Professional Documents
Culture Documents
OLEH : ALBERT NOVRIADI MARTHEN BATO EVA INDRESWARI TANDISALLA ESTI LULIANA
PEMBIMBING :
DR. MM. RUDI PRIHATNO, MKES, MSI.MED, SP.AN
ANESTESI SPINAL
pemberian obat anestesia lokal ke dalam ruang
subarachnoid mendapatkan analgesi setinggi dermatom tertentu dan relaksasi otot rangka Injeksi ini biasanya dilakukan pada tulang belakang lumbar bawah tingkat di mana sumsum tulang belakang berakhir (L2). Spinal anestesi memberikan kondisi operasi yang sangat baik untuk operasi di bawah umbilikus.11
Procaine Golongan Aksi Potensi Toksisitas Durasi Biotransformasi Dosis Maksimal Onset Ester Pendek 1 1 45 Plasma 12 mg/kg 2-3
Bedah obstetri-ginekologi
Bedah urologi Bedah abdomen bawah
KONTRAINDIKASI
ABSOLUT
Pasian menolak Infeksi di tempat suntikan Hipovolemia berat, syok Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan Tekanan intrakranial meninggi Fasilitas resusitasi minim Kurang pengalaman atau tanpa didampingi konsultan anestesia
RELATIF
Infeksi sistemik (sepsis,
bakteremia) Infeksi sekitar tempat suntikan Kelainan neurologis Kelainan Psikis Bedah lama Penyakit Jantung Hipovolemia ringan Nyeri punggung kronis
Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi permukaan jarum spinal di daerah antara
vertebrata lumbalis (interlumbal). Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien. Lakukan penyuntikan jarum spinal pd bid. medial dengan sudut 100-300 terhadap bidang horizontal ke arah cranial. Jarum lumbal akan menembus lig. supraspinosum, lig. interspinosum,lig. flavum, lapisan duramater, dan lapisan subaraknoid
menembus lig. supraspinosum, lig. interspinosum,lig. flavum, lap. duramater, dan lap. subaraknoid Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar. Suntikkan obat anestetik local yang telah disiapkan ke dalam ruang subaraknoid.
KOMPLIKASI
DINI
KEMUDIAN
Nyeri tempat
Komplikasi
suntikan Nyeri punggung PDPH (Post Dural Puncture Headache) Retensio urin Meningitis Shivering Blokade Total Spinal
PREMEDIKASI
pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi dengan
tujuan melancarkan induksi, rumatan, dan bangun dari anestesi. TUJUAN : Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien (menghilangkan rasa khawatir , memberikan ketenangan, memberikan analgesia,mencegah mual muntah pasca bedah) Memudahkan/memperlancar induksi Mengurangi jumlah obat-obatan anestetika Menekan refleks-refleks yang tidak diinginkan Mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas menciptakan amnesia
OBAT-OBAT PREMEDIKASI
Golongan antikolinergik (Atropin, Skopolamin,
Fentanyl) Golongan transquilizer (Fenotiazin, Klorpromazin, Droperidol, Dehidrobenzoperidol) Golongan antiemetik ( Cimetidine, Ondansetron)
menyenangkan yang mendahului muntah, disertai hipersalivasi, keringat dingin, pucat, takikardi, hilangnya tonus gaster, kontraksi duodenum dan refluks isi intestinal ke dalam gaster Muntah (vomiting) ekspulsi secara paksa isi lambung keluar mLL mulut diseb. oleh kontraksi otot-otot pernapasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif)
Pusat muntah di medula oblongata. Pusat ini menerima masukan impuls dari :
1.
-
2. Sistem vestibuler (motion sickness dan mual akibat gangguan pada telinga bagian tengah)
berhubungan dengan perasaan tidak menyenangkan, penglihatan, bau, ingatan, dan ketakutan.
4. Nervus vagus (membawa sinyal dari traktus gastrointestinal) 5. Sistem spinoretikuler (menginduksi mual akibat trauma fisik) 6.Nukleus traktus solitarius (merupakan arkus reflek dari reflek muntah)
Stress psikis
Vestibular Labyrinth
Limbic System
cerebellum
DARAH
Rangsang Kimiawi
Peningkatan TIK
Cortical afferent
-NYERI -HIPOKSIA -PENGLIHATAN
Visceral Afferent
-PENYAKIT JANTUNG
-GASTROINTESTINAL -BILIER
Pusat Muntah
Nausea Vomitus
Faktor Pasien Umur Jenis kelamin Kegemukan Riwayat PONV dan mabuk perjalanan Penundaan waktu pengosongan lambung
2.
Faktor Preoperatif Makanan Kecemasan Alasan pembedahan Premedikasi ex : Atropin menuda pengosongan lambung; opiod sekresi lambung
a. Faktor anestesi 1. Induksi stimulus pada aferen mekanoreseptor faring menyebabkan mual muntah. 2. Anestetik anestesi yang lebih dalam atau dorongan lambung selama pernapasan menggunakan masker dapat menjadi faktor penyebab PONV 3. Obat anestesi Resiko penggunaan opioid, etomidat, ketamin, nitrogen monoksida dan anestesi inhalasi 4. Agen inhalasi anestesi inhalasi, eter dan siklopropan , NO insiden PONV
3.
Teknik Anestesi Anestesi spinal dan regional memiliki angka kejadian yang rendah untuk PONV daripada anestesi umum
b.
