You are on page 1of 78

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 25 METER PADA

MAHASISWA PUTERA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN TAHUN 2005.

SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : Hapri Saksono Wuri : 6301402007 : Pendidikan Kepelatihan Olahraga : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

SARI Hapri Saksono Wuri ( 2006 ) , Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Tinggi Badan Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 Meter Pada Mahasiswa Putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005? Metode penelitian ini adalah menggunakan metode survey tes, populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Universitas Negeri Semarang angkatan tahun 2005 yang telah lulus mata kuliah renang berjumlah 120 mahasiswa, karena jumlah banyak maka tidak seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Pemilihan sampel menggunakan sistem proporsif random sampling, karena mahasiswa angatan tahun 2005 ada tiga kelas. Pemilihan sampel mendapatkan 60 orang mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk uji linieritas garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %. Karena persyaratan uji hipotesis tidak terpenuhi atau model garis regresi data yang ada menunjukkan tidak linier, maka menggunakan metode statistik non parametrik yaitu menggunakan Korelasi KendallS. Hasil analisis data penelitian diperoleh berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi Kendalls yang menunjukkan bahwa untuk variable kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar +0,128 dan nilai signifikansi sebesar 0,151 > 0,05 berarti H0 : diterima. Kesimpulannya adalah Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter, untuk variable tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar +0.318 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 > 0,05 berarti H0 : ditolak. Kesimpulannya adalah Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter dan untuk variable kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter diperoleh nilai statistik hitung 0.033 dan nilai signifikansi sebesar 0.983 > 0.05 H0 : diterima. Kesimpulannya adalah Tidak Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 25 meter pada mahasiswa putera PKLO FIK UNNES Angkatan 2005. ii

Saran dalam penelitian adalah untuk memperoleh kecepatan yang maksimal yang dilatih bukan hanya kemampuan fisik saja sebab kemampuan fisik seseorang perenang bukan satu satunya faktor yang menentukan kecepatan renang tetapi masih ada faktor faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang seperti penguasaan teknik dan mental terutama motivasi untuk memperoleh kecepatan yang maksimal dan carilah atlit renang yang mempunyai tinggi badan yang tinggi yaitu minimal 170 cm sebab tinggi badan mempunyai hubungan dengan hasil kecepatan renang gaya crawl yang maksimal.

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Semarang, 9 September 2006

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes NIP 131993872

Dra. M.M. Endang Sri Retno, M.S. NIP. 131281228

Mengetahui : Ketua Jurusan PKLO - FIK Universitas Negeri Semarang

Drs. Wahadi, M.Pd. NIP. 131571551

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal : Selasa : 17 September 2006 Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Drs. Sutardji, MS NIP. 130523506 Anggota Penguji :

Drs. Wahadi, M.Pd NIP. 131571551

1.

Tri Tunggal, S.Pd, M.Kes NIP. 132169275

2.

Dra. MM. Endang Sri Retno, MS NIP. 131281228

3.

Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes NIP. 131993872

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kerjakanlah amal yang kalian mampu, sesungguhnya Allah tidak memberatkan sampai kalian memberatkan ( diri kalian sendiri ). Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah yang rutin meski hanya sedikit ( HR. Bukhari dan Muslim dari Aisah ).

PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Bapakku Suratno ( Alm) dan Ibuku Lasmini yang tercinta Kakak-kakaku Aris Baharyono, Puji Tumuli Handayani, Suji Karyaningsih, Pujo Laksono Serta kerabat dan teman seperjuangan di FIK UNNES vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya dalam penyelesaian skipsi. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini atas bantuan, bimbingan, saran, serta kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat, penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan petunjuk, saran dalam perkuliahan dan melaksanakan penelitian ini. 4. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes dan Dra. MM. Endang Sri Retno, MS selaku Dosen pembimbing, yang telah memberikan dorongan, petunjuk, saran, serta memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terwujud. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan, khususnya jurusan pendidikan kepelatihan olahraga, yang banyak memberikan ilmu pengetahuan dan mendorong serta memberikan bantuan selama mengikuti perkuliahan. 6. Rekan-rekan mahasiswa PKLO FIK UNNES angkatan tahun 2005, yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini dan semua pihak yang tidak dapat vii

penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan serta dorongan dalam penelitian skripsi ini. 7. Teman-teman mahasiswa FIK UNNES Angkatan tahun 2002 yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini. Atas segala bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wataala. Akhirnya, penulis

mengharapkan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi dikalangan atlet dan pelatih renang. Amin, Ya Robbal Alamin

pembaca khususnya

Semarang, 17 September 2006

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . SARI .. HALAMAN PERSETUJUAN .. HALAMAN PENGESAHAN ... MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI . DAFTAR TABEL . DAFTAR GAMBAR . .. DAFTAR LAMPIRAN .

i ii iv v vi vii ix x xi xii

BAB I

PENDAHULUAN . 1.1 Alasan Pemilihan Judul ............ 1.2 Permasalahan ...... 1.3 Tujuan Penelitian ......... 1.4 Penegasan Istilah . 1.5 Manfaat Penelitian .......

1 1 6 7 8 9 10 10 10 11 24 25 26 29

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 2.1 Landasan Teori .... ....

2.1.1 Olahraga Renang ....... 2.1.2 Renang Gaya Crawl .... 2.1.3 Kekuatan Otot Lengan .......... 2.1.4 Tinggi Badan .... 2.1.5 Kondisi Fisisk ........... 2.1.6 Biomekanika Renang Gaya Crawl ................ 2.1.7 Analisis Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan dan Tinggi Badan terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 meter ... 2.2 Hipotesis ......... ix

31 34

BAB III

METODE PENELITIAN .. 3.1 Populasi Penelitian .......... 3.2 Sampel Penelitian ................ 3.3 Variabel Penelitian .......... 3.4 Rancangan Penelitian ... 3.5 Teknik Pengambilan Data .... 3.6 Prosedur Penelitian .......................... 3.7 Instrumen Penelitan ................ 3.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian 3.9 Analisis Data

35 35 36 36 36 37 37 39 41 43 44 44 45 53 58 58 58 60 62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Deskripsi Data . 4.2 Hasil Penelitian ........................ 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian .......................

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN .. 5.1 Simpulan .. 5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA .. DAFTAR LAMPIRAN .

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Klasifikasi Tinggi Badan

Halaman 41 45 46 47 48 50

Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskriptif Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas .. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ........................... Rangkuman Hasil Perhitungan Linieritas Garis Regresi ................ Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Korelasi Kendall dan Spearmans rho ...............................................................................

7. 8.

Mean Rank dari uji Kendalls W .................................................... Koefisien Konkordansi Kendalls W ..............................................

53 53

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Pola Kayuhan Huruf S ................................................................... 17 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Daya Dorong dari Kayuhan Tangan .................................................. Daya Dorong kedua dari Kayuhan Tangan ....................................... Daya Dorong yang dihasilkan oleh seluruh lengan ........................... Daya dorong dari telapak tangan........................................................ Posisi Akhir kayuhan ........................................................................ Awal gerakan pemulihan tangan ....................................................... Posisi melewati tabung imajinasi ................................................... Struktur Otot lengan dan bagian-bagiannya ...................................... Desain Penelitian ............................................................................... Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot lengan ............................................ Alat Anthropometer ........................................................................... 18 19 20 20 21 22 22 25 37 40 41

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Keputusan Penetapan Pembimbing .......................................... 2. 3. 4. 5. 6. Ijin Penelitian ............................................................................ Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................. Data Kasar Hasil Tes ................................................................ Data Transformasi ke skor-T ................................................... Out Put Pengelohan Hasil Penelitian Dengan Sistem SPSS .... Halaman 64 65 67 68 70 72

xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Salah satu bagian dari peningkatan kwalitas manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga di mana kwalitas olahraga yang diarahkan kepada kesehatan jasmani dan rohani seluruh masyarakat, serta ditujukan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi. Lagi pula prestasi olahraga dapat membangkitkan rasa ( GBHN Tap MPR No. II/MPR/1999 ) Salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat adalah renang. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan pada anakanak dan dewasa, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang ( Kasiyo Dwijowinoto, 1979:1 ). Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, yang juga selalu muncul dalam setiap lomba terdiri dari empat gaya, yang meliputi : 1) gaya bebas atau crawl stroke, 2) gaya dada atau breast stroke, 3) gaya kupu-kupu atau butterfly stroke dan, 4) gaya punggung atau back stroke. Keempat gaya tersebut masingmasing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas. Sebetulnya istilah ini salah, sebab gaya bebas merupakan nama nomor perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya crawl maka gaya crawl sering dinamakan gaya bebas. Banyaknya perenang memilih gaya crawl saat mengikuti perlombaan kebangsaan yang tinggi.

