Professional Documents
Culture Documents
P E L A K S A N A A N
P R O G R A MP E MB A N G U N A NI N F R A S T R U K T U RP E R D E S A A N T A H U N2 0 1 3
D I R E K T O R A TJ E N D E R A LC I P T AK A R Y A K E ME N T E R I A NP E K E R J A A NU MU M
P E D O M A N
P E L A K S A N A A N
P R O G R A MP E MB A N G U N A NI N F R A S T R U K T U RP E R D E S A A N T A H U N2 0 1 3
D I R E K T O R A TJ E N D E R A LC I P T AK A R Y A K E ME N T E R I A NP E K E R J A A NU MU M
P E D O MA N P E L A K S A N A A N
P R O G R A MP E MB A N G U N A N I N F R A S T R U K T U RP E R D E S A A N T A H U N2 0 1 3
P E N E R B I T
D I R E K T O R A TJ E N D E R A L C I P T AK A R Y A
P E N A N G G U N GJ A WA B
D I R E K T O R A TJ E N D E R A LC I P T AK A R Y A
P E N G A R A H
D I R E K T U RP E N G E MB A N G A NP E R MU K I MA N K A S U B D I TP E N I N G K A T A NP E R MU K I MA NWI L A Y A HI I K A S U B D I TP E R E N C A N A A NT E K N I S K A S A T K E RP E MB I N A A NP E MB A N G U N A NI N F R A S T R U K T U RP E R D E S A A N P P KP P I PP U S A T
MA T E R I D A ND E S A I N
T I MP E L A K S A N AP P I PP U S A T
C E T A K A NP E R T A MA
MA R E T2 0 1 3
C o v e r S a mp u l D o k . D e s aS e i K a y u K e c a ma t a nK a p u a s B a r a t K a b u p a t e nK a p u a s P P I PP r o v i n s i K a l i ma n t a nT e n g a h2 0 1 2
Sambutan
Daftar Singkatan APBD APBDes APBN BAPPD Bappenas Bappeprop Bappekab BASPK BPD BPKP DIPA DPR DPRD FM HU IPAS KD Kemen PDT KMK KMP KPA KPP KPPN LKD LMK Kabupaten LMK Provinsi LMP Kabupaten LMP Provinsi OMS Ormas PAH PMA PODES PPA PPIP PPK PKPS BBM PNPM Mandiri Pokja Pengendali PNPM Mandiri Pokmas PU : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara : Berita Acara Pembayaran/Penarikan Dana : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi : Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten : Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (format 10.5) : Badan Permusyawaratan Desa : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan : Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran : Dewan Perwakilan Rakyat : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah : Fasilitator Masyarakat : Hidran Umum : Instalasi Pengolah Air Sederhana : Kader Desa : Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal : Konsultan Manajemen Kabupaten : Konsultan Manajemen Pusat : Kuasa Pengguna Anggaran : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara : Lembaga Kemasyarakatan Desa : Laporan Manajemen Keuangan Tk. Kabupaten (format 12.1) : Laporan Manajemen Keuangan Tk. Provinsi (format 12.3) : Laporan Manajemen Proyek Tk. Kabupaten (format 12.2) : Laporan Manajemen Proyek Tk. Provinsi (format 12.4) : Organisasi Masyarakat Setempat : Organisasi Masyarakat : Penampungan Air Hujan : Perlindungan Mata Air : Potensi Desa : Pejabat Pengguna Anggaran : Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan : Pejabat Pembuat Komitmen : Program Konpensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri : Kelompok Kerja Pengendali PNPM Mandiri : Kelompok Masyarakat : Pekerjaan Umum i
RAB RKM RPJM SAI Satker SD SE SP3 SPM SPP SP2D SP2K SP3K TAMK TAMPr TKPK TKPK Prov TKPK Kab TPP TPPr TPK UPM UPD
: Rencana Anggaran dan Biaya : Rencana Kegiatan Masyarakat : Rencana Pembangunan Jangka Menengah : Sistem Akuntansi Instansi : Satuan Kerja : Sumur Dalam : Surat Edaran : Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan : Surat Perintah Membayar : Surat Perintah Pembayaran : Surat Perintah Pencairan Dana : Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (format 10.4) : Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (format 10.3) : Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten : Tenaga Ahli Manajemen Propinsi : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi : Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten : Tim Pelaksana Pusat : Tim Pelaksana Provinsi : Tim Pelaksana Kabupaten : Unit Pengaduan Masyarakat : Usulan Prioritas Desa
ii
Daftar Istilah Dampak (impact) Ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. Ukuran yang menunjukkan seberapa jauh program/kegiatan mencapai hasil dan manfaat yang diharapkan. Derajat hubungan antara barang/jasa yang dihasilkan melalui suatu program/kegiatan dan sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang/jasa tersebut yang diukur dengan biaya per unit keluaran (output). Upaya penilaian yang objektif dan sistematis terhadap kegiatankegiatan dan programprogram termasuk disain, implementasi maupun hasilnya. Penilaian atas relevansi dan efektifitas, serta konsistensi program dan/atau kegiatan terhadap tujuan kebijakan. Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam satu program.
Efektifitas
Efisiensi
Evaluasi
Hasil (outcome)
Indikator Kinerja Utama (KeyPerformance Indikator) Ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa personel (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, maupun kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Keluaran (output) Segala sesuatu berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Kinerja instansi pemerintah Gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengindentifikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatankegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan iii
Lembaga
Manfaat (benefit)
Masukan (input)
Misi
Monitoring
Pelaporan
Pemantauan
Pemantauan kinerja
disampaikan secara sistematis dan melembaga. Organisasi nonkementerian negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundangundangan lainnya. Kegunaan suatu keluaran (output) yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik. Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya. Sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Upaya untuk memantau jalannya proses pelaksanaan agar seluruh proses dalam berjalan sebagaimana mestinya sebagaimana telah direncanakan. Sarana bagi instansi/organisasi untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaiannya berkaitan dengan mandat yang diterima instansi pemerintah tersebut. Kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi, serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Serangkaian kegiatan pengamatan perkembangan kinerja pelaksanaan kegiatan atau program dengan menggunakan informasi: (1) hasil pengukuran kinerja, dan (2) identifikasi, analisis serta antisipasi masalah yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pelaksanaan kegiatankegiatan dalam upaya menghasilkan output yang diharapkan dari setiap kegiatan. Proses penilaian kinerja atas dasar datadata kinerja yang telah dikumpulkan dengan dasar indikator kinerja. Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Strategis Suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan iv
Perencanaan
Program
Rencana strategis
Sasaran strategis
Target
dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Instrumen kebijakan yang berisi satu kegiatan atau lebih yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Dokumen yang memuat visi, misi, tujuan/sasaran, dan program yang realistis dan mengantisipasi masa depan yang diinginkan dan dapat dicapai. Hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instanti pemerintah dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Suatu ukuran yang ingin dicapai dalam waktu tertentu yang biasa tercantum dalam perencanaan kinerja tahunan. Hasil yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Suatu gambaran menantang tentang keadaam masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah dalam jangka waktu 5, 10 atau 15 tahun ke depan.
Daftar Isi Sambutan Daftar Singkatan Daftar Istilah Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Lampiran Tentang Pedoman Sistematika Pedoman Pengguna Pedoman Bab1 Tentang PPIP 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud Dan Tujuan PPIP 1.3 Komponen Program 1.4 Prinsip Dan Pendekatan 1.5 Indikator Kinerja Bab 2 Organisasi dan Pembagian Peran 2.1. Umum 2.2. Lembaga Pelaksana Program di Tingkat Pusat 2.3. Pelaksana Program di Tingkat Provinsi 2.4. Pelaksana Program di Tingkat Kabupaten 2.5. Pemerintah Desa 2.6. Masyarakat 2.7. Konsultan Manajemen 2.8. Fasilitator Masyarakat Bab 3 Sumber Pendanaan Dan Mekanisme Pencairan Dana 3.1. Sumber Dana 3.2. Penerima Manfaat Dana BLM 3.3. Mekanisme Dan Proses Pencairan Dana Bab 4 Kriteria Teknis Infrastruktur 4.1. Daftar Kegiatan Yang Dilarang (Negative List) 4.2. Standar Teknis Untuk Program Infrastruktur Bab 5 Tahapan Pelaksanaan 5.1. Umum 5.2. Tahap Penyiapan Dan Mobilisasi Masyarakat 5.3. Tahap Perencanaan Partisipatif Oleh Masyarakat 5.4. Tahap Pelaksanaan Fisik (Konstruksi) 5.5. Tahap Operasional Dan Pemeliharaan vi i iii vi viii ix 1 2 2 5 5 7 7 10 12 15 15 17 19 22 26 27 34 42 47 47 48 48 53 53 55 63 63 65 78 86 98
Bab 6 Pengawasan dan Pelaporan 6.1 Pengawasan 6.2 Pelaporan 6.3 Evaluasi Bab 7 Penanganan Pengaduan dan Masalah 7.1. Penanganan Pengaduan dan Masalah Masyarakat 7.2. Prinsip Penanganan Pengaduan dan Masalah 7.3. Media/Saluran Pengaduan dan Masalah 7.4. Tahapan Penanganan Pengaduan dan Masalah
Bab 8 Penutup
129
vii
Daftar Gambar Gambar 21 Struktur Organisasi PPIP Gambar 22 Struktur Organisasi OMS Gambar 23 Contoh Struktur Organisasi KPP Gambar 31 Mekanisme Arus Dana dan Pencairan Gambar 51 Skema Umum Operasi dan Pemeliharaan Gambar 61 Bagan Alir Pelaporan SatkerTim Pelaksana Gambar 62 Bagan Alir Pelaporan oleh FMKMKKMPrKMP Gambar 71 Bagan Alir Penanganan Pengaduan dan Masalah 16 30 32 52 103 111 114 128
viii
