You are on page 1of 0

KASUS 1:

ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL




PT. Maju Makmur (selanjutnya disebut perusahaan) adalah sebuah perusahaan lokal
yang kegiatan operasionalnya bergerak di bidang retail dan distribusi barang-barang
elektronik. Sebagian besar produk dagangannya adalah peralatan audio dan video. Pusat
kegiatan operasional perusahaan berada di Kota Surabaya, mulai menjalankan usahanya
semenjak tahun 1991 dan saat ini dipimpin oleh Langgeng Santoso, putra sulung dari pendiri
perusahaan. Selain memiliki kantor pusat di Kota Surabaya, perusahaan juga memiliki
beberapa toko cabang di beberapa kota di sekitar Surabaya.
Selama dua tahun terakhir, untuk beberapa kepentingan keuangan (yang salah satunya
adalah kepentingan pengajuan kredit pada beberapa bank lokal), perusahaan menunjuk
Kantor Akuntan Publik (KAP) Umar dan Rekan untuk melakukan audit yang selanjutnya
mengeluarkan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Namun, setelah pengauditan
terhadap laporan keuangan tahun 2009, perusahaan memutuskan untuk menyudahi kerjasama
dengan KAP Umar dan Rekan dan berencana menggunaan jasa KAP lain untuk mengaudit
laporan keuangan perusahaan tahun 2010.
Pemilik perusahaan, Langgeng Santoso tertarik dengan iklan yang dipasang oleh KAP
Adi Susilo dan Rekan (selanjutnya disebut dengan KAP) di media cetak lokal Surabaya dan
berencana untuk menggunakan jasa KAP untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan
tahun 2010. Disebabkan ketertarikan terhadap iklan KAP, selanjutnya Langgeng Santoso
berusaha memperoleh informasi lebih jauh tentang proses bisnis KAP melalui salah satu
rekan kerjanya yang sekaligus juga menjadi klien dari KAP. Ketertarikan Langgeng Santoso
terhadap KAP semakin meningkat setelah mengetahui bahwa bank lokal yang menjadi
kreditur perusahaan juga menjadi klien dari KAP.
Segera setelah mengetahui beberapa informasi tentang KAP, Langgeng Santoso
meminta kepada rekan kerjanya untuk dijadwalkan bertemu dan melakukan diskusi
pendahuluan dengan salah satu Partner KAP. Pada awal bulan April 2010, dalam suasana
pertemuan yang santai, Langgeng Santoso berdiskusi dengan salah satu Partner KAP, Arief
Effendi, SE., Ak, id.CPA yang kebetulan memiliki pengetahuan lebih tentang seluk beluk
usaha retail (namun tidak spesifik pada usaha retail elektronik) dibandingkan dengan Partner
KAP lainnya. Adapun topik utama diskusi tersebut adalah tentang sejarah perusahaan dari
mulai awal berdiri hingga mengalami perkembangan seperti yang ada saat ini serta
mendiskusikan tentang kemungkinan mengadakan perikatan audit antara perusahaan dan
KAP.
Karena merasa menemukan banyak kesepahaman dan ketertarikan dengan jasa yang
diberikan oleh KAP, segera setelah pertemuan informal tersebut, Langgeng Santoso meminta
kepada Arief Effendi untuk dijadwalkan bertemu secara formal dengan Adi Susilo, SE, MM,
Ak, id. CPA selaku managing partner dari KAP. Pertemuan formal itu ditujukan untuk
menemukan pencapaian kesepakatan melakukan perikatan audit antara perusahaan dengan
KAP pada tahun 2010.
Pada tanggal 23 April 2010, pertemuan formal antara Langgeng Santoso selaku
pemilik perusahaan, Adi Susilo sebagai managing partner KAP, Arief Effendy yang
kemungkinan besar ketika nantinya perikatan audit terwujud akan ditugaskan sebagai
partner-in-charge, serta salah seorang manajer audit KAP yang nantinya bertugas membantu
proses investigasi calon klien (perusahaan), Rangga Prawiro. Pertemuan dilakukan di Kantor
Cabang KAP yang ada di Surabaya. Dari pertemuan tersebut nampak bahwa kedua pihak,
baik perusahaan maupun KAP sangat tertarik untuk melakukan perikatan audit. Perwakilan
dari KAP yang terlibat dalam pertemuan itu cukup tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam
mengenai profil bisnis dari perusahaan yang merupakan calon klien potensial bagi KAP.
