You are on page 1of 11

TUGAS INDIVIDU

Oleh : SELVIA 110.2008.235

Pembimbing: dr. Nenden Prabu, Sp.KK

Bagian Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr.Slamet Garut Periode 15 Juli 2013 17 Agustus 2013

1. DERMATITIS ATOPIK KARENA MAKANAN Berbagai faktor dapat memicu Dermatitis Aopik, antara lain allergen makanan, alergen hirup, berbagai bahan iritan, dan stres. Tetapi, seberapa besar peran alergen makanan dan alergen hirup ini masih kontroversial. Pada anak, makanan dapat berperan dalam pathogenesis Dermatitis Atopik, tetapi tidak biasa terjadi pada penderita Dermatitis Atopik yang lebih tua. Makanan yang paling sering menyebabkan Dermatitis Atopik adalah telur, susu, gandum, kedele, dan kacang tanah. Reaksi yang terjadi pada penderita Dermatitis Atopik karena induksi allergen makanan dapat berupa dermatitis ekzematosa, urtikaria, kontak urtikaria, atau kelainan mukokutan yang lain. Hasil pemeriksaan laboratorium dari bayi dan anak-anak kecil dengan Dermatitis Atopik sedang atau berat, menunjukkkan reaksi positif terhadap tes kulit dadakan (immediate skin test ) dengan berbagai jenis makanan.reaksi positif ini diikuti kenaikan mencolok histamine dengan plasma dan aktivasi eosinofil. Sel T spesifik untuk allergen makanan juga berhasil diklon dari lesi penderita Dermatitis Atopik. Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara 14.000 sampai 40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan fisik misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Beberapa makanan yang berbeda kadang menimbulkan gejala alergi yang berbeda pula, misalnya pada alergi ikan laut menimbulkan gangguan kulit berupa urtikaria, kacang tanah menimbulkan gangguan kulit berupa papula (bintik kecil seperti digigit serangga) atau furunkel (bisul). Sedangkan buah-buahan menimbulkan gangguan batuk atau pencernaan. Hal ini juga tergantung dengan organ yang sensitif pada tiap individu. Meskipun demikian ada beberapa pakar alergi makanan yang berpendapat bahwa jenis makanan tidak spesifik menimbulkan gejala tertentu.

Jenis makanan yang berkaitan dengan alergi MAKANAN TERSERING PENYEBAB ALERGI

IKAN LAUT (CUMI, UDANG, KEPITING, IKAN LAUT LAINNYA) COKLAT, KACANG TANAH, KACANG HIJAU, SUSU SAPI, KEJU, TELOR AYAM/PUYUH, BUAH-BUAHAN (TERUTAMA MELON, SEMANGKA, MANGGA, RAMBUTAN , NANAS, TOMAT, DURIAN, KORMA, DUKU, KELENGKENG DLL)

MAKANAN KADANG PENYEBAB ALERGI

AYAM, ITIK, IKAN LAUT SALMON/TUNA, ALKOHOL, DOMBA, KALKUN JERUK, PISANG, PEAR, APRIKOT, CRANBERRY, ANGGUR, PEACH, PIR PLUM JAGUNG, GULA, BERAS OAT, GANDUM BARLEY, UBI, SINGKONG, ASPARAGUS, SELADA, KEMBANG KOL, BAYAM, SQUASH, BROKOLI TEH, KOPI, MINYAK ZAITUN, SAFFLOWER

JENIS MAKANAN PENYEBAB ANAFILAKSIS Jenus makanan

ALERGI

SESUAI

USIA

DAN

PENYEBAB Anafilaksis

Bayi/Balita

Anak dan Dewasa

Susu (sapi/kambing) Telor ayam Kedelai Kacang tanah Kacang-Kacangan pohon ( semacam kenari, hazel/filbert, kacang mente, buah kenari hijau, Brazil, kenari) Gandum Ikan Ikan laut (shrimp, crab, lobster, oyster, scallops) Buah-buahan Sayur-sayuran Seeds ( kapas, wijen, psyllium, mustar;buah sawi)

Spices

A.

ETIOLOGI Makanan yang paling sering menyebabkan Dermatitis Atopik adalah telur, susu, gandum, kedele, dan kacang tanah. Berikut akan dijelaskan mengenai makanan yang sering menyebabkan alergi.

1.

TELOR Telor termasuk salah satu bahan makanan yang dianggap sebagai penyebab alergi. Bila anak alergi terhadap telor ayam, maka kemungkinan terbesar juga akan bereaksi terhadap semua telor burung. Ovalbumin terdapat sekitar 65% dari total protein yang terkandung di dalam telor ayam. Zat tersebut merupakan bahan yang mempunyai tingkat alergenitas yang paling besar dari seluruh protein telor, seperti yang telah ditunjukkan oleh pemeriksaan radioallergosorbent test (RAST) dan pemeriksaan pelepasan histamine. Ovoalbumin relatif labil dalam pemanasan, tetapi beberapa penderita mengalami reaksi alergi bila mengkonsumsi telor yang dimasak. Komponen ovomucoid mungkin berpernan terhadap hal tersebut. Kuning telor relatif mempunyai potensi alergenik lebih ringan dibandingkan putih telor2. Tabel 3. Nama alternatif untuk produk yang mengandung telor Albumin Binder Coagulant Egg white Egg yolk atau kuning Emulsifier Globulin Lecithin Livetin Lysozyme Ovalbumin Ovoglobulin Ovamucin Ovamucoid Ovotransferin Ovovitelin Silici Albuminate Simplesse Powdered egg Vitellin Whole egg

Tabel 4. makanan yang mungkin mengandung telor

Baked goods (dalam roti) Baking mixes Batters Bearnaise sauce Biscuit Bouillon Boiled frosting Breakfast cereal Cake flour Candys Cookies Creamy filling Custard Croquettes Egg noodles Eggnog French toast Hollandaise sauce Icecream Lemon curd Macaroni Macaroons Malted cocoa drinks (ovaltine, Ovomalt) Mayonnaise

Marshmallows Meatloaf, Meatballs Meringues Muffins Mie (mi telor) Omelets Pancakes Roti Prosseced meat products : (meatloaf, meatballs,sausages, hotdog, sausage rolls) Pudding Salad dressing (creamy) Sherbets Shouffles Soups Spaggetti Sweets (fondant cream, truffles, marshmallow) Tartar sauces Turkish delight Waffles Wines

2.

IKAN LAUT Ikan khususnya ikan laut atau sea food paling sering menyebabkan alergi makanan. Gejala yang ditimbulkannya berupa urtikaria, (gatal di kulit), angioedema, astma atau kombinasi

dari beberpa kelainan tersebut. Alergi makanan karena ikan laut paling mudah terdeteksi (terdiagnosis), karena gejala yang ditimbulkan relatif cepat. Alergi makanan karena ikan laut termasuk reaksi alergi tipe cepat. Biasanya kurang dari 8 jam keluhan alergi sudah bisa dikenali. Jenis ikan laut yang sering mengakibatkan gangguan adalah jenis ikan laut yang kecil, seperti udang, cumi, kerang, kepiting dan sebagainya. Sedangkan ikan laut yang agak besar seperti salmon, tuna dan sebaginya relatif lebih ringan. Meskipun pada penderita alergi yang berat seringkali semua ikan laut menimbulkan gangguan alergi. Ikan paling lengkap secara khas sebagai penyebab alergi adalah ikan cod, mempunyai potensi alergenik tinggi dan mempunyai reaksi yang sama (cross reaction) dengan beberapa jenis ikan lainnya. Udang mengandung allergen yang sangat kuat, banyak kasus alergi berat (anafilaksis) dilaporkan karena reaksi terhadap udang2.

IKAN Ikan Minyak ikan Sauce Ikan Anchovies on pizza Caesar salad Worce stershire sauce Fish Sauce Fish roe, carviar Taramosalata Caesar salad Tapenade Asian Dishes Pet foods Urimi Omega 3 fortified foods Fish collagen Isinglass Food additive 631 Glues Asian dishes Shrimp paste

SHELLFISH

Prwans, shrims Crabs Lobster, crayfish, yabby Moreton bay bugs Pet foods Mussels, clams, oysters Tiram Scallop Ikan cumi-cumi

Disodium inosinate Flavour enhancer dari ikan atau Daging Any deep fried food BBQ (kontaminasi dengan grill)

3.

KACANG-KACANGAN Kacang-kacangan dikenal sebagai bahan makanan yang potensial untuk mengakibatkan reaksi alergi ayang berat bahkan bisa mengancam jiwa. Bahan makanan ini sangat satbil pada suhu tinggi, bahkan sampai suhu masak 145 C selama 1 jam bahan alerginya masih kuat. Minyak kacang mengandung hanya lemak kacang dan protein kacang yang terhidrolisa menunjukkan sedikit atau tidak ada aktifitas alergeniknya. Anak yang mempunya alergi susu sapi ternyata 304-% kemungkinan bisa terjadi alergi kacang kedelai. Bahkan kadang kedelai juga merupakan bahan makanan yang mempunyai allergen kuat dalam menimbulkan reaksi alergi berat (anafilaksis). Bila seorang anak didiagnosis alergi terhadap kacang-kacangan, terdapat kecenderungan alergi tersebut hingga dewasa. Berbeda dengan alergi terhadap ayam, telor, susu sapi atau beberapa jenis ikan misalnya, dalam usia tertentu anak dapat mengkonsumsinya2. Gangguan yang sering terjadi karena mengkonsumsi kacang pada penderita alergi adalah : sensitif pada kulit, dermatitis, furunkel (bisul), sariawan, nyeri gigi, pilek dan nyeri perut. Berikut ini beberapa jenis makanan yang termasuk dalam kacang-kacangan, yang harus diwaspadai bila anak dinyatakan alergi terhadap kacang2. KACANG Almonds Acorns Beer nuts Butternuts Brazilnuts Cashews Chestnut Filberts CROSS REACTION : PEANUT Peanut butter Peanut flour BAHAN Nut butters Nut oil Nut paste MAKANAN BAHAN Ammarreto Asian sauces Asian food Baked goods Biscuit Baking mixed Baterred foods BBQ foods YANG DAPAT

