You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pencampuran (mixing) ialah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak, di mana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain, dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Istilah pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, di mana derajat homogenitas bahan yang bercampur itu sangat berbeda-beda. Umpamanya, satu kasus di mana dua macam gas digabungkan dalam satu tempat hingga seluruhnya bercampur dengan baik, dan kasus lain di mana pasir, kerikil, dan semen diaduk di dalam drum putar selama beberapa waktu. Dalam kedua kasus itu, bahan-bahan itu pada akhirnya bercampur, namun jelas pula bahwa homogenitasnya berbeda. Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektifitas pencampuran dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan menyebabkan suatu material akan bergerak secara spesifik (tertentu), sedangkan pencampuran adalah pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya dari dua atau lebih phase. Suatu material yang homogen, seperti air dingin dalam tanki yang penuh dalam tanki dapat diaduk tetapi tidak dapat dilakukan pencampuran sebelum ditambahkan material lain ke dalam tanki. Jadi jelaslah bahwa pengadukan (agitasi) tidaklah sama dengan pencampuran (mixing). Pencampuran zat cair bergantung pada pembentukan arus aliran yang membawa bahan yang belum tercampur ke dalam zona pencampuran di sekitar impeller. Pengadukan (agitation) adalah gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, di mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud bergantung dari tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain ialah : 1. 2. Untuk membuat suspensi partikel zat padat. Untuk meramu zat cair yang mampu bercampur (miscible), umpamanya metil alkohol dan air.

3. 4. 5.

Untuk menyebarkan (dispersi) gas di dalam zat cair dalam bentuk gelembung-gelembung kecil. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair yang lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor. Kadang-kadang pengaduk (agitator) digunakan untuk beberapa tujuan

sekaligus seperti, umpamanya, dalam hidrogenasi katalitik daripada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi, gas hidrogen didispersikan melalui zat cair di mana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel.Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana, biasanya yang berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin terbuka saja ke udara, atau dapat pula tertutup. Ukuran dan proporsi tangki itu bermacam-macam, bergantung pada masalah pengadukan itu sendiri. Walaupun demikian, rancangan standar mungkin dapat digunakan dalam berbagai situasi. Ujung bawah tangki itu biasanya agak membulat, jadi tidak datar saja, maksudnya agar tidak terdapat terlalu banyak sudut-sudut tajam, atau daerah yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki. Di dalam tangki itu dipasang impeller pada ujung poros menggantung, artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung dengan poros itu, namun biasanya dihubungkan melalui peti roda-gigi untuk menurunkan kecepatannya. Tangki itu biasanya juga diperlengkapi dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor, mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer atau piranti pengukuran - suhu lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem, yang menyebabkan zat cair bersikulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke impeller. 1.2. Rumusan Masalah Proses-proses didalam Kimia, sebagian besar pastinya memerlukan suatu campuran baik yang bersifat homogen maupun campuran yang bersifat heterogen

sebelum memasuki tahapan selanjutnya.Seperti halnya reaksi campuran dalam keadaan homogen. Homogenitas umumnya dapat dicapai dengan melakukan pencampuran menggunakan impeller. Dari percobaan yang dilakukan ditemukan berbagai permasalahan, yaitu antara lain: 1. 2. Pengaruh penggunaan bahan dalam proses pencampuran. Pengaruh penggunaan impeller yang berbeda terhadap kualitas pencampuran yang dihasilkan, dalam hal ini digunakan propeller dan padle. 3. 4. 5. 6. Pengaruh kecepatan putar impeller terhadap konduktifitas larutan garam Faktor-faktor pencampuran. Pengaruh penggunaan baffle dalam proses pencampuran. Pengaruh penggunaan kecepatan putaran impeller yang berbeda dalam proses pencampuran. 1.3. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahuiarah aliran air dan pasir 2. Untuk mengetahui pola aliran yang ditimbulkan oleh dua buah impeller yang berbeda (propeller dan padle). 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan pola aliran 4. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh penggunaan baffle pada proses pencampuran. 5. Untuk mengetahui konduktifitas dari larutan garam terhadap kecepatan perputaran impeller, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konduktifitas tersebut. 6. Mengetahui prinsip dan cara kerja Fluid Mixing Apparatus. 7. Mengetahui bentuk-bentuk impeller. 8. Mengetahui perhitungan Fluid Mixing. 9. Mengetahui aplikasi dari Fluid Mixing Apparatus. 1.4. Manfaat Percobaan yang mempengaruhi pola aliran dalam proses

