You are on page 1of 5

5. bagaiamana prinsip-prinsip triase? Prinsip-Prinsip Triase : 1.

Derajat Ancaman Jiwa akibat Cedera (ABCDE Pelayanan Korban Trauma) Derajat ancaman jiwa akibat suatu cedera ditentukan dengan mempertimbangkan urutan prioritas pda survey primer tiap-tiap penderita dan menerapkan prinsip yang sama pada kelompok-kelompo penderita. Dengan sistem ini, penderita yang terancam jalan napas atau pernapasannya, lebih diprioritaskan daripada penderita yang terganggu sirkulasi atau neurologinya. 2. Beratnya Cedera Beratnya cedera secara keseluruhan pada seorang penderita mungki bukan hanya berhubungan dengan tiap-tiap cedera, tetapi juga dengan beratnya cedera serta bagaimana respon penderita terhadap cederanya. Sebagai contoh : Fraktur pada suatu tulang mungkin prioritasnya rendah, tetapi bila disertai pendarahan hebat , maka tingkat prioritasnya pada proses triase akan meningkat 3. Kemungkinan Terselamatkan penderita yang hebat cederanya atau paling terancam jiwanya tidak selalu mendudukki prioritas paling tertinggi pada skenario-skenario penderita yang jumlahnya banyak. Harus dipertimbangkan kemungkinan penderita akan bertahan hidup atau tidak. dalam sistem ini, penderita yang kecil kemungkinannya untuk hidup karena cederanya paling parah, sering dimasukkan ke priorotas rendah, dan ditolong setelah penderita yang dianggap lebih mungkin terselamatkan. 4. Sumber daya, termasuk kemampuan personell dan Peralatan Penderita yang kebutuhannya melampui kapasitas sumber daya, mendapat prioritas rendah sampai kebutuhan sumber daya tersebut terpenuhi 5. Waktu, Jarak, Lingkungan Cedera yang dapat dikelolah amat cepat, meskipun beratnya cedera tergolong ringan dan ancamannya terhadap jiwa mungkin mendapat prioritas tinggi karena pendeknya waktuyang diperlukan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi. Jarak perjalanan membawapenderita ketempat terapidefenitive dan faktor lingkungan yang lain juga perlu dipertimbangkan saat menentukan prioritas pengelolaan pada skenario-skenario penderita yang jumlahnya banyak.
14. Derajat pedahan ?

DERAJAT PERDARAHAN Perdarahan derajat I (kehilangan darah 0-15%) Tidak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal. Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi pernapasan. Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk kehilangan darah sekitar 10% Perdarahan derajat II (kehilangan darah 15-30%) Gejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi>100 kali permenit), takipnea, penurunan tekanan nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan anxietas ringan.

Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yang menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya meningkatkan tekanan darah diastolik. Perdarahan derajat III (kehilangan darah 30-40%) Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, oliguria, dan perubahan status mental yang signifikan, seperti kebingungan atau agitasi. Pada pasien tanpa cedera yang lain atau kehilangan cairan, 30-40% adalah jumlah kehilangan darah yang paling kecil yang menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik. Sebagian besar pasien ini membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk pemberian darah seharusnya berdasarkan pada respon awal terhadap cairan. Perdarahan derajat IV (kehilangan darah >40%) Gejala-gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, tekanan nadi menyempit (atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak ada) urine yang keluar, penurunan status mental (kehilangan kesadaran), dan kulit dingin dan pucat. Jumlah perdarahan ini akan mengancam kehidupan secara cepat.

JENIS TRAUMA THORAK YANG HARUS DIKETAHUI PADA SAAT PRIMARY SURVEY :
( Consider Immediately Life-Threatening Conditions )

1. TENSION PNEUMOTHORAX Merupakan suatu pneumothotax yang progresif dan cepat sehingga membayakan jiwa pasien dalam waktu yang singkat. Udara yang keluar dari paru atau melalui dinding dada masuk ke rongga pleura dan tidak dapat ke luar lagi (one-way-valve), maka tekanan di intrapleura akan meninggi , paru-paru menjadi kolap Penyebab : Komplikasi penggunaan ventilasi mekanik Komplikasi dari penumotorak sederhana Fraktur tulang berlakang toraks Tanda:

Nyeri dada Sesak Distres pernafasan Takikardi Hypotensi, Defiasi trahea Hilangnnya suara nafas pada suatu sisi Distensi vena leher Sianosis

Tindakan : Berikan oksigen 15 liter Lakukan dekompresi dengan insersi jarum (Needle thoracocentesis) Pemasangan chest tube untuk : Perjalanan jauh ke RS. Perjalanan menggunakan pesawat udara

2. PNEUMOTHORAX TERBUKA

Gangguan pada dinding dada berupa hubungan langsung antar ruang pleura dan lingkungan sehingga tekanan di dalam rongga pleura akan segera menjadi sama dengan tekanan atmosfir, akibat kondisi itu menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga menyebabkan hipoksia dan hiperkapnea

Tanda : Respirasi distres Sianosis Tampak adanya kerusakan pada dinding dada Penurunan dari suara pernafasan dan gerakan Adanya peningkatan suara

Tindakan : Pasang penutup luka dengan kasa steril (plastic wrap/petrolatum gauze) yang diplester pada 3 sisi. Hati-hati akan menjadi tension pneumothorax Pasang selang dada yang berjauhan dengan luka 3. FLAIL CHEST Trauma hancur pada sternum atau truama multiple pada dua atau lebih tulang iga dengan dua tau lebih garis fractur, sehingga menyebabkan gangguan pergerakan pada dinding dada, dimana segmen dinding dada tidak lagi mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada, mengakibatkan pertukaran gas respiratorik yang efektif sangat terbatas mengakibatkan terjadi hipoksia yang serius. Tanda : Palpasi akan membantu menemukan diagnosa dengan ditemukannya kripitasi iga atau frictur tulang rawan. Foto toraks akan lebih jelas adanya fractur yang multiple Pemeriksaan analisa gas darah, dapt ditemukan adanya hipoksia akibat kegagalan pernafasan Pada perkusi adanya suara yang tertinggal Tindakan :

Pemberian ventilasi yang adekuat dengan oksigen 15 liter/menit yang dilembabkan Lakukan intubasi Bila diperlukan untuk mencegah terjadinya hipoksia dengan memperhatikan frekuensi pernafasan dan PaO2 Resusitasi cairan, hati-hati kelebihan cairan Pemberian analgetik

4. HEMOTORAKS MASIF Pengumpulan darah dalam ruang antara pleura viseral dan perietal yang cepat dan banyak. Tanda : Respirasi distres Penurunan pernafasan dan gerakan Pada perkusi adanay suara teringgal Adanay tanda syok hipovolemik Tindakan : Berikan oksigen 15 liter/mt. Pasang IV line dengan dua line dengan canule besar dan berikan caiarn untuk suport sirkulasi Pasang chest drain untuk untuk menurunkan respirasi distres yang berkelalanjutan Jangan gunakan PASG Hipovolemik dapat memperburuk kondisi
Segera kirim ke RS. Untuk tindakan lebih lanjut

You might also like