You are on page 1of 3

1.

Bontis, 2001 : Munculnya new economy yang secara prinsip didorong oleh globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, memacu perusahaan dan para pelaku bisnis untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dengan cara mengubah strategi bisnisnya dari bisnis yang berbasis tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge-based business). Masa depan dan prospek dari organisasi akan dari knowledge society yaitu bagaimana kemampuan manajemen untuk mendayagunakan the hidden value (nilai-nilai yang tidak tampak) dari aset yang tidak berwujud. Penerapan sistem knowledge-based bussines memberikan dampak pada pelaporan keuangan. Ada beberapa informasi-informasi lain yang perlu disampaikan kepada pengguna laporan keuangan mengenai adanya hidden value yang dimiliki perusahaan. Nilai tersebut berupa adanya inovasi, penemuan, pengetahuan dan perkembangan karyawan, serta hubungan yang baik dengan para konsumen, yang sering diistilahkan sebagai intellectual capital (IC). 3. Di, Indonesia mulai berkembang stelh munculnya PSAK 19 (revisi 2000). Meski tak secara eksplisit sebagai IC, namun lebih kurang IC telah mendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19 (IAI, 2002), aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Meskipun PSAK 19 (revisi 2000) menyinggung tentang intellectual capital yang telah mulai diperkenalkan sejak tahun 2000, namun dalam dunia praktik intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Menurut Abidin (2000), perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, sehingga produk yang dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. 4. Pada sistem conventional based, rasio keuangan digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya yaitu rasio Return On Asset. Munawir (2001) menyatakan bahwa: Rasio ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Semakin besar nilai ROA berarti semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. 5. Rumusan Masalah Keterbatasan dari statement keuangan pada sejumah perusahaan di Indonesia yang menggunakan akuntansi conventional based. Di lain pihak, para pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi kuantitatif dan kualitatif sebagai evaluasi kinerja perusahaan. Informasi mengenai intellectual capital yang terdiri dari human capital, structural capital serta capital employed dirasa masih kurang perhatian lebih. Hal ini membuat para investor hanya menilai perusahaan berdasarkan kinerja keuangan saja. Pertanyaan Penelitian Seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan? 6. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis, yaitu ntuk mengetahui seberapa besar pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Kegunaan Teoritis memberikan manfaat teoritis dalam pengembangan ilmu akuntansi kontemporer, terutama dalam kajian Intellectual Capital yang masih mencari model dan format pengukuran yang tepat. b. Kegunaan Praktis memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya, khususnya melalui pengelolaan Intellectual Capital agar terus dapat bersaing di dunia pasar global.

7. Defenisi mengenai intellectual capital pertama kali dicetuskan oleh Stewart (1991) yaitu Intellectual capital is the sum of everything the people of the company know which gives a competitive advantage in the market. Intellecual Capital pun dapat diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capital-nya. Secara umum, komponen yang membentuk IC terdiri dari 3 bagian : a. Human Capital merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. b. Structural Capital meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya c. Customer capital/capital employed pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis. 8. Ketiga komponen intellectual capital tersebut diukur dalam suatu metode yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan Ante Pulic. Pendekatan ini relative mudah dan sangat mungkin dilakukan, karena dikonstruksi dari akun-akun dalam lap keuangan perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). Dengan rumusan sbb: VA = OUT IN. Out : total penjualan dan pendapatann lain In : beban penjualan dan biaya lain-lain kecuali beban gaji dan tunjangan karyawan. Metode VAICTM membagi 3 efisiensi yaitu : a. Human Capital Efficiency (HCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added (VA) terhadap Human Capital (HC). Hubungan ini mengindikasikan kemampuan modal manusia membuat nilai pada sebuah perusahaan. HCE = VA/HC HC = labour expense. b. Structural Capital Efficiency (SCE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal struktural. SC antara lain adalah competitive intelligence, formula, sistem informasi, hak paten, kebijakan, proses, dan sebagainya, hasil dari produk atau sistem perusahaan yang telah diciptakan dari waktu ke waktu . SCE = SC/VA SC = VA-HC c. Capital Employed Efficiency (CEE) adalah indikator efisiensi nilai tambah modal yang digunakan. CEE menggambarkan berapa banyak nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan. CEE= VA/CE CE= dana yg tersedia (ekuitas, laba bersih). 9. Dalam pengukuran kinerja keuangan secara umum di Indonesia menggunakan rasio ROA. ROA yaitu salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. 12. Metode yang Digunakan a. Metode deskriptif penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan mengolah data serta menganalisis data yang diperoleh. Nasir (2005:54).

b. Metode verifikatif penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang diajukan disertai data empiris. Ety (2009:13) 14. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sumber Data Laporan tahunan (annual report) yang mencakup laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. 15. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan, mencatat dan menghitung data-data yang berhubungan dengan penelitian. (irwan : 1995). Teknik Pengolahan Data 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 2. Uji Regresi Berganda Suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Dengan alat analisis IBM SPSS 20

a = konstanta = koefisien regresi 16. Rancangan Pengujian Hipotesis a. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) Ghozali (2007), megemukakan bahwa uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. b. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F) Menurut Ghozali (2007), Pada dasarnya menunjukkan arah apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. c. Koefisien Deteriminasi R2 Koefisien Deteriminasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Menurut Lubis (2007 : 48), untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

You might also like