dalam nomor gaya bebas karena gaya crawl merupakan gaya renang tercepat dibandingkan dengan ketiga gaya yang lain ialah gaya dada, gaya punggung dan gaya kupu-kupu ( Maglischo,1993:15 ). Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas ( 2000 : 13 ) yang mengatakan bahwa Gaya Rimau atau Crawl atau lebih sering disebut gaya bebas adalah satu-satunya gambaran mengenai berenang. Gaya ini merupakan gaya yang tercepat dan berdasarkan gaya ini pula kehebatan berenang seseorang akan dinilai. Untuk bisa menguasai renang gaya bebas ini harus dikuasai dahulu teknik dasar gaya crawl atau gaya bebas. Teknik dasar tersebut adalah: posisi tubuh di air atau mengapung, gerakan kaki atau mengayun kaki, mengayuh atau gerakan tangan, koordinasi tangan dan kaki, dan sistem pernapasan (Thomas, 2000 : 13 ). Hal ini senada dengan Tri Tunggal Setiawan ( 2004 : 9 ) yang mengatakan bahwa teknik dasar renang gaya crawl meliputi: posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi. Perenang berprestasi harus memperhatikan teknik dan mekanika renang yang disebutkan secara benar, selain mental, kematangan juara dan fisik. Perenang yang berprestasi harus ditunjang oleh kesegaran fisik antara lain kekuatan atau strenght, kecepatan atau speed, daya tahan atau endurance, daya otot atau muscular power, daya lentur atau flexibility, koordinasi atau coordination, kelincahan atau agility, keseimbangan atau balance, ketepatan atau accuracy, reaksi atau reaction. ( M. Sajoto, 1995 : 8 - 10 ). Ada tiga kelompok unsur utama dari kondisi fisik yang dibutuhkan untuk dapat melakukan unjuk kerja pada olahraga renang, yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan,

koordinasi, jkeseimbangan dan reaksi (Counsilman yang dikutip Soejoko H, 1992 :13 ). Dalam cabang olahraga renang, seseorang mengikuti perlombaan tentu akan menempuh suatu jarak oleh karena itu seorang perenang untuk mencapai jarak tersebut akan melibatkan panjang badannya. Dan panjang badan ini berhubungan dengan tinggi badan, sehingga seorang perenang yang badannya panjang akan mencapai jarak lebih cepat bila dibandingkan mereka yang berbadan pendek sehingga untuk memperoleh perenang yang berkualitas yang mampu mencapai prestasi yang optimal perlu mengetahui seberapa besar faktor tersebut berpengaruh terhadap hasil kecepatan renang gaya crawl. Sehingga prestasi renang akan dapat tercapai dengan optimal. Dalam renang diperlukan lengan yang panjang yang keseluruhannya keseluruhan berfungsi sebagai pendayung. Untuk mendorong maju dibutuhkan gerakan mendayung dengan gerakan memutar seakan-akan melewati tabung atau tabung imajinasi (Thomas, 2000 : 16 ). Dengan demikian semakin panjang lengan keseluruhan seseorang akan semakin jauh jangkauannya. Semakin jauh jangkauannya, bila diasumsikan kekuatan dan kecepatannya sama, maka akan semakin pendek waktu yang ditempuh untuk jarak tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa panjang atau pendeknya lengan keseluruhan berpengaruh terhadap kecepatan renangnya. Faktor lain yang sangat diperlukan pada olahraga renang adalah faktor daya tahan. Daya tahan pada umumnya, yaitu cardiorespyratory endurance yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak

dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama ini dilakukan pada olahraga lari, bersepeda, dan berenang, setiap cabang olahraga memerlukan tingkat daya tahan tertentu yang memenuhi syarat untuk cabang tersebut menurut Wilmore dan Costill seperti yang dikutip oleh M.Sajoto ( 1995:122 ) mengatakan sekarang telah berkembang pendapat bahwa cardiorespyratory endurance tinggi dapat meningkatkan kemampuan prestasi dan mengurangi cidera. Keadaan sistem cardiovascular yang baik akan menyuplai kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun saat kerja keras akan di perlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan apabila alat-alat peredaran darah yang mengalirkan darah, sebagai media penghantar untuk memberikan zat-zat makanan dan oksigen yang sangat diperlukan jaringan tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna dan efisien apabila memperoleh latihan-latihan dengan dosis yang benar dan tepat. PPOP adalah Pembinaan dan Pembibitan Olahraga Prestasi Jawa Tengah yang dibentuk melalui surat keputusan Ketua KONI Jawa Tengah. PPOP ini meliputi berbagai macam cabang olahraga. PPOP ini pertama kali dibentuk pada tahun 1997 dan diperbaharui pada setiap tahun anggaran. Sebagai contoh melalui SK Ketua KONI Jawa Tengah No. 011F/S.K/9904 KONI Jawa Tengah mengesahkan dibentuknya PPOP Tahun anggaran 1999-2000 yang meliputi cabang-cabang olahraga : Renang, Tae Kwon Do, Angkat Besi/Angkat Berat/Binaraga yang masing-masing terdiri atas lima belas atlet dan dua pelatih. SK tersebut antara lain juga memutuskan Anggaran untuk kegiatan tersebut dibebankan pada APBD Tingkat I Jawa

Tengah. Sebagai pengelola pada waktu itu diketuai oleh Drs. Tohar dan Staf Ade Rasman. Dalam penelitian ini sebagai populasi dan sampelnya adalah atlet PPOP Renang Jawa Tengah, hal ini terkait dengan prestasi, artinya apabila penelitian ini dilakukan di sekolah umum maka secara teknik ketrampilan yang dimiliki belum tentu dikuasai dengan baik hal ini mempunyai pengaruh terhadap hasil penelitian yaitu prestasi. Berbeda halnya jika sampelnya benar-benar atlet, minimal secara teknik ketrampilan tersebut telah dikuasai. Dan PPOP Renang Jawa Tengah inilah atlet-atlet tersebut dibina, oleh karena itu PPOP dipilih sebagai tempat, populasi dan sampel dalam penelitian ini. Bertolak dari uraian diatas maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan antara Tinggi badan, Panjang Lengan dan VO
2

Max Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 Meter pada Atlet PPOP

Renang Jawa Tengah Tahun 2007. Berdasarkan uraian diatas bahwa alasan pemilihan judul dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1.1.1 Sepengetahuan penulis belum ada judul dan penelitian mengenai hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO Gaya Crawl 50 meter 1.1.2 Seorang perenang dituntut meningkatkan kemampuan fisik untuk
2 Max

dengan kecepatan renang

keberhasilan perenang dalam berprestasi. 1.1.3 Sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat ilmiah dalam perkembangan olahraga renang. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bidang olahraga pada umumnya dan cabang olahraga renang khususnya.

1.2 Permasalahan Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah ada hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007. 1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007. 1.2.3 Apakah ada hubungan antara VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007. 1.2.4 Apakah ada hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :untuk mengetahui : 1.3.1 Hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007. 1.3.2 Hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007. 1.3.3 Hubungan antara VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.

1.3.4

Hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007.

1.4 Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah persepsi dalam memahami istilah judul maka dalam penelitian ini disajikan penjelasan dan penegasan judul seperti berikut : 1.4.1 Hubungan. Hubungan menurut Poerwadarminta adalah: (1) keadaan berhubungan atau dihubungkan, (2) sesuatu yang dipakai untuk berhubungan atau menghubungkan, (3) pertalian; sangkut paut; kontak ikatan ( Depdikbud, 1976:326). Yang dimaksud hubungan dalam penelitian dan VO
2

ini

adalah

menghubungkan tinggi badan,

panjang lengan,

Max dengan

kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 1.4.2 Tinggi Badan. Tinggi badan adalah Ukuran seluruh badan yang diukur adalah dari telapak kaki sampai dengan kepala bagian atas atau vertex. Dalam penelitian ini tinggi badan yang dimaksud adalah tinggi badan atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 yang dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian ini 1.4.3 .Panjang Lengan. Lengan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah anggota tubuh dari pergelangan tangan sampai ke bahu (Em. Zul Fajri dan Ratu

Aprilia Senja.2000 : 527). Panjang lengan keseluruhan, yaitu dari acromion sampai dactylion. 1.4.4 VO 2 Max. VO2 Maks atau tenaga aerobik maksimal atau disebut juga penggunaan oksigen maksimal adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga. VO2 Maks mengacu pada kecepatan pemakaian oksigen, bukan sekedar banyaknya oksigen yang dipakai 1.4.5 .Kecepatan. Menurut M. Sajoto (1995:9) kecepatan yaitu kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecepatan renang adalah waktu yang dicapai oleh para perenang PPOP Renang Jawa Tengah menempuh jarak 50 meter dalam gaya crawl. 1.4.6 Renang Gaya Crawl. Renang gaya bebas adalah suatu gaya renang yang dilaksanakan oleh perenang dengan cara punggung berada di bagian atas dari sikap badan di

air. Jadi posisi perenang telungkup sementara tangan melakukan gerakan dorong secara bergantian. ( Thomas, 2000 :15 ). 1.4.7 Atlet PPOP : PPOP adalah Pembinaan dan Pembibitan Olahraga Prestasi Provinsi Jawa Tengah. Lembaga ini melatih atlet-atlet berprestasi agar dapat meningkatkan kemampuannya dan sebagai regenerasi untuk menggantikan

atlet-atlet sebelumnya yang dipandang sudah tidak berprestasi lagi. Dalam penelitian ini PPOP yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007..

