You are on page 1of 8

PENDAHULUAN

Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi,hal tersebutdisebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus) dengan lingkungan kehidupan sekarang(ekstrauterus) yang sangatnberbeda. Di dalam uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berati janin tumbuh dan hidup tergantung penuh ada ibunya. Diluar uterus diawali dengan proses persalinan yang merupakan suatu keadaan tidak nyaman (stresor) bagi bayi. Ia harus mampu hidup dengan upayanya sendiri. Jadi, hidupnya tidak bergantung lagi pada ibunya. Proses enyesuaiankehidupan dari dalam uterus keluar uterus ini merupakan masa yang sulit bagi bayi. Masa transisi ini adalah fase kritis bagi kehidupan bayi. Bagaimanapun beratnya proses adaptasi lingkungan yang dihadapi bayi,umumnya bayi yang di lahirkan dalam kondisi normal dapat dapat melewati maa tersebut dengan baik. Sebaliknya, bagi bayi yang dilahirkan dalam keadaan yang belum siap (prematur) ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan tersebut menjadi lebih sulit untuk dilaluinya. Bahkan sering kali menjadi pemicutimbulnya komplikasi lain yang menyeabkan bayi trsebut tidak mampu melanjutkan kehidupan kefase lanjut (meninggal). Bayi seperti ini kita sebut dengan istilah bayi resiko tinggi Seiiring dengan perkembangan ilmu pengeteahuan dan teknologi, bayi resiko tinggi dapat hidup dengan baik tanpa mengalami cacat. Hal ini terjadi jika ia dirawat diruang perawatan intensif neonatus,dengan tenaga peawat yang memiliki spesialisasi keahlian dibidang tersebut. Bayi resiko tiggi ini hrus mendapat perhatian yang tinggi dan ditangani secara baik. Oleh karena data yang ada menunjukkan bahwa IMR Infant Mortality Rate di Indonesia masih tinggi. Penting diketahui bahwa penyumbang terbesar dari IMR tersebut berasal dari kelompok bayi resiko tinggi. Dengan demikian, pengetahuan tentang perawatan bayi resiko tinggi sangat penting untuk menurunkan IMR. Oleh karena itu, resume ini menjelaskan halhal yang berkaitan dengan perawatan bayi-bayi resiko tinggi.

PENATALAKSANAAN UMUM BAYI RESIKO TINGGI Bayi resiko tinggi adlah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi normal. Istilah bayi resiko tinggi digunakan iuntuk menyatakan bahwa bayi memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Pada umumnya resiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia 28 hari yang disebut neonatus. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan bayi yang berhubungan dengan kondisi kehamilan,persalinan, dan penyesuaiandengan kehidupan diluar rahim. Penilaian dan tindakn yang tepa pada bayi resiko tinggi sangat penting karena dapat mencgah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi kematian KLASIFIKAI BAYI RESIKO TINGGI Bayi resiko tinggi sering diklasifikasikan berdasarkanberat badan lahir,umur kehamilan, dan adanya masalah patofisiologis yang menyertai bayyi tersebut. Secara umum, masalah fisiologis berkaitan erat dengan status kematangan bayi dan gangguan kima ( hipoglikemia,hipokalsemia) dan konsekuensi dari ketidakmatangan organ dan sistem ( hiperbilirubinemia, sindrom gawatnapas, hipotermia). Dibawah ini akan diuraikan penggolongan bayi resiko tinggi berdasarkan klasifikasi diatas Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan Semua bayi yang lahir dengan berat badan sama atau kurang dari 2500 gram disebut bayi berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR dikelompokkan atas a. Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang alhir dengan berat badan kurang dari 1000 gram b. Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badn kurang dari 1500 gram c. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan 15012500 gram Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehamilan a. Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu. yang dapt menimbulkan cacat atau

b. Bayi cukup bualn adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu c. Bayi lebh bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehmilan Dan BeratBadan Dahulu berat badan lahir dianggap dapat memberikan taksiran usia kehamilan dengan tepat, sehingga bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau lebih dianggap cukup matang. Pertumbuhan bayi di dalam rahim di pengaruhi oleh berbagai faktor (keturunan, penyakitibu, nutrisi, dsb). Leh karena itu, dilakukan penggolongan dengan menggabungkan berat badan lahir dan usia kehamilan sebagai berikut a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) dalam bahasa inggris disebut small-forgestasional-age (AGA) , atau small-for-date yaitu bayi yang lahir dengan

keterlambatan pertumbuhan intrauteri dengan berat badan terletak dibawah persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intrauteri b. Bayi sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau dalam bahasa inggris disebut appropriate-for-gestasional-agE ( AGA) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uteri c. Bayi besar untuk masa kehamilan atau disebut large-for-gestasional-age (LGA), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar untuk usia kehamilan dengan berat badan terletakdiatas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intrauteri Klasifikasi Berdasarkan masalah patofisiologis Klasifikasi berdaskan masalah patofisiolois, yaiyu semua neonatus yang lahir disertai masalah patofisiologis atau mengalami gangguan fisiologis. Secara umum, masalah