4. Faktor Post operatif Nyeri pasca bedah, pergerakan dan makan yang terlalu dini setelah pembedahan PONV.
BAHAYA PONV
angka kesakitan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,ruptur esofagus, tegangan jahitan dan dehiscence.Apabila kronis dapat menyebabkan malnutrisi. 2. Isi lambung yang padat menyumbat jalan napas asfiksia, hipoksia, dan hiperkapnia. Asam lambung akan merusak jaringan paru pneumonia aspirasi (sindroma Mendelson). Gejala: sesak napas, syok, sianosis, suara ronkhi basah pada kedua paru, edema paru. Pasien biasanya meninggal karena gagal jantung dan napas.
1.
dan bila msk ke rongga mulut inflmsi mukosa rongga mulut,caries Dapat pula terjadi laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung yang disebut Mallory Weiss syndrome.
PENCEGAHAN PONV
Antikolinergik ex. hyoscine hydrobromide dan skopolaminmenghambat stimulus pada pusat muntah dengan memblok aksi asetilkolin pd reseptor muskarinik di sist. Vestibuler& mengurangi motilitas lambung dan stimulus aferen dari pusat muntah. 2. Antihistamin ex. prometazin dan siklizin memblok reseptor H1 dan muskarinik pada pusat muntah 3. Antagonis dopamin Antagonis D2 memiliki kerja yang baik untuk menghambat aksi dari agen penstimulus CTZ (ex. opioid)
1.
HT3, baik di perifer yaitu pada traktus gastrointestinalis (saraf aferen nervus vagus) dan sentral pada CTZ; ex :ondansetron, dolasetron, tropisetron, dan granisetron. 5. Kortikosteroid Mekanisme belum jelas, kemungkinan antagonis prostaglandin/menghambat pembentukan endorfin,menghilangkan malaise, dan memberi perasaan nyaman dan segar (sense of well-being). 6. Obat-obat yang lain Cannabinoid adalah derivat sintetis dari cannabis: Nabilon dan Dronabidol & Benzodiazepin antara lain Lorazepam dan Alprazolam.
dengan penjelasan prosedur yang baik atau pemberian sedatif. Pemberian narkotik sebagai premedikasi. Peningkatan aktivitas parasimpatis, dimana blok spinal akan mempengaruhi kontrol simpatetik gastrointestinal. Refleks traksi dan manipulasi usus oleh operator.
ONDANSETRON
Fisiologi serotonin
dibentuk dari proses hidroksilasi dan dekarboksilasi triptofan Tdp pd trombosit dan traktus gastrointestinal (sel enterochromafin
dan pleksus myentericus). reseptornya yang berperan dalam mekanisme terjadinya mual dan muntah 5-HT3, Pd traktus gastrointestinal, serotonin menginduksi pembentukan asetilkolin pada pleksus myentericus melalui reseptor 5-HT3 yang menyebabkan bertambahnya peristaltik, sedangkan pengaruh pada sekresi lemah
Sifat umum
obat selektif terhadap reseptor antagonis 5-Hidroksi-Triptamin (5-
HT3) di otak memblok reseptor di gastrointestinal dan area postrema di CNS >mencegah mual dan muntah setelah operasi dan radioterapi
FARMAKOKINETIK
Cara pemberian : PO dan PE Dosis PO :4-8 mg/kgBB dan Dosis PE : 0,1 mg/BB Metabolisme obat ini terutama secara hidroksilasi
dan konjugasi dengan glukoronida atau sulfat di hati Efek thd CV sampai batas 3 mg/kgBB masih aman, metabolisme di hepar, diekskresi melalui ginjal waktu paruh 3,5-5,5 jam. Mula kerja kurang dari 30 menit, lama aksi 6-12 jam
FARMAKODINAMIK
Obat-obat anestesi pelepasan serotonin dari sel-
sel mukosa enterochromafin & mll lintasan yang melibatkan 5-HT3 merangsang area postrema muntah. Pelepasan serotonin akan diikat reseptor 5-HT3 memacu aferen vagus yang akan mengaktifkan refleks muntah. Serotonin juga dilepaskan akibat manipulasi pembedahan atau iritasi usus yang merangsang distensi gastrointestinal
nukleus traktus solitarius melalui kompetitif selektif di reseptor 5-HT3 2) Memblok reseptor perifer pada ujung saraf vagus yaitu dengan menghambat ikatan serotonin dengan reseptor pada ujung saraf vagus
muntah yang berhubungan dengan operasi dan pengobatan kanker dengan radioterapi dan sitostatika
EFEK SAMPING
konstipasi. Gejala lain
dapat berupa sakit kepala, flushing, mengantuk, gangguan saluran cerna, nyeri dada, susah bernapas, dsb
KESIMPULAN
Mual muntah pd anestesi spinal tjd krn hipotensi, adanya aktifitas yg
menyebabkan peristaltik usus, tarikan nervus dan pleksus khususnya N. Vagus, adanya empedu dlm lambung oleh krn relaksasi pylorus dan spinter duktus biliaris, faktor psikologis, serta hipoksia memicu muntah Muntah disebabkan o/ stimulasi pusat muntah di medulla oblongata Penanganannya : loading cairan 10-20 ml/kgbb kristaloid dan pemberian bolus efedrin 5-10 mg iv utk menangani hipotensi,oksigenasi yg adekuat utk mengatasi hipoksia dan diberikan antiemetik. Yg sering dipakai utk premedikasi anestesi spinal y.i. ondansetron gol. Antagonis reseptor 5 -HT3 yg krjanya menghambat reseptor serotonin pd sistem saraf serebral dan saluran pencernaan. Sehingga pbat emetik gol. Ini dpt digunakan utk mengobati mual dan muntah setelah operasi dan penggunaan obat c