1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1.5.1 Diharapkan nantinya penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti bila peneliti menjadi seorang pelatih atau sebagai orang yang ahli di bidang olah raga renang. 1.5.2 Bagi para pelatih, untuk menambah pengetahuan bahwa untuk meningkatkan prestasi renang tidak hanya ketrampilannya saja yang dilatih tetapi juga kemampuan fisik serta ilmu pendukungnya. 1.5.3 Untuk atlet renang agar dapat menambah pengetahuan, sehingga diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan unutk kemajuan dan

perkembanmgannya 1.5.4 Bagi peneliti agar dapat sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut.

10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teknik Renang Gaya Crawl Renang crawl mempunyai beberapa jenis ialah 1) Gaya Crawl Australia, 2) Gaya Crawl Amerika, dan 3) Gaya Crawl Jepang ( Kasiyo Dwijowinoto, 1980 : 12 ). Ada beberapa cara untuk melakukan renang gaya crawl agar gerakan-gerakan lebih efisien. Cara-cara itu adalah : 2.1.1.1 Mengayun Kaki. Gerakan mengayun kaki dilakukan secara teratur dan santai. Pergelangan kaki harus benar-benar lentuk, sehingga telapak kaki berayun tepat pada pergelangan kaki tersebut. Pada saat lutut dalam posisi lurus maka seluruh kaki tersebut diayunkan kembali.

Gambar : 1 Gerakan Tungkai Gaya Crawl ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 14 ) Dengan pergelangan kaki yang benar-benar lemas, ayunan kaki ke atas tersebut akan membuat pergelangan kaki tertekuk oleh tekanan air pada telapak kaki. Kaki harus terus bergerak ke atas sampai tumit kaki mencapai

11

permukaan air. Pada saat tumit mencapai permukaan air, gerakan kaki berhenti dan dilanjutkan dengan ayunan kaki kembali ke bawah. Kaki yang sebelah bergerak dalam pola yang sama tetapi ke arah yang berlawanan ( David, G, Thomas, 2000 : 14 ). 2.1.1.2 Mengayuh. Kayuhan tangan dapat dimulai dengan tangan kanan ataupun kiri. Mulai mengayuh dari posisi tertelungkup dengan kedua tangan terjulur ke depan, telapak tangan sekitar 6 inci di bawah permukaan air. Telapak tangan terus lemas dan jari-jarinya lurus. Jari-jari jangan dirapatkan sebab jari-jari yang renggang tidak akan mengurangi tenaga kayuhan, tetapi justru akan memungkinkan pelemasan tangan lebih baik lagi (David, G, Thomas, 2000 : 14 ) .

Gambar : 2 Pola kayuhan tangan huruf S ( David, G, Thomas, 2000 : 14 )

12

2.1.1.3 Koordinasi tangan dan kaki. Gaya crawl modern memberi banyak keleluasaan untuk memilih pola koordinasi tangan kaki daripada gaya crawl klasik

Amerika ataupun Australia. Ayunan kaki dalam gaya crawl semakin kurang penting karena daya dorongnya kecil, pada hal gaya crawl memerlukan daya dorong yang besar. Ada beberapa variasi yang sering digunakan oleh para perenang, misalnya pola klasik dalam 6 hitungan terutama untuk para perenang cepat. Ada yang menggunakan pola 4-2 hitungan terutama para perenang jarak jauh, dan ada yang menggunakan ayunan kaki hanya sebagai penjaga keseimbangan. ( David, G, Thomas, 2000 : 16 ). 2.1.1.4 Pernafasan dikoordinasikan dengan gerakan tangan. Jika menunggu untuk bernafas sampai tangan sudah di atas air dalam gerakan pemulihan, beban tambahan yang diakibatkan oleh tangan yang sudah tidak didukung oleh daya apung tersebut membuat perenang berusaha untuk mendapatkan daya apung tambahan dengan mendorong ke bawah dengan menggunakan tangan yang terjulur ke depan, supaya mulut tetap terangkat sewaktu mengambil nafas. Sehingga tangan depan menjadi terlalu dalam pada waktu kayuhan berikutnya dilakukan. Akibatnya akan kehilangan koordinasi dan daya dorong. Memutar kepala kembali ke dalam air pada hitungan ke 4 atau ke 1. Dan harus mulai penghembusan nafas pada saat wajah berada di dalam air. Tetapi ada cara lain untuk menghembuskan nafas ialah pada waktu mengayuh dengan tangan bukan sisi pernafasan ( David, G, Thomas, 2000 : 16 ) Urutan gerakan pernafasannya adalah sebagai berikut. Memusatkan perhatian pada kemulusan dan kemudahan berenang. Untuk gerakan yang

13

mulus dan rileks agar diingat untuk mempertahanan kepala dengan satu telinga tetap di dalam air, pertahankan posisi bahu berputar sampai ujung jari akan kembali memasuki air, angkat siku tinggi-tinggi, lemaskan seluruh lengan bawah dan telapak tangan pada waktu gerakan pemulihan dan jangkau kedepan sehingga ujung jari terlebih dahulu menyentuh air. Menurut Tri Tunggal Setiawan dalam bukunya Renang Dasar 1 ( 2004 : 8-14 ) mengatakan bahwa teknik renang gaya crawl meliputi beberapa unsur gerakan yaitu : posisi tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan nafas dan gerakan koordinasi. Posisi tubuh untuk perenang gaya crawl adalah horisontal dengan kemiringan 25 wajah tetap di dalam air dengan garis permukaan air berada di tengah rambut. Apabila tungkai terlalu rendah ada kemungkinan badan untuk bergerak naik hal ini terjadi karena air yang melintas di bawah badan akan mengenai tungkai dan air di samping akan ke bawah. Penyimpangan air kebawah akan menimbulkan suatu kekuatan yang menentang atau menghadang di atas badan dalam arah ke atas. Kekuatan ini menyebabkan peningkatan lebih lanjut pada tekanan yang berbeda antara permukaan badan bagian atas dan bagian bawah, sehingga tetap naik. Posisi badan horisontal akan mengurangi rintangan karena tubuh perenang menyebabkan sedikit ruang di atas badan akan terisi air sehingga molekul air akan mengalir teratur melintasi badan. Pada saat recovery untuk pengambilan nafas dan gerakan sapuan, badan harus mengikuti gerakan lengan tanpa banyak melakukan gerakan kesamping. ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 9 )

14

Gambar : 3 Posisi tubuh : a. Dilihat dari bawah, b. Dilihat dari samping ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 9) . Gerakan Tangan. gaya crawl terdiri atas beberapa gerakan, ialah : entry dan pelurusan ( masuknya lengan ), kayuhan ( sapuan bawah dan catch, sapuan dalam, dan sapuan atas ), recovery. Entry dan atau saat memasukkan lengan seharusnya berada satu titik yaitu di tengah-tengah depan kepala pada jarak 12-15 cm di belakang ujung raihan terpanjangnya. Bagian tangan yang masuk pertama kali ke dalam air adalah ujung jari dengan telapak tangan menghadap ke arah luar dengan kemiringan 30-40 dari posisi horisontal dengan permukaan air. Kesalahan yang sering terjadi pada gerakan ini adalah masuknya tangan sejajar dengan bahu, telapak tangan menghadap lurus ke arah permukaan air, tangan masuk pada jangkauan maksimal dari lengan, tangan masuk terlalu dekat dengan di depan kepala, lengan bawah dan tangan masuk bersamaan. ( Tri Tunggal Setiawan, 2004:10 ).