fisiologis beraitan erat dengan status kematangan bayi dan berkaitan erat dengan gangguan kimia dan konsekuensi dari ketidak matangan organ dan sistem ANTISIPASI MASALAH BAYI RESIKO TINGGI Banyak masalah periode perinatal ( masa 28 mingg kehamilan---tujuh hari setelah lahir) yang dapat diantisipasi sebelum bayi lahir. Antisipasi itu dapat dilakukan dengan cara analisi riwayat kehamilan dan persalinan baik sekarang maupun yang lalu, pemeriksaan USG, amino-sintesis, memantau selama proses kelahiran, denagan demikian, dapat diduga tentang kemungkinan adanya masalah sebelum kelahiran. Misalnya, bila dari pemeriksaan antenatal diketahui ibu menderita DM dan kemungkinan berat badan bayi sangat besar, ibu dianjurkan

untuk melahirkan dirumah sakit yang memiliki fasilitas yang diperlukan untuk menangani bayi resiko tinggi tersebut. Keadaan bayi selama periode neonatal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor secara bersamaan, misalnya bayi yang lahir prematur mungkin menderita asfiksia dan mengalami sindrom gawat napas. Selain it, bayi yang lahir sngat besar dari ibu yang menderita DM mengalami asfiksia dan hipoglikemia. FASILITAS PERAWATAN INTENSIF Baik ibu resiko tiggi maupun bayi rsiko tinggi, idealnya melahirkan dan dilahirkan dirumah sakit yang mempunyai tempat pelayanan khuus untuk peraatan intensif neonatus. Bayi resiko tinggi yang lahir ditempatlain sebaiknya segera dirujuk kerumah sakit yang mempunyai unit perawatan intensif untuk neonatus. Bayi resiko tinggi memerlukan perawatan dan pengawasan ketat. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk, selain itu perawtan intensif dapat membantu bayi mengatasi hambatan dalam upaya penyesuaian diri dengan kehidupan ekstrauteri. Kecepatan dan ketepatan tindakan sangat diperlukan agar kondisi resiko tinggi pada bayi tidak menimblkan keadaan yang lebih buruk. Dengan demikian, diharapkan bayi dapat diselamatkan, dan dalam kondisi kesehatan yang optimal dapat dicegah timbulnya gejala sisa yang lebih buruk. Perawatan dan pengawasan yang intensif memerlukan fasilitas yang memadai dan petugas yang terampil. Fasilitas yang diperlukan antara lain adalah ruang khusus dengan ventilasi udara yang baik dan bebas kuman. Dalam ruangan tersebut terdapat peralatan antara lain ventilator, respirator, oksigen, inkubator, alat penghisap lendir, alat fototerapi, pmpa infus yang dapat menghitung tetesan infus mikro secara akurat,selang makanan (feeding tube), penampung urine dan alat monitor tanda vital. Perawat yang bertugas harus terampil dan telah mendpat pelatihan khusus agar dapat mengoperasikan peralatandan memberi perawatan dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, selain ketrampilan diperlukan juga kemampuan analisis yang baik. TRANSPORTASI BAYI RESIKO TINGGI Kelahiran bayi resiko tinggi yang sudah teridentifikasi harus diantisipasi dengan melakukan persiapan untuk perawatan intensif. Bayi yang dipindahkan dari satu ruangan keruangan lain, misalnya dari ruang operasi atau kamar bersalin ke unit perawatan atau

neonatal intenif care unit ( NICU) diangkut dalam inkubator atau alat penghangat disertai petugas dan peralatan yang diperlukan. Rumah sakit tempat bayi dilahirkan harus menyediakan dan mengupayakan kondisi bayi stabil segera setelah lahir dan mengatur transportasi ke fasilitas kesehatan lain yang diperlukan. Transpor neonatus resiko tinggi mencakup konsultasi tentang masalah dan perawatan bayi sebelum dipindahkan. Persiapan lain sebelum dipindahkan meliputi : a. Menyaipkan dan menetapkan tim transportasi yaitu terdiri dari satu orang atau lebih petugas yang terlatih dari NICU seperti neonatologis, ahli terapi pernapasan, dan stu orang atau lebih perawat yang terlatih. b. Mengupayakan kondisi bayi stabil dengan jalan memberi linfkungan yang hangat, membebakan jalan nafas. Bila ada indikasi, berikan oksigen,bantuan

ventilasi,pemasangan infus,pemantauan kejenuhan oksigen, dan pemantauan tanda vital. c. Memberitahu orang tua bayi tentang kondisi bayi dan memberi kesempatan pada orang tua melihat bayi yang sudah distabilkan dan bila memungkinkan orang tua mengikuti kendaraan transportasi ke unit perawatan yang dituju atau ke tempat rujukan, harus disertakan pula catatan tentang bayi dan ibu bila ada catatan laboratorium. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI RESIKO TINGGI Pengkajian Segera setelah bayi lahir dilakukan pengkajian secara umum dan menyeluruh untuk mencari masalah dan mengidentifikasi maslah yang membutuhkan penanganan segera. Pengkajian yang dilakukan yaitu penilaian Apgar score dan evaluasi adannya kelainan kongenital atau akibat kesukaran dalam proses kelahiran. a. Pengkajian umum bayi baru lahir Timbang berat badan setiap hari Ukur panjang badan dan lingkar kepala secara periodik Deskripsikan bentuk badan secara umum, postur saat istirahat,kelancaran pernapasan,edema dan lokasinya Deskripsikan setiap kelaian yang tampak