Daftar Lampiran Lampiran 1 : Jadwal Pelaksanaan PPIP TA 2012 Lampiran 2 : Poster Tahapan Pelaksanaan Program Lampiran 3 : Format Sosialisasi dan Perencanaan Parsitipatif (Format 3.1. s.d 3.28) Format 3.1 : Berita Acara Rembug Warga Format 3.2 : Daftar Hadir Peserta Rembug Warga Format 3.3 : Notulensi Rembug Warga Format 3.4 : Kop Surat Undangan Acara Sosialisasi Format 3.5 : Berita Acara Sosialisasi Format 3.6 : Daftar Hadir Peserta Acara Sosialisasi Format 3.7 : Notulensi sosialisasi Format 3.8 : Berita Acara PAkta Integritas Format 3.9 : Format Spanduk PPIP Format 3.10 : Kop Surat Undangan Acara Musyawarah Desa I Foramt 3.11 : Berita Acara Musyawarah Desa I Format 3.12 : Daftar Hadir Peserta Musyawarah Desa I Format 3.13 : Notulensi Musyawarah Desa I Format 3.14 : Hasil Pemilihan OMS Format 3.15 : Hasil Ketetapan dan Pengesahan OMS Format 3.16 : Hasil Identifikasi Permasalahan Format 3.17 : Tahapan Pemetaan Swadaya Format 3.18 : Matriks Pemetaan Swadaya Format 3.19 : Pemetaan Batas Tapak Format 3.20 : Prioritas Masalah, Potensi Infrastruktur Desa Format 3.21 : Peta dan Profil Keluarga Miskin Format 3.22 : Peta, Profil Masalah dan Potensi Ekonomi Masyarakat Format 3.23 : Peta, Profil Masalah dan Potensi Sosial dan Budaya Format 3.24 : Peta dan Profil Kelembagaan Format 3.25 : Undangan Acara Musyawarah Desa II Format 3.26 : Berita Acara Musyawarah Desa II Format 3.27 : Daftar Hadir Peserta Musyawarah Desa II Format 3.28 : Notulensi Musyawarah Desa II Lampiran 4 : Format Verifikasi Rencana Masyarakat (Format 4.1 s.d 4.17) Format 4.1 : Contoh Surat Pengantar Usulan RKM Format 4.2 : Contoh Cover Usulan RKM Format 4.3 : Contoh Format Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat Format 4.4 : Petunjuk Pengisian Analisis Prioritas Usulan Kegiatan Format 4.5 : Analisis Prioritas Usulan Kegiatan Format 4.6 : Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat Format 4.7 : Berita Acara Kebutuhan Lahan Format 4.8 : Pemilik Lahan Untuk Hibah ix
Format 4.9 : Daftar Penerima Manfaat Format 4.10 : Petunjuk Pengisian Formulir Verifikasi Usulan Format 4.11 : Formulir Verifikasi usulan Format 4.12 : Check List Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen Usulan RKM Format 4.13 : Check List Pemeriksaan Dampak Lingkungan (Air Minum) Format 4.14 : Check List Pemeriksaan Dampak Lingkungan (Sanitasi) Format 4.15 : Check List Pemeriksaan Dampak Lingkungan (Jalan Perdesaan) Format 4.16 : Check List Pemeriksaan Dampak Lingkungan (Irigasi dan Drainase) Format 4.17 : Check List Pemeriksaan Dampak Lingkungan (Sanitasi Masyarakat) Lampiran 5 : Format Perencanaan Teknis (Format 5.1 s.d 5.9) Format 5.1 : Contoh Format Gambar Desain Format 5.2 : Contoh Format RAB dan petunjuk penyusunan dan pengisian RAB Format 5.3 : Contoh Format Rekap RAB Format 5.4 : Contoh Format Daftar Harga Satuan Bahan/Alat Format 5.5 : Contoh Format Rencana Penggunaan Alat Berat Format 5.6 : Formulir Pemeriksaan Desain dan RAB Format 5.7 : Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Format 5.8 : Contoh Format Rencana Penyediaan Tenaga Kerja Format 5.9 : Pemeriksaan Kualitas Material Lampiran 6 : Format Pelaksanaan MUSDES III (Format 6.1 s.d 6.8) Format 6.1 : Kop Surat Undangan Acara Musyawarah Desa III Format 6.2 : Berita Acara Musyawarah Desa III Format 6.3 : Daftar Hadir Musyawarah Desa III Format 6.4 : Notulensi Musyawarah Desa III Format 6.5 : Daftar Sumbangan Dana Pemeliharaan Format 6.6 : Berita Acara Kesanggupan Swadaya Masyarakat Format 6.7 : Contoh Format Surat Keputusan OMS Format 6.8 : Rencana Jadual Pelaksanaan dan Kurva S Lampiran 7 : Format Surat Perjanjian/Kontrak (Format 7.1 s.d &.8) Format 7.1 : Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) Format 7.2 : Contoh Surat Perintah Kerja (SPK) Format 7.3 : Surat Perjanjian Kontrak Pengadaan Bahan/Barang Format 7.4 : Berita Acara Pelelangan Pengadaan Bahan Format 7.5 : Undangan Pelelangan Pengadaan Bahan Format 7.6 : Surat Penawaran Pengadaan Format 7.7 : Surat Perjanjian Sewa Menyewa Format 7.8 : Contoh Amandemen Kontrak Lampiran 8 : Format Pelaporan dan Pengendalian Kegiatan oleh OMS (Format 8.1 s.d 8.12) Format 8.1 : Catatan Harian Kegiatan Format 8.2 : Daftar Hadir Pekerja Harian dan Penerimaan Insentif Format 8.3 : Catatan Harian Penggunaan Material x
Format 8.4 : Laporan/Rekapitulasi Mingguan Prestasi Kemajuan Pelaksanaan Format 8.5 : Laporan Kemajuan pelaksanaan bulanan Format 8.6 : Laporan Masalah yang Dihadapi Desa Format 8.7 : Rekapitulasi Permasalahan Tingkat Kecamatan Format 8.8 : Rekapitulasi Masalah dan Tindak Lanjut Tingkat Kabupaten Format 8.9 : Buku Kas Umum Format 8.10 : Buku Bimbingan Format 8.11 : Buku Tamu Format 8.12 : Contoh Format Papan Informasi Kegiatan Lampiran 9 : Format Pelaporan dan Pengendalian Kegiatan oleh Konsultan Manajemen dan FM (Format 9.1 s.d 9.23) Format 9.1 : Catatan Harian Fasilitator Teknik Format 9.2 : Catatan Harian Fasilitator Pemberdayaan Format 9.3 : Monitoring Persiapan dan Perencanaan Tingkat Desa Format 9.4 : Monitoring Partisipasi Masyarakat Tingkat Desa Format 9.5 : Monitoring Pelaksanaan FIsik Tingkat Desa Format 9.6 : Monitoring Swadaya Masyarakat Tingkat Desa Format 9.7 : Monitoring Partisipasi Masyarakat Format 9.8 : Monitoring Penyelesaian Kegiatan Tingkat Desa Format 9.9 : Laporan Pendahuluan Format 9.10 : Laporan Bulanan Format 9.11 : Monitoring Persiapan dan Perencanaan Tingkat Kabupaten Format 9.12 : Monitoring Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan (Kabupaten) Format 9.13 : Monitoring Pelaksanaan Fisik (Kabupaten) Format 9.14 : Monitoring Swadaya Masyarakat dan Penyelesaian Kegiatan (Kab.) Format 9.15 : Monitoring Persiapan dan Perencanaan (Provinsi) Format 9.16 : Monitoring Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan (Provinsi) Format 9.17 : Monitoring Pelaksanaan Fisik (Provinsi) Format 9.18 : Monitoring Swadaya Masyarakat dan Penyelesaian Kegiatan (Prov.) Format 9.19 : Monitoring Persiapan dan Perencanaan (Nasional) Format 9.20 : Monitoring Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan (Nasional) Format 9.21 : Monitoring Pelaksanaan Fisik (Nasional) Format 9.22 : Monitoring Swadaya Masyarakat dan Penyelesaian Kegiatan (Nas.) Format 9.23 : Evaluasi Kemampuan OMS, KD dan KPP Lampiran 10 : Format Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (Format 10.1 s.d 10.9) Format 10.1 : Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) Format 10.2 : Realisasi Kegiatan dan Biaya Format 10.3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) Format 10.4 : Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) Format 10.5 : Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) Format 10.6 : Undangan Acara Musyawarah Desa IV Format 10.7 : Berita Acara Musyawarah Desa IV xi
Format 10.8 : Daftar Hadir Peserta Musyawarah Desa IV Format 10.9 : Notulensi Musyawarah Desa IV Lampiran 11 : Format Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun (Format 11.1 s.d 11.2) Format 11.1 : Administrasi Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Format 11.2 : Buku Kas Harian (KPP) Lampiran 12 : Format Laporan Manajemen Keuangan dan Proyek (Format 12.1 s.d 12.4) Format 12.1 : Laporan Manajemen Keuangan Kabupaten Format 12.2 : Laporan Manajemen Proyek Kabupaten Format 12.3 : Laporan Manajemen Keuangan Propinsi Format 12.4 : Laporan Manajemen Proyek Kabupaten Lampiran 13 : Format Standar Logo PU Infrastruktur Perdesaan
xii
Tentang Pedoman
Buk u Pedoman Pelaksanaan PPIP Tahun 2013 ini merupak an hasil perbaikan dari pedoman pelaksanaan s ebelumnya. Revisi yang dilakukan bertujuan untuk memberikan penegasan, penjel as an dan penyederhanaan beberapa hal pada tahapan program sebagai hasil pembel ajaran pel aks anaan dan pengendalian program di tahun s eb elumnya. Pedoman pelaks anaan ini memuat penj elas an prinsi p dan
pendek atan serta tahapan penyelenggaraan PPIP mulai dari tahap persiapan, perenc anaan, pel aksanaan k ons truksi s erta
operasionalis asi i nfras truktur terbangun (tahap pemanfaatan dan pemeli haraan) pemberdayaan dengan meni tikberatkan Sel ain itu pada juga pendek atan sistem
mas yarakat.
memuat
pel aporan, pengendalian, monitori ng dan eval uasi kegiatan yang dilakukan oleh para pelaksana program di tingkat pus at, provinsi, k abupaten dan des a sas aran. Pedoman petunj uk pel aks anaan teknis i ni akan acuan dil engkapi dalam dengan berbagai teknis,
sebagai
perencanaan
pelaksanaan konstruksi, serta pemanfaatan dan pemeliharaaan tek nis infrastruk tur di lapangan, yang juga s angat penting
Sistematika Pedoman
Pedoman PPIP s ecara lengk ap terdi ri dari : 1. Pedoman Pel aks anaan Pedoman pelaksanaan memuat prinsip, pros edur dan
k etentuan pel aksanaan program mulai dari ti ngkat pusat, provinsi, kabupaten hingga tingkat desa, sebagai acuan dalam menyelenggarakan berbagai tahapan kegi atan
dal am rangka meningk atk an partis ipasi ak tif masyarakat, pemangku daerah, kepentingan (s takehol der ) sinergi dan pemerintah
serta
mendorong pembangunan
dan
perencanaan
daerah serta
penanggulangan
kemiskinan
mewujudkan
k emandi rian mas yarakat. 2. Petunjuk Tek nis Petunjuk tek nis i ni memuat tata c ara dan aturan tek nis pembangunan infrastruktur, antara l ain: irigasi , ai r bersih, sani tasi serta jalan dan jembatan yang akan di bi ayai oleh dana Bantuan Langs ung Masyarakat dan swadaya
masyarakat. Petunjuk teknis ini mengacu pada Standar Pel ayanan Mi ni mum yang diterbitk an oleh Ditjen Ci pta Karya, Kementerian Pekerj aan Umum.
Pengguna Pedoman
Penyelenggaraan PPIP mel ibatk an pemangku kepentingan
(stakehol ders ) dari tingkat pus at s ampai dengan ti ngkat des a, terdi ri dari mas yarakat umum, Organis asi Masyarakat Setempat (OMS), Fasili tator Mas yarakat (FM), k ons ultan manajemen dan perangkat mampu pemeri ntah. Pedoman gambaran mampu pel aksanaan bagi semua ini di harapk an secara secara
memberikan sehingga
pi hak program
proporsional
melaksanakan
Tentang Pedoman
Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Tabel 1. Pengguna Pedoman No. 1. Pengguna Pengambil keputusan di tingkat pemerintah 2. Tim Koordinasi dan Tim Pelaksana 3. Satuan Kerja Dasar koordinasi pelaksanaan program Membangun kemitraan dan sinergi perencanaan pembangunan Acuan pengendalian dan pengawasan p e l a k s a n a a n k e g i a ta n Acuan dalam penilaian kinerja pendampingan 4. Konsultan pendamping dan F a s i l i ta to r Masyarakat Acuan pelaksanaan pendampingan dan p e n g e n d a l i a n k e g i a ta n Acuan dalam penilaian kualitas pekerjaan A c u a n d a l a m p e n yu s u n a n r e n c a n a k e r j a d a n e v a l u a s i k e g i a ta n 5. OMS dan KPP M e m a h a m i k e t e n tu a n y a n g h a r u s d i i k u ti d a l a m p e l a k s a n a a n t a h a p a n k e g i a ta n Acuan pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan infrastruktur terbangun Menjamin ketepatan sasaran dan penerima m a n fa a t p r o g r a m Membangun kemitraan dan sinergi Manfaat Dasar penentuan kebijakan Acuan dalam penilaian kinerja pelaksanaan program
6.