Salah satu faktor utama yang membuat KAP tertarik untuk mengajukan perikatan
audit adalah bahwa ternyata jenis bisnis perusahaan merupakan jenis bisnis yang
belum pernah di rambah oleh KAP. Sebelumnya, KAP tidak pernah memiliki klien di
bidang retail dan distribusi alat-alat elektronik. KAP menganggap bahwa melalui adanya
perikatan audit dengan perusahaan maka peluang untuk memperluas pangsa pasar KAP akan
semakin lebar karena bertambahnya variasi jenis industri yang menjadi klien dari KAP.
Melalui pertemuan formal yang terjadi, sejumlah data signifikan mengenai sejarah
dan proses bisnis perusahaan berhasil digali oleh perwakilan dari KAP. Selanjutnya hal ini
menjadi dasar informasi untuk menentukan perikatan audit bagi kedua belah pihak. Adapun
beberapa informasi yang berhasil dikumpulkan oleh KAP diantaranya adalah fakta-fakta
tentang:
Perusahaan didirikan oleh ayah dari Langgeng Santoso (pemilik perusahaan saat ini) pada
tahun 1991. Kegiatan bisnis perusahaan di awal pendiriannya hanya sebagai toko kecil di
salah satu pusat pertokoan yang ada di Kota Surabaya. Di awal pendiriannya, perusahaan
hanya merupakan jenis usaha perorangan. Seiring dengan perkembangan usaha yang
terjadi, untuk beberapa kepentingan selanjutnya terjadi perubahan status dari perusahaan
perorangan menjadi sebuah badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan
beberapa pemegang saham di tahun 1995. Mulanya perusahaan hanya menjual beberapa
peralatan elektronik semacam televisi, tape, radio, dan beberapa jenis peralatan strereo
lainnya dengan harga diskon. Bisnis kemudian berkembang dengan ditandai pendirian
beberapa cabang toko. Hingga awal tahun 2010, perusahaan memiliki 6 toko, 2 toko
berada di Kota Surabaya dan empat lainnya lainnya masing-masing tersebar di Kota
Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Lima toko yang digunakan oleh perusahaan
sebagai gerai penjualan barang dagangannya didirikan dengan jalan menyewa lokasi di
pusat-pusat perbelanjaan. Sedangkan satu toko yang berada di Sidoarjo dibangun sendiri
oleh perusahaan di awal tahun 2005, toko ini dibangun oleh perusahaan di dekat pusat
perbelanjaan yang ada di Sidoarjo. Selain 6 toko yang dimiliki, perusahaan juga memiliki
sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan persediaan barang
dagangan sekaligus pusat kegiatan administrasi perusahaan. Lokasi bangunan ini berada
di Kota Surabaya.
Permasalahan yang sangat mengganggu yang saat ini dialami oleh pemilik perusahaan
adalah kondisi trend penjualan total dari keenam toko yang dimiliki yang selama tahun
2006 sampai 2008 dan awal 2009 mengalami penurunan. Selama tiga tahun terakhir
perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diharapkan dari aktivitas penjualan
yang dilakukan. Pemilik perusahaan hingga saat ini mencoba menganalisis trend
penjualan yang terjadi dan mencoba untuk menemukan solusi penanganannya. Langgeng
Santoso berpikir bahwa jalan yang mungkin menjadi alternatif terbaik untuk memacu
kembali pertumbuhan penjualan adalah dengan mengubah jenis usaha perusahaan
menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di lantai bursa. Dengan cara
ini pemilik perusahaan yakin bahwa akan ada suntikan sumber daya yang masuk ke
perusahaan yang nantinya bisa dimaksimalkan untuk memacu pertumbuhan usaha dari
perusahaan.