1. Dapat mengetahui cara kerja serta prinsip dasar dari percobaan Fluid Mixing Apparatus. 2. Dapat mengetahui perbedaan pola aliran yang ditimbulkan oleh dua buah impeller yang berbeda (propeller dan padle). 3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pola aliran berbeda seperti padatan yang digunakan, viskositas cairan yang digunakan, kecepatan putaran dari impeller dan lain-lain. 4. Mengetahui daya hantar listrik suatu larutan dengan pengaruh kecepatan. 5. Dapat mengetahui perbedaan yang terjadi pada pencampuran liquid yang menggunakan baffle dan tidak menggunakan baffle (tidak terbentuk vortex dan terbentuk vortex).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengoperasian di dalam Proses-proses Kimia sangat di butuhkan proses pencampuan. Pencampuran adalah sebuah zat yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (obyek tidak menempel satu sama lain). Namun,didalam suatu pencampuran tak ada perubahan fisik, properti kimia suatu pencampuran, seperti titik lelehnya, dapat menyimpang dari komponennya. Pencampuran atau mixing adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, dimana bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Sedangkan pengadukan atau agitation adalah gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mepunyai semacam pola aliran sirkulasi. Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari tujuan langkah itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah : 1. 2. air. 3. 4. 5. Untuk menyebarkan gas didalam zat cair dalam bentuk gelembung kecil. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor. Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan zat cair. Dalam bejana hidrogenasi didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel.Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu Untuk memilih suspensi partikel zat padat. Untuk meramu zat cair yang mampu larut, misalnya metil alkohol dan

pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam sirkulasi. Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeller: propeller (baling-baling), dayung (padle), dan turbin (turbine). Masing-masing jenis terdiri lagi atas berbagai variasi dan sub-jenis. Ada lagi jenis-jenis impeller lain yang dimaksudkan untuk situasi-situasi tertentu, namun ketiga jenis itu agaknya dapat digunakan untuk menyelesaikan 95 persen dari semua masalah agitasi zat cair. Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750 rpm, sedang propeller besar berputar pada 400 sampai 800 rpm. Arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu samapi dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. Kolom zat cair yang berputar dengan sangat turbulennya itu meninggalkan impeller dengan membawa ikut zat cair stagnan yang dijumpainya dalam perjalanannya itu, dan zat cair stagnan yang terbawa ikut itu mungkin lebih banyak dari yang dibawa kolom arus sebesar itu kalau berasal dari nosel stasioner. Daun-daun propeller merobekkan menyeret zat cair itu. Oleh karena arus aliran ini sangat gigih, agitator propeller sangat efektif dalam bejana besar. Mixing atau Pencampuran itu sendiri adalah pendistribusian secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain atau sebaliknya. Dalam proses mixing biasanya digunakan impeller sebagai mixer yang akan mencampurkan 2 (dua) fase atau lebih yang terpisah. Arus yang ditimbulkan oleh gerakan impeller ini menyebabkan terbentuknya vortex yang tidak diinginkan dalam proses mixing, maka perlu digunakan baffle. Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari tujuan langkah itu sendiri. Tujuan pengadukan antara lain adalah : 1. Untuk memilih suspensi partikel zat padat. 2. Untuk meramu zat cair yang mampu larut, misalnya metil alkohol dan air. 3. Untuk menyebarkan gas didalam zat cair dalam bentuk gelembung kecil.

4. Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus. 5. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor. Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan zat cair. Dalam bejana hidrogenasi didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel. Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam sirkulasi. Gas dan liquid dapat mengalami kontak, dengan gas mendispersi sebagai gelembung gas. Pada agitated vessel baik multi stages maupun counter current, efeknya diabaikan. Contohnya adalah seperti karbonasi lime slurry, khlorinasi paper stock, hydrogenation of vegetables oil, aerasi dari fermentasi air kaldu, produksi penicilin, produksi asam citrat dari beet sugar dengan bantuan mikroorganisme. Pola Aliran dalam bejana aduk dipengaruhi oleh : 1. Jenis Impeler 2. Karekteristik fluida 3. Ukuran serta perbandingan tangki, sekat dan agitator Kecepeatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen terpenting, dan pola aliran secara keseluruhan di dalam tangki bergantung pada variasi ketiga komponen tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain, ketiga komponen itu adalah : 1. Komponen Radial, yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller. 2. Komponen Longitudinal, yang bekerja pada arah parallel dengan poros. 3. Komponen Tangensial atau rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan lingkar disekeliling poros. Untuk mencegah arus putar yang dapat menimbulkan vortex ada beberapa cara : 1. Untuk tangki yang kecil, impeller dipasang diluar sumbu tangki, porosnya

digeser sedikit dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam satu bidang yang tegak lurus terhadap pergeseran itu. 2. Untuk tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya dipasang disisi tangki, dengan porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki. 3. Pada tangki-tangki yang besar yang mempunyai agitator vertical, cara yang paling baik untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang sekat atau baffle. 2.1 Mechanically Agitated Vessel 2.1.1 Vessel Vessel biasanya berbentuk tanki silinder vertikal dimana di dalamnya akan diisikan fluida dengan kedalaman yang sama dengan diameter tanki. Tetapi pada beberapa sistem pengontakan gas atau cairan dengan kedalaman cairan sekitar 3 kali diameter tanki maka akan digunakan banyak impeller. Diameter vessel berkisar antara 0,1 meter untuk unit yang kecil hingga 10 meter ataupun lebih untuk instalasi industri besar. Bagian dasar tangki dapat berbentuk datar, lengkungan atau lancip (kerucut) tergantung pada faktor kemudahan pada saat pengurasan atau pada zat padat yang terlarut. Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk lengkungan karena sudut yang ada sangat minimalis sehingga zat padat tidak ada yang terselip dan akan rata tercampur. Sedangkan jika bentuk kerucut (cone) yang digunakan makan harus dipastikan bahwa pencampuran dapat dilakukan dengan sempurna dengan cara menurunkan posisi impeller. Tetapi hal ini akan sangat berbahaya jika immpeller terlalu dekat dengan permukaan dinding vessel terutama jika sampai bersentuhan akan mengakibatkan alat menjadi rusak. Dalam kasus lainnya sering pula digunakan 2 buah impeller pada bagian atas. Walaupun bawah vessel untuk memperoleh pencampuran yang sempurna. Pada design mixer atau settler untuk solvent extraction biasanya digunakan tanki segi empat karena pertimbangan harga yang lebih murahh untuk kapasitas yang besar dan juga lebih mudah mengkombinasikannya dengan settler. 2.1.2 Baffle

Untuk mencegah terjadinya pembentukan ruang udara (vortex) pada saat cairan-cairan dengan viskositas rendah diaduk dalam tanki silinder vertikal dengan impeller yang berada pada pusatnya, maka digunakanlah baffle yang dipasang pada dinding vessel. Baffle yang digunakan biasanya memiliki jarak yang sama sekitar 1 - 10 dari diameter tanki. Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara kebetulan akan terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel. Baffle umumnya tidak digunakan pada cairan dengan viscositas tinggi dimana pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah yang penting. Baffle dipasang pada mixing vessel untuk menambah turbulensi. Walaupun penggunaan baffle menaikkan jumlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memilki keuntungan yaitu terjadinya perpindahan panas secara terus menerus dan waktu yang dibutuhkan untuk mencampur lebih cepat. Tabel 2.1 Kebutuhan tenaga pada mevhanically agitated system Proses Pengadukan yang sangat tinggi Emulsifikasi Disolving padatan Disolving gas yang sedikit larut Pengadukan yang tinggi Perpindahan panas yang cepat Pengontakan Pengadukan yang sedang Disolving gas yang larut (sedang) Padatan yang tersuspensi Pencucian Perpindahan panas yang menengah Pengadukan yang rendah Ekstraksi cairan Kristalisasi Stirring Pencampuran 0,7 - 1,0 0,8 - 1,2 0,5 - 0,9 0,5 - 0,8 1,0 - 2,0 1,0 - 1,6 1,0 - 1,5 0,9 - 1,3 1,5 - 2,5 1,5 - 2,0 15 - 25 10 - 12 3 - 10 Tenaga yang digunakan (HP/1000 gal)

