You are on page 1of 5

BAB I KONSEP DASAR ANALISIS EKONOMI TEKNIK

1.1. Pengertian Dasar Menururt Kuiper (1971), ada2 dasar pemikiran dalam hal keuangan yang lebih ditekankan pada konsep alami atau logika pemikiran daripada perhitungan matematis. Dasar pemikiran pertama, yaitu bahwa bilaseseorang meminjamkan uangnya pada orang lain maka ia berhak mendapatkan suatu bentuk hadiah, dimana hal tersebut dikenal dengan istilah bunga (interest). Atau peminjam mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pinjamannya dengan ditambah bunga kepada orang yang meminjamkannya yang sesuai dengan periode waktu pengembaliannya. Dasar pemikiran kedua, yaitu bahwa sejumlah uang tertentu pada masa sekarang, dengan mendapat bunga dari waktu ke waktu, akan berkembang menjadi jumlah yang lebih besar pada waktu yang akan datang, tergantung dari tingkat suku bunga dan periode waktunya. Sebaliknya sejumlah uang pada suatu waktu yang akan datang adalah ekuivalen dengan sejumlah uang yang lebih kecil. Hal ini tergantung pula pada tingkat suku bunga dan periode waktunya. Pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower) melihat bunga dari sudut yang sama tetapi sekaligus berbeda. Pandangan yang sama yaitu bahwa uang yang dipinjam akan terus berlipat ganda (compound) kuantitasnya walaupun tingkat bunganya tetap sepanjang waktu (setiap tahun berikutnya, misalnya). Bila menggunakan bunga biasa (simple interest) maka penambahannya hanya tergantung dari periode waktu, akan tetapi bila menggunakan bungan yang berlipat ganda (compound interest) maka kuantitas penambahan, di samping tergantung dari periode waktu juga tergantung dari bunga tersebut, karena setiap saat bunga akan berbunga lagi. Penjelasan tentang bunga biasa dan bunga yang berlipat ganda ada pada sub-bab 1.2. Untuk pandangan berbeda: pemberi pinjaman melihat bunga sebagai suatu bentuk hadiah atas peluang atau kesempatan meminjamkan atau sebagai kompensasi dari uangnya bila uang tersebut dipakai untuk keperluan lain. Sedangkan pihak peminjam melihat bunga sebagai beban yang akan selalu bertambah bila periodenya semakin panjang, yang harus dibayarkan karena telah mendapatkan suatu kesempatan untuk meminjamkan sejumlah uang. Oleh karena itu bagi si peminjam harus segera memanfaatkan pinjaman tersebut ke dalam suatu aktivitas atau usaha karena penundaan akan bearti kerugian.

Tentang hubungan nilai sekarang yang berubah menjadi kira-kira dua kalinya, ada suatu peraturan yang disebut peraturan 72, yaitu: N* = 72/i di mana: N* menunjukkan suatu periode tahun i menunjukkan besarnya suku bunga

aplikasi peraturan itu adalah untuk mengetahui secara cepat perbandingan nilai sekarang dan yang akan datang pada suatu periode tahun. Dengan bunga 8%, nilai sekarang akan berubah menjadi kira-kira dua kalinya 9 tahun kemudian; dengan bunga 4%, nilai sekarang akan berubah kira-kira dua kalinya 18 tahun kemudian; dengan bunga 2% akan berubah dua kalinya 36 tahun kemudian. Riggs dkk. (1986) mengungkapkan suatu kata-kata mutiara dalam kaitan dengan istilah bunga; yang harus kita lakukan untuk menjadi kaya ialah hidup cukup lama disertai dengan contoh. Kisah klasik dari suku indian dalam penjualan tanahnya seharga $24 sering disebut penawaran yang luar biasa. Peter Minuit dari Perusahaan Dust West Indian membeli tanah dari suku Indian tersebut dengan harga diatas pada tahun 1926. Bila suku Indian itu dpat menginvestasikan dengan tingkat suku bunga 6% per tahun pembelian tersebut sampai tahun 1994 nilai $24 dollar itu akan sudah dapat berkembang seperti tabel di bawah ini: Tahun 1626 1726 1826 1926 1976 1994 Nilai Investasi dari $24 $24.00 $8,143.25 $2,763,021.69 $937,499,015.11 $17,268,876,484.38 $49,291,230,407.50