15

Gambar : 4 Entry yang baik (Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11 )

Sapuan Bawah dan Catch atau tangkapan dilakukan ke arah bawah luar belakang sampai tangan melewati garis bahu dan diakhiri dengan gerakan atau tangkapan dengan tangan membentuk cangkir dan jari-jari tangan rapat. Sudut tangan 30-40 saat melakukan sapuan dan sudut siku mencapai 140 dengan kedalaman tangan mencapai 40-60 cm ketika pada akhir sapuan bawah dan gerakan catch. Kesalahan yang sering terjadi pada saat gerakan bawah adalah telapak tangan menghadap ke bawah dasar kolam dan sapuan tidak kearah bawah luar belakang tetapi kearah bawah, siku tidak ditekuk ( lurus ), tidak ada gerakan catch ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11 ). Sapuan Dalam dimulai saat tangan mendekati titik terdalam dari sapuan bawah yaitu setelah melakukan gerakan catch. Arah gerakan tangan terputus-putus dari bawah luar belakang menjadi arah dalam belakang menuju garis tengah badan. Sudut kayuhan harus ditambah menjadi 40-60 dan kecepatan kayuhan ditambah menjadi 1,5-3,0 m/dtk. Ada tiga macam sapuan

16

dalam yang sering dipakai oleh para perenang ialah short insweep,adalah sapuan yang dilakukan tidak sampai pada garis tangan badan, midline insweep bila sapuan dilakukan tepat pada garis tengah badan, dan crossover insweep.bila sapuan tangan dilakukan sampai melebihi garus tengah badan. Kesalahan yang sering dilakukan oleh para perenang adalah tidak menambah kecepatan kayuhan ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 11-12 ). Sapuan Atas dilakukan setelah sapuan dalam selesai dengan mengubah arah sapuan dari arah dalam belakang ke arah belakang atas dengan melewati bawah pinggang dan berakhir sampai disamping paha tangan jangan terus digerakkan ke atas dengan cara telapak tangan menghadap ke atas, tetapi tangan diputar ke arah dalam dengan telapak tangan menghadap paha sehingga saat ditarik keluar untuk melakukan gerakan recovery hanya mengalami sedikit hambatan, Kecepatan sapuan atas sebaliknya ditambah menjadi 3-6 m/dt, dengan sudut serangan 30-40. Kesalahan yang sering terjadi pada sapuan ini adalah tidak menambah kecepatan sapuan pada akhir sapuan tangan tidak diputar ke arah dalam, sapuan tidak dilakukan sampai maksimal ialah siku tidak sampai lurus ( Tri Tunggal Setiawan , 2004 : 12 ). Gerakan recovery diawali dengan keluarnya siku dari air diikuti lengan bawah dan tangan sementara telapak tangan masih menghadap dalam sehingga jari kelingking keluar terlebih dahulu . Setelah tangan keluar, siku tetap ditarik ke dapan terlebih dahulu dan tangan mengikuti sampai sejajar dengan bahu dengan telapak menghadap ke belakang atas. Setelah tangan sejajar dengan bahu, baru kemudian tangan digerakkan ke depan dengan telapak tangan tetap

17

menghadap ke belakang untuk melakukan gerakan entry. Saat recovery, otototot lengan harus dalam keadan rileks dan tubuh perenang sebaiknya mengikuti pergerakan lengan sehingga perputaran bahu, tubuh dan tungkai sebagai satu kesatuan unit. Perputaran ini penting karena tiga hal yaitu ; menempatkan tangan pada posisi yang tepat untuk awal kayuhan, menstabilkan posisi badan saat lengan yang lain melakukan kayuhan, dan meminimalkan gerakan ke samping yang berlebihan dari tubuh dan tungkai. Kesalahan yang sering dilakukan oleh para perenang adalah tangan mendahului gerakan siku sebelum mencapai garis bahu, telapak tangan menghadap ke bawah, saat keluar telapak tangan menghadap keatas, tangan tidak digerakkan ke atas mengikuti siku tapi digerakkan ke samping lurus ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 12-13 ). Gerakan tungkai dilakukan dengan menggerakkan kedua tungkai ke atas ( upheat) dan kebawah ( downheat ) bergantian diakhiri lecutan kaki dengan kedalaman 30-35 cm ( kaki tepat di bawah garis tubuh ) dan lutut mencapai kedalaman 20-25 cm. Untuk mempertahankan momentum gerakan tungkai tendangan ke bawah dimulai sebelum kaki berhenti dari pukulan keatas yaitu ketika tumit mendekati permukaan air. Sementara itu tungkai yang bawah menekuk lutut dan terus naik dengan membentuk sudut 30-40. Ada dua irama tendangan tungkai yaitu dua tendangan dan enam tendangan. ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 13 ). Gerakan pengambilan nafas dilakukan dengan cara memutar kepala pada satu arah sisi badan ( kanan atau kiri ) dengan sebagian wajah tetap di bawah air dan dikoordinasikan dengan perputaran tubuh. Waktu yang paling

18

tepat memutar kepala untuk mengambil nafas adalah saat lengan yang sebidang melakukan setengah pertama recovery. Ini karena sapuan bawah lengan tersebut akan menyebabkan badan bergulung kearah pengambilan nafas. Apabila mengambil nafas kekiri, kepala diputar kekiri ketika lengan kiri mengayun ke atas dan sebaliknya, memutar badan ke kanan ketika lengan mengayun ke atas. ( Tri Tunggal Setiawan, 2004: 14 ). Irama gerakan tungkai dan lengan yang sering dipakai oleh perenang adalah enam dan dua tendangan/lecutan. Tendangan enam lecutan dilakukan dengan sapuan bawah lengan kiri terjadi secara simultan dengan tendangan bawah kaki kiri. Sapuan dalam lengan kiri dikoordinasikan dengan tendangan bawah kaki kanan. Sapuan atas lengan kiri dikoordinasikan dengan tendangan bawah tungkai kiri. Urutan yang identik terjadi selama gerakan lengan kanan. Jumlah ini begitu cepat sehingga awal dan akhir setiap tendangan tersebut bersamaan dengan awal dan akhir sapuan lengan yang berkaitan. Ketika

memikirkan bahwa tarikan lengan dibagi kedalam tiga sapuan, maka menjadi jelas mengapa ritme enam pukulan merupakan ritme yang paling populer ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 14 ). Sementara tendangan dua lecutan dilakukan apabila ada dua tendangan perputaran lengan atau lebih akuratnya satu tendangan bawah pergaya lengan. Tiap awal tendangan bawah dibarengi oleh sapuan dalam yang secara simultan diikuti sapuan bawah dan diakhiri dengan sapuan atas pada saat tungkai pada akhir tendangan ke bawah ( Tri Tunggal Setiawan, 2004 : 14 ).

19

2.1.2

Tinggi Badan Selain faktor-faktor kondisi fisik, teknik, taktik dan mental ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan ialah faktor alamiah yang bersifat genetik atau menurun seperti misalnya tinggi badan seseorang sebab menurut M, Sajoto. (1995 : 2 ) Aspek biologis yang berupa struktur dan postur tubuh seperti halnya tinggi badan adalah salah satu penentu pencapaian kemampuan dalam olahraga. Dalam cabang olahraga renang, seseorang mengikuti perlombaan tentu akan menempuh suatu jarak tertentu oleh karena itu seorang perenang untuk mencapai jarak tersebut akan melibatkan panjang badannya dan panjang ini berhubungan dengan tinggi badan, sehingga seorang

perenang yang berbadan tinggi akan mencapai jarak lebih cepat bila dibandingkan mereka yang berbadan pendek. Karena Tinggi badan berhubungan dengan panjang lengan dan lengan yang panjang akan memperluas daerah kayuhan dan akan mempercepat laju ke depan. Peranan lengan disini dapat dilihat dengan jelas pada saat melakukan kayuhan (David, G, Thomas, 2000 : 14 ). Maka dari uraian tersebut dapat di simpulkan tinggi badan mempunyai hubungan dengan kecepatan renang gaya crawl

2.1.3

Panjang Lengan Peranan dari panjang lengan keseluruhan bagi kecepatan renang gaya Crawl adalah bila perenang memiliki panjang lengan keseluruhan yang panjang maka akan memperluas daerah kayuhan dan akan mempercepat laju ke depan. Peranan lengan disini dapat dilihat dengan jelas pada saat

20

melakukan kayuhan (David, G, Thomas, 2000 : 14 ). Hal ini disebabkan karena perenang yang memiliki lengan yang panjang akan memperluas jari jari dari putaran kayuhan lengan, sebab apabila gerakan kayuhan lengan diumpamakan lingkaran maka lengan akan berfungsi sebagai jari-jari. Bila dibandingkan antara perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan yang pendek dan perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan yang panjang, sedangkan mereka memiliki kekuatan yang sama maka perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan yang lebih panjang akan lebih cepat dibanding perenang yang memiliki panjang lengan keseluruhan pendek. Hal ini sama dengan apa yang diungkapkan Imam Hidayat ( 1997 : 132 ), diibaratkan sepeda dengan roda yang kecil dalam arti jari-jarinya pendek dan roda yang besar yang berarti jari-jarinya panjang, apabila kedua roda tersebut menggelinding menempuh jarak yang sama, maka roda yang kecil memiliki kecepatan yang tinggi. Sebaliknya bila kedua roda berputar dengan kecepatan yang sama maka roda yang besar akan menempuh jarak yang lebih lebih panjang.