Masyarakat luas
Tentang Pedoman
Tentang Pedoman
Dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah perdesaan, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan berbagai program, antara lain: Program Konpensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak di bidang Infrastruktur Perdesaan (PKPS-BBM IP) pada tahun 2005, Rural Infrastructure Support (RISP) pada tahun 2006serta Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) yang telah dimulai sejak tahun 2007 sampai sekarang. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan atau yang lebih dikenal sebagai PPIP bertujuan menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan terkait kemiskinan dan ketertinggalan yang ada di desanya. PPIP merupakan program berbasis pemberdayaan masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri, yang komponen kegiatannya
meliputi fasilitasi dan mobilisasi masyarakat sehingga mampu melakukan identifikasi permasalahan ketersediaan dan akses ke infrastruktur dasar, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur dasar. Lokasi PPIP tersebar di 32 provinsi, dengan sasaran lokasi mengikuti ketetapan SK Menteri Pekerjaan Umum. Dalam pelaksanaannya, PPIP terus berupaya meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pelaksanaan program. Hal-hal tersebut dilakukan melalui:
BOX 1.1 Bentuk Dukungan PPIP: 1. Mendukung program pembangunan pemerintah, melalui penyaluran dana BLM kepada masyarakat; 2. Memperluas upaya pembangunan dan penanganan wilayah desa-desa miskin; 3. Pengarusutamaaan gender, melalui promosi kesetaraan gender; 4. Pembangunan kapasitas untuk pemerintah setempat, melalui sosialisasi paradigma pembangunan berbasis masyarakat, dan; 5. Peningkatan tata pemerintahan yang baik dan langkah-langkah anti korupsi melalui (i) transparansi, (ii) penyaluran dana secara langsung kepada masyarakat, dan (iii) pemantauan dan evaluasi yang komprehensif.
a) Peningkatan kepedulian dan kesadaran mengenai pentingnya ketersediaan dan akses terhadap infrastruktur dasa di semua tingkatan pelaku;
b) Peningkatan partisipasi masyarakat secara aktif dalam pelaksanaan program khususnya peran serta perempuan dan masyarakat kelompok miskin, terutama dalam proses pengambilan keputusan; c) Peningkatan kapasitas penyelenggara pelatihan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan program; melalui sistem
d) Peningkatan kualitas kerja, melalui pemantauan kinerja yang akan dilakukan secara berjenjang dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, sampai di tingkat desa; e) Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan sistem, penghargaan, dan sanksi bagi penyelenggara program, dari tingkat provinsi, kabupaten, dan tingkat desa; dan f) Penguatan mekanisme serta penanganan pengaduan masyarakat. pelaksanaan
Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat mendorong keterlibatan masyarakat secara optimal dalam semua tahapan kegiatan, mulai dari pengorganisasian masyarakat, penyusunan rencana program, penentuan jenis kegiatan pembangunan infrastruktur perdesaan, serta rencana pengelolaannya. Disamping itu dengan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan ( stakeholder) lainnya maka diharapkan terjadi percepatan proses kemandirian masyarakat dan terwujudnya sinergi berbagai pelaku pembangunan dalam rangka penanggulangan kemiskinan di perdesaan.
1.2
1.3
Komponen Program
a) Penguatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat Program ini akan mendukung dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memprioritaskan, merencanakan, melaksanakan, mengelola dan memantau pelaksanaan pembangunan infrastruktur dasar. Penguatan dilaksanakan melalui: (i) memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan pelaku utama pembangunan, (ii) mengutamakan nilainilai universal dan budaya serta kearifan lokal dalam
dengan
Secara khusus, hal-hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendampingan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dan Kader Desa (KD) untuk: i. Melakukan penyebaran informasi secara luas di tataran desa; ii. Melakukan survey desa; iii. Mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan kesempatan untuk mengentaskan kemiskinan serta meningkatkan pembangunan desa; BOX 1.2 iv. Menilai tingkat masyarakat dan kelemahan dalam annya; partisipasi kelemahanpelaksanaKomponen PPIP 1. Penguatan kapasitas perencanaan masyarakat; 2. Peningkatan layanan dan penyediaan infrastruktur desa ; 3. Peningkatan kapasitas pelaksanaan dan pengendalian program.
tentang
PPIP
vi. Merumuskan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dan rencana Operasi & Pemeliharaan (O&P) dengan memperhitungkan secara rinci kebutuhan pendanaan dan pembiayaannya; vii. Melaksanakan RKM yang telah ditetapkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan dana BLM sesuai dengan prinsip dan mekanisme program; viii. Menyelenggarakan kegiatan secara transparan dan akuntabel termasuk dalam pelaksanaan pemantauan dan pelaporan kemajuan fisik dan keuangan, audit fisik dan keuangan; ix. Melaksanakan rencana O&P guna keberlanjutan prasarana terbangun; b. Pendampingan masyarakat Masyarakat (FM); oleh memastikan Fasilitator
c. Penguatan kapasitas pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa) dalam pelaksanaan pembangunan partisipatif berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemerintah daerah diharapkan mampu menjaga keberlanjutan proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan partisipatif yang diperoleh dari program. Kegiatan terkait dengan hal tersebut antara lain: i. Pelaksanaan pelatihan untuk memperkuat kapasitas perencanaan mulai dari tingkat komunitas hingga tingkat daerah dan penganggaran yang pro masyarakat miskin, serta pengintegrasian rencana desa ke dalam rencana dan anggaran kabupaten; ii. Melaksanakan orientasi dan lokakarya, pelatihan singkat mengenai fungsi-fungsi tertentu, serta materi-materi informasi dan komunikasi. b) Peningkatan Layanan dan Penyediaan Infrastruktur Desa Melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Dana BLM disalurkan langsung ke desa sasaran untuk mendukung pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan RKM yang ditetapkan masyarakat. Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian rencana kegiatan yang disusun oleh masyarakat. Masyarakat dapat menyepakati apakah BLM dipergunakan untuk membiayai satu jenis kegiatan atau lebih lebih sesuai dengan penilaian prioritas dan keputusan musyawarah desa. Secara rinci, kriteria infrastruktur yang dapat dibangun dijelaskan dalam Bab 4 Kriteria Teknis Infrastruktur.
c) Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan dan Pengendalian Program Peningkatan dan penguatan kapasitas pelaksanaan program dilakukan dari tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten, dengan kegiatan antara lain: a. Pendampingan oleh konsultan manajemen untuk mendukung Tim Pelaksana Pusat, Tim Pelaksana Provinsi dan Tim Pelaksana Kabupaten serta Satuan Kerja di setiap level. Pendampingan konsultan akan mencakup bantuan teknis, manajemen dan dukungan pengembangan kapasitas dalam perencanaan program, pengelolaan dan koordinasi; pelaksanaan penanganan pengaduan; disain teknis dan kualitas konstruksi; manajemen keuangan dan akuntansi, serta pelatihan kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia. Pendampingan mencakup juga peningkatan kapasitas untuk pemantauan dan evaluasi. b. Peningkatan pelaksanaan pengendalian dengan memberikan ruang kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk LSM dalam melakukan pemantauan dan evaluasi, yang dilakukan sebagai bagian dari tim koordinasi di tingkat provinsi atau kabupaten, maupun sebagai pihak independen. Pengendalian dan monitoring yang dilakukan dengan mengacu pada pedoman pelaksanaan.
1.4
ii.
10
penyebaran informasi pelaksanaan program secara akurat dan mudah diakses oleh masyarakat. iii. Akuntabel, penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan ( accountable ), dalam hal ketepatan sasaran, waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan. Berkelanjutan, penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan ( sustainable ) yang ditandai dengan adanya rencana pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur terbangun secara mandiri oleh masyarakat.
iv.
b) Pendekatan Pendekatan PPIP adalah sebagai berikut: i. Pemberdayaan Masyarakat , artinya seluruh proses pelaksanaan kegiatan (tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan) melibatkan peran aktif masyarakat. Keberpihakan kepada orang miskin , artinya orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil diupayakan dapat berdampak langsung bagi penduduk miskin. Otonomi dan desentralisasi , artinya pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan program dan keberlanjutan infrastruktur terbangun. Partisipatif , artinya masyarakat, khususnya kelompok miskin, kaum perempuan serta kelompok minoritas, diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan pemanfaatan. Keswadayaan , artinya kemandirian masyarakat menjadi faktor utama dalam keberhasilan pelaksanaan tahapan kegiatan PPIP. Keterpaduan program pembangunan , artinya program yang direncanakan dan dilaksanakan dapat
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
11
bersinergi dengan program pembangunan perdesaan lainnya. vii. Penguatan Kapasitas Kelembagaan , artinya pelaksanaan kegiatan diupayakan dapat mendorong terwujudnya kemandirian pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan stakeholders lainnya dalam penyelenggaraan pembangunan partisipatif, khususnya penanganan permasalahan kemiskinan. Kesetaraan dan keadilan gender , artinya pelaksanaan kegiatan mendorong terwujudnya kesetaraan antara pria dan perempuan dalam setiap tahap kegiatan dan pemanfaatannya.
viii.
1.5
Indikator Kinerja
Keberhasilan PPIP dapat diukur dari ketercapaian indikator kinerja, seperti disajikan pada tabel 1.1 berikut.
No. 1.
Indikator Menduk ung upaya penurunan angka kemisk inan d i d es a s asar an Meni ngk atnya k apasitas pemerintahan daerah dal am penyel enggaraan pembangunan partis ipatif
Keterangan Meni ngk atnya aks es masyarakat, khususnya masyarakat miskin, perempuan dan kelompok mi nori tas k e pel ayanan i nfras truktur dasar perdes aan Munc ulnya upaya sinergi perencanaan pembangunan di tingkat mas yarakat dengan rencana pembangunan oleh pemerintah daerah, khus usnya pemerintah k abupaten.
12
2.
Meni ngk atnya k apasitas masyarakat (dan perempuan) dalam perencanaan dan pelaksanaa pembangunan partis ipatif
Berfungsinya organis asi masyarakat setempat di s eluruh desa sas aran, dengan k eterwakilan perempuan s ekurang-k urangnya 40%. Terlembaganya rembugrembug warga sebagai wujud demokratis asi perenc anaan dan pelaksanaan pembangunan. Adanya i ntegrasi antara perencanaan masyarakat dan pemerintah daerah
Peningkatan l ayanan dan i nfras truktur des a melal ui penyal uran dana BLM
Penyaluran dan pemanfaatan dana BLM telah dilaksanakan di tiap des a sasaran. Infras truk tur yang terbangun memenuhi standar kuali tas dan memilik i fungsi pengaturan Operasional dan Pemeli haraan (O&P).
Peningkatan k apasitas untuk pel aksanaan program dan Pemantauan dan Evaluasi
Mobi lisasi kons ultan manajemen dilaksanakan Mobi lisasi dan pel ati han Fasi litator Mas yarakat (FM) tel ah dil aks anakan, mi ni mal 30% FM perempuan. Penyus unan rencana k erj a tahunan dan jadwal personil tel ah dil aks anakan. Proses perencanaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur dilaksanak an berdas ark an s tandar dan kri teria yang tel ah di tentukan. Adanya penguatan dan pelaksanaan sistem Moni toring dan Eval uas i.