Sejak tahun 2005 perusahaan mulai menggagas untuk lebih berkonsentrasi menjalin
kerjasama dengan salah satu produsen alat-alat elektronik dari Korea, Samsang. Produk-
produk dari produsen internasional ini dikenal dengan kualitas (produk-produk elektronik
dengan teknologi terbaru) dan harganya yang mahal. Karena posisinya sebagai distributor
produk-produk elektronik Samsang, penjualan alat-alat elektronik dengan label lain pada
keenam toko yang dimiliki oleh perusahaan mengalami penurunan. Di tahun 2006 status
perusahaan berkembang menjadi distributor tunggal dari produk Elektronik Samsang
untuk area Surabaya, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Permasalahan selanjutnya
yang dihadapi oleh perusahaan dari aktivitas kerjasamanya dengan Samsang adalah
bahwa produk-produk Samsang yang eksklusif ternyata tidak diimbangi dengan
pengenalan merknya oleh masyarakat luas. Di daerah-daerah tempat perusahaan
mendirikan tokonya, merk produk Samsang masih kalah terkenal dengan produk-produk
dengan merk internasional lainnya. Kondisi semacam ini kemudian berdampak pada
penurunan trend penjualan. Karena perusahaan menghadapi persaingan yang ketat,
selama tahun 2006 hingga 2008 dan awal 2009 penjualan tidak mencapai target kenaikan
yang diharapkan sebagaimana diakui oleh Langgeng Santoso sebagai pemilik perusahaan
kepada KAP. Masalah penurunan trend penjualan juga diperparah dengan kebangkrutan
toko yang berlokasi di Mojokerto pada semester pertama tahun 2009 serta kondisi
penurunan penjualan yang tajam yang dialami oleh toko cabang yang ada di Sidoarjo.
Alasan kebangkrutan belum diketahui dengan jelas, namun Langgeng Santoso yakin
bahwa perombakan serta pengembangan kombinasi manajemen, pembelian, dan
penyimpanan yang dijalankan oleh perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan dan
kemudian memberikan keuantungan tersendiri bagi perusahaan. Salah satu solusi yang
mulai dipikirkan oleh Langgeng Santoso adalah dengan adanya suntikan modal,
perusahaan dapat mengombinasikan peningkatan aktivitas pemasaran dan pengembangan
area pemasaran baru ke kota yang secara geografis tidak terlalu jauh dari gudang yang
dimilikinya saat ini dan merupakan kota potensial bagi perusahaan untuk menambah
jumlah konsumennya.
Untuk aktivitas pemasaran produk Samsang yang dilakukan oleh perusahaan, mulai awal
tahun 2008 perusahaan mempekerjakan enam orang agen penjualan untuk dijadikan staf
pemasaran guna melakukan kunjungan ke toko-toko elektronik lain di enam kota besar di
Jawa Timur selain Surabaya dengan tujuan meningkatkan frekuensi pemasaran produk
elektronik merk Samsang. Dengan aktivitas pemasaran semacam ini para pengecer lain
kemudian dapat memesan barang-barang dari perusahaan dengan menghubungi kantor
pusat perusahaan di Surabaya. Setelah dilakukan cek kredit, barang pesanan dikirimkan
kepada pelanggan dengan syarat pembayaran 2/10;n/45. Barang-barang dengan kondisi
utuh dapat dikembalikan ke perusahaan dengan jumlah hingga 20% dengan jangka waktu
tidak lebih dari 4 bulan. Pada beberapa periode yang lalu, tingkat pengembalian barang
dari pengecer lain menunjukkan angka yang rendah. Aktivitas pemasaran semacam ini
pada awalnya memang mengecewakan, namun mendekati semester ke dua tahun 2009
dan dilanjutkan di tahun 2010 penjualan menunjukkan penigkatan signifikan. Hal ini
berdampak juga terhadap reputasi produk Samsang yang mulai banyak dikenal. Langgeng
Santoso kini tengah melakukan analisis strategi pengembangan area pemasaran, yaitu
dalam hal perencanaan administrasi penjualan dan logistik untuk pasar geografis baru di
Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sistem manajemen persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dengan jalan
membeli persediaan secara mingguan dari Samsang. Samsang memberikan persyaratan
pembayaran selama 90 hari untuk distributor regional seperti status yang juga disandang
oleh perusahaan. Selain itu Samsang juga menyediakan diskon yang signifikan untuk
setiap pembayaran dari distributornya yang dilakukan dalam jangka waktu yang dekat
dari waktu pembelian. Langgeng Santoso memilih untuk memaksimalkan fasilitas diskon
tersebut dengan tujuan menjaga profit margin yang tinggi. Dalam rangka memaksimalkan
perolehan diskon dari Samsang, untuk melunasi pembayaran atas pembelian
persediaannya, perusahaan mengambil kredit dari dua bank yang ada di Surabaya, yaitu
Bank Mandiri dan Bank BNI, untuk memenuhi kewajiban pembayaran dengan total Rp.
