You are on page 1of 5

Konvensi Naskah

Konvensi Naskah memiliki arti sebuah atau suatu penulisan naskah karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Jenis jenis naskah : 1. 2. 3. Naskah Formal, adalah Suatu naskah yang memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi. Naskah Semi-Formal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi. Naskah Informal, adalah suatu naskah yang tidak memenuhi semua persyaratan yang dituntut oleh konvensi. Syarat & ketentuan dalam penulisan naskah. Adapun ketentuan-ketentuan dalam penulisan sebuah naskah adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Naskah ditulis dalam bentuk format yang sudah jadi dan siap dicetak. Judul ditulis dengan huruf capital dan dicetak tebal. Naskah ditulia dalam bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan program MSWord huruf Times New Roman demgan spasi 12 tunggal. Ukuran kertas A4 dengan margin 4. 4. 3. 3 cm (kiri-atas-kanan-bawah). Alenia baru mulai pada ketikan keenam dari batas kiri, antar alenia tidak diberi tambahan spasi. Untuk kata asing maka dipergunakan cetakan huruf miring. 7. 8. urut. 9. Identitas penulis harus dicantumkan dibawah judul meliputi nama lengkap (tanpa gelar), institusi, alamat lengkap institusi, dan email. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat yang kurang dari 10 harus menggunakan ejaan. Tabel ataupun gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor

Unsur-unsur Isi konvensi naskah Unsure-unsur Isi konvensi naskah dibagi tiga bagian,yaitu: Kelengkapan awal Kelengkapan isi Kelengkapan akhir

Adapun unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan A. Bagian Kelengkapan Awal adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi dari karangan tersebut. Meliputi : a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) b. Halaman Judul c. Halaman Persembahan (kalau ada) d. Halaman Pengesahan (kalau ada) e. Kata Pengantar f. Daftar Isi g. Daftar Gambar (kalau ada) h. Daftar Tabel (kalau ada) B. Bagian Isi Karangan Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Yang meliputi : a. Pendahuluan b. Tubuh Karangan c. Kesimpulan C. Bagian Pelengkap Penutup Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. a. Daftar Pustaka (Bibliografi) b. Lampiran (Apendix) c. Indeks d. Riwayat Hidup Penulis

PENYUNTINGAN

Penyuntingan berasal dari kata dasar sunting. Kata sunting melahirkan bentuk turunan menyunting (kata kerja), penyunting (kata benda), dan penyuntingan (kata benda). Kata menyunting berarti menyiapkan naskah siap terbit dengan memperhatikan sisi sisematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting. Sementara itu, penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan, yang terkait dengan kegiatan sunting-menyunting. (Menyunting dapat diartikan sebagai kegiatan membaca kembali sambil menemukan kesalahan-kesalahan redaksional sebuah tulisan.) TUJUAN PENYUNTINGAN Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak. 2. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik 3. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat pembaca. 4. Untuk memast ikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat. Kegiatan penyuntingan meliputi: Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kasat mata. Menghindari kontradiksi dan memperbaiki tulisan sebelumnya.

Menyesuaikan bersangkutan.

gaya

bahasa

sesuai

dengan

kebijakan

media

yang

Meringkas beberapa kalimat menjadi satu atau dua kalimat yang memiliki kejelasan makna serupa Menghindari adanya arti ganda dan tulisan yang membosankan. Melengkapi tulisan dengan anak kalimat atau subjudul Memperbaiki judul supaya menarik. menulis keterangan gambar atau pekerjaan lain yang terkait dengan tulisan yang disunting. Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak, mungkin masih terdapat kesalhan secara redaksional atau substansial.

Tahap Penyuntigan Dalam penyuntingan, , kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Penyuntingan Substantif Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif: Tajuk tepat dan jelas Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf. Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf. Penguasaan bahasa. Keselarasan istilah dan ejaan. Memastikan fakta tepat, mencukupi dan fakta yang tidak relevan tidak

dimasukkan Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan. Penyuntingan Kopi Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi: a. Fakta Pastikan semua butiran dalam teks betul b. Bahasa, bahasa yang dimaksud mencakup. Diksi ialah pemilihan penggunaan kata-kata Perbendaharaan kata Tatabahasa Ejaan Pastikan perkataan dieja dengan betul. Istilah Gaya, yaitu gaya penyampaian Naskah adalah karangan yang diketik atau ditulis tangan.

You might also like