13
14
16
program
perencanaan
b) Satuan Kerja Tingkat Pusat Kegiatan PPIP di tingkat pusat berada pada Satuan Kerja Pembinaan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU. Penyelenggaraan PPIP Tahun 2013 di tingkat pusat dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pembinaan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPK PPIP). PPK PIP tingkat pusat bertugas mengelola anggaran PPIP Tahun 2013 di tingkat pusat yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas dan fungsi PPK PPIP Pusat mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2008, Tanggal 11 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri, SK Menteri PU dan Pedoman Pelaksanaan ini.
17
PPK PPIP Tingkat Pusat juga antara lain bertugas untuk: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. Berkoordinasi dengan Tim Pelaksana Pusat dalam penyelenggaraan program tingkat pusat; Melakukan pencairan dan pengelolaan dana; Pengadaan Konsultan Manajemen Pusat dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW); (KMP)
Memberikan arahan kepada KMP dan KMW dalam penyelenggaraan PPIP; Menerima laporan dari KMP dan KMW; Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan melalui EMonitoring; Menyusun laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI); Menyusun dan menyampaikan laporan yang diatur dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).
Box 2.1 Untuk mendukung pelaksa naa n tugas pemantauan dan pelaporan maka asis ten monitoring dan ev alua si di dalam struktur organisasi Satker/PPK PP IP (P us at, Provins i, Kabupaten) ditugaskan untuk melakuka n kegiatan: (i) pemantauan dan evaluasi kemajuan pela ks a naan kegiatan; (ii) pengumpulan da ta da ta da n laporan hasil pela ks a naan kegiatan dari KMP, KMW, KMPr dan KMK; (iii) pemantauan pelaporan E Mon dari tiap wila ya h, (iv) pengelolaan pengadua n dan mas ala h.
Dalam pelaksanaan program, penyelenggara di tingkat pusat senantiasa berkoordinasi aktif dengan institusi pengawas, yaitu: a) Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum berperan dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program. b) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), selaku auditor pemerintah bertugas untuk melakukan pembinaan dan audit terhadap pelaksanaan program mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat desa.
18
penyelenggaraan
Menunjuk dan mengajukan pejabat satuan kerja kepada Menteri PU; Membentuk Tim Koordinasi Provinsi.
b) Tim Koordinasi PPIP Sebagai bagian dari PNPM Mandiri, maka koordinasi pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan PPIP di tingkat provinsi dilakukan oleh Tim Koordinasi PPIP Tingkat Provinsi, yang dibentuk di bawah koordinasi TKPKD Provinsi melalui Surat Keputusan yang ditandatangani minimal oleh Sekda. Tim Koordinasi Provinsi PPIP terdiri dari Kepala Bappeda Provinsi sebagai ketua, dengan anggota-anggota terdiri dari unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi, Dinas PU Provinsi, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. Tugas Tim Koordinasi PPIP tingkat Provinsi, adalah sebagai berikut: i. Mengkoordinasikan substansi pedoman teknis operasional PPIP dengan program-program PNPM Mandiri lainnya di provinsi; Mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan bantuan teknis berbagai kegiatan program sektoral di provinsi;
ii.
19
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PPIP di provinsi; Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PPIP di provinsi; Mensinergikan kegiatan pusat dan daerah; Memantau dan membantu penyelesaian berbagai permasalahan yang timbul pada pelaksanaan kegiatan serta mengambil tindakan yang diperlukan; Melaporkan perkembangan kegiatan, hasil audit, dan evaluasi kepada Gubernur; Memastikan bahwa proses kegiatan sesuai dengan pedoman PPIP.
vii. viii.
c) Tim Pelaksana Provinsi (TPPr) Tim Pelaksana Provinsi (TPPr) PPIP adalah penyelenggara PPIP di tingkat provinsi. TPPr dibentuk di lingkungan Dinas PU Provinsi bidang Cipta Karya dan ditetapkan melalui SK Kepala Dinas PU. Dalam pelaksanaan tugasnya, TPPr berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi PPIP Provinsi. Kelembagaan TPPr terdiri dari Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU (Ketua), PPK PPIP Satker PKP Provinsi, unsur Satker PKP Provinsi dan didukung oleh unsur Dinas PU Provinsi. TPPr antara lain bertugas untuk: i. ii. iii. iv. Mensosialisasikan program di tingkat provinsi; Memberikan arahan dalam pengendalian program; Memantau provinsi; dan melakukan pelaksanaan evaluasi di dan
tingkat
Melakukan pertemuan dengan Tim Koordinasi PPIP Provinsi, Tim Koordinasi PPIP Kabupaten dan Tim Pelaksana Kabupaten sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun; Menyusun laporan penyelenggaraan dan melaporkan kepada Tim Koordinasi PPIP Provinsi dan Tim Pelaksana Pusat.
v.
20
d) Satuan Kerja Tingkat Provinsi Kegiatan PPIP di tingkat provinsi berada pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (dan Perbatasan) dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU. Penyelenggaraan PPIP 2013 di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPIP (PPK PPIP). PPK PPIP tingkat provinsi bertugas mengelola anggaran PPIP 2013 di tingkat provinsi yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas dan fungsi PPK PIP Tingkat Provinsi mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2008, Tanggal 11 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri, SK Menteri PU dan Pedoman Pelaksanaan ini. PPK PPIP Satuan Kerja Tingkat Provinsi juga antara lain bertugas untuk: i. ii. iii. Pengadaan Konsultan Manajemen Konsultan Manajemen Kabupaten; Provinsi dan
Merekrut dan memobilisasi Fasilitator Masyarakat; Melaksanakan pelatihan kepada Fasilitator Masyarakat, Organisasi Masyarakat Setempat dan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara; Menempatkan Fasilitator Masyarakat (FM) dan Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (TAMK) di wilayah sasaran dan melaksanakan pembinaan FM dan TAMK bersama-sama dengan satker kabupaten; Melakukan pencairan dan pengelolaan dana; Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan melalui EMonitoring; Menyusun laporan Sistem Akutansi Instansi (SAI); Menyusun dan menyampaikan laporan yang diatur dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); Melakukan koordinasi dengan Satker yang berada di pusat maupun kabupaten; Melaporkan hasil pengendalian pelaksanaan program kepada Tim Pelaksana Provinsi.
iv.
21
Tugas Pemerintah Kabupaten meliputi: i. ii. iii. iv. v. Mengkoordinasikan wilayah kerjanya; penyelenggaraan PPIP di
penyelenggaraan
Menunjuk dan mengajukan pejabat Satuan Kerja kepada Menteri PU; Membentuk Tim Koordinasi Kabupaten; Menyiapkan BOP (Biaya Operasional) pelaksanaan program sesuai dengan kebijakan program.
b) Tim Koordinasi PPIP Tingkat Kabupaten Sebagai bagian dari PNPM Mandiri, maka koordinasi pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan PPIP tingkat kabupaten dilakukan oleh Tim Koordinasi PPIP tingkat Kabupaten yang dibentuk di bawah koordinasi TKPKD Kabupaten melalui Surat Keputusan yang ditandatangani minimal oleh Sekda. Tim Koordinasi Kabupaten PPIP terdiri dari Kepala Bappeda Kabupaten sebagai ketua, dengan anggota-anggota terdiri dari unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten, Dinas PU Kabupaten, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan. Tugas Tim Koordinasi PPIP tingkat Kabupaten, adalah sebagai berikut: i. Mengkoordinasikan substansi pedoman teknis operasional PPIP dengan program-program PNPM Mandiri lainnya di kabupaten;
22
Mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan bantuan teknis berbagai kegiatan program sektor; Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PPIP di kabupaten; Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PPIP kabupaten; Mensinergikan kegiatan pusat dan daerah; Memantau dan membantu penyelesaian berbagai permasalahan yang timbul pada pelaksanaan kegiatan serta mengambil tindakan yang diperlukan; Melaporkan perkembangan kegiatan, hasil audit, dan evaluasi kepada bupati; Memastikan bahwa proses dengan pedoman PPIP. kegiatan sesuai
vii. viii.
c) Tim Pelaksana Kabupaten (TPK) Tim Pelaksana Kabupaten (TPK) PPIP adalah penyelenggara PPIP di tingkat kabupaten. TPK dibentuk di lingkungan Dinas PU Kabupaten bidang Cipta Karya dan ditetapkan melalui SK Kepala Dinas PU kabupaten. Dalam pelaksanaan tugasnya, TPK berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi PPIP Kabupaten. Kelembagaan TPK terdiri dari: Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU (Ketua), PPK PPIP Kabupaten, unsur Dinas PU, unsur Satker PIP Kabupaten dan pemerintah kecamatan. Tugas TPK adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program di tingkat kabupaten; Memberi arahan dalam pelaksanaan pengendalian program di wilayah kerjanya; dan
Memantau dan melakukan evaluasi pelaksanaan program di tingkat kabupaten; Mengadakan pertemuan dengan Tim Koordinasi Kabupaten, satker kabupaten, aparat kecamatan dan aparat desa sekurang kurangnya dua kali dalam setahun; Mengkoordinasikan rencana dan kegiatan
v.
23
operasionalisasi dan pemeliharaan infrastruktur terbangun; vi. vii. Melakukan pembinaan desa, OMS dan KPP; kepada pemerintahan
Menyusun Laporan Pelaksanaan PPIP di wilayahnya dan melaporkannya kepada Tim Koordinasi PPIP Kabupaten dan Tim Pelaksana Provinsi.
d) Satuan Kerja Tingkat Kabupaten (Satker)/PPK PIP Kabupaten Kegiatan PPIP di tingkat kabupaten berada pada Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten dimana Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan pejabat inti satuan kerja tersebut ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU. Penyelenggaraan PPIP di tingkat kabupaten dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPK PIP). PPK PIP tingkat kabupaten bertugas mengelola anggaran PPIP di tingkat kabupaten yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Proyek (DIPA). Tugas dan Fungsi PPK PIP Tingkat Kabupaten mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.02/PRT/M/2008, Tanggal 11 Februari 2008 tentang Pedoman Pelaksana Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri, SK Menteri PU, dan Pedoman Pelaksanaan ini. Satuan Kerja Tingkat Kabupaten bertugas untuk: i. ii. Mendukung Tim Pelaksana Kabupaten dalam menyelenggarakan program di tingkat Kabupaten; Melakukan pembinaan Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (TAMK) dan Fasilitator Masyarakat (FM) yang ditempatkan di wilayahnya; Memeriksa dokumen OMS dan KD; pendukung pembentukan
Memberi arahan kepada OMS; Melakukan fasilitasi pencairan dan pengelolaan dana BLM; Melaporkan hasil pengendalian kepada Tim Pelaksana Kabupaten; pelaksanaan
24
masalah
Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan melalui E-Monitoring (Laporan Mingguan); Menyusun (SAI); laporan Sistem Akutansi Instansi
Menyusun dan menyampaikan laporan yang diatur dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).
