besar, serta pembuatan saluran (shunt) surgikal. b. Diagnosa Keperawatan 2: Retensi Urin Berhubungan Dengan Adanya Halangan Akibat Penekanan Uretra Oleh Jaringan Erektil yang Ditunjukkan Oleh DS: Nyeri di daerah penis DO: Wajah tampak meringis
Page 7
Rasional Memantau efektifitas terapi. Memantau respon non-verbal terhadap nyeri. es salin menyebabkan
3) Berikan enema dengan es salin Larutan (NaCl 0,9%). penis. dalam). 6) Berikan analgesik sesuai anjuran. anjuran. 8) Lakukan tindakan
vasokonstriksi. penis. penanganan nyeri nonfarmakologis. Untuk penanganan nyeri farmakologis. nyeri dan ereksi berkepanjangan. kolaboratif; Mengatasi ereksi berkepanjangan secara
4) Kompres dingin pada skrotum dan Untuk menghasilkan vasokonstriksi di 5) Ajarkan teknik relaksasi (napas Untuk
pemberian sedatif, injeksi relaksan definitif, terutama untuk keadaan gawat otot halus langsung ke dalam penis, darurat. aspirasi dan irigasi corpora cavernosa dengan jarum besar, serta pembuatan saluran (shunt) surgikal. c. Diagnosa Keperawatan 3: Disfungsi Seksual Berhubungan Dengan Perubahan Fungsi Penis; Ereksi Berkepanjangan Tanpa Disertai Hasrat Seksual yang Ditunjukkan Oleh DS: Tidak ada hasrat seksual. DO: Ereksi penis berkepanjangan Hasil yang diharapkan Klien akan: 1) Menyatakan pola hubungan seksual yang memuaskan.
Page 8
Rasional Mengidentifikasi seksual. Ereksi penis es berkepanjangan dapat salin menyebabkan mengganggu pola hubungan seksual. adanya disfungsi
4) Kompres dingin pada skrotum dan Untuk menghasilkan vasokonstriksi di 5) Diskusikan dengan pasangan untuk Ungkapan emosional dan kasih sayang menemukan alternatif menungkap- dapat kan kepuasan seksual. 6) Lakukan tindakan kepuasan seksual. kolaboratif; Mengatasi ereksi berkepanjangan secara
pemberian sedatif, injeksi relaksan definitif, terutama untuk keadaan gawat otot halus langsung ke dalam penis, darurat. aspirasi dan irigasi corpora cavernosa dengan jarum besar, serta pembuatan saluran (shunt) surgikal.
DAFTAR PUSTAKA
Page 9
Lewis et al. 2000. Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems, 5th ed. Mosby. St. Louis Sutapa, H. 2009. Kegawatdaruratan urologi non-trauma. Web,
http://hentapa.blogspot.com/2009/11/kegawatdaruratan-urologi-nontrauma.html, May 9, 2010, 14:23 WIT Wadhe, O. 2010. Priapismus .Web, http://thiazone.blogspot.com/2009/12/priapismus-priapism.html, Oktober 11,2010, 22;10 WIT
Page 10