2.1.4

VO2 Max Keadaan paru-paru dalam keadaan bernafas, terdiri dari dua bagian yaitu volume dan kapasitas paru-paru. Volume paru-paru terdiri dari : tidal volume, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi dan volume residual, sedangkan kapasitas paru-paru terdiri dari: kapasitas inspirasi,

21

kapasitas residual fungsional, kapasitas vital, dan kapasitas total paru-paru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut :

28

BAB III METODE PENELITIAN Penelitin ini akan membuktikan adanya hubungan antara tingi badan, panjang lengan dan VO2 Max terhadap Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007, guna membuktikan hipotesis yang berbunyi : 1) Ada hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 2) Ada

hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 3) Ada hubungan antara VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007 4) Ada hubungan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP renang Jawa Tengah Tahun 2007. Metode penelitiannya menggunakan survey tes. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut :

3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PPOP Jawa Tengah Tahun 2007 usian 13 sampai 17 tahun, yang semuanya berjumlah 12 orang atlet. Menurut Sutrisno Hadi ( 1986 : 220 ) bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki yang paling sedikit memiliki satu sifat sama. Adapun sifat yang sama pada populasi dalam penelitian ini adalah : 1) Jenis kelamin sama yaitu putra, 2) Usia sebaya yaitu usia 13

29

tahun sampai 17 tahun. 3) Semua populasi adalah atlet berprestasi. 4) Dilatih oleh pelatih dan dalam waktu yang sama. Berdasarkan uraian tersebut sebagai populasi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat.

3.2 Sampel Penelitian Populasi yang ada di dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 12 orang, karena jumlahnya terbatas maka seluruh populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2002 :112 ) bahwa dalam penentuan sampel apabila jumlah populasi kecil, atau kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga tehnik pengambilan sampel penelitian seperti ini dinamakan penelitian total populasi.

3.3 Variabel Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (1998:9), Variabel adalah gejala yang

bervariasi. Sedangkan variabel-veriabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.3.1 Variabel bebas atau X terdiri atas 3 variabel ialah

3.3.1.1 Variabel bebas 1 atau X1 : Tinggi Badan 3.3.1.2 Variable bebas 2 atau X2 Panjang Lengan 3.3.1.3 Variabel bebas 3 atau X3 VO2 Max 3.3.2 Variabel terikat atau Y yaitu : Kecepatan renang gaya crawl 50 meter

30

3.4 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes. Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional atau corelational Design. Adapun desain yang dimaksud terlihat pada diagram berikut :

Tinggi Badan X1 Kecepatan renang 50 meter gaya crawl (Y)

Panjang Lengan X2 VO 2 Max X3

Gambar : 6 Desain Penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 72 )

3.5 Teknik Pengambilan Data Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik tes dan pengukuran, tes merupakan alat ukur untuk memperoleh data atau informasi (Nurhasan, 2001 : 12). Pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi (Nurhasan, 2001 : 1). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik tes dan pengukuran adalah satu cara untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran tinggi badan, panjang lengan dan VO2 Max serta hasil

31

kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada Atlet PPOP Jawa TengahTahun 2007. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Tahap Persiapan penelitian

1) Guna mendapatkan populasi, peneliti mengajukan ijin penelitian ke pihak PPOP Renang Jawa Tengah. Setelah memperoleh ijin dari pihak PPOP Renang Jawa Tengah selanjutnya penulis mengurus surat ijin penelitian ke Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang nantinya digunakan sebagai rekomendasi dari pihak PPOP Renang Jawa Tengah. 2) Langkah berikutnya adalah menghubungi pihak PPOP Renang Jawa Tengah mengenai jumlah Atlet usia antara 13 sampai 17 tahun. Setelah mendapat daftar nama Atlet, peneliti dan pelatih mendiskusikan waktu dan teknik penelitian, yang selanjutnya kesepakatan tersebut dikonfirmasikan ke dosen Pembimbing dan atlet yang akan dijadikan populasi penelitian. 3) Tempat penelitian dilaksanakan di Kolam Renang Jati Diri Semarang 4) Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2007 yang dimulai pada pukul 17.00 sampai selesai. 3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

1) Sebelum penelitian dilaksanakan, atlet PPOP renang Jawa Tengah dikumpulkan lalu dilakukan pendataan ulang, setelah itu melakukan pemanasan. 2) Pada waktu penelitian dilaksanakan peserta tes harus berpakaian olahraga renang untuk mempermudahkan pelaksanaan penelitian.

32

3) Untuk pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survei sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran yaitu : 1). Pengukuran titnggi badan dengan menggunakan alat ukur tinggi badan, 2) Pengukuran panjang lengan dengan menggunakan antropometer, 3) .Pengukuran VO
2

Maqx dengan Multistage Fitness Test. Dan

4) . Pengukuran hasil kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 3.6.3 Tahap Penyelesaian Penelitian Setelah data dikumpulkan maka data tersebut dianalisis dengan komputerisasi SPSS Versi 10 ( Syahri Alhusin, 2003 :182 ).

3.7 Instrumen Penelitian Peranan Instrumen dalam penelitian akan banyak menentukan kualitas dari data yang diperoleh. Oleh karena itu penentuan instrumen penelitian hendaknya disesuaikan dengan permasalahan, tujuan penelitian dan satu instrumen haruslah validitas dan reliabilitas. Adapun untuk melaksanakan penelitian menggunakan metode survey sedangkan untuk mengumpulkan data menggunakan teknik tes dan pengukuran. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur tinggi badan, panjang lengan, VO 2 Max dan kecepatan renang gaya crawk 50 meter 3.7.1 Pengukuran Tinggi Badan Testee dikumpulkan dan diukur tingi badannya. Pelaksanaan pengukuran tinggi badan adalah diukur dengan alat antropometer yaitu diukur

33

dari lantai sampai kepala bagian atas atau vertex, kepala diatur dalam posisi frankurt posisi kaki rapat berdiri dalam posisi lurus. Yang dimaksud posisi frankurt ialah berdiri dengan punggung rata sejajar dengan garis lurus, pandangan mata ke arah depan, garis antara titik lubang telinga dengan sudut mata sejajar ( Ketut Natera, 1991 : 15 ) Tinggi badan masing-masing dicatat dalam satuan cm. Dari data tinggi badan dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Alat yang digunakan kertas blangko pengukuran, pensil dan penghapus. Petugas sebagai pengamat pelaksanaan penelitian dan seorang pencatat hasil. ( Depdikbud, 1990 )

Gambar : 7 Alat Antropometer untuk mengukur tinggi badan dan panjang lengan ( Depdikbud, 1980 : 5 )

34

3.7.2

Pengukuran panjang lengan keseluruhan dilakukan dari acromion sampai dengan dactylion. Lengan yang diukur adalah lengan kanan. 3) Untuk penilaian pengukuran panjang lengan keseluruhan menggunakan satuan ukuran dalam centimeter. Selanjutnya untuk mengetahui Indeks panjang lengan keseluruhan dapat dilihat pada tebel 1 berikut : Tabel : Indeks panjang lengan keseluruhan menururt Iwanowski Klasifikasi Panjang Lengan (cm) Lengan pendek x - 42,9 Lengan sedang Lengan panjang 43 44,9 45 x

Indeks panjang lengan = Dactylion Acromiale X 100 TB 3.7.3 Tes VO


2

Max. Untuk mengukuir VO

Max dalam penelitian ini

menggunakan Multi stage Fitness Test. Alat, perlengkapan dan persiapan untuk tes ini adalah: 1) Alat dan perlengkapan : a) Suatu permukaan datar yang tidak licin, sekurangkurangnya sepanjang 22 meter, b) Mesin pemutar kaset, c) Kaset audio , d) Pita meteran, e) Kerucut penanda batas jarak, f) Jarak tiap responden 1-1,5 meter 2) Persiapan responden : a) Responden melakukan pemanasan dahulu, terutama otot tungkai, b) Pelaksanaan tes dipagi hari tidak melebihi pukul 11 siang, c) Selama tes responden tidak diperbolehkan beristirahat, berhenti, makan atau minum. Adapun pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai berikut :

35

1. Peserta mempersiapkan diri di garis start, tiap-tiap periode terdiri atas enam orang 2. Tape recorder dibunyikan, peserta memperhatikan mulianya aba-aba 3. Bersamaan dengan aba mulai peserta lari menuju garis balik yang jauhnya 20 meter. 4. Kecepatan lari semakin meningkat sesuai dengan aba-aba dalam tape recorder 5. Atlet dianggap selesai jika tidak mampu lagi melanjutkan tes Multistage 6. Pada saat itu dicatat hasilnya sampai ke level berapa dan shuttle berapa.

3.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian Dalam suatu penelitian banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi penelitian dan hal tersebut menyebabkan pengaruh terhadap hasil penelitian. Hal-hal tersebut diantaranya ialah: 3.8.1 Sampel : Apabila sampel belum memahami tata cara pengambilan data maka data yang terkumpul menjadi tidak valid. Oleh karena itu, sebelum dimulai testee diberitahu bagaimana caranya dan diberi kesempatan untuk mencoba. 3.8.2 Faktor kesungguhan dan kondisi fisik ampel juga dapat berpengaruh, misalnya tidak sehat. Untuk masalah kesungguhan atlet PPOP saat dilakukan tes dapat ditumbuhkan dengan diberi pengertian tentang keuntungan dan manfaat bagi atlet PPOP, yaitu apabila mengetahui kemampuan fisiknya yang terkait dengan prestasi olahraga.