1. Mengkoordinasikan penyelenggaraan PPIP di wilayah kerjanya; 2. Menyelenggarakan Musyawarah Desa Persiapan (sosialisasi dan pembentukan OMS, KPP dan KD) dan memfasilitasi musyawarah desa selanjutnya; 3. Menjamin dan memfasilitasi keterlibatan perempuan/minoritas dan orang miskin dalam setiap tahapan kegiatan; 4. Memantau penerapan prinsip-prinsip pelaksanaan tiap tahapan kegiatan; PPIP dalam
5. Memfasilitasi terbentuknya OMS, KPP dan KD yang dilakukan melalui forum musyawarah tingkat desa; 6. Membantu kelancaran proses penyusunan RKM; 7. Mengetahui dan menyetujui hasil perencanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan; 8. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan;
25
transparansi
10. Menyiapkan POSKO OMS yang digunakan sebagai sekretariat program di desa; 11. Turut menandatangani Surat Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang Ketua OMS; Pernyataan dibuat oleh
12. Memfasilitasi KPP untuk melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan hasil infrastruktur terbangun; 13. Menerima infrastruktur terbangun dari pemerintah kabupaten dan meneruskan pengelolaannya kepada masyarakat melalui KPP; 14. Mendukung pelaksanaan PPIP melalui sinkronisasi program dan channeling ke stakeholders lainnya; 15. Membina OMS agar dapat berfungsi secara berkelanjutan dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif selanjutnya; 16. Menandatangani serta mentaati bersama wakil masyarakat. Pakta Integritas
Sedangkan BPD mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Mendorong partisipasi masyarakat; 2. Membantu penanganan pengaduan; 3. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja perangkat desa; 4. Mendorong penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan tahapan kegiatan.
2.6. Masyarakat
Masyarakat desa sasaran merupakan penerima manfaat langsung PPIP sehingga sangat diharapkan dukungan dan peran aktifnya selama penyelenggaraan program. Masyarakat adalah pelaku utama pada tiap tahapan, mulai dari proses penyiapan, sosialiasasi, perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaannya. Tanggung jawab pengelolaan PPIP di tingkat desa dilaksanakan oleh OMS, KPP, dan KD yang dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat dalam musyawarah desa
26
(MUSDES). Organisasi masyarakat tersebut akan melaksanakan kegiatan PPIP dengan mengacu pada pedoman yang sudah ditetapkan dengan didampingi dan dibimbing oleh fasilitator. OMS, KPP dan KD yang sudah dibentuk dalam PPIP ini diharapkan dapat berfungsi secara berkelanjutan dan dapat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di desanya serta mengembangkan jaringan dalam rangka melakukan channeling ke berbagai sumber pembiayaan program pembangunan lainnya. a) Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) OMS ditetapkan dalam Musyawarah Desa I di setiap desa sasaran program dan disahkan oleh Kepala Desa serta diketahui oleh Tim Pelaksana Kabupaten. Jika dikehendaki masyarakat dapat memanfaatkan organisasi yang sudah ada dan memenuhi kriteria yang telah disepakati, dengan tetap melalui Musyawarah Desa I dan pengesahan oleh Kepala Desa. Apabila desa pernah melaksanakan program PPIP dan keanggotaan OMS-nya berkinerja baik, disarankan agar masyarakat menggunakan OMS yang sudah ada. Susunan OMS terdiri dari Ketua, Bendahara, Sekretaris, Tenaga Teknis, dan anggota, dengan keanggotaan minimal terdiri dari 40% perempuan. Perangkat pemerintah desa tidak diperbolehkan duduk dalam kepengurusan OMS dan tim pendukung OMS lainnya. OMS dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan langsung di MUSDES I, apabila pemilihan tidak mencapai konsensus maka dilakukan melalui mekanisme kesepakatan. Tugas OMS meliputi: i. ii. Mentaati Pakta Integritas yang disepakati bersama kepala desa dan wakil masyarakat; Mengidentifikasi permasalahan infrastruktur di tingkat desa (pelaksanaan Survey Kampung Sendiri (SKS); Mendorong dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, masyarakat miskin dan kelompok
iii.
27
minoritas dalam setiap tahapan kegiatan; iv. v. vi. vii. viii. Menyusun Usulan RKM; Mengajukan Usulan RKM kepada Tim Pelaksana Kabupaten untuk diverifikasi; Menyusun perencanaan teknis dan RAB; Melaksanakan RKM; Membuka rekening bantuan dana sosial (rekening harus dengan dual account , terdiri dari Ketua dan Bendahara OMS); Menjamin dan memfasilitasi transparansi kegiatan; Menandatangani kontrak kerja (oleh ketua OMS) dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PPIP dengan melampirkan berita acara dan daftar hadir tahap musdes persiapan dan tahap musdes perencanaan; Melakukan pengajuan pencairan kepada Satker/PPK dengan lampiran Laporan Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas OMS yang dilengkapi nota/bukti pengeluaran dan foto kopi buku rekening bank OMS; Menyusun laporan Buku Kas OMS mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran; dan
ix. x.
xi.
Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan sesuai dengan format pedoman; Menyelenggarakan rembug-rembug warga untuk membahas kemajuan dan permasalahan pelaksanaan kegiatan minimal seminggu sekali; Menyebarluaskan laporan kemajuan kegiatan melalui media komunikasi yang ada di tingkat desa, papan informasi, dan media lainnya yang dapat diakses oleh semua pihak minimal seminggu sekali; Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibahas dalam Musdes IV; Menyelenggarakan Musdes IV; Menyampaikan laporan akhir kepada Satker Kabupaten; hasil Musdes IV
xv.
xvi.
Menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan pelaksanaan secara baik untuk kepentingan audit.
28
Gambar 2-2 Struktur Organisasi OMS Setelah ditetapkan di dalam Musdes I, selanjutnya OMS akan membentuk Tim Persiapan, Tim Pengadaan dan Tim Pelaksanaan, yang akan mendukung pelaksanaan tahapan program selanjutnya.
1. Tim Persiapan Tim Persiapan dibentuk oleh OMS dan bertanggung jawab langsung kepada OMS. Anggota tim persiapan terdiri dari perwakilan dari OMS, relawan desa dan perwakilan dusun/RT. Tim Persiapan akan bertugas melaksanakan Survey Kampung Sendiri dengan didampingi oleh FM, rincian tugasnya adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. Menyiapkan swadaya: jadwal pelaksanaan pemetaan
Membentuk Tim Inti Pemetaan Swadaya; Mengikuti proses bimbingan pemetaan swadaya oleh FM; Mengkaji data sekunder masyarakat desa dan lingkungan tempat tinggal masyarakat desa, yang menyangkut topografi, tata guna lahan, mata pencaharian, dan lain-lain; Menyusun rancangan kajian pemetaan swadaya sebagai acuan untuk bekerja di lapangan; Melaksanakan pemetaan swadaya;
v. vi.
29
vii.
Melaksanakan rembug persiapan untuk mengorganisasikan data dan merumuskan masalah desa; Mendokumentasikan hasil-hasil pengorganisasian dan perumusan masalah untuk dipakai sebagai dasar penyusunan RKM.
viii.
2. Tim Pelaksana Tim pelaksana dibentuk oleh OMS dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Anggota tim pelaksana terdiri dari perwakilan anggota OMS dan anggota masyarakat yang memiliki keahlian dan pengalaman teknis. Tugas Tim Pelaksana antara lain: i. ii. Memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan disain teknis dan RAB; Memfasilitasi penyediaan data dan dokumen pendukung yang berkaitan dalam pelaporan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan; Memastikan bahwa pembangunan infrastruktur sesuai dengan pedoman teknis yang ada (standar mutu).
iii.
3. Tim Pengadaan Barang dan Jasa Untuk menunjang pelaksanaan pada tahap konstruksi, jika dibutuhkan, OMS membentuk Tim Pengadaan Barang dan Jasa pada saat Musyawarah Desa III. Tim Pengadaan bertugas dan bertanggung jawab langsung kepada OMS. Anggota tim terdiri dari perwakilan OMS dan warga masyarakat, dengan struktur tim terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota (2 orang).
b) Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) KPP adalah organisasi warga masyarakat yang dapat terdiri dari unsur pemerintahan desa (selain Kepala Desa), perwakilan masyarakat desa yang
30
berkepentingan selaku pengguna/pemanfaat infrastruktur, dan perwakilan masyarakat setempat. KPP dibentuk dalam Musyawarah Desa I dengan difasilitasi oleh Fasilitator Masyarakat, dan disahkan oleh Kepala Desa serta diketahui oleh Tim Pelaksana Kabupaten.
Gambar 2.3 Contoh Struktur Organisasi KPP Tugas-tugas KPP adalah sebagai berikut: i. ii. Memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan; Melaksanakan rencana Operasional dan Pemeliharaan yang mencakup mekanisme pelaksanaan operasional dan pemeliharaan serta pendanaanya yang ditetapkan dalam Musdes III; Menyusun rencana kerja dan mekanisme operasional dan pemeliharaan infrastruktur secara lebih detail; Mengumpulkan dan mengelola dana untuk Operasional dan Pemeliharaan (O&P) yang diperoleh dari iuran warga, kas desa, bantuan APBD dan pihak-pihak lainnya; Membuka dan memelihara rekening bank untuk Dana O&P ( terpisah dari rekening OMS). Rekening ini ditandatangani oleh Ketua KPP dan Bendahara (rekening bersama). Jumlah dana O&P ditetapkan dalam Musdes III.
iii.
iv.
v.
31
Jumlah dana O&P yang harus disiapkan dan menjadi persyaratan dalam proses pencairan dana BLM adalah sebagai berikut: Simpanan Pertama: minimal 25% dari rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan per tahun yang besarannya ditetapkan dalam Musdes III; Simpanan Kedua: minimal 50% dari rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan per tahun; Simpanan Ketiga: pembiayaan operasi tahun. 25% dari rencana dan pemeliharaan per
vi.
Melaporkan kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan serta penerimaan dan penggunaan dana KPP kepada masyarakat dan pemerintah desa.
c) Kader Desa Di masing-masing desa sasaran akan dipilih dan ditetapkan Kader Desa (KD) yang bertugas sebagai koordinator masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan di tingkat desa. Kader desa adalah warga setempat yang dinilai mampu dan memiliki pengalaman untuk mendorong dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan PPIP. Pemilihan dan penetapan KD dilakukan saat Musdes I. Kriteria seorang Kader Desa, antara lain: Dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat; Mempunyai citra yang baik dan menjadi panutan masyarakat; Memiliki kemampuan, kemauan melaksanakan tugasnya. dan waktu untuk
Tugas dan fungsi Kader desa antara lain: i. Sebagai mediator dan motivator masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan PPIP agar sesuai dengan pedoman;
32
ii.
Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan dan melakukan tindak turun tangan untuk penyelesaian permasalahan yang timbul; Mendapatkan penguatan kapasitas dari berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya; Mendampingi, memfasilitasi selesainya program. masyarakat PPIP setelah
iii. iv.
