Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam Kalau kemajuan persalinan tidak terjadi secara
memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai Permasalahan harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam Sebagian besar partus lama menunjukan pemanjangan kala satu
Permulaan persalinan
> kasus sukar ditetapkan secara tepat
kapan persalinan dimulai Tidak ada batasan yang disepakati ttg permulaan persalinan Definisi persalinan tidak berhasil mengetahui fase laten atau tahap permulaan persalinan
INSIDENSI
17%
ETIOLOGI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Disproporsi fetopelvik Malpresentasi dan malposisi Kerja uterus yang tidak efisien Serviks yang kaku Primigravida Ketuban pecah dini Analgesia dan anestesia yang berlebihan Wanita dependen
Berperan sendiri-sendiri atau bersama-sama Kelainan nyata satu faktor atau penyimpangan ringan
beberapa faktormerintangi keberhasilan persalinan Ketidakseimbangan ringan antara ukuran panggul dan ukuran janin dapat diatasi oleh kontraksi uterus yang kuat dan efisien Kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketidakseimbangan cerviks untuk membuka secara lancar dan cepat disamping kontraksi rahim yang tidak efektif
PROSES PERSALINAN
KALA SATU : Fase laten Fase Aktif KALA DUA : Pasif Aktif KALA TIGA KALA EMPAT
FASE LATEN
Dimulainya persalinan dan berlangsung
sampai permulaan fase aktif dilatasi serviks Dilatasi kira-kira 0.35 cm per jam Primigravida : 8.6 jam 20 jam Multigravida : 5.3 jam 14 jam Periode laten yang lama tidak berarti bahwa fase aktifnya akan abnormal
FASE AKTIF
Dimulai sejak akhir fase laten hingga
pembukaan lengkap Persalinan yang efektif dimulai sejak fase aktif yaitu periode dilatsi serviks yang mantap dan cepat
Fase aktif
Kala 1 Kala 2 Rata2 dilatasi selama fase aktif
5.8 jam
13.3 jam 57 menit
12 jam
28,5 jam 2.5 jam
2.5 jam
7.5 jam 18 menit
6 jam
20 jam 50 menit
Fase Laten yang memanjang Primigravida > 20 jam Multigravida > 14 jam Sebab : 1. Serviks belum matang pada awal persalinan 2. Posisi janin abnormal 3. Disproporsi fetopelvik 4. Persalinan disfungsional 5. Pemberian sedatif yang berlebihan Serviks akan membuka secara normal bila ada pendataran Tidak berbahaya bagi ibu atau anak
Fase Aktif yang memanjang (Primigravida) Primigravida > 12 jam Yang penting adalah kecepatan dilatasi Sebab : 1. Malposisi janin 2. Disproporsi fetopelviks 3. Sedatif dan analgetik >> 4. KPD sebelum dimulainya persalinan FE, SC dan kematian bayi meningkat 2 kelompok, yaitu : 1. Primary Dysfunctional Labor 2. Secondary Arrest of dilatation
terjadi Tanpa ada komplikasi lain, risiko ibu dan anak adalah kecil Selama kemajuan ada dan tidak terjadi gawat janin, fenomena ini dapat diterima 70 % persalinan normal,20 % dengan tindakan FE/VE, 10% SC Dapat mengalami penghentian sekunder
Dilatasi serviks yang sebelumnya berjalan naik lalu berhenti Diagnosis bila penghentian ini berlangsung 2 jam Etiologi : 1. Kontraksi yang berkurang/melemah (Inersia uteri sekunder) 2. Kontraksi kuat dan efisien dilatasi berhenti (Incoordinate uterine action)
Dapat terjadi bersamaan dan etiloginya berkaitan Penting dlm penilaian yang akurat pada situasi tersebut
dan diagnosis etiologi Ingat : Kerja uterus yang tidak efisien sering menyertai DKP dan posisi janin abnormal, kita harus menganggap buruknya kontraksi sebagai penyebab kurangnya kemajuan persalinan sampai faktor-faktor mekanis telah disingkirkan. Kalau persalinan tidak efektif ( kelelahan miometrium) merupakan satu-satunya penyebab istirahat, infus glukosa, amniotomi, stimulasi oksitosin akan memberikan hasil yang baik tanpa tindakan lain Bila ada komplikasi seperti disproporsi atau posisi abnormaltindakan ditujukan pada kelainan ini
Berlangsung > 6 jam dan laju dilatsi < 1.5 cm/jam Lebih jarang daripada primigravida Perasaan aman (persalinan lalu) malapetaka Pengamatan persalinan !! menghindari persalinan traumatik atau seksio sesaria Ciri-ciri partus lama pada multigravida : 1. Insidensi < 1 % 2. Mortalitas perinatal lebih tinggi dp primi 3. Jumlah bayi besar bermakna 4. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
Prolapsus funikuli merupakan komplikasi 6. Perdarahan postpartum 7. Ruptura uteri 8. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam 9. FE/VE 10. Angka seksio sesaria 25 %
5.