36

3.8.3

Teknik pengambilan data dapat menyebabkan terjadi beberapa kesalahan sehingga berpengaruh terhadap hasil penelitian. Hal ini lebih disebabkan oleh tester, apakah telah menguasai cara kerja dan penggunaan alat tersebut. Untuk mengatasi hal itu, pengambil data adalah mahasiswa semester VIII yang telah lulus untuk mata kuliah tes dan pengukuran. Sehingga paling tidak dijamin menguasai bagaimana alat tersebut digunakan.

3.8.4

Alat tes itu sendiri, artinya apakah alat tersebut mempunyai validitas yang memadai, hal itu dapat ditunjukkan dengan surat keterangan bahwa alat masih layak untuk digunakan dan benar ukurannya. Kesalahan yang mungkin terjadi tereliminasi terlebih dahulu sehingga tidak berakibatkan data yang diperoleh tidak valid lagi dan tidak sesuai dengan tujuan semula.

3.9 Analisis Data Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka meliputi: data dari tinggi badan, panjang lengan dan VO
2

Max serta hasil tes renang gaya

crawl 50 meter. Secara teknik cara pengukurannya meliputi 4 cara maka sebelum dilakukan penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan transformasi data diubah kedalam ke skor T baru kemudian dilakukan penghitungan-penghitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan uji

persyaratan yakni uji normalitas menggunakan statistik non parametrik dengan kolmogorov-Smirnov tes, dan uji homogenitas dengan Chi-Square dan untuk uji linieritas dan keberartian model dengan uji t dan uji F. Pengolahan data ini

37

menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 10 (Syahri Alhusin, 2003 :182 ).

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Pengukuran terhadap variabel penelitian yang meliputi : 1) tinggi badan, 2) panjang lengan, 3) VO2 maks dan 4) Kecepatan Renang Crawl 50 meter telah dilakukan maka dilakukan tabulasi data dan kemudian dilanjutkan dengan perhitungan statistik deskriptif yang hasilnya seperti pada tabel 1 berikut : Tabel : 1 Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif untuk variabel tinggi badan, panjang lengan, vo2 maks dan kecepatan renang gaya crawl 50 meter.
Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m N 12 12 12 12 Descriptive Statistics Minimum Maximum 34,08 72,47 33,29 71,66 37,22 66,52 27,72 66,11 Mean 50,0000 49,9992 50,0000 50,0008 Std. Deviation 9,99884 9,99994 9,99997 10,00133

Dari tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa : N adalah jumlah sampel, untuk variabel Tinggi Badan N = 12, nilai minimum = 34.08, nilai maksimal = 72.47, nilai mean = 50.0000, standart deviasi = 9.99884. Variabel Panjang Lengan N = 12, nilai minimum = 33.29, nilai maksimal = 71.66, nilai mean = 49.9992, standart deviasi = 9.99994. Variabel VO2 Maks N = 12, nilai minimum = 37.22, nilai maksimal = 66.52, nilai mean = 50.0000, standart deviasi = 9.99997. Dan untuk kecepatan Renang gaya Crawl N = 12, nilai minimum = 27.72, nilai maksimal = 66.11, nilai mean = 50.0008, standart deviasi = 10.00133.

39

4.2 Hasil Penelitian Setelah penghitungan statistik deskriptif dilakukan selanjutnya dilanjutkan dengan uji hipotesis, yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan hipotesis yang meliputi : 1) uji normalitas data, 2) uji homogenitas, 3) Uji linieritas data dan 4) uji keberartian model. 4.2.1 Uji Persyaratan Hipotesis 1) Uji Normalitas Data Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah beberapa sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama ( populasi data berdistribusi normal ). Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non parametrik menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji normalitas ini dengan ketentuan : jika signifikansi > 0.05 berarti

normal, dan jika signikansi < 0.05 berarti tidak normal Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel : 2 Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas Variabel Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 maks Kecepatan Renang Crawl 50 m Signifikansi 0.722 > 0.05 0.929 > 0.05 0.770 > 0.05 0.601 > 0.05 Keterangan Normal Normal Normal Normal

Berdasarkan rangkuman tabel 2 terlihat bahwa semua variabel penelitian penyebaran datanya berdistribusi normal, oleh karena itu penghitungan uji parametrik bisa dilanjutkan

40

2) Uji Homogenitas Data Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari varians yang sama dan uji ini merupakan prasyarat bila uji statistik infrensial hendak dilakukan ( Singgih Santoso, 2005 : 209 ), uji homogenitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Chi-Square dan dengan ketentuan : jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 berarti data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama atau homogen, sedang jika : nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 berarti data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen. Adapun dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3 Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas Variabel Signifikansi Keterangan Tinggi Badan 1.000 > 0.05 Homogen Panjang Lengan 1.000 > 0.05 Homogen VO2 Maksimal 0.963 > 0.05 Homogen Kecepatan renang Crawl 50m 1.000 > 0.05 Homogen

Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa semua data variabel dalam penelitian yang ada menunjukkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas mean atau nilai rata-rata berada diatas atau > 0.05, berarti bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varians sama, atau Homogen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan data dari semua kelompok penelitian tersebut adalah Homogen atau sampel dalam

41

penelitian ini berasal dari varians yang sama, berarti uji parametrik dapat dilanjutkan 3) Uji Linieritas data. Uji linieritas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara prediktor yaitu variabel-variabel tinggi badan ( X1), panjang lengan (X2), dan VO 2 Max (X3 ), dengan variabel kecepatan renang gaya Crawl 50 meter (Y). Dalam uji linieritas garis regresi ini dengan melihat nilai F dari perhitungan Anova dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai signifikansi < 0.05 berarti linier. Sedang jika nilai signifikansi > 0.05 berarti tidak linier . Dari perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel : 4 Rangkuman hasil perhitungan uji linieritas garis regresi Variabel Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec. Renang crawl 50 m Fhitung 5.131 2.321 0.012 3.841 Signifikansi 0.047 < 0.05 0.159 > 0.05 0.914 > 0.05 0.057 < 0.05 Keterangan Linier Tidak Linier Tidak Linier Linier

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa tidak semua data variabel dalam penelitian ini yaitu panjang lengan, VO2 maks garis regresinya tidak linier berarti bahwa variabel ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel tergantung dan dapat digunakan untuk menggeneralisasi populasi. Oleh karena itu uji parametrik tidak bisa dilanjutkan. Menurut Singgih Santosa ( 2005, 396 ) menyatakan bahwa jika data yang ada tidak memenuhi persyaratan uji hipotesis maka digunakan alternatif metode statistik yang

42

tidak harus memakai suatu parameter tertentu seperti keharusan adanya mean, standart deviasi, varians, metode seperti itu disebut sebagai metode statisatik nonparametrik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa apabila ingin mengetahui hubungan antar variabel test parametrik regresi maka test non parametriknya adalah korelasi Spearman atau jika test parametriknya adalah korelasi Pearson maka test nonparametriknya adalah korelasi Kendall. Berdasarkan pendapat Singgih Santoso ( 2005 : 442-444 ) maka uji hipotesis dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kendall dan Spearman.

4.2.2

Uji Hipotesis

4.2.2.1 Uji hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007. Uji ini dimaksudkan untuk menguji keeratan, arah dan signifikansi hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter. Berdasarkan perhitungan korelasi nonparametrik Kendalls hasilnya dapat dilihat dalam rangkuman berikut ini :
Tabel : 5
Rangkuman Perhitungan korelasi nonparametrik Kendalls Tinggi Pnjang VO2 Badan Lengan maks Tinggi Badan Correlation Coefficient 1.000 0.677 0.258 Sig.(2-tailed) . 0.002 0.263 N 12 12 12 Correlation Coefficient 0.677 1.000 0.323 Panjang Sig.(2-tailed) 0.002 . 0.162 Lengan N 12 12 12 Correlation Coefficient 0.258 0.323 1.000 VO2Maks Sig.(2-tailed) 0.263 0.162 .. N 12 12 12 Kec.Renang Correlation Coefficient 0.585 0.338 0.032 Crawl 50 Sig.(2-tailed) 0.009 0.130 0.889 meter N 12 12 12 Kec.Renang Crawl50 m 0.585 0.009 12 0.338 0.130 12 0.032 0.889 12 1.000 . 12

Kendalls tau-b

43

Dari tabel 3 untuk hubungan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.585 > 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang besar antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena diatas 0.5, sedangkan tandanya adalah + (plus) menunjukkan bahwa semakin tinggi badan akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk uji tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh angka sebesar 0.009 < 0.05, H0 ditolak dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 4.2.2.2 Uji hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007. Dari tabel 3 untuk hubungan antara panjang Lengan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.338 < 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang lemah antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena dibawah 0.5, sedangkan tandanya adalah + (plus) menunjukkan bahwa semakin panjang lengannya akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk uji tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh angka sebesar 0.130 > 0.05, H0 diterima dengan demikian tidak ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter.

