You are on page 1of 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan.
Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan
diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring
dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai
macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan
makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai
masalah itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka
memerlukan bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada
individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan konseling
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara,
salah satunya adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan
dan konseling.
Dalam makalah ini nanti akan dipaparkan berbagai hal terkait dengan
bimbingan konseling islam, termasuk tujuan-tujuan dari bimbingan konseling
islam dan bagaimana ketika bimbingan dan konseling di implementasikan dalam
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Bimbingan dan Konseling Islam?
2. Apa saja landasan Bimbingan dan Konseling Islam?
3. Apa tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling islam?
4. Bagaimana Urgensi Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran?


2


C. Tujuan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud Bimbingan dan Konseling Islam
2. Mengetahui Apa saja landasan Bimbingan dan Konseling Islam
3. Mengetahui Apa tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling islam
4. Mengetahui Bagaimana Urgensi Bimbingan dan Konseling dalam
Pembelajaran






















3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
1. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah
inggris guidance dancounseling. Dalam kamus bahasa Inggris guidance
dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut ;
menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading); menuntun
(conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur
(regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasehat (giving advice).
Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan
kata counsel, yang diartikan sebagai berikut; nasehat (to abtain counsel);
anjuran (to give counsel); pembicaraan (to take counsel). dengan
demikian, counseling akan diartikan sebagai pemberian nasehat; pemberian
anjuran; dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Dulu istilah konseling di Indonesia menjadi penyuluhan (nasehat), akan
tetapi istilah penyuluhan banyak digunakan pada bimbingan lain, misalnya
dalam penyuluhan pertanian, dan penyuluhan keluarga berencana, yang sama
sekali berbeda isinya dengan yang dimaksud konseling. Maka agar tidak
menimbulkan salah paham istilah couselling tersebut langsung diserap
menjadi konseling.
Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling
terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling
sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam
bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan
pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain
bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling
sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan
4

pada objek yang sama yaitu problem sedangkan perbedaannya terletak pada
perhatian dan perlakuan dari masalah.
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depannya.
2. Islam
Istilah Islam dalam wacana studi Islam berasal dari bahasa arab dalam
bentuk masdar yang secara harfiyah berarti selamat, sentosa dan damai. Dari
kata kerja salimadiubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri.
Dengan demikian arti pokok Islam secara kebahasaan adalah ketundukan,
keselamatan, dan kedamaian.

Secara terminologis, Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni:
Islam ialah penyerahan, kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah
swt. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
Di samping itu, Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki al-Shawi
mendefinisikan Islam dengan rumusan Islam yaitu: atauran Ilahi yang dapat
membawa manusia yang berakal sehat menuju kemaslahatan atau
kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhiratnya.

Pendapat lain menyatakan bahwa islam adalah agama yang dibawa
oleh para utusan Allah dan disempurnakan oleh rasullullah SAW yang
memiliki sumber pokok al-quran dan sunnah rasullullah SAW sebagai
petunjuk umat islam sepanjang masa.
3. Bimbingan dan Konseling Islam
Secara sederhana, gabungan dari masing-masing isitilah dari kedua
poin diatas dapat dikaitkan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebutan
Bimbingan Konseling Islam. Dalam hal ini, Bimbingan Konseling Islam
sebagaimana dimaksudkan di atas adalah terpusat pada tiga dimensi dalam
Islam, yaitu ketundukan, keselamatan dan kedamaian. Batasan lebih spesifik,
5

Bimbingan Konseling Islam dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda
dalam istilah dan redaksi yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan
tujuan, bahkan satu dengan yang lain saling melengkapinya. Berdasarkan
beberapa rumusan tersebut dapat diambil suatu kesan bahwa yang dimaksud
dengan Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan
secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang
yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami
dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat
hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-
Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.

Ada beberapa defenisi tentang bimbingan dan konseling Islam, yaitu :
a. Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu proses
pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali
eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Yahya Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islam adalah
pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia
yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin
mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal
mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia
yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan
akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat
dalam al-Quran dan Hadis.
c. Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islam
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
6

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
konseling Islam merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka
mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialami klien agar
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran
Islam.
Perbedaan bimbingan dan konseling umum dengan bimbingan dan
konseling Islam menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
a. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak
dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan
bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah
keduniawian, sedangkan Islam menganjurkan aktifitas layanan bimbingan
dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu
bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling,
dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
b. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah
di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling
yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu,
sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islam didasarkan atas, yaitu
Al-Quran dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
c. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah
kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan
konseling Islam meyakini adanya kehidupan sesudah mati
d. Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan
mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan
dan konseling Islam membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.

B. Landasan Bimbingan Dan Konseling Islam
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-
Quran dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber dari segala sumber pedoman
7

hidup umat Islam, dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, Sabda
Nabi SAW. Artinya : Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda; Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu
berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah
langkah, sesuatu itu yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul (H.R. Malik).
Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal
dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan al-Quran dan
sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep (pengertian makna hakiki
bimbingan dan kenseling Islam bersumber).
Al-Quran dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan
dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan
yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Quran di sebut juga dengan landasan
naqliyah sedangkan landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan
konseling Islami yang bersifat aqliyah. Dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu
atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.
Jadi landasan utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Quran dan
Sunnah. Firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat 4,
; 4L^UE =}=Oee"- EO)
^}=O;O CO^> ^j
Artinya sebagai berikut : Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia diciptakan dalam
bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang memadai, dan
memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang
mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami
istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai
ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya.
8

Al-Quran dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling Islami, nasehat,
dan obat bagi manusia. Firman Allah surat al-Isra ayat 82 : Artinya : Dan kami
turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan al-Quran tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Quran, al-Quran merupakan mukjizat
Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan
petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan
penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang
tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan
bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan
mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau
menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.

C. Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling Islam
1. Tujuan Bimbingan Konseling Islam
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan
untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang
lebih terperinci adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,
bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah
Tuhannya.
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah
laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
9

c. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong
dan rasa kasih sayang.
d. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan
menerima ujianNya.
e. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan
dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupan.
f. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseling yang sesuai
dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma
kenabian .
Sedangkan dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam islam, Aunur
Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling islam dalam tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah membantu individu
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akherat. Tujuan khususnyaadalah:
a. membantu individu agar tidak menghadapi masalah
b. membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
c. membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi dan kondisi
yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam
Fungsi bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai
berikut :
10

a. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah bagi dirinya
b. Fungsi kuratif atau korektif, membantu individu memecahkan masalah
yang sedang di hadapi atau di alami
c. Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga agar situasi atau
kondisi yang semula tidak baik telah menjadi baik (terpecahkan ) itu
kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali)
d. Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu individu
memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar
tetap baik dan menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi
sebab munculnya masalah baginya.
Berdasarkan fungsi bimbingan dan konseling Islami di atas, terlihat bahwa
substansi layanan tersebut adalah untuk memecahkan setiap persoalan yang di
hadapi oleh peserta didik terutama pada masa remaja dalam kehidupan sehari-
hari serta mengusahakan sedapat mungkin agar masalah yang sama tidak
terulang lagi. Fungsi konseling secara tradisional digolongkan kepada tiga
fungsi, yakni :
a. Remedial atau rehabilitative
Secara historis konseling lebih banyak memberikan penekanan pada
fungsi remedial karena sangat dipengaruhi oleh psikologi klinik dan
psikiatri. Peranan remedial berfokus pada masalah : penyesuaian diri,
menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, mengembalikan
kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
b. Fungsi educatif / pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah : membantu meningkatkan
keterampilan-keterampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan
memecahkan masalah-masalah hidup, membantu meningkat kemampuan
menghadapi transisi dalam kehidupan, untuk keperluan jangka pendek,
konseling membantu individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas,
11

mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar
pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan sebagainya.
c. Fungsi preventif/pencegahan
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk
melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan
karena kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan
strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk
mencoba mengantisipasi dan mengelakkan resiko-resiko hidup yang tidak
perlu terjadi.

D. Urgensi Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling
disekolah/madrasah, bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum
(perundang undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseling, agar
mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-
spiritual).
Konseling sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (on becaming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut, konseling
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan konseling tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari
masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam
arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseling tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
12

Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau
diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan
perilaku konseling,seperti terjadinya stagnasi (kemandekan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Iklim lingkungan
kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangan televisi dan media-
media lain, penyalahgunaan alat kontraspsi, ketidakharmonisan dalam kehidupan
keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa ini mempengaruhi perilaku atau
gaya hidup konseling (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang
dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti pelanggaran tata tertib,
pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan
seperti yang disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseling dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah
pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan
yang hanya melaksanakan bidang administrative dan instruksional dengan
mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseling yang
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan
atau kematangan dalam aspek kepribadian.
Dengan dasar itulah bimbingan dan konseling sangat berperan penting
dalam pembentukan sosok peserta didik yang dicita-citakan seperti yang
dicantumkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003, yaitu:
1. beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa
2. berakhlak mulia
3. memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. memiliki kesehatan jasmani dan rohani
5. memiliki kepribadian yang mantap dan kebangsaan
13

6. memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan itu bimbingan
konseling disekolah di orientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi konseling, yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait
dengan perkembangan konseling sebagai makhluk yang berdimensi
biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial dan spiritual).























14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bimbingan dan konseling Islam merupakan suatu usaha yang dapat
dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang
dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
berdasarkan ajaran Islam.
Al-Quran dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan
dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan
yang bersifat filsafat dan keilmuan.
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan
untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling Islam dibagi menjadi Fungsi
preventif, Fungsi kuratif atau korektif, Fungsi preventif dan Fungsi
developmental atau pengembangan.
Bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam pembentukan
sosok peserta didik yang dicita-citakan seperti yang dicantumkan dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003, yaitu:
1. beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa
2. berakhlak mulia
3. memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. memiliki kesehatan jasmani dan rohani
5. memiliki kepribadian yang mantap dan kebangsaan
6. memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan




15

B. Saran
Demikian Makalah singkat dengan Judul Bimbingan dan Konseling
Islam ini selesai kami susun sebagai tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan
dan kekeliruan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
guna perbaikan karya kami selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah singkat ini dapat berguna bagi kita semua.






















16

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari
para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.



Bengkulu, September 2013


Penulis







i
17

MAKALAH
BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
Pengertian BKI dan Urgensi BKI



Di susun oleh :
Selfi Oktarina
2113327935

Dosen Pembimbing :
Triani Astuti, MA., M. Si








JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN)
2013

18

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian bimbingan dan konseling islam ........................... 3
B. Landasan bimbingan dan konseling islam .......................... 6
C. Tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling islam ................ 8
D. Urgensi bimbingan dan konseling dalam pembelajaran ....... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA







ii
19


DAFTAR PUSTAKA

Asy`ari, Ahm dkk. 2004, Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel

Ahmad Mubarok, 2002. Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Rahim Faqih, 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jakarta: UII Press

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
depaartemen Pendidikan Nasional, Rambu-rambu Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: 2007

iii

You might also like