1.2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan FM; 1.3. Pemantauan terhadap pelaksanaan sosialisasi di tiap tingkatan; proses
1.4. Penilaian terhadap proses sosialisasi di tiap tingkatan; 1.5. Pemantauan terhadap pemasangan poster dan media lainnya;
33
1.6. Penilaian terhadap efektifitas media informasi, distribusi dan pemasangannya; 1.7. Rekomendasi advise teknis terkait informasi program; 2. Pengendalian Program, mencakup: 2.1. Melakukan penilaian terhadap kinerja pelaporan KMW; 2.2. Pelaporan rutin kemajuan pelaksanaan kepada Tim Pelaksana Pusat; 2.3. Pelaporan rutin kinerja KMW di lapangan kepada PPK PPIP Pusat; 2.4. Melakukan konsolidasi dan konsinyasi terkait laporan progres lapangan; 2.5. Inventarisasi permasalahan di lapangan rekomendasi Tindak Turun Tangan (T3); 2.6. Random checking kunjungan lapangan pemantauan dan pengendalian program; dan dan non teknis
dalam
2.7. Penilaian terhadap proses pengendalian program di tiap lini; 2.8. Random checking kualitas RKM dengan desa yang dikunjungi; disesuaikan
2.9. Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait pengendalian program yang akan datang; 3. Monitoring Pelaksanaan Program 3.1. Melakukan kunjungan lapangan untuk sosialisasi, pelatihan, sampling , skala urgent T3, pengaduan, permintaan dan dokumentasi; 3.2. Pelaporan hasil kunjungan lapangan; 3.3. Penilaian terhadap proses pelaksanaan program yang terjadi pada desa-desa yang dikunjungi; 3.4. Rekomendasi advise teknis pelaksanaan monitoring ; 4. Konsolidasi Data 4.1. Melakukan analisa dan penilaian terhadap setiap data yang diperoleh sesuai format yang telah ditetapkan; dan non teknis
34
4.2. Pemutakhiran data akhir terkompilasi; 4.3. Menyampaikan desa-desa sebagai best practice yang direkomendasikan untuk dapat diresmikan; 4.4. Kesimpulan dan rekomendasi konsolidasi data; 5. Evaluasi Pelaksanaan Program 5.1. Implementasi Pedoman Monitoring dan Evaluasi PPIP; 5.2. Evaluasi minggu; terhadap kemajuan progress per
5.3. Evaluasi terhadap kinerja dan laporan KMW; 5.4. Evaluasi terhadap pelaksanaan; 5.5. Evaluasi terhadap komitmen BOP; tiap tahapan proses dan
partisipasi
pemda
6. Pelaporan dan Dokumentasi Pelaporan konsultan terdiri dari laporan pendahuluan, laporan mingguan, bulanan, draft final dan laporan akhir. Laporan mingguan menjadi laporan yang sangat penting, karena akan memuat informasi proses pelaksanaan sesuai dengan capaian pada minggu yang bersangkutan dan berbagai permasalahan yang perlu ditindaklanjuti. Laporan bulanan KMP merupakan konsolidasi dari laporan monitoring dan evaluasi oleh KMW yang dikonsolidasikan oleh KMK dan KMPr. KMP harus memastikan bahwa pelaporan ini dapat tersampaikan secara rutin, tepat waktu dan akurat mulai dari tingkat desa, kabupaten, provinsi dan pusat. KMP menyampaikan rekomendasi tindak turun tangan jika penyampaian pelaporan mengalami keterlambatan.
b) Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) KMW bertugas untuk memberikan pendampingan manajemen dan dukungan teknis kepada Tim Pelaksana
35
Pusat dalam penyelenggaraan program di tingkat regional. Pembagian wilayah meliputi: Regional 1 (Sumatera), Regional 2 (Jawa), Regional 3 (Kalimantan dan Sulawesi), dan Regional 4 (Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua). KMW terdiri dari beberapa tenaga ahli yang berdomisili di salah satu kota utama di regionalnya dan bertugas untuk mendukung pelaksanaan program yang meliputi ruang lingkup pengembangan kapasitas, pemberdayaan masyarakat, manajemen, aspek teknis dan monitoring serta evaluasi program. Tugas KMW pada dasarnya identik dengan tugas-tugas KMP untuk masing-masih regional penugasannya, sebagai berikut: 1. Penyebarluasan Informasi Program, peran KMW dalam penyebarluasan informasi program adalah: 1.1. Penyusunan Modul Pelatihan Fasilitator Masyarakat (FM) PPIP bekerja sama dengan KMP; 1.2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan FM; 1.3. Pemantauan terhadap pelaksanaan sosialisasi di tiap tingkatan; proses
1.4. Penilaian terhadap proses sosialisasi di tiap tingkatan; 1.5. Pemantauan terhadap pemasangan poster dan media lainnya; 1.6. Penilaian terhadap efektifitas media informasi, distribusi dan pemasangannya; 1.7. Rekomendasi advise teknis terkait informasi program; 2. Pengendalian Program, mencakup: 2.1. Melakukan penilaian terhadap kinerja pelaporan KMPr; 2.2. Pelaporan rutin kemajuan pelaksanaan kepada Tim Pelaksana Pusat; 2.3. Pelaporan rutin kinerja KMPr di lapangan kepada PPK PPIP Pusat; 2.4. Melakukan konsolidasi dan konsinyasi terkait dan non teknis
36
laporan progres lapangan; 2.5. Inventarisasi permasalahan di lapangan rekomendasi Tindak Turun Tangan (T3); 2.6. Random checking kunjungan lapangan pemantauan dan pengendalian program; dan
dalam
2.7. Penilaian terhadap proses pengendalian program di tiap lini; 2.8. Random checking kualitas RKM dengan desa yang dikunjungi; disesuaikan
2.9. Rekomendasi advise teknis dan non teknis terkait pengendalian program yang akan datang; 3. Monitoring Pelaksanaan Program 3.1. Melakukan kunjungan lapangan untuk sosialisasi, pelatihan, sampling , skala urgent T3, pengaduan, permintaan dan dokumentasi; 3.2. Pelaporan hasil kunjungan lapangan; 3.3. Penilaian terhadap proses pelaksanaan program yang terjadi pada desa-desa yang dikunjungi; 3.4. Rekomendasi advise teknis pelaksanaan monitoring ; 4. Konsolidasi Data 4.1. Melakukan analisa dan penilaian terhadap setiap data yang diperoleh sesuai format yang telah ditetapkan; 4.2. Pemutakhiran data akhir terkompilasi; 4.3. Menyampaikan desa-desa sebagai best practice yang direkomendasikan untuk dapat diresmikan; 4.4. Kesimpulan dan rekomendasi terkait konsolidasi data; 5. Evaluasi Pelaksanaan Program 5.1. Implementasi Pedoman Monitoring dan Evaluasi PPIP; 5.2. Evaluasi minggu; 5.4. Evaluasi terhadap kemajuan progress per dan non teknis
5.3. Evaluasi terhadap kinerja dan laporan KMPr; terhadap tiap tahapan proses
37
6. Pelaporan dan Dokumentasi Pelaporan konsultan terdiri dari laporan pendahuluan, laporan mingguan, bulanan, draft final dan laporan akhir. Laporan mingguan menjadi laporan yang sangat penting, karena akan memuat informasi proses pelaksanaan sesuai dengan capaian pada minggu yang bersangkutan dan berbagai permasalahan yang perlu ditindaklanjuti. Laporan bulanan KMW merupakan konsolidasi dari laporan monitoring dan evaluasi oleh KMPr yang dikonsolidasikan oleh KMK. KMP harus memastikan bahwa pelaporan ini dapat tersampaikan secara rutin, tepat waktu dan akurat mulai dari tingkat desa, kabupaten, provinsi dan pusat. KMW menyampaikan rekomendasi tindak turun tangan jika penyampaian pelaporan mengalami keterlambatan.
c) Konsultan Manajemen Provinsi (KMPr) Konsultan Manajemen Provinsi (KMPr) bertanggung jawab memberikan dukungan teknis dan manajemen dalam penyelenggaraan program pada tingkat Provinsi. Pada tahap persiapan, KMPr berkewajiban menyiapkan pelaksanaan sosialisasi, diseminasi dan pelatihan dengan narasumber dari TPP, KMP dan KMW. KMPr akan melakukan pendampingan dalam penyelenggaraan sosialisasi di tingkat Kabupaten. Pada tahap pelaksanaan, KMPr bertanggung jawab untuk melakukan pendampingan, supervisi dan pemantauan ( monitoring) , serta pengendalian pengelolaan kegiatan di wilayah kerjanya. Secara rinci tugas dan tanggung jawab KMPr adalah: i. Menyusun rencana kerja pelaksanaan program di
38
tingkat provinsi dengan mengacu kerja program tingkat nasional; ii. iii.
pada
rencana
Membantu TPPr dalam mensosialisasikan PPIP kepada stakeholder di provinsi dan kabupaten; Membantu Satker Provinsi dan Tim Pelaksana Provinsi dalam pengelolaan manajemen proyek mencakup progres fisik dan keuangan, serta penyaluran dana; Melakukan pemantauan di wilayah kerjanya untuk menjaga agar prosedur dalam aspek perlindungan sosial, lingkungan, Quality Assurance , gender , partisipasi masyarakat dan penyebarluasan program serta pengendalian dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan; Melakukan pengendalian terhadap kinerja Konsultan Manajemen Kabubaten (KMK) dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; Mendukung pengelolaan pengaduan dengan memberikan saran penanganan pengaduan serta melakukan tindak lanjut dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pelaksana Provinsi; Memfasilitasi dan menyiapkan bahan rapat koordinasi rutin yang diselenggarakan setiap bulan oleh TPPr ditingkat provinsi dan menyampaikan notulen hasil rapat kepada Tim Pelaksana Provinsi; Melakukan konsolidasi laporan dalam database antara lain: (1) Baseline data, (2) Jumlah keterlibatan kaum perempuan, (3) Peran serta masyarakat miskin,(4). Infrastruktur terbangun, (5). Swadaya masyarakat, (6) Jumlah Tenaga Kerja, (7). Titik koordinat lokasi infrastruktur. (8).Pengumpulan SP2D dan SPM, (9).dll; Melakukan evaluasi pelaksanaan PPIP di tingkat provinsi berdasarkan hasil review konsolidasi evaluasi tingkat kabupaten yang dilakukan oleh KMK; Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan pelaksanaan (sosialisasi, persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaan); Menyusun laporan rencana kegiatan, laporan bulanan, laporan interim dan laporan akhir sesuai dengan ketentuan dalam kontrak serta melaporkannya kepada Tim Pelaksana Provinsi dan Tim Pelaksana Pusat melalui KMW.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
39
xii.
Menyusun LMP (Laporan Manajemen Provinsi) berdasarkan konsolidasi laporan LMK (Laporan Manajemen Kabupaten) untuk disampaikan kepada Tim Pelaksana Provinsi.
d) Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) KMK adalah konsultan pendamping di tingkat kabupaten dan secara umum bertugas mendukung serta memfasilitasi pelaksanaan tahapan kegiatan program dan pengembangan kapasitas bagi para pelaksana program di tingkat kabupaten dan desa. Melaporkan hasil pendampingan kepada Tim Pelaksana Kabupaten dan KMPr.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab KMK adalah: i. Menyusun rencana kerja pelaksanaan program di tingkat kabupaten dengan mengacu pada rencana kerja pelaksanaan program tingkat provinsi dan nasional; ii. Membantu Tim Pelaksana Kabupaten dalam mensosialisasikan program PPIP kepada stakeholder di tingkat kabupaten dan desa; iii. Membantu Kabupaten mencakup penyaluran Satker Kabupaten dan Tim Pelaksana dalam pengelolaan manajemen proyek progres fisik dan keuangan, serta dana;
iv. Mendampingi FM dalam penyelenggaraan sosialisasi dan pemberdayaan di tingkat kabupaten dan desa; v. Membimbing FM agar memahami prosedur dalam aspek perlindungan sosial, lingkungan, Quality Assurance , gender , partisipasi masyarakat dan penyebarluasan program serta pengendalian; vi. Melakukan pemantauan untuk menjaga agar prosedur dalam aspek perlindungan sosial, lingkungan, Quality Assurance , gender , partisipasi masyarakat dan penyebarluasan program serta pengendalian dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan; vii. Melakukan pengendalian terhadap kinerja FM dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; viii. Membantu Tim Pelaksana Kabupaten dalam
40
pengelolaan pengaduan dengan memberikan saran penanganan pengaduan serta melakukan tindak lanjut dan melaporkan hasilnya kepada Tim Pelaksana Kabupaten; ix. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana Kabupaten dan KMPr dengan melaporkan pelaksanaan kegiatan secara rutin dan terus menerus; x. Memfasilitasi dan menyiapkan bahan rapat koordinasi rutin yang diselenggarakan setiap dua mingguan oleh Tim Pelaksana Kabupaten di tingkat kabupaten dan menyampaikan notulen hasil rapat kepada Tim Pelaksana Provinsi; xi. Melakukan konsolidasi laporan FM dalam database antara lain: (1), Baseline data, (2) keterlibatan kaum perempuan, (3) peran serta masyarakat miskin,(4). Infrastruktur terbangun, (5) swadaya masyarakat, (6) tenaga kerja, (7). Titik koordinat lokasi infrastruktur. (8) Pengumpulan SP2D dan SPM, (9) dll; xii. Melakukan dokumentasi pada setiap tahapan pelaksanaan (sosialisasi, persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaan); xiii. Menyusun laporan LMK (Laporan Manajemen Kabupaten) untuk disampaikan kepada Tim Pelaksana Kabupaten dan KMPr; xiv. Melakukan evaluasi pelaksanaan PPIP di tingkat kabupaten; xv. Mengirimkan konsolidasi dokumen SP2D ke KMPr paling lambat 10 hari setelah SP2D diterbitkan; xvi. Memverifikasi dokumen perencanaan teknis infrastruktur desa yang direncanakan oleh OMS agar sesuai dengan Petunjuk Teknis yang ditetapkan; xvii. Melakukan verifikasi dokumen pencairan agar sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang sudah ditetapkan.