Deskripsikan

tanda

adanaya

penyulit,

warna

pucat,

mulut

terbuka,menyeringai, b. Pengkajian sistem pernafasan Deskrisikan bentuk dada, simetris atau tidak, adanya luka dan penyimpangan lain Deskripsikan apaah saat bernapas bayi menggunakan otot-otot bantu pernafasan ; Pernafasan subklavikular Hitung frekuensi pernapasan dan perhatikan apakah teratur atau tidak Auskultasi suara napas, perhatikan adanya stridor crackles, mengi, dan ronki basah, penapasan mendengkur,dan keseimbanagn suara pernapasan Deskripsikan suara tangis bayi ; keras, merintih Deskripsikan pemakain oksigen pada saat kelahiran meiputi dosis, metode, tipe ventilator, dan ukuran tabung yang digunakan Tentukan saturasi oksigen dengan menggunakan oksimetri nadi dan sebagian tekanan oksigen dan karbondioksida melalui oksigen transkutan ( tcPo2) c. Pengkajian siste kardiovaskular Tentukan frekuensi dan irama denyut jantung Dengarkan suara jantung mur-mur Tentukan titik letak jantung tempat denyut jantug dapat didengarkan, pada palpasi akan kita ketahui perubahan intensitas suara jantung Deskripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat pletora, atau ikterus Kaji warna kuku, mukosa, dan bibir Ukur tekanan darah, deskripsikan masa pengisian kapiler perifer (2-3 detik) dan perfusi jaringan d. Pengkajian sistem gastrointestinal Deskripsikan adanya distensi abdomen; pembesaran lingkaran, kulit mengkilap, eritema Deskripsikan tanda regurtasi, dan waktu yang berhubungan dengan pemberian makan, karakter dan jumlah sisa cairan lambung Kalau mengguanakn selang NGT, deskripsikan tipe slang pengisap da cairan yang keluar ( jumlah, warna, dan PH) cuping hidung atau substernal,retraksi interkostal atau

Dskripsikan warna, kepekatan, dan jumlah muntahan Palpasi batas hati Deskripsikan warna dan kepekatan feses, dan periksa adanya darah Deskripsikan suara gerakan (peristaltik) Usus bayi yang sudah mendapat makanan

e. Pengkajian sistem genetourinaria Deskripsikan setiap kelainan pada genetalia Deskripsikan jumlah, warna, Ph, berat jenis urine dan hasil lab yang ditemukan f. Pengkajian sistem neurolois-muskuluskeletal Deskripsikan perubahan lingkaran kepala (kalau ada indikasi) ukuran tegangan fontanel dan garis satura Periksa reflek moro,m menghisap, rooting, nbabinski, plantar Tentukan respon pupil bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu g. Pengkajian temperatur Ukur suhu kulit dan aksila Tentukan suhunruangan

h. Pengkajian kulit Tentukan setian penyimpangan warna kulit, area kemerahan, iritasi, abrasi Tentukan tekstur dan turgor kulit, apakah kering, halus atau bernoda Deskripsikan setaip kelainan bawaan pada kulit, seperti tanda lahir, ruam

DIAGNOSA KEPERAWTAN a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan saraf, penurunan energi, dan kelemahan b. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pengatur suhu, kurangnya lemak subkutan c. Reiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pertahanan atau kekebalan tubuh d. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhuungan dengan kurangnya kemampuan mencerna kerena imaturitas atau penyakit

e. Resiko tinggi kurang cairan berhubungan dengan kehilangan air dan penggantian nutrisi tidak adekuat f. Resiko tinggi keruakan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit yang imatur, status nutrisi yang kurang, prosedur invasif g. Kurang pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kurang

pertumbuhan selama dalam kehamilan, lingkungan NICU yang tidak natural, pemisahan dari orang tua atau ibu

Setelah melakukan pemeriksaan fisik dan pengkajian kita dapat mengkelompokkan masalah atau data yang terjadi pad bayi reiko tinggi ,. Dari data atau analisa data tersebut selanjutnya akan masuk pada tahap perencanaan ( nursing care plan). NCP ini tentu sesuia dengan masalah yang terjadi pada bayi resiko tinggi, tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanan tindakan yang dibutuhkan bayi resiko tinggi, disini dibutuhkan ketelitian, ketrampilan, dan keramahan dalam menjalankan prosedur tindakan. Tahapan terakir yaitu evaluasi program yang telah kita lakukan, apakah maslah sudah teratasi atau masih perlu intervensi lagi tau bahkan mengganti prosedure intervensi. Dari tahap pengkajiaan sampai pada tahapan evaluasi penting bagi kita untuk mendokumentasikannya karena sebagai catatan perkembangan dan juga sebagai aspek legal tindakan

You might also like