Disolving gas yang dapat larut

0,5 - 0,8

Ketika waktu yang digunakan pada proses pencampuran sangatlah sedikit, pencampur yang terbaik adalah pencampur dengan jumlah tenaga yang terkecil dan waktu yang sangat pendek. 2.1.3 Impeller Beberapa tipe impeller, yaitu : propeller, turbin, paddle, anchor, helical ribbbon, helical screw. Penggunaan impeller diatas tergantung pada geometri vessel (tanki), visikosita cairan. Untuk viscositas yang lebih kecil dari 2000 cP, maka digunakan impeller dengan tipe propeller. Untuk viscositas antara 2000 cP - 50000 cP, maka digunakan impeller dengan tipe turbin. Untuk viscositas antara 10000 cP - 1000000 cP, maka digunakan impeller tope anchor, helical ribon dan paddle Untuk viscositas diatas 1 juta cP, digunakan pencampuran khusus, seperti banburg mixer, kneaders, extrudes, sigma mixer dan beberapa tipe lainya. Ada dua macam impeller pengaduk yaitu impeller aliran aksial yang membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan impeller aliran radial yang membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Penggunaan Pencampuran Dispersi Suspensi padatan Reaksi Dispersi gas Pengubah panas Kristalisasi Propeller 1 2 2 2 3 2 2 Jenis Impeller Turbine 2 1 1 1 1 1 1 Paddle 3 3 3 3 3 2 1

Tabel 2.2 Pemilihan jenis impeller berdasarkan pemakaian Keterangan : 1 = Banyak digunakan 2 = Kadang-kadang digunakan

3 = Jarang digunakan Ukuran impeller tergantung pada jenis impeller dan kondisi operasi seperti yang dijelaskan oleh Reynolds, Froude,and Power sebagai suatu karakteristik yang saling mempengaruhi. Untuk impeller jenis turbin, perbandingan diameter dari impeller dan vessel berada pada range: d/D = 0,3 -0,6 harga terendah berada pada rpm yang tinggi sebagai contih dipersi gas. Kecepatan impeller standar yang digunakan untuk kepentingan komersil (industri) adalah 34, 45, 56, 68, 84, 100, 125, 155, 190, dan 320 rpm. Tenaga yang dibutuhkan biasanya tidak cukup untuk digunakan secara kontinue untuk mengatur gerakan steam turbin. Dua kecepatan driver mungkin dibutuhkan pada saat torques awal sangat tinggi. 2.2 Jet Mixer Pencamuran dalam sebuah vessel; dilakukan untuk viskositas rendah dengan menggunakan jet nozzle yang dimasukkan dalam vessel dimana cairan dengan viskositas tinggi dialirkan kedalam jet nozzle. Pompa digunakan untuk mengeluarkan sebagian liquid dari vessel dan dikembalaikan melalui nozzle melalui vessel. Transfer momentum dari jet viskositas tinggi menuju liquid dalam vessel menyebabkan aksi pencmpuran sirkulasi dalam tanki. 2.3 In-line Static Mixer In-line static mixers digunakan untuk operasi pencampuran dan pelarutan dalam jumlah yang besar. Sebuah unit tetap diletakkan dalam sebuah pipa dan pencampur dimasukkan oleh sistem pemompaan. Untuk kasus pencmpuran liquid kental secara laminer, pencampuran dilakukan dengan mekanisme slicing dan folding. Proses pencampuran ini memberikan peningkatan dalam produk campuran sebagai jumlah dari elemen pencampuran yang diulang meningkat. Dalam kasus pelarutan liquid/liquid dan gas liquid seperti mekanisme diatas tidak berpengaruh dan biasanya operasi terjadi secara turbulen. 2.4 In-Line Dynamic Mixer Untuk operasi pencampuran dimana membutuhkan produksi continue dari solid yang dilarutkan dan emulsi, In-Line Dynamic Mixers adalah salah satu

