You are on page 1of 1

Majas pertautan dibagi atas beberapa majas 1.

Majas Metonimia Majas metonimia ialah majas yang memakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya Contoh : Tolong ambilkan teh saya! Maksudnya mengambilkan air minum teh. 2. Sinekdoke Sinekdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keselu ruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pars p ro toto dan totem pro parte. Pars pro toto ialah majas yang menggunakan nama bagian sebagai pengganti nama ke seluruhan. Contoh: Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00. Kata kepala mengandung arti orang. Totem pro parte ialah majas yang menggunakan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian. Contoh : Dalam pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia dengan angka 2-1. Kata Indonesia untuk menyebut kesebelasan sepakbola Indonesia. 3. Alusio (KILATAN) Alusio ialah majas yang menunjuk secara tidak langsung kepada peristiwa, tokoh, tempat, atau dalam karya sastra terkenal. Pertautan tersebut dapat timbul karena praanggapan adanya pengetahuan bersama antara pengarang dan pembaca. Contoh : Semoga peristiwa Bintaro tidak terjadi lagi. 4. Eufemisme Eufemisme ialah majas yang merupakan ungkapan halus sebagai ungkapan yang dirasa kan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Tujuan menggunakan majas eufe misme ialah menjaga perasaan orang yang kita ajak bicara agar orang itu tidak te rsinggung ataupun sakit hati. Majas eufemisme harus diucapkan atau disampaikan d engan nada halus karena majas ini menyangkut masalah kesopansantunan ataupun mas alah sosial. Contoh : Semoga arwah para pahlawan yang telah mendahului kita diterima di sisi Tuhan. Arti kata mendahului kita ialah meninggal dunia. Jenazah Bapak Sarwo Edie Wibowo dimakamkan di kota kelahirannya.

You might also like