6.000.000.000,00. Bank membebankan bunga mengambang (floating rate) untuk
pinjaman dengan rata-rata bunga berkisar antara 5% hingga 9% untuk tahun yang
bersangkutan. Kedua bank mensyaratkan perusahaan harus menyediakan simpanan di
bank sejumlah 5% dari total kredit yang diterima.
Dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun bangunan gudang dan kantor
administratif di Surabaya, penyewaan 5 toko, dan pembangungan toko yang ada di
Sidoarjo diperoleh perusahaan dari pinjaman terhadap perusahaan pendanaan properti
lokal yang ada di Surabaya. Setiap peminjaman yang dilakukan dikenakan bunga tahunan
sebesar 7%.
Langgeng Santoso menganggap kinerja dari KAP Umar dan Rekan yang mengaudit
laporan keuangan perusahaan untuk tahun pembukuan 2008 dan 2009 kurang
memuaskan. Beberapa keluhan yang diutarakan oleh Langgeng Santoso terhadap kinerja
dari KAP Umar dan Rekan diantaranya adalah sedikitnya masukan yang diberikan oleh
KAP untuk memperbaiki sistem akuntansi perusahaan, di sisi lain perusahaan sangat
membutuhkan sistem pengendalian yang lebih baik pada proses akuntansi yang
dimilikinya saat ini. Keluhan lain yang juga dialamatkan kepada KAP Umar dan Rekan
adalah tentang penetapan fee audit yang terlalu tinggi. Besarnya fee tersebut dirasa oleh
Langgeng Santoso tidak sebanding dengan jasa yang diberikan oleh KAP. Permasalahan
terakhir (sekaligus menjadi permasalahan yang paling signifikan) yang dihadapi oleh
perusahaan dalam hubungannya dengan KAP Umar dan Rekan adalah terkait dengan
opini audit pada Laporan Keuangan perusahaan pada tahun pembukuan yang berakhir 31
Desember 2009. KAP Umar dan Rekan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian
atas laporan keuangan perusahaan tahun 2009. Pengecualian tersebut dialamatkan pada
ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan yang ada di
Sidoarjo sebesar Rp. 1.488.000.000 dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Ketidaksesuaian pengakuan ini tidak ditanggapi oleh perusahaan, Langgeng Santoso
menolak untuk menuliskan nilai yang dilaporkan untuk properti tersebut. Toko keenam
yang dibangun sendiri oleh perusahaan di Sidoarjo di awal tahun 2005 beberapa tahun ini
menunjukkan trend penurunan yang tajam terhadap penjualan. Salah satu pemicu
kegagalan investasi tersebut disebabkan oleh bencana Lumpur Lapindo yang terjadi di
Sidoarjo. Setelah bencana tersebut, lokasi perdagangan tempat toko perusahaan
beroperasi yang dahulunya menjadi rea yang strategis untuk lokasi pemasaran, setelah
tahun 2006 menjadi lokasi yang tidak menarik lagi untuk dijadikan sebagai lokasi
pemasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin sulitnya akses transportasi menuju rea
tersebut. Aktivitas dan frekuensi perdagangan di lokasi tersebutpun mengalami
penurunan secara drastis sejak terjadinya bencana Lumpur lapindo yang menimpa
Sidoarjo. Sebagai konsekuensinya, toko milik perusahaan yang ada di Sidoarjo tidak
memiliki arus pelanggan yang cukup setidaknya untuk mendekati posisi break-even-
point. Kegagalan tersebut menurut KAP Umar dan Rekan membuat kelangsungan usaha
toko perusahaan menjadi tidak menentu. KAP Umar dan Rekan merasa bahwa pelepasan
toko tersebut nantinya akan membawa masalah bagi perusahaan di kemudian hari. Hal ini
dikarenakan perusahaan melaporkan aset properti tersebut atas dasar biaya historis
(historical cost), sedangkan KAP Umar dan Rekan menganggap hal tersebut sebagai
kesalahan penyajian yang material di dalam laporan keuangan dan menghalangi
diterbitkannya pendapat wajar tanpa syarat. Langgeng Santoso merasa terganggu terhadap
opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya sebagai sesuatu
yang menghambat rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka
di masa yang akan datang.