bentuk mixer yang dapat digunakan. Alat ini terdiri dari sebuah rotor dimana spin adalah kecepatan tinggi di dalam sebuah casing dan umpan material dipompakan secara continue menuju unit. Di dalam casing, shear force fluida yang tinggi digunakan pada operasi pelarut. 2.5 Mills Beberapa kegiatan kimia termasuk pelarutan solid dan pengemulsian tidak dapat dilakukan di dalam vessel yang dicampur secara mekanik karena tidak mungkin dapat menurunkan tegangan tinggi untuk memecah partikel agregat dalam memperoleh kualitas pelarutan atau menciptakan emulsi yang stabil. Mills dapat digunakan dalam operasi pelarutan dimana pelarutan partikel dilakukan dengan crushing atau shearing. 2.6 Unit Pelarutan dengan Kecepatan Tinggi Type peralatan ini serupa dengan In-Line Dynamic Mixer, tetapi dalam kasus ini alat digunakan dalam sebuah vessel. Alat pencampur ini terdiri dari rotor kecepatan tinggi di dalam vessel dimana fluida dimasukkan ke aksi shearing intensif. 2.7 Valve Homogenizers Unit ini mempunyai bagian pemompaan untuk menyuplai material yang akan dilarutkan melalui sebuah orifice terkecil. Tekanan tinggi akan diturunkan mendekati tekanan fluida melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan shear force tinggi dimana emulsi dan suspensi koloid akan dihasilkan secara continue. 2.8 Ultrasonic Homogenizers Material yang akan diproses dipompakan pada tekanan tinggi (diatas 150 bar) melalui orifice yang didesain secara khusus untuk menghasilkan aliran dengan kecepatan tinggi melalui sebuah blade yang digoyangkan atau digetarkan pada ftrekwensi ultrasonic. 2.9 Extruders Pelarutan dalam industri plasit biasanya dilakukan dalam extruders. Feed yang biasanya mengandung polimer utama dalam bentuk granular atau bubuk, bersama-sama dengan aditif seperti stabilizer, plastizer, pigmen berwarna, dll.

Selama proses dalam extruders dikeluarkan pada tekanan tinggi dan laju kontrol dari extruders untuk pembentukan. Parameter yang mempengaruhi klasifikasi agtator: 1) Parameter Proses viskositas rendah kelarutan zat terlarut konduktivitas termal fluida dan zat terlarut jika terjadi perpindahan panas densitas fluida ukuran partikel solid 2) Parameter Mekanik diameter impeller rotasi impeler permenit bentuk impeller volume vessel bentuk vessel letak agitator terhadap vessel Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan tergantung pada efektifitas pengadukan dan pencampuran zat dalam proses. Pengadukan diartikan sebagai gerakan terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana dimana gerakan terinduksi menurut cara tertentu menurut bahan didalam bejana, dimana gerakan mempunyai pola sirkulasi. Sedangkan pencampuran adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain, sedangkan kedua bahan tersebut tadinya terpisah dalam dua fase yang berbeda. Densitas Fluida Jika semakin besar densitas suatu fluida maka fluid mixing akan semakin sulit untuk bercampur. Hal ini dikarenakan jika densitas suatu fluida besar maka kecendrungan viskositas dari fluida tersebut akan besar