41
pembinaan kepada OMS, KD, dan KPP. Setiap tim FM terdiri dari dua orang yaitu satu orang fasilitator pemberdayaan dan satu orang fasilitator teknik, yang ditugaskan untuk melakukan pendampingan di tiga desa sasaran. Dalam melaksanakan tugasnya, FM berkoordinasi dengan KMK. Tugas FM secara umum meliputi: i. Berkoordinasi dengan pemerintahan desa, dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan PPIP; Melakukan sosialisasi dan menyebarluaskan program kepada seluruh masyarakat di tingkat desa; Melakukan pendampingan pada saat pelaksanaan Musdes dan rembug-rembug desa; Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan; Melakukan verifikasi terhadap dokumen pencairan dana; Mengidentifikasi keanggotaan OMS, KPP, dan KD, pada tanggung jawab dan peranannya dalam pelaksanaan tahapan kegiatan; Memberikan pemahaman terkait dengan perlindungan sosial, perlindungan lingkungan dan peran serta masyarakat khususnya kepada masyarakat miskin dan kaum perempuan; Melaksanakan pelatihan dan pendampingan kepada OMS, KPP, KD, perangkat aparat desa dan Kepala Dusun; Secara khusus memberikan penguatan kapasitas kepada KD sebagai pengganti FM pada saat program selesai; Berkoordinasi dengan KMK, Tim Pelaksana Kabupaten, dan Satker Kabupaten, untuk kelancaran kegiatan; Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pada setiap tahapan program sesuai dengan format yang telah ditetapkan dan disampaikan kepada KMK dan Tim Pelaksana Kabupaten; Menyampaikan laporan bulanan FM ke Tim Pelaksana Kabupaten dan Satuan Kerja Provinsi
ii.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.
42
yang berisikan konsolidasi catatan harian dan evaluasinya serta dilengkapi dengan notulensi rapat dua (2) mingguan di tingkat kabupaten yang telah ditandatangani oleh Tim Pelaksana Kabupaten.
Tugas - tugas khusus FM Pemberdayaan dan FM Teknik meliputi: a. Fasilitator Pemberdayaan i. Membantu dan mendampingi masyarakat untuk melaksanakan seluruh proses dan prosedur yang tertuang dalam pedoman pelaksanaan PPIP. Melakukan sosialisasi dan penyebarluasan program kepada seluruh masyarakat; Memberdayakan seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program mulai dari persiapan, pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pemeliharaannya. Melakukan penyiapan masyarakat untuk mengikuti sosialisasi, musyawarah desa, rembug desa dan pelatihan. Melakukan penyiapan masyarakat terutama untuk memenjamin keterlibatan masyarakat miskin dan gender dalam pelaksanaan sosialisasi, musyawarah desa, rembug desa dan pelatihan. Melakukan pendampingan dan fasilitasi dalam pelaksanaan musyawarah desa, rembug desa, dan pelatihan kepada OMS dan KPP terkait dengan aspek peningkatan kapasitas pengelola program. Mendampingi dan memberdayakan masyarakat khususnya OMS, KD, KPP dan aparat desa untuk melakukan identifikasi permasalahan kemiskinan dan kebutuhan untuk aspek ekonommi, sosial dan lingkungan masyarakat. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat dalam penyusunan RKM melalui SKS, identifikasi permasalahan, penelaahan PJM Desa (bila sudah memiliki PJM Desa) atau dokumen hasil Musrenbangdes. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat dalam penyusunan rencana teknis dan RAB. Menginventrisir pengaduan dan permasalahan yang
ii. iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix. x.
43
timbul untuk dilaporkan kepada KMK dan Satker di tingkat kabupaten dan Provinsi. xi. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat dalam pelaksanaan musyawarah, rembug desa pelaksanaan dan dalam pelaksanaan fisik di lapangan. Melakukan pendampingan dalam hal kelembagaan dan manajemen pelaksanaan kegiatan. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat desa mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan fisik dan laporan pertanggungjawaban. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat khususnya KPP dalam menyusun Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur terbangun. Membantu OMS dalam melakukan publikasi dan penyebarluasan informasi pelaksanaan program secara rutin. Melakukan koordinasi dan melaporkan secara rutin kepada Satker dan Tim Pelaksana di tingkat kabupaten.
xii. xiii.
xiv.
xv.
xvi.
b.
Fasilitator Teknik i. Menyusun rencana kerja pelaksanaan program di tingkat desa dengan mengacu kepada rencana kerja pelaksana program di tingkat kabupaten; Memberikan pemahaman terkait dengan petunjuk teknis infrastruktur, penyusunan RAB, Penyusunan RKM dan manajemen proyek; Melakukan pendampingan musyawarah desa; Memberikan pelatihan kepada OMS, KD dan KPP terkait dengan aspek teknis dan manajemen proyek serta pengawasan pelaksanaan; Mendampingi dan memberdayakan masyarakat khususnya OMS, KD, KPP, relawan, dan aparat desa untuk melakukan identifikasi permasalahan infrastruktur; Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan RKM; Membimbing dan mendampingi menyusun rencana operasi dan infrastruktur terbangun; KPP dalam pemeliharaan
ii.
iii. iv.
v.
vi. vii.
44
viii.
Mendampingi masyarakat khususnya OMS, KPP dan aparat desa dalam melakukan identifikasi permasalahan kemiskinan dan kebutuhan infrastruktur; Melakukan verifikasi terhadap usulan RKM; Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan Perencanaan teknis dan RAB; Melakukan pendampingan teknis dan pengawasan kepada OMS dan Kader Desa dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur; Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan mekanisme pemeliharaan; terhadap operasi KPP dan
ix. x. xi.
xii.
xiii.
Memberikan masukan dan arahan aspek teknis kepada OMS dalam pengendalian dan pelaporan pelaksanaan.
45
46
DIPA SKPD di tingkat provinsi. c) Dana Pemerintah Kabupaten (APBD) minimal sebesar 5% dari total BLM yang diterima untuk membiayai operasional Satker, Tim Pelaksana Kabupaten dalam pengendalian dan pengawasan yang teralokasi di DIPA SKPD di tingkat Kabupaten; d) Dana swadaya masyarakat untuk mendukung pelaksanaan musyawarah dan rembug-rembug desa, pemeliharaan dan pengembangan manfaat infrastruktur yang dibangun melalui PPIP.
ii.
iii.
48
iv.
Masing-masing pejabat Satker yaitu Kuasa Pengguna Anggaran, Pembuat Komitmen, Penguji Pembebanan dan Penandatangan SPM, Bendahara, menyampaikan nama dan spesimen tanda tangan serta menyampaikan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN setempat; Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten dengan OMS; Pencairan dana untuk pembayaran Kegiatan PPIP dilakukan setelah KPPN setempat menerima Surat Perintah Membayar (SPM) dari Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten dengan ketentuan sebagai berikut: a) Tahap pertama (sebesar 40% dari nilai bantuan/Rp 100 juta) dengan melampirkan: Kontrak Kerja dan fotokopi buku rekening bank milik OMS; Rencana penggunaan dana; Surat Perintah Membayar (SPM) tahap I; Foto kopi rekening KPP yang sudah terisi dana O&P tahap I. b) Tahap kedua (sebesar 30% dari nilai bantuan/Rp 75 juta) apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 30%, dengan melampirkan: Laporan kemajuan fisik; Rencana penggunaan dana tahap II; Surat Perintah Membayar (SPM) tahap II; Foto kopi rekening KPP yang sudah terisi dana O&P tahap II c) Tahap ketiga (sebesar 30% dari nilai bantuan/Rp 75 juta) apabila kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan telah mencapai minimal 60%, dengan melampirkan: Laporan kemajuan fisik; Rencana penggunaan dana tahap III; Surat Perintah Membayar (SPM) tahap III; Bukti setoran dana O&P tahap III. Foto kopi rekening KPP yang sudah terisi dana O&P tahap III
v.
vi.
vii.
Satker/PPK-PPIP Kabupaten dapat melakukan penangguhan pencairan dana (untuk pencairan tahap II dan III) jika terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan
49
ataupun dana di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan oleh lembaga pengawasan fungsional (Inspektorat Jenderal dan/atau BPKP); viii. PPK di tingkat Kabupaten mengajukan Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) Pejabat Penanda tangan SPM yang dilengkapi dengan: Dokumen Kontrak/SPK asli yang mencantumkan nomor rekening masyarakat; Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Pakta Integritas tingkat desa; Rencana penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh Fasilitator Masyarakat dan diketahui oleh Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) Laporan kemajuan fisik dan keuangan yang telah ditandatangani oleh Fasilitator Masyarakat; Berita Acara Pembayaran; Kuitansi yang disetujui oleh PA/Kuasa PA/Pejabat yang ditunjuk; Ringkasan kontrak; Bukti pendukung, berupa Buku Laporan Harian Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas Tingkat Desa, foto kopi Buku Rekening Bank, dan Bukti pengeluaran (nota-nota) untuk pencairan tahap II dan III. PA/Kuasa PA melakukan pencatatan penerimaan SPPLS dalam buku pengawasan penerimaan SPP-LS dan menyerahkan tanda terima SPP-LS serta melakukan pemeriksanaan terhadap: kelengkapan berkas SPP-LS; keabsahan dokumen pendukung SPP-LS; ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; pencapaian tujuan/sasaran kegiatan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak; kebenaran atas hak tagih, menyangkut pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar (prestasi kerja yang harus dibayar sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak), jadwal waktu pembayaran (yang tercantum dalam DIPA dan spesifikasi teknis dalam kontrak). PA/Kuasa PA menerbitkan Surat Perintah Membayar
ix.
x.