Kepemilikan prusahaan terbagi pada delapan grup investor. Langgeng Santoso (berusia
46 tahun) memiliki 30% atas saham yang dikeluarkan, sementara ketujuh pemegang
saham berbagi kepemilikan antara 6% hingga 22% atas saham perusahaan. Walaupun
kedelapan investor semuanya tinggal di sekitar Kota Surabaya, namun hanya Langgeng
Santoso yang terlibat di kegiatan operasi bisnis perusahaan sehari-hari. Langgeng
Santoso, dua pemilik perusahaan lain, dan pengacara lokal yang bukan pemilik
menduduki susunan dewan direksi perusahaan. Ketika organisasi dibentuk, kedelapan
pemegang saham semuanya setuju bahwa audit harus dilakukan secara tahunan oleh KAP
yang independen. Hal serupa menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk
mendapat akses pendanaan dari bank.
Operasional keenam toko dipercayakan kepada seorang manajer dan seorang asisten
manajer. Operasional setiap gerai didukung oleh tiga hingga enam pegawai penjualan
yang bekerja secara paruh waktu. Inisiatif untuk memberikan sistem bonus selama 2009
dan 2010 dilakukan Langgeng Santoso untuk lebih memacu penjualan dan meningkatkan
pendapatan. Sistem berjalan dengan cara pemberian bonus uang tunai pada setiap manajer
dan asisten manajer setiap bulan Januari berdasarkan laba yang dihasilkan oleh toko
mereka pada tahun sebelumnya. Perhitungan bonus didasarkan atas persentase laba kotor
toko dikurangi beban yang dialokasikan secara langsung.
Saat ini perusahaan tengah dalam proses pembukaan toko baru ketujuhnya di Kota
Madiun dan akan mulai beroperasi pada Desember 2010. Fasilitas baru ini dibangun
Langgeng Santoso melalui dana dari perusahaan yang dibentuknya secara terpisah dari
PT. Maju Makmur. Bangunan yang selesai dibangun nantinya akan disewakan seterusnya
pada PT. Maju Makmur. Langgeng Santoso ingin menghindari setiap permasalahan
akuntansi yang terkait dengan ketidakpastian kesuksesan dari toko baru yang
dibentuknya. Dia juga melakukan pemeriksaan terhadap pembelian tanah pada setidaknya
di empat lokasi yang berbeda di kota Madiun.
Langgeng Santoso menyatakan kepada perwakilan dari KAP Adi Susilo dan Rekan
bahwa yang menjadi tujuan bisnis utama dari perusahaan saat ini adalah pertumbuhan.
Dia menyatakan bahwa hubungan distributor dengan produsen alat elektronik berkualitas
tinggi, Samsang, memberikan kesempatan pertumbuhan yang tidak terbatas dan ketika hal
itu terwujud maka pertumbuhan investasi finansial akan terjadi di setiap toko perusahaan.
Penawaran publik tengah dipertimbangkan oleh perusahaan untuk mendanai target
pertumbuhan yang diharapkan.
Penambahan peralatan komputer, jaringan internet, serta pengembangan web perusahaan
sebagai sarana penunjang pengembangan sistem informasi dan penunjang proses bisnis
juga menjadi bahan pertimbangan utama bagi perusahaan.

PERTANYAAN DISKUSI DAN LATIHAN
Pertanyaan Diskusi
(1) Mengapa pemilik Perusahaan dan bank yang bersangkutan membutuhkan audit.
tahunan dari KAP yang independen?
(2) Dari uraian diatas terlihat bahwa KAP Adi Susilo dan Rekan tidak memiliki auditor
yang khusus memiliki pemahaman secara mendalam mengenai industri barang
elektronik. Selain itu, KAP juga belum pernah menangani pengauditan laporan
keuangan dari perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang elektronik.
Dari kondisi tersebut menurut anda apakah KAP diperbolehkan menerima perikatan
audit tanpa adanya pertner dan manajer audit yang ahli di bidang perdagangan barang
elektronik? Apakah pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengaudit industri barang
elektronik berbeda secara signifikan dengan audit atas dealer mobil yang sebelumnya
juga menjadi klien dari KAP? apakah auditor memiliki kewajiban untuk
mendiskusikan pemahamannya yang kurang atau rencana yang telah disusun dengan
klien pada para ahli di bidang perdagangan barang elektronik?