TERKANDUNG KACANG

MENGANDUNG KACANG

Granduya Groundnuts Hazelnuts Hickory nuts

Peanut syrup Peanut butter chips Peanut brittle Loramine wax Peanutamide SESAME : Sesame oil Tahini Halva

Cereal Chocolate bars Crackers Crusts Curries dan powders Dessert topping Egg rolls Emulsifier Frangelico

Hidrolized Vegetable protein Roti dan makanan Indian Hidrolizes plant protein Chinees food Geek food Vegetarian food Vegetables burgers, Sausages Health foods Health bars Health foods Ice cream Lecithin Frozen dessert Margarine Marzipane Meat substitute Naogat Pastry Pesto sauce Sauces Spring roles Vegetable oils Vegetable shortening Vegetarian foods

4.

SUSU SAPI Tidak hanya susu sapi yang ditemukan dalam makanan bayi. Susu sapi sedikitnya merupakan 20 % komponen yang dapat menimbulkan produksi antibody. Fraksi protein susu

utama adalah kasein ( 76 % ) dan whey. Whey mengandung beta-laktoglobulin, alfalaktaalbumin, immunoglobulin sapid dan albumin serum sapi.alergi dilaporkan dapat terjadi terhadap semua komponen tersebut. Ditemukan reaksi silang antara susu sapi dengan susu domba, sehingga tidak dapat digunakan sebagai pengganti pada anak dengan alergi susu sapi. Manifestasi alergi susu sapi pada orang dewasa lebih berupa gangguan saluran nafas dan kulit, namun menetap lebih lama daripada alergi susu sapi pada anak. ( SOURCE: http://childrenallergyclinic.wordpress.com/ )

2. FUNGSI T HELPER 1 (TH1) DAN T HELPER 2 (TH2) Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan selular. Sel T helper merupakan rekan sel darah putih lain dalam proses kekebalan, termasuk dalam proses pematangan sel B ke dalam sel plasma dan aktivasi sel T sitotoksik dan makrofaga. Sel limfosit T-helper berkembang menjadi 2 jenis sel. Sel TH1, mengatur imunitas seluler (cell-mediated immune), memproduksi: cytokines: IL-2, IFN-gamma, and TNF-alpha. Sel TH2, mengatur imunitas humoral, atau produksi antibody, memproduksi: IL4(interleukin-4), IL-5, IL-6, IL-10, dan IL-13. Respon sel imun seluler atau sel-TH1 helper sangat penting terhadap kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap berbagai serangan virus, jamur, parasit, kanker, dan organisme intraselular. Imunitas seluler dapat dites dengan: 1. 2. Skin tests-delayed hypersensitivity skin testing; Response to non-specific mitogens, such as phytohemagglutinin (PHA), concavalina, or pokeweed mitogens; Response to specific mitogens, such as diptheria, tetanus, or candida; Response to alloantigens-mixed lymphocyte reaction 5. 6. 7. 8. 9. 10. T-cell subsets; IL-2R NK cell level; NK cell activity; IL1 assay; and IL2 and interferon gamma, and other cytokines

3. 4.

Jika seseorang berada pada kondisi dominant-TH2, dimana terjadi penurunan imunitas selular dan penguatan imunitas humoral, maka kondisi yang akan terjadi adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Allergies Chronic sinusitis Atopic eczema Asthma Systemic autoimmune conditions such as lupus erythematosus and mercuryinduced autoimmunity Vacctination-induced state Certain cases of autism Hyperinsulinism 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Pertussis vaccination Malaria Helminth infection Hepatitis C Chronic glardlasis Hypercortisolism Chronic candidiasis Cancer Viral infections Ulcerative colitis

6. 7. 8.

Pada kondisi dominant-TH1, kondisi yang timbul adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Diabetes type 1 Multiple sclerosis Rheumatoid arthritis Uveitis Crohns disease Hashimotos disease 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sjgrens syndrome Psoriasis Sarcoidosis Chronic Lyme disease H. Pylori infections E. histolytica

( SOURCE: The International Journal of Integrative Medicine )

3. TERAPI PERMETRIN Merupakan sintesa dari pyrethroid, dan bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. Obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies karena efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam penggunaannya sangat kecil. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan sebum, dan juga melalui urin. Belum pernah dilaporkan resistensi setelah penggunaan obat ini. Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, yang diaplikasikan selama 812 jam dan setelah itu dicuci bersih. Apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua setelah 1 minggu.

Permethrin jarang diberikan pada bayi-bayi yang berumur kurang dari 2 bulan, wanita hamil dan ibu menyusui. Wanita hamil dapat diberikan dengan aplikasi yang tidak lama sekitar 2 jam. Efek samping jarang ditemukan, berupa rasa terbakar, perih dan gatal, namun mungkin hal tersebut dikarenakan kulit yang sebelumnya memang sensitif dan terekskoriasi. ( SOURCE : Hicks MI, Elston DM. Scabies : Dermatologic Therapy. 2009. November :22 / 279292 )

You might also like