Penurunan Bagian Terendah - Dimulai pada akhir kala satu dan terus berlangsung -
sepanjang perjalanan kala dua Gangguan penurunan ancaman dan menunjukkan adanya permasalahan yang serius Diagnosis : tidak adanya perubahan stasiun bagian terendah janin 2 jam Sering disebabkan DKP dan abnormalitas kerja uterus Penyelesaian dengan tindakan trauma ibu dan bayi
DIAGNOSIS
Analisa Grafik Persalinan (Kurva Friedman,
Partograf-WHO) Kondisi janin : DJJ, mekonium Status Maternal: kelelahan, dehidrasi Pemeriksaan vaginam : keadaan serviks, stasiun kepala, caput/maulage, posisi kepala, penurunan(panggul, bentuk kepala,serviks) Kontraksi uterus Pemeriksaan Sinar x pada keadaan tertentu
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN 1. Persiapan kelahiran dan perawatan antenatal yang baik 2. Persalinan tidak boleh diinduksi bila serviks belum matang 3. Persalinan palsu (false labor) diatasi dengan istirahat dan sedasi
TINDAKAN SUPORTIF 1. Dukungan moril untuk ibu 2. Intake cairan cegah dehidrasi 3. Intake makanan/kalori 4. Kosongkan kandung kemih 5. Penggunaan sedatif dan analgetik secara bijaksana 6. Pemeriksaan vaginal dengan indikasi yang jelas 7. Pengawasan seksama persalinan normal
FASE LATEN MEMANJANG Singkirkan faktor mekanis Kondisi serviks : 1. Serviks matang : amniotomi, oksitosin 2. Serviks belum matang : terapi suportif a. False labor : pasien di pulangkan b. Persalinan efisien dan serviks dilatasi c. Tipe persalinan semula : stimulasi dengan oksitosin
Prognosis : Masuk dalam fase aktif persalinan pervaginal 2. Persalinan disfungsional atau kemacetan dilatasi sekunder Seksio sesaria hampir tidak pernah menjadi indikasi dalam tahap fase laten, kecuali gawat janin, DKP absolut dan letak lintang
1.
PRIMARY DYSFUNCTIONAL LABOR Singkirkan faktor mekanis Sebagian kasusDKP SC Sebagian lagi tindakan medis ibu dan janin baik Tindakan medis jangan menimbulkan komplikasi lebih lanjut Tindakan suportif Amniotomi dengan bijaksana ! (bahaya infeksi asenden) Pertimbangkan pemberian oksitosin Hasil terapi :
1.
2.
3.
2/3 pasien mengalami dilatasi persalinan spontan/bantuan 20 % memerlukan Forsep 10% memerlukan SC oleh karena macetnya kemajuan persalinan atau gawat janin
Singkirkan faktor mekanis (malposisi, malpresentasi, DKP) DKP seksio sesaria Kelelahan terapi suportif Amniotomi dan infus oksitosin hasil
1.
2. 3. 4.
Kemajuan cepat persalinan pervaginam Kemajuan lambat dilatasi penuh persalinan pervaginam Kemajuan sangat lambat SC Tidak ada kemajuan SC
KEGAGALAN PENURUNAN
Anestesi epidural Stimulasi oksitosin dengan monitoring janin secara kontinu Bila gagal seksio sesaria
GAWAT JANIN dan/atau IBU 1. Adanya gawat jani atau ibu tindakan dini 2. Servik dilatasi penuh, bagian terendah sudah turun jauh, tidak ada disproporsi FE/VE. Bila presentasi bokong SC 3. Antisipasi perdarahan postpartum
DISTOSIA SERVIKALIS
kepala - Insisi Duhrssen Bahaya perdarahan - Pembukaan serviks masih kurang dari separuh jika kelahiran harus segera seksio sesaria
KOMPLIKASI
1.
2. 3. 4. 5. 6.
MATERNAL : Cedera persalinan meningkat Atonia uteri Laserasi Perdarahan Infeksi Kelelahan ibu dan shok
1. 2. 3. 4.
JANIN Asfiksia Trauma Serebri Trauma akibat tindakan obstetrik Infeksi akibat ketuban pecah
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama memerlukan perawatan khusus
atau ibu
ETIOLOGI
1.
Disproporsi fetopelvik
a. b.
2. 3.
c.
d. e.
Primary inefficient uterine contraction Kelelahan myometrium : inertia sekunder Cincin kontriksi Ketidak mampuan atau penolakan pasien untuk mengejan Anestesi berlebihan Kanalis vaginalis yang sempit Perineum kaku
4.
PENATALAKSANAAN
1. 2.
3.
4. 5.
Disproporsi atau cincin kontriksi seksio sesaria Tanpa disproporsi Infus oksitosin memperbaiki kontraksi Pemecahan ketuban Pasien ditempatkan pada meja ginekologis FE/VE Episiotomi
Kalau metode-metode ini gagal atau kalau kelahiran pervaginam dengan tindakan dianggap terlalu traumatik bagi kelahiran yang aman, maka seksio sesaria merupakan indikasi