Dari contoh diatas terlihat bahwa bunga dan lamanya suatu periode waktu berperan dalam investasi. Lebih lanjut dikatakan oleh Riggs dkk. Bahwa peran penting bunga akan tampak menjadi lebih jelas bila meneliti penggunaan modal (capital). Modal merupakan tulang punggung lingkungan ekonomi. Karena modal dapat dikonversikan ke barang-barang produksi, barang-barang konsumen atau suatu bentuk pelayanan; modal mempunyai kekuatan untuk menghasilkan dan memuaskan kebutuhan. Namun harus diperhatikan bahwa waktu

penggunaan suatu modal dan tingkat bunga merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi keuntungan ataupun kerugian. Secara implisit dua faktor ini lebih banyak menyangkut aspek ekonomi yang berupa untung atau rugi. Keberhasilan suatu usaha dalam arti ekonomi juga tak terlepas dari faktor lain, diluar faktor bunga dan dan waktu tadi, seperti cara berusaha, pengelolaan, organisasi, peraturan yang ada, sistem administrasi dan faktor teknis dan lain sebagainya.\, baik yang menyangkut lingkup internal maupun eksternal. Semua faktor ini tidak diuraikan di sini karena berada di luar lingkup dari isi buku ini. 1.2. Bunga Sebelum melangkah lebih jauh, pengertian tentang bunga akan dijelaskan secara singkat. Menurut Riggs dkk. (1986), ada 2 macam bunga, yaitu bunga biasa (simple interest) dan bunga yang menjadi berlipat (compound interest); sedangakan untuk laju atau tingkat bunga juga ada dua, yaitu laju/tingkat nominal (nominal interest rates) dan laju/tingkat bunga efektif (effective interest rates). 1.2.1. Bunga Biasa (Simple Interest) Rumusnya: Bunga Biasa = I = P i n Dimana: P = jumlah atau nilai sekarang i = tingkat bunga pada suatu periode n = waktu Bila seseorang meminjam sejumlah uang (P) dengan bunga I maka uang yang harus dikembalikan adalah: F (Bunga yang akan datang) = P + I = P + P i n = P(1 + i n) 1.2.2. Contoh Soal Bunga Biasa (Simple Interest Rate) Contoh perhitungan 1: Seseorang meminjam uang sejumlah Rp. 1000,- dengan bunga i = 20% per tahun. Tiga bulan atau tahun kemudian uang dikembalikan. Berapa besarnya? Jawab: F = P(1 + 1/4 20%) = 1.000(1+0.05) = Rp. 1050,Contoh perhitungan 2:

Bagaimana bila pengembaliannya 6 bulan kemudian? F = P(1 + 1/2 20%) = 1.000(1+0.1) = Rp. 1.100,Contoh perhitungan 3: Bagaimana bila pengembaliannya 2 tahun? F = P(1 + 2 20%) = 1.000(1+0.40) = Rp. 1.400,1.2.3. Bunga yang Menjadi Berlipat (Compound Interest) Intinya, bunga yang didapat pada suatu periode dibungakan lagi (berlipat). 1.2.4. Contoh Soal Bunga yang Menjadi Berlipat Contoh perhitungan 1: Kita lihat contoh perhitungan bunga biasa di atas untuk pengembalian 2 tahun. Pada tahun pertama Pada tahun kedua : F1 = 1.000 (1 + 20% ) = Rp. 1.200,: F1 menjadi P untuk tahun kedua sehingga dapat ditulis F2 = 1.200 (1 + 20% ) = Rp. 1.400,Dibandingkan dengan bunga biasa, ada tambahan biaya sebesar Rp. 40,-. Angka ini merupakan penggandaan bunga dari tahun pertama sebesar 20% * Rp. 200,-. Pelipatan (compound) dipengaruhi oleh besarnya modal pinjaman (P), bunga dan waktu. Sedangkan pada cara bunga biasa hanya ada harga P dan waktu yang mengakibatkan pinjaman berlipat. Bila kita melihat dengan rumus maka dapat ditulis: Pada tahun pertama Pada tahun kedua Pada tahun ketiga ............................. Pada tahun ke-n : Fn = P(1+i)n (1+i)n disebut Faktor jumlah berganda Bandingkan dengan rumus bunga biasa Fn = P(1-in). : F1 = P(1 + i 1 ) : F2 = F1(1 + i 1 ) = P(1+i1)(1+i1) = P(1+i1)2 : F3 = F2(1=i1) = P(1+i1)3

Bila pada bunga biasa periode n berperan sebagai faktor pengali dari i, maka untuk bunga yang berlipat n berperan sebagai faktor pangkat dari (1+i).

You might also like