juga dimana hal ini akan mempengaruhi kelarutan suatu fluida di dalam fluid mixing. Seperti yang kita ketahui viskositas fluida akan mempengaruhi sirkulasi zat cair tesebut, pola kecepatan mixing atau pencampurannya, dan daya yang digunakan pada saat mixing. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kelarutan dari fluida tersebut terhadap fluida lainnya dimana pada pencampuran yang biasanya terdapat pengadukan atau agitasi akan mempengaruhi kerja dari impeller pada agitator. Hal ini tentunya akan mempengaruhi daya yang digunakan untuk mengaduk fluida fluida tersebut sehingga daya yang dibutuhkan akan lebih besar dari yang seharusnya. Selain itu daya resistansi yang diberikan oleh fluida juga akan mempengaruhi kerja dari motor/dynamo yang dimana akan mempercepat usia pemakaian dari dynamo/motor tersebut menjadi semakin cepat aus/rusak. Ukuran Partikel Solid Semakin kecil ukuran partikel solid maka akan semakin cepat juga terjadinya homogenitas, jadi dalam hal ini ukuran partikel solid suatu fluida akan berbanding terbalik dengan waktu pencampuran suatu fluida. Hal ini dikarenakan jika semakin besar ukuran partikel suatu solid maka luas daerah yang akan bereaksi juga akan semakin sedikit dimana hal ini akan mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu solid dalam fluida tersebut. Selain itu ukuran partikel solid yang besar juga akan memperlambat tubrukan antara partikel-partikel tersebut sehingga waktu pencampuran akan menjadi semakin lama. Dimana hal ini juga akan mempengaruhi kecepatan aliran dari fluida tersebut. Dimana semakin besar partikel solid suatu fluida maka akan semakin sulit juga aliran dalam suatu reactor berpengaduk / CSTR untuk mengalir dan hal ini juga mempengaruhi kerja dari reactor tersebut untuk bekerja maksimal dan seefisien mungkin. Pencampuran Solid-Liquid Bila zat padat disuspensikan dalam tanki yang diaduk, ada beberapa cara untuk mendifinisikan kondisi suspensi itu. Proses yang berbeda akan memerlukan derajat suspensi yang berlainan pula, dan karena itu kita perlu

menggunakan definisi yang tepat dan korelasi yang semestinya didalam merancang atau dalam penerapan ke skala besar. 1) Mendekati suspensi penuh Yaitu suspensi dimana masih terdapat sebagian kecil kelompokkelompok zat padat yang terkumpul didasar tanki agak kepinggir atau ditempat lain. 2) Partikel bergerak penuh Yaitu seluru partikel berada dalam suspensi atau bergerak disepanjang dasar tanki. Suspensi penuh atau Suspensi diluar dasar yaitu seluruh partikel berada dalam keadaan suspensi dan tidak ada didasar tanki atau tidak berada didasar tanki selama leih dari 1 atau 2 detik. Pencampuran Liquid-Liquid Pencampuran zat cair-cair (misible) didalam tanki merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah turbulent. Impeller akan menghasilkan arus kecepatan tinggi, dan fluida itu mungkin dapat bercampur baik disekitar impeller karena adanya keterbulenan yang hebat. Pada waktu arus itu melambat katrena membawa ikut zat cair lain dan mengalir disepanjang dinding, terjadi juga pencampuran radial sedang pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil, tetapi tidak banyak terjadi pencampuran pada arah aliran. Pencampuran Gas-Liquid Dalam proses pencampuran gas dengan liquid, gas akan tersuspensi dalam bentuk gelembung-gelembung kecil dengan tekanan tertentu.

BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Waktu Tempat : Senin, 18 Maret 2013 : Laboratorium Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya 3.2 Alat dan Bahan 1. Satu unit Fluid Mixing Apparatus yang dilengkapi dengan impeller berbeda dengan baffle dan tanpa baffle 2. Pasir 3. Air 4. Garam 5. Ohm-meter 3.3. Prosedur Percobaan 1. Siapkan Fluid Mixing apparatus tanpa baffle sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. 2. Masukkan air, pasir dan garam ke dalam fluid Mixing apparatus, kemudian pasang impeller yang dikehendaki. 3. Sambungkan Fluid Mixing apparatus ke aliran listrik dan aturlah kecepatan perputaran impeller sesuai petunjuk. 4. Amati dan gambarkan pola aliran yang terjadi setiap kenaikan kecepatan putaran impeller. 5. Ukur konduktivitas air dengan ohmmeter setiap 2 menit dan ulangi sampai 6 kali. 6. Ulangi percobaan diatas untuk impeller yang berbeda dan Fluid Mixing Apparatus dengan baffle.

MAKALAH PRAKTKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I FLUID MIXING

NAMA PRAKTIKAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. WIRDAWATI SILFIA RUBIANDINI NIKEN PUTERI GUMAY ISNI MARETHA CAHYANINGRUM LAYLIA DEASY PUSPITA SARI DODDY DERMAWAN M.RONALD AFRIDO

NIM: 03101403041 03101403042 03101403049 03101403052 03101403059 03101403061 03101403065 03101403067 03101403068 03111403005

10. EFFAN KURNIADI

NAMA ASISTEN: ........................................................

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

You might also like