44

4.2.2.3 Uji hubungan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007. Dari tabel 3 untuk hubungan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter besarnya nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.032 < 0.5, angka tersebut menunjukkan ada korelasi yang lemah antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter karena dibawah 0.5, sedangkan tandanya adalah + (plus) menunjukkan bahwa semakin besar VO2 maks akan semakin cepat sampai berenangnya. Untuk uji tingkat signifikansi angka korelasi pada kolom sig. (2-tailed) diperoleh angka sebesar 0.889 > 0.05, H0 diterima dengan demikian tidak ada hubungan yang signifikan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter. 4.2.2.4 Uji hubungan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan

kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah tahun 2007. Uji ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis ialah menguji korelasi antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang gaya Crawl 50 meter atlet PPOP Renang Jawa Tengah. Oleh karena itu uji yang digunakan adalah uji korelasi ganda. Dengan ketentuan jika signifikansi > 0.05, adalah signifikan atau jika signifikansi < 0.05 tidak signifikan. Adapaun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

45

Tabel : 6 Rangkuman Perhitungan Statistik korelasi Ganda


No. 1 Variabel Tinggi Badan, Panjang Lengan, VO2 Maks dengan kec. Renang Crawl 50 m F hitung 3.841 Sig Keterangan

0.057 > 0.05

Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti terlihat dalam tabel 6 bahwa diperoleh nilai F
hitung

sebesar 3.841 dan nilai signifikansi sebesar

0.057 > 0.05 kesimpulannya adalah tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis nol yang diajukan berbunyi Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang crawl 50 meter adalah Ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif yang diajukan berbunyi Terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang crawl 50 meter adalah Diterima.

4.3 Pembahasan Hasil dari penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter 2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter

46

3) Tidak ada hubungan yang signifikan antara VO2 maks dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter 4) Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, VO2 maks dengan kecepatan renang crawl 50 meter adalah Diterima Dari hasil penelitian diatas tidak semua hipotesis terbukti atau diterima mengapa hal itu bisa terjadi, banyak hal yang menjadi penyebab antara lain : 4.3.1 Faktor panjang lengan. Menurut Imam Hidayat ( 1997 : 174-175 ), kesalahan gerakan kayuhan renang pada umumnya adalah lengan dalam keadaan lurus. Kerugian dari mekanisme gerak ini adalah lengan yang lurus akan memperbesar drag sehingga sukar menghimpun kecepatan gerak. Bila

percepatan gerak kurang, maka frekwensi kayuhan akan berkurang. Bila frekwensi berkurang kecepatan renang akan berkurang juga. Untuk menanggulangi kerugian tersebut di atas, telapak tangan tidak lagi bergerak seperti mendayung atau menepis, tetapi gerakannya menyisir. Dengan menyisir, mekanisme gerak di sini memanfaatkan daya angkat seperti pada sayap pesawat terbang atau baling-baling pada kapal. Agar dapat menyisir air ke berbagai arah maka tangan bergerak melengkung. Maka agar frekwensi kayuhan besar, lengan agak ditekuk sehinga pola gerakanya berbentuk roda gerigi. Kemungkinan para atlet PPOP juga melakukan kesalahan yang sama seperti tersebut di atas, sehingga kecepatan berkurang. 4.3.2 Tentang faktor VO2 Max dijelaskan bahwa VO2 Max atau tenaga aerobik maksimal atau disebut juga penggunaan oksigen maksimal adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga.

47

VO2 Max mengacu pada kecepatan pemakaian oksigen, bukan sekedar banyaknya oksigen yang dipakai (Brooks dan Fahey, 1984 : 254 ). Oleh sebab itu VO2 Max lebih bermanfaat untuk olahraga jenis aerobik. Salah satu ciri olahraga aerobuik adalah tidak mengerahkan seluruh tanaga untuk suatu gerak yang cepat, misalnya seperti sprint. Dalam renang 50 meter gaya Crawl, perenang mengerahkan seluruh tenaga agar dapat berenang dengan cepat, dengah demikian peranan VO2 Max tidak banyak berarti. Berbeda dengan misalnya mereka melakukan renang jarak jauh. Sebab renang jarak jauh relatif tidak memaksakan tenaga untuk memacu gerak yang cepat, tetapi lebih kepada menghemat tenaga agar dapat berenang dalam tempo lama walaupun waktu atau lamanya renang juga diperhitungkan. Karena alasan tersebut di atas maka pengaruh VO2 Max dengan kecepatan renang menjadi tidak signifikan.

48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007. 5.1.2 Tidak ada hubungan antara panjang lengan dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007.. 5.1.3 Tidak ada hubungan yang signifikan antara VO
2

Max dengan kecepatan

renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007. 5.1.4 Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, panjang lengan dan VO 2 Max dengan kecepatan renang gaya crawl 50 meter pada atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007.

5.2 Saran Saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : 5.2.1 Tinggi badan adalah penting dalam olahraga renang. Oleh karena itu dalam menentukan atlet tinggi badan harap dipertimbangkan. 5.2.2 Panjang lengan bukan merupakan gangguan untuk kecepatan renang walaupun dalam penelitian tidak menunjukkan hubungabn yang signifikan.

49

Oleh sebab itu yang dipentingkan dalam latihan renang bukan panjang lengannya tetapi kekuatannya.. 5.2.3 VO
2

Max penting untuk olahraga renang walaupun di jarak pendek kurang

berarti,. Oleh sebbab itu dianjurkan latihan fisik dilakukan secara intensif.

50

DAFTAR PUSTAKA

A.P Pandjahitan. 1990. Dasar Teori Olahraga dan Organisasi. Bandung. PT. Remaja Rosida Karya. Brooks, G.A., Fahly, T.D. 1984 Excercise Physiology ; Human Bioenergetics and its Application, New York : 1 st John, Wilwy and Son Inc. Clem. W. Thomson, Oh.D,F.A.C.S.M, 1981, Manual of Structural Kinesiology, London : The C.V. Mosby Company. Depdikbud, 1980, Alat-alat tes dan pengukuran kesegaran jasmani dan penggunaannya ; Jakarta : Depdikbud. Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Em Zul Fajri dan Ratu Apriklia Senja, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Garis-garis Besar Halyuan Negara, 1999. Tap. MPR No. II/MPR/1999, Jakarta : Sekretariat Negara. Guyton.1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. ----------, 1998, Coaching dan Aspek-aspek Psychologis dalam Choaching, Jakarta : Tambak Kesuma Imam Hidayat. 1997. Biomekanika. Bandung: IKIP Bandung. Jensen,Schultz dan Bangeter, 1983. Applied kinesiology and Biomechanices. New York: Mc. Graw Hill, Compan Inc Book. John Ihalaw, 1977, Metodologi Penelitian, Salatiga : Satya Wacana Kasiyo Dwijowinoto. 1979. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan taktik. Semarang: IKIP Semarang. Ketut Natera, 1991. Tes Pengukuran. Semarang : FPOK IKIP Semarang.

51

Maglischo, Ernest, W, 1993, Swimming Faster-A ComprehensiveGuide to The Science of Swimming, Caliofornia, Mayfild Publishing Company. M.Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga. Semarang: Dahara Prize. Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip dan Penerapannya, Jakarta : Depdiknas. Singgih Santoso, 2005, Statistik Parametrik, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Suharsimi Arikunto.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 1990. Statistik II, Yogyakarta : Andi Offset. Syahri Alhusin.2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat Alat Tes Thomson W. Clem. 1981. Manual Of Structural Kinesiology. London : CV. Mosby Company St. Louis Toronto Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES Wilmore. 1986. Training For Sport and physical Activitiy. Boston : Allyn and Bacon, Inc Winarno Surahmat, 1982, Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

53

Lampiran 1

54

Lampiran 2

55

Lampiran 3

56

Lampiran 4

PEMBINAAN DAN PEMBIBITAN OLAHRAGA PRESTASI RENANG PROVINSI JAWA TENGAH

SURAT KETERANGAN -------------------------------------------No. : .

Dengan ini Penanggung jawab PPOP Renang Provinsi Jawa Tengah menerangkan bahwa :

Nama : Slamet Nugroho Jabatan: Mahasiswa FIK UNNES NIM : 6301403059 Benar-benar telah melakukan penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul : Hubungan Anatara Tinggi Badan, Panjang Lengan dan VO 2 Maks Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 50 meter pada Atlet PPOP Renang Jawa Tengah Tahun 2007. Penelitian tersebut dilaksanakan tanggal 9 Februari 2007.

Demikian surat keterangan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Semarang, ......................................... Penanggung jawab PPOP

FD. Hartadi Nurtjojo, S.E.

Lampiran 5

57

Lampiran 6

58

DATA TES TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, VO2 MAX DAN KECEPATAN RENANG GAYA CRAWL 50 METER PADA ATLET PPOP RENANG JAWA TENGAH TAHUN 2007 Data TES FISIK SHUTT VO2M 6 48,7 2 47,4 5 44,5 5 48,7 4 44,5 2 47,4 9 52,5 2 43,9 1 50,8 4 50,8 1 48,7 7 43,9

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Nama Guntur P Putra Hauta Wijaya Rendy Pramana Hans Sebastian Frantszillato Richo Wibowo Andree Cipta N Rabani Wangsa Anindyo Absar Arifin Reza Denny Budi U

TB 176 162,5 152,5 155,5 148 158,5 168 158,5 156,35 163,5 157 159

PL 80,1 76,7 68,6 71,3 65 70,1 73,8 71,7 70,1 72,5 69 70

LEV 10 10 9 10 9 10 11 9 11 11 9 10

I 26,32 31,07 31,14 32,49 31,71 31,30 29,05 31,14 35,67 30,34 27,75 27,95

Kec R 50 m II Terbaik 26,64 26,32 30,47 30,47 32,08 31,14 31,39 31,39 31,49 31,49 31,36 31,30 29,31 29,05 32,37 31,14 36,71 35,67 29,53 29,53 27,80 27,75 27,67 27,67

Ketr.

Lanjutan Lampiran 6

59

Data hasil pengukuran tinggi badan, panjang lengan, VO2 Maks Kecepatan renang Crawl 50 meter Atlet PPOP Jawa Tengah Tahun 2007
Data No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Guntur P Putra Hauta Wijaya Rendy Pramana Hans Sebastian Frantszillato Richo Wibowo Andree Cipta N Rabani Wangsa Anindyo Absar Arifin Reza Denny Budi U Mean Std.Dev TB 176 162,5 152,5 155,5 148 158,5 168 158,5 156,35 163,5 157 159 159,61 7,29 Panj Lengan 80,1 76,7 68,6 71,3 65 70,1 73,8 71,7 70,1 72,5 69 70 71,58 3,94 VO2 MAKS 48,7 47,4 44,5 48,7 44,5 47,4 52,5 43,9 50,8 50,8 48,7 43,9 47,65 2,94 Kec.renang Crawl 50m 26,32 30,47 31,14 31,39 31,49 31,30 29,05 31,14 35,67 29,53 27,75 27,67 30,24 2,44

Lanjutan Lampiran 6

60

Data hasil pengukuran Tinggi Badan, Panjang Lengan, VO2 Maks Kecepatan renang Gaya Cawl 50 meter atlet PPOP Jawa Tengah tahun 2007 Transformasi Data Ke skor T Data
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Guntur P Putra Hauta Wijaya Rendy Pramana Hans Sebastian Frantszillato Richo Wibowo Andree Cipta N Rabani Wangsa Anindyo Absar Arifin Reza Denny Budi U TB 72,47 53,96 40,25 44,36 34,08 48,47 61,50 48,47 45,53 55,33 46,42 49,16 Panj Lengan 71,66 63,02 42,44 49,30 33,29 46,25 55,65 50,32 46,25 52,35 43,46 46,00 VO2 MAKS 53,58 49,15 39,27 53,58 39,27 49,15 66,52 37,22 60,73 60,73 53,58 37,22 Kec.renang Crawl 50m 66,11 49,07 46,32 45,29 44,88 45,66 54,90 46,32 27,72 52,93 60,24 60,57

Lampiran 7

61

Descriptives
Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m Valid N (listwise) N 12 12 12 12 12 Descriptive Statistics Minimum Maximum 34,08 72,47 33,29 71,66 37,22 66,52 27,72 66,11 Mean 50,0000 49,9992 50,0000 50,0008 Std. Deviation 9,99884 9,99994 9,99997 10,00133

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tinggi Panjang Badan Lengan N 12 12 Normal Parameters Mean 50,0000 49,9992 Std. Deviation 9,99884 9,99994 Most Extreme Differences Absolute ,200 ,157 Positive ,200 ,157 Negative -,120 -,142 Kolmogorov-Smirnov Z ,693 ,544 Asymp. Sig. (2-tailed) ,722 ,929 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m 12 12 50,0000 50,0008 9,99997 10,00133 ,192 ,221 ,192 ,144 -,140 -,221 ,664 ,766 ,770 ,601

NPar Tests Chi-Square Test


Test Statistics Tinggi Badan Panjang Lengan VO2 Maks Kec Renang Crawl 50 m Chi-Square ,833 ,833 1,000 ,833 Df 10 10 5 10 Asymp. Sig. 1,000 1,000 ,963 1,000 a 11 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,1. b 6 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2,0.

Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed 1 Tinggi Badan , a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Model Summary R Square Adjusted R Square ,339 ,273 Method Enter

Model 1

R ,582

Std. Error of the Estimate 8,52758

62

a Predictors: (Constant), Tinggi Badan ANOVA Sum of Squares df Mean Square Regression 373,096 1 373,096 Residual 727,196 10 72,720 Total 1100,292 11 a Predictors: (Constant), Tinggi Badan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

Model 1

F 5,131

Sig. ,047

Coefficients Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 20,878 13,091 Tinggi Badan ,582 ,257 ,582 a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

t 1,595 2,265

Sig. ,142 ,047

Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed 1 Panjang Lengan , a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,434 ,188 ,107 a Predictors: (Constant), Panjang Lengan ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square 1 Regression 207,259 1 207,259 Residual 893,032 10 89,303 Total 1100,292 11 a Predictors: (Constant), Panjang Lengan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Method Enter

Std. Error of the Estimate 9,45004

F 2,321

Sig. ,159

Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 28,298 14,505 Panjang Lengan ,434 ,285 ,434 a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

Sig.

1,951 1,523

,080 ,159

Regression
Variables Entered/Removed

63

Model Variables Entered Variables Removed 1 VO2 Maks , a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,035 ,001 -,099 a Predictors: (Constant), VO2 Maks ANOVA Sum of Squares df Mean Square Regression 1,338 1 1,338 Residual 1098,954 10 109,895 Total 1100,292 11 a Predictors: (Constant), VO2 Maks b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Model 1 Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 51,744 16,091 VO2 Maks -3,487E-02 ,316 a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

Method Enter

Std. Error of the Estimate 10,48310

F ,012

Sig. ,914

Standardized Coefficients Beta -,035

Sig.

3,216 -,110

,009 ,914

Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed 1 VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan , a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m Method Enter

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,768 ,590 ,437 7,50735 a Predictors: (Constant), VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Regression 649,409 3 216,470 3,841 Residual 450,882 8 56,360 Total 1100,292 11 a Predictors: (Constant), VO2 Maks, Panjang Lengan, Tinggi Badan b Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

Model 1

Sig. ,057

Coefficients

64

Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 37,175 13,758 Tinggi Badan 1,612 ,614 Panjang Lengan -,843 ,578 VO2 Maks -,512 ,267 a Dependent Variable: Kec Renang Crawl 50 m

Standardized Coefficients Beta 1,611 -,843 -,512

Sig.

2,702 2,624 -1,460 -1,920

,027 ,030 ,182 ,091

Correlations
Correlations Tinggi Panjang Lengan Badan Tinggi Badan Pearson Correlation 1 ,917 Sig. (2-tailed) , ,000 N 12 12 Panjang Lengan Pearson Correlation ,917 1 Sig. (2-tailed) ,000 , N 12 12 VO2 Maks Pearson Correlation ,500 ,390 Sig. (2-tailed) ,098 ,210 N 12 12 Kec Renang Crawl 50 m Pearson Correlation ,582 ,434 Sig. (2-tailed) ,047 ,159 N 12 12 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). VO2 Maks ,500 ,098 12 ,390 ,210 12 1 , 12 -,035 ,914 12 Kec Renang Crawl 50 m ,582 ,047 12 ,434 ,159 12 -,035 ,914 12 1 , 12

Nonparametric Correlations
Correlations Tinggi Badan 1,000 , 12 ,677 ,002 12 ,258 ,263 12 ,585 ,009 12 Panjang VO2 Maks Kec Renang Lengan Crawl 50 m ,677 ,258 ,585 ,002 ,263 ,009 12 12 12 1,000 ,323 ,338 , ,162 ,130 12 12 12 ,323 1,000 ,032 ,162 , ,889 12 12 12 ,338 ,032 1,000 ,130 ,889 , 12 12 12

Kendall's tau_b Tinggi Badan

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Panjang Lengan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N VO2 Maks Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Kec Renang Crawl 50 m Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

Lampiran 8

65

Lanjutan Lampiran 8

66

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

67

Gambar 1 : Pengukuran Panjang Lengan

Gambar 2 : Pengukuran Panjang Lengan

68

Gambar 3 : Pengukuran Tinggi Badan

Gambar 4 : Tes Multi Stage Fitness

69

Gambar 5 : Tes Multi Stage Fitness

Gambar 6 : Tes Multi Stage Fitness

70

Gambar 7 : Tes Multi Stage Fitness

Gambar 8 : Start 50 meter Crawl

71

Gambar 9 : Start 50 meter Crawl

You might also like