(3) Auditor harus menaksir kemungkinan faktor resiko kecurangan. Faktor resiko
kecurangan adalah kejadian atau situasi yang mengindikasikan peningkatan
kemungkinan bahwa kecurangan telah terjadi. Perusahaan baru saja mencipatakn
rencana pemberian bonus. Mengapa insentif yang diambil tersebut menjadi perhatian
tersendiri bagi seorang auditor?
(4) KAP Adi Susilo dan Rekan diminta untuk membantu PT. Maju Makmur dalam
mengembangkan sistem akuntansi perusahaan. Berdasarkan Standar Auditing,
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia, dan ketentuan lain yang
relevan untuk digunakan, menurut Anda apakah KAP nantinya akan mengalami
permasalahan independensi ketika menangani audit atas laporan keuangan sekaligus
menjadi konsultan terhadap pengembangan sistem akuntansi PT. Maju Makmur pada
periode yang sama? Apakah jawaban Anda nantinya juga tergantung pada perusahaan
tersebut bersifat terbuka atau tidak? Mengapa demikian?
(5) Setelah melakukan diskusi di KAP, salah satu manajer audit KAP yang juga ikut
dalam diskusi dengan Langgeng Santoso, Rangga Prawiro, ditugaskan untuk
melakukan pengamatan fasilitas toko pusat/ cabang serta bangunan yang dijadikan
sebagai gudang sekaligus pusat kegiatan administrasi Perusahaan. Apa yang harus
diobservasi oleh Rangga Prawiro, dan faktor-faktor apa yang harus diperhatikan
secara khusus dalam kunjungannya tersebut?
(6) Apakah ada alasan tersendiri tentang kemungkinan Perusahaan tidak menjalin
perikatan dengan KAP yang memiliki klien lain dalam industri sejenis (industri
elektronik)?

Latihan
(1) Pernyataan Standar Auditing tentang Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit atas
Laporan Keuangan menjelaskan bahwa auditor harus mempertimbangkan apakah
dalam suatu informasi mengindikasikan bahwa terdapat satu atau lebih faktor resiko
kecurangan. Dalam hal ini, faktor resiko kecurangan merupakan masalah potensial
atau indikator kecurangan potensial. Adapun tiga kondisi yang memicu kecurangan
(berdasarkan fraud triangle) antara lain insentif atau tekanan untuk melakukan
kecurangan, adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan sikap yang
membenarkan perilaku curang (rasionalisasi). Selanjutnya, berdasarkan hasil diskusi
dengan Langgeng Santoso,
a) Sebutkan faktor resiko apa saja yang mungkin dihadapi KAP saat menerima
perikatan audit! Pastikan anda mendiskusikan seluruh item yang
membutuhkan perhatian khusus selama audit.
b) Bagaimana auditor harus melakukan tindakan lanjutan untuk setiap masalah
potensial pada setiap faktor resiko kecurangan jika perikatan diterima!
(2) Berdasarkan atas diskusi pada kasus ini, siapkan laporan audit yang dibuat oleh KAP
Umar dan Rekan pada akhir tahun 2009. Mengapa opini yang disajikan berbeda dari
laporan audit standar (wajar tanpa syarat)?
(3) Perusahaan tengah mempertimbangkan penawaran saham pada publik untuk
mendanai rencana pengembangan perusahaan. Langkah-langkah apa saja yang harus
diambil oleh Perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik? Bagaimana
ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley act. berdampak pada keputusan ini? Apa
hubungan antara penjualan saham ke publik dengan persyaratan pelaporan keuangan
Perusahaan?
(4) Jelaskan mengapa penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan
memberikan dampak pada KAP! Bagaimana dampak keputusan Langgeng Santoso
untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo
dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit dengan PT. Maju Makmur?

Riset Kelompok:
Gunakan sumber literatur untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam melakukan
riset dengan topik di bawah ini (hubungkan juga pembahasan yang anda lakukan dengan
sudut pandang etika profesi!).
(1) Penunjukan berkala KAP oleh perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya
sudah menjadi praktik umum. Tulislah laporan yang mendiskusikan pergantian
auditor! Mengapa perusahaan mengganti auditornya? Pengungkapan apa yang
dibutuhkan ketika perusahaan mengganti auditornya? Apakah perusahaan dapat
memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk memberikan opini audit sesuai dengan
yang dikehendaki? Apakah hal ini etis bagi anda?

You might also like