Professional Documents
Culture Documents
Yuliana Puspitasari Derin Dwi Agustina Hesih Permawati Nur Ismu Zakiah Rizqi 06121011025 06121011026 06121011029 06121011041 06121411010
Menu - Menu
Apa itu pembelajaran ?
Bagaimana menciptakan metode-metode baru dalam belajar di era Globalisasi ini ??
Perbedaan TC dan LC
Menurut Arikunto
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.
proses
interaksi
peserta
didik
dengan
1. Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang
Bagaimana Memberdayakan/ menciptakan metode-metode baru dalam belajar di era Globalisasi ini ??
1. Memberdayakan Alat-Alat Digital Dalam Pembelajaran Sekarang sudah sangat baik belajar di era digital itu membuat kita lebih mudah dalam mencari sumber sumber pengetahuan mencari sumber ilmu pengetahuan dengan menggunakan internet, dengan menggunakan internet kita dapat mencari apa saja yang kita perlukan karena internet sekarang sudah mencakup seluruh dunia.
Fasilitas saat ini menggunakan alat-alat modern atau alat-alat seperti komputer ,
laptop dan proyektor, serta jejaring social bisa digunakan juga untuk menambah pengetahuan seperti facebook, twitter, friendster, blog, dan lain sebagainya. Namun diantara jejaring social tersebut tidak luput dari kelebihan dan kekurangan. banyak orang mencari pengetahuan dengan menggunaka web browser karena dengan adanya web browser kita dapat lebih efisien dalam mencari informasi-informasi.
2. Memberdayakan Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran , Kemampuan berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan. Berpikir kritis ini mengaktifkan kemampuan melakukan analisis dan evaluasi bukti, identifikasi pertanyaan, kesimpulan logis, memahami implikasi argumen. berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar.
Perbedaan TC dan LC
Berpusat Pada Pengajar (Teacher Centered - TC) Pengetahuan dipindahkan dari pengajar ke pemelajar. Berpusat Pada Pemelajar (Learner Centered - LC) Pemelajar membangun pengetahuan.
Pemelajar memperoleh informasi secara pasif. Belajar dan penilaian adalah hal yang terpisah.
Pemelajar terlibat secara aktif. Belajar dan penilaian adalah hal yang sangat terkait. Budaya belajar adalah kooperatif, kolaboratif, dan saling mendukung.
Penekanan
pada
penguasaan
dan
penggunaan
pengetahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta menyelesaikanmasalah konteks kehidupan nyata. Pengajar perannnya sebagai pemberi informasi dan penilai. Fokus pada satu bidang disiplin. Pengajar sebagai pendorong dan pemberi fasilitas pembelajaran. Pengajar dan pemelajar mengevaluasi bersama-bersama. Pendekatan pada integrasi antardisiplin. pembelajaran
pengetahuan penting yang harus kita peroleh agar penampilan kita bisa efektif. Pada dimensi pemerolehan pengetahuan ini yang penting dalam proses mental individu adalah daya ingat (memory).
3. Melakukan (doing)
Pada dimensi melakukan, itu artinya para pemelajar tahu persis, bahwa mereka harus latihan terus tentu saja ini bukan berarti hanya sekadar aktivitas fisik (seperti kita membicarakan orang main tenis), tetapi juga dalam arti pemikiran. Mereka sadar kalo mau dapat informasi lebih banyak harus terampil menggunakan mesin pencari di internet. Kalau mau kompeten berkomunikasi, harus terampil sebagai
1. Pemberian masalah,
biasanya masalah memiliki konteks dengan
dunia nyata, pemelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah
2. Adanya Peningkatan Tuntutan tujuan dari peningkatan tuntutan adalah untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, aksesbilitas informasi dan ledakan pengetahuan, perlunya penekanan kompetensi dunia nyata dalam belajar, serta perkembangan dalam bidang pembelajaran, psikologi, dan pedagogik.