50
(SPM) rangkap 3 (tiga) yang dilaksanakan oleh Pejabat Penandatangan SPM dengan lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN Pembayar, dan lembar ketiga sebagai pertinggal pada kantor satuan kerja yang bersangkutan; xi. Dalam penyusunan SPM, satu desa untuk satu SPM, hal ini agar memudahkan dalam laporan pengelolaan administrasi keuangan; KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana atau SP2D yang ditujukan kepada kantor cabang Bank Indonesia/bank pemerintah yang telah ditunjuk. Penerbitan SP2D paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM secara lengkap. Apabila berkas SPM tidak memenuhi persyaratan, pengembalian SPM dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM.
xii.
BOX 3.2 Informasi yang terdapat dalam SPP-LS memuat: Nomor dan Tanggal DIPA yang dibebankan; Nomor dan Tanggal Kontrak; Jenis/lingkup pekerjaan, Jadwal penyelesaian pekerjaan; Nilai pembayaran yang diminta; Identitas penerima pembayaran (Nama orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama Bank); serta Tanggal dan jatuh tempo pembayaran
b) Pengembalian Dana Apabila dijumpai penyelewengan dana oleh pelaku kegiatan, maka wajib mengembalikan dana BLM kepada masyarakat setempat untuk digunakan dalam kegiatan program. Mekanisme pencairan dana tergambar pada Gambar 3-1 berikut.
51
52
b.
c.
d.
e.
Taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, kebun raya, hutan konservasi, hutan lindung dan daerah aliran sungai; Cagar budaya nasional, tradisional/bangunan keagamaan; taman laut, garis pantai dan sistem gundukan pasir, hutan bakau, dan daerah-daerah rawa; Setiap kegiatan di dalam cagar alam atau daerah lain yang ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk pengelolaan dan/atau perlindungan keanekaragaman hayati, kecuali secara eksplisit sebelumnya sudah ada persetujuan tertulis dari instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan/atau perlindungan yang ada di daerah; Pengadaan yang Berbahaya Pengadaan produk apapun yang mengandung asbes; Pengadaan pestisida atau herbisida; Kegiatan Destruktif: Pertambangan atau penggalian karang hidup; Pembangunan jalan menuju hutan lindung; Produksi, pengolahan, penanganan, penyimpanan atau penjualan tembakau atau produk yang mengandung tembakau; Pembangunan sumber daya air pada sungaisungai, yang masuk atau keluar dari negaranegara lain; Pengubahan aliran sungai; Lain-Lain Reklamasi tanah yang lebih besar dari 50 hektar (ha); Konstruksi penampungan atau penyimpanan air dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dari 10.000 meter kubik; Penggunaan dana untuk pembelian tanah apapun; dan Kegiatan ekonomi yang melibatkan perputaran dana.
54
iii.
iv.
v. vi.
vii. viii.
Landasan Teknis untuk Seleksi atau Prioritas adalah sebagai berikut: i. Kebutuhan dan prioritas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan untuk jalan, jembatan, dan tambatan telah ditetapkan dengan baik (misalnya kebutuhan untuk akses ke pasar atau yang lebih penting akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan); Masyarakat telah membahas dan menyetujui pada prioritas kriteria (misalnya nilai ekonomis tinggi dari layanan harus menjadi salah satu kriteria tetapi tidak menjadi satu-satunya kriteria dalam prioritas); Desain teknis harus berisi fitur yang memperhatikan masalah gender misalnya penyediaan lampu untuk meningkatkan
ii.
iii.
55
iv.
keselamatan pengguna fasilitas, terutama perempuan dan anak-anak); Konstruksi sederhana dengan mempertimbangkan sumber daya setempat (tenaga kerja, bahan, peralatan dan teknologi) dan dapat dilaksanakan serta dipelihara oleh OMS dan KPP.
Untuk konstruksi yang khusus dan tidak terdaftar dalam Pedoman PPIP: Pembangunan jembatan dengan panjang lebih dari 10 meter, OMS harus menyiapkan proposal teknis dan rencana teknis, yang disetujui oleh Kepala Dinas Teknis Kabupaten. Komponen Modul sebagai berikut: dan Spesifikasi Teknis adalah
Jenis Konstruksi jalan yang dapat dipilih untuk pelaksanaan: a) Jalan Tanah yang dipadatkan; b) Jalan dengan Lapis Pasir-Batu / Kerikil (sirtu); c) Jalan dengan Lapis Telford; d) Jalan dengan Laburan Aspal (Buras); e) Jalan dengan Lapis Penetrasi Makadam (Lapen); f) Untuk jenis konstruksi jalan selain dari yang telah disebutkan di atas, diperlukan konsultasi mendetail dengan Tim Pelaksana Kabupaten; g) Dilengkapi dengan drainase (saluran tepi/goronggorong/got); h) Konstruksi jembatan berupa konstruksi sederhana Pembangunan jembatan baru dengan konstruksi sederhana dapat berupa jembatan pelat, jembatan kayu, jembatan beton dan jembatan gantung (gelagar sederhana). Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan perdesaan dapat berupa pilihan lain dan tidak terbatas hanya pada pilihan di atas (tidak diperkenankan jalan aspal hotmix) . b) Kriteria Untuk Tambatan Perahu Tambatan perahu merupakan terminal yang menghubungkan jalan darat dengan sistem transportasi sungai, laut dan danau. Tambatan perahu juga dapat
56
berupa bagian kelengkapan sistem pelayanan masyarakat, baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun mencakup tempat pelelangan ikan, dermaga bongkar muat, tempat rekreasi, lokasi parkir umum, gudang dan jalan penghubung antar tambatan perahu dengan perumahan dan permukiman. Persyaratan penentuan lokasi: a) Tidak mudah erosi; b) Pada bagian sungai yang lurus; c) Lalu lintas perahu dan kegiatan berada di sekitar tambatan perahu; d) Sekitar lokasi harus bersih; e) Lokasi untuk penempatan bahan bangunan, tempat kerja dan tambatan perahu harus tersedia; f) Menguntungkan masyarakat miskin di desa. Spesifikasi teknis jalan desa dan jembatan desa dapat dilihat pada Buku Pedoman Sederhana Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan di Perdesaan beserta tambahannya. Untuk jenis konstruksi yang spesifikasinya tidak terdapat pada buku pedoman tersebut dapat mengacu pada Standar Teknis Jalan dan Jembatan lainnya yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. c) Kriteria Infrastruktur Air Minum Pembangunan infrastruktur air minum perdesaan dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: i. Diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang rawan air minum, yaitu desa yang air tanah dangkalnya tidak layak minum karena payau/asin atau langka dan selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau; Meringankan perempuan dari perjalanan jauh dan mengantri air untuk membebaskan waktu mereka sehingga dapat dipakai kegiatan produktif lainnya; Daerah tersebut memiliki potensi air tanah dalam, sungai atau mata air yang berjarak kurang lebih 3 km dari permukiman;
57
ii.
iii.
iv.
v.
Untuk daerah yang tidak mempunyai potensi sumber air baku sebagaimana disebutkan pada butir iii di atas, daerah tersebut memiliki curah hujan minimal 2.000 mm/tahun; Untuk daerah yang tidak sesuai dengan kriteria sebagaimana tertuang pada butir iii dan iv di atas dan atau merupakan daerah yang berada pada kepulauan, daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi sumber air baku air laut melalui proses destilasi.
Komponen modul berikut digunakan: a. Komponen Perlindungan mata air (PMA) Bangunan Penangkapan Mata Air: Tipe A (artesis Terpusat) atau Tipe B (artesis tersebar) atau Type C (artesis Vertikal) atau Tipe D (Gravitasi Kontak); Pompa (untuk PMA sistem pemompaan): Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal; Sumber Daya Listrik (untuk PMA sistem pemompaan) PLN atau generator set; Pemipaan dan Perlengkapannya: Diameter 1 "sampai 4"; Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing dengan 3 m kapasitas. b. Komponen Sumur Dalam (SD) Bangunan Sumur Dalam: Diameter pipa mangkuk (casing) minimal 4"; Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal; Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set; Pemipaan dan perlengkapannya: Diameter 1 "sampai 4"; Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing kapasitas 3m; Bangunan Rumah Pompa/Generator Set. c. Komponen Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) Bangunan Pengambilan Air Baku Tipe Sumuran atau Tipe Jembatan atau Tipe Sadap Sungai atau Tipe Terapung; Bangunan Pengolah air: Pengolahan Lengkap atau Saringan Langsung atau Saringan Pasir Lambat atau Saringan Pasir Cepat atau kombinasi di antaranya;
58
Pompa: Pompa Benam (submersible) atau pompa sentrifugal; Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set; Pemipaan dan Perlengkapannya: Diameter 1 "sampai 4"; Hidran umum (HU): Tiga tangki HU masing-masing kapasitas 3 m; Bangunan Rumah Pompa/Generator Set. d. Komponen Penampung Air Hujan (PAH) Bangunan Penampung Air Hujan: kapasitas minimum 50 m; Pompa Tangan sebanyak tiga (3) unit setiap bangunan PAH atau pompa listrik kapasitas 17 liter/menit untuk satu unit; Sumber Daya Listrik: PLN atau generator set. Spesifikasi Teknis berikut digunakan: a. Bangunan Penampung Air Hujan Terbuat dari fiberglass, atau pasangan batu bata yang dilengkapi dengan geomembran/Geo-tekstil; b. Pemipaan dan Perlengkapannya Untuk Pipa PVC sesuai standar SNI 06-0084-1987-A/SII0344-1982; Untuk pipa Poly Ethylene (PE) sesuai standar SNI 064829-1998/ISO 4427,96; Untuk Pipa galvanis (GIP) menggunakan kelas medium sesuai British Standard 1387; c. Hidran umum Terbuat dari bahan fiberglass (FG), atau Poly Ethylene (PE) atau pasangan bata/batu; Untuk bahan fiberglass (FG) tebal badan, dasar dan dinding tangki minimal 3 mm; d. Pompa Kapasitas dan tekanan (head) pompa disesuaikan dengan kebutuhan setempat; e. Power Supply Besar daya listrik disesuaikan dengan kebutuhan setempat; f. Bangunan Rumah Pompa/Generator Set Ukuran 3 x 4 m;
59
Spesifikasi teknis air minum perdesaan dapat dilihat pada Buku Pedoman Sederhana Bangunan Air Minum dan Sanitasi di Perdesaan beserta tambahannya. d) Kriteria Infrastruktur Irigasi Perdesaan Pembangunan infrastruktur irigasi perdesaan dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. Irigasi perdesaan adalah irigasi yang dikelola oleh masyarakat; Luas area irigasi perdesaan sekitar 60-100 hektar; Bukan bagian dari irigasi teknis atau irigasi yang telah masuk inventarisasi Dinas Pengairan; Kategori kegiatan adalah pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan peningkatan; Jenis infrastruktur: bangunan pengambilan, saluran, bangunan air, dan bangunan pelengkap; Fasilitas irigasi akan menguntungkan petani miskin, laki-laki dan perempuan di desa; Adanya peningkatan partisipasi perempuan pada pembangunan dan pemeliharaan irigasi. teknis untuk irigasi harus mempertimbangkan hal
Kebutuhan Pelayanan; Sumber air baku; Kualitas dan kuantitas air baku; Peta geo-hidrologi; Data curah hujan; Data geologi.
Komponen Modul dan Spesifikasi Teknis adalah sebagai berikut: a. Irigasi Desa Irigasi yang dimaksud adalah irigasi yang dikelola oleh masyarakat; Luas areal daerah irigasi perdesaan maksimum 150 hektar;
60
Bukan bagian dari irigasi teknis atau irigasi yang telah masuk dalam inventaris Dinas Pengairan. b. Embung Berada di daerah tadah hujