You are on page 1of 6

Gula untuk penderita diabetes:

1. Gula alami memiliki kadar nutrisi dan mengandung kalori hingga mencapai 4 kal/gram. Termasuk dalam jenis ini adalah gula yang terdapat pada buah-buahan, madu, sirop dan gula pasir/gula jawa. Rasa manis pada gula alami disebabkan oleh senyawa fruktosa, glukosa, sukrosa, xylitol dan gula alkohol (sorbitol dan manitol) yang ada di dalamnya. Konsumsi gula alami yang tidak dibatasi dapat membahayakan penderita diabetes karena meningkatkan kadar glukosa dalam darah. 2. Kualitas daun stevia dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti jenis tanah, irigasi, penyinaran dan sirkulasi udara. Harus dijaga dari gangguan bakteri dan jamur. Kualitas stevia didasarkan atas aroma, rasa, penampakan dan kemanisannya. Pengguaannya stevia memberikan rasa yang unik tidak seperti pemanis kebanyakan yang menimbulkan rasa pahit pada akhirnya. Rahasia kemanisan stevia terletak pada molekul kompleksnya yang disebut steviosida yang merupakan glikosida disusun dari glukosa, sophorose dan steviol. 3. Tingkat kemanisan gula stevia sekitar 200-300 kali (kadang 500 kali) tingkat kemanisan sukrosa (gula tebu). Sementara itu, siklamat, pemanis sintetis kontroversial yang masih sering digunakan, ternyata hanya mempunyai tingkat kemanisan antara 100-200 kali kemanisan sukrosa. Dengan kata lain, tingkat kemanisan gula stevia jauh lebih unggul apabila dibandingkan dengan siklamat atau aspartam yang selama ini masih banyak dipakai sebagai pemanis berbagai macam produk makanan dan minuman. 4. Di Indonesia, tanaman stevia belum menunjukkan peranannya secara nyata sebagai salah satu komoditi sumber pemanis. Padahal di banyak negara, pemanis stevia telah berhasil tampil menjadi salah satu komoditi perdagangan baik lokal maupun ekspor. Sebenarnya apabila dipandang dari potensinya, tanaman stevia dapat dipastikan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Tapi sayangnya hingga saat ini belum banyak perusahaan atau investor yang tertarik untuk mengembangkan stevia secara besar-besaran. 5. Daun stevia bisa menjadi bahan pemanis pengganti gula. Kandungan kalorinya boleh dibilang nol. Ini membuat daun stevia banyak diburu industri jamu untuk pengganti gula. Bagi para penderitanya, penyakit diabetes atau gula tentu menjadi momok yang menakutkan. Padahal, tanpa gula, makanan dan minuman terasa kurang mantap, bahkan hambar. Maka, pemanis rendah kalori kini semakin banyak diminati oleh masyarakat. 6. Memang, daun stevia belum cukup poluler di masyarakat kita. Kini permintaan didominasi oleh pabrik jamu. Ekstrak daun stevia bisa mengurangi rasa pahit jamu sehingga rasanya lebih enak. Padahal, di luar negeri, stevia biasa dipakai sebagai pemanis kue atau minuman. Bentuknya pun bervariasi, mulai dari bubuk hingga cairan berasa aneka buah. 7. Pada lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi. tiap bulan bisa diproduksi stevia kering sekitar 2-3 ton. campuran daun dan batang stevia kering seharga Rp 10.000 per kilogram. Dari bisnis ini, omzet yang bisa dikantongi mencapai Rp 30 juta per bulan. 8. Menurut lr. Dewi RN MP dalam situs Kandha Raharja menyebutkan bahwa ekstrak stevia telah terbukti bermanfaat membantu program diet, digunakan juga untuk mereka yang mempunyai penyakit diabetes disamping itu juga dapat membantu keindahan serta berperanan dalam mengatur tekanan darah. Sari dari daun Stevia yang berperanan

9.

10.

11.

12.

sebagai pengganti gula ini, sangat cocok untuk dicampur dengan teh atau kopi serta dapat juga dicampurkan ke dalam masakan yang kita makan setiap hari. Menurut lr. Dewi RN MP dalam situs Kandha Raharja menyebutkan bahwa ekstrak stevia telah terbukti bermanfaat membantu program diet, digunakan juga untuk mereka yang mempunyai penyakit diabetes disamping itu juga dapat membantu keindahan serta berperanan dalam mengatur tekanan darah. Sari dari daun Stevia yang berperanan sebagai pengganti gula ini, sangat cocok untuk dicampur dengan teh atau kopi serta dapat juga dicampurkan ke dalam masakan yang kita makan setiap hari. Bagian tanaman stevia yang digunakan untuk pemanis adalah daunnya. Daun stevia mengandung senyawa golongan glikosida steviol selain itu juga terdapat senyawa lain seperti saponin, sterol, tanin, dan karotenoid. Selain itu stevia mengandung protein, serat, besi, kalsium, kalium, senyawa flavonoid (fenolik) vitamin C, dan vitamin A. Gula stevia memiliki jumlah kalori yang rendah sehingga sangat cocok bagi yang sedang menjalankan diet kalori, khusunya penderita diabetes. Hal ini karena kalori yang berkebihan dapat menumpuk di dalam tubuh akibat adanya gangguan metabolisme. Gula stevia dapat membantu sel beta pangkreas. Sel beta pangkreas. Dalam hal ini, memiliki peranan yang sangat penting dalam hal mensekresikan insulin. Dengan semakin meningkatnya fungsi sel beta pangkreas tersebut, maka sekresi insulinpun dapat ditigkatkan sehingga kadar gula darah dapat kembali mendekati stabil. Berdasarkan penelitian, manfaat tersebut meang terbukti, khususnya dalam mengatasi DM tipe 2, dimana reseptor insulin tidak dapat berfungsi dengan baik.

13. Glikosida steviol merupakan suatu glikosida yang terdiri dari 2 bagian, yakni gula dan aglikon berupa diterpen. Glikosida ini termasuk O-glikosida karena gula terikat pada aglikon melalui ikatan C-O. 14. Glikosida steviol yang menyebabkan rasa manis dari daun stevia adalah steviosida. Pada daun stevia terkandung steviosida sebanyak 3-10% dari bobot keringnya, yang memiliki tingkat kemanisan 300 kali dari larutan 0,4% sukrosa. 15. Steviosida merupakan bahan pemanis alami yang tidak berkalori sehingga tidak menaikkan kadar gula dalam darah dan tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri dan ragi pada produk pangan yang menggunakan stevia sebagai pemanis. Steviosida dapat mempelambat pembentukan plak dan karies gigi serta tidak toksik.

Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar matahari atau dengan alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan dengan sinar matahari, maka daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik, cara ini hanya membutuhkan waktu pengeringan sekitar 8 jam.

Sedang pengeringan dengan menggunakan pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam pada suhu 70 C.

Daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun stevia kering yang bermutu baik setidaknya harus memiliki kadar air maksimum 10%, kadar steviosida minimum 10% dan kadar kotoran maksimum 3 %. Apabila pengeringan daun dilakukan di atas suhu 70 C maka kadar steviosida akan sedikit mengalami penurunan. Sedangkan penggunaan suhu sampai 80 C selain akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar gula dalam daun juga akan timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan pengeringan akan berwarna hitan karena terjadi proses fermentasi oleh mikroorganisme yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga akan terjadi pada daun stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan kebusukan.

Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun dimasukkan ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia dari 1 kg daun stevia basah akan diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%). Sedang rendemen dari daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 0,8-1%. Dengan kata lain dari setiap 100 kg daun kering akan didapatkan 0,8-1 kg gula.

Tekonologi Susu UHT


1. Sejauh ini yang paling umum itu digunakan untuk susu. Susu terleih dahulu dipanaskan selama 2-3 detik di suhu 135 sampai 150 C dan segera didinginkan sampai 4-5 C . Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma da rasa yang relatif tidak berubah seperti aslinya. Semua kuman atau mikroorganisme termasuk bakteri patogen (patogen) dihancurkan oleh suhu ultra tinggi. Pemanasan seperti ini akan mematikan seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun pathogen) dan spora. 2. UHT (Ultra High Temperature) memungkinan mengawetkan susu tanpa bahan pengawet. 3. susu UHT kini dikemas menggunakan enam lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembaban, aroma luar, dan bakteri. Alhasil, dalam kemasan tertutup, susu UHT bisa tahan disimpan sampai 10 bulan tanpa bahan pengawet. 4. Susu diolah secara higienis dengan menggunakan teknologi UHT dan pengemasan aseptik berteknologi canggih. Proses ini menjamin susu bebas bakteri, tetap segar dan terjaga kandungan gizi alaminya karena diproses tanpa adanya campur tangan manusia. Hal ini juga memungkinkan susu disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa memerlukan bahan pengawet - See more at: http://www.perempuan.com/read/teknologi-uhtjaminan-susu-berkualitas-tanpa-bahan-pengawet#sthash.3mEMUI4f.dpuf 5. Untuk menjaga susu UHT tetap steril bebas cemaran mikroba, maka produk dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih. Kemasan multilapis ini kedap udara, sehingga bakteri tidak dapat masuk ke dalamnya. Selain itu kemasan susu UHT juga kedap cahaya. Pengawetan pangan memiliki dua tujuan, yaitu untuk menghambat pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam praktiknya, penggunaan bahan pengawet dalam produk pangan berperan sebagai antimikroba, dan atau antioksidan. 6. Proses pengolahan susu dengan UHT (Ultra High Temperature) merupakan teknologi sterilisasi yang paling efektif dalam membunuh mikroba berbahaya dan kualitas gizi dan mutu lebih terjamin 7. Tetra Pak diklaim sebagai pelopor teknologi UHT untuk pemrosesan dan pengemasan susu cair di dunia. Teknologi ini ditengarai memiliki jaminan kualitas gizi dan bebas dari mikroba yang membahayakan tubuh. "Susu segar yang melalui teknologi ini diolah dalam suhu 137-140 derajat celcius selama 4 detik lalu dikemas secara hiegenis dengan menggunakan teknologi kemasan aseptik 6 lapis sehingga kemasan kedap udara dan dapat disimpan selama 10 bulan tanpa bahan pengawet," ujar Elvira Wongsosudiro, Manager Tetra Pak Indonesia 8. Protein sempurna Sementara itu, seorang pakar gizi dan makanan , Dr.Rachmad Soegih, SpGK mengatakan protein merupakan komponen penting dalam tumbuh kembangnya anak. Salah satu sumber protein sempurna adalah susu.

9. Susu UHT adalah yang terbaik sebab berdasarkan beberapa hasil penelitian para gizi dan teknologi pangan, diketahui bahwa proses UHT pada susu dapat mempertahankan nilai gizi dengan sangat sempurna, jauh lebih baik daripada proses pengolahan lainnya. 10. Di tempat yang sama, Manajer Komunikasi Tetra Pak Indonesia Elvira Wongsosudiro pabrik ini adalah pelopor teknologi UHT untuk pemrosesan dan pengemasan susu di Indonesia. Kemasan aseptik Tetra Pak menjaga kandungan nutrisi alami dalam susu dan memungkinkan susu disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa memerlukan bahan pengawet.

Kelebihan UHT Ada berbagai cara melakukan sterilisasi, yang paling sederhana adalah pemanasan untuk membunuh kuman. Namun menurut Prof.Purwiyatno Hariyadi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Bogor, pemanasan dengan suhu rendah kurang efektif karena bisa merusak mutu dan gizi dalam susu. "Sterilisasi pada kombinasi suhu tinggi dan waktu singkat akan memberikan tingkat inaktivasi mikroba yang tinggi tetapi zat-zat gizinya terlindungi," kata Purwiyatno di acara media edukasi mengenai teknologi UHT yang diadakan oleh Tetra Pak Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu. Prinsip suhu tinggi dan waktu singkat itulah yang kemudian melahirkan teknik-teknik UHT (ultra high temperature) atau HTST (high temperature short time). Suhu pemanasan yang dipakai dalam teknik UHT mencapai 140 derajat celcius dalam waktu 4 detik. Yang membedakan susu UHT dengan susu steril adalah tingginya suhu dan teknik pemanasan yang dipakai. Pada susu steril, pemanasan dilakukan secara konvensional, sedangkan pada susu UHT dengan teknik PHE (plate heat exchange) yaitu mengalirkan cairan susu ke pipa panas. Teknologi ini ditemukan oleh Tetra Pak. Menurut Elvira P.Wongsosudiro, Communication Manager Tetra Pak Indonesia, pemrosesan susu segar menjadi susu UHT dilakukan secara otomatis dengan peralatan steril dan meminimalkan kontak tangan. "Susu UHT dikemas dalam kemasan aseptik multilapis yang dibuat kedap udara sehingga bakteri yang ada di udara tidak dapat masuk ke dalamnya," kata Elvira dalam kesempatan yang sama. Kemasan multilapis itu juga menjadikan susu terlindungi dari sinar ultraviolet dan kesegaran susu di dalamnya terjaga. Pengolahan susu segar menjadi susu UHT dengan teknologi tersebut juga menjadikan susu UHT tidak memerlukan pengawet namun masa simpannya lebih panjang.

Ditambahkan oleh Purwiyatno, susu UHT memiliki sederet kelebihan, mulai dari kerusakan protein yang lebih rendah. Sebagai informasi, kerusakan protein pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk mencapai 30 persen. Pemanasan singkat dalam teknologi UHT juga menjamin cita rasa, warna, dan aroma susu UHT mendekati susu segar. Kelebihan lainnya adalah kerusakan susu UHT bisa dilihat mata, yakni kemasan susu yang tampak menggembung. Namun Purwiyatno menyarankan agar kita selalu mengecek ada tidaknya perubahan warna dan bau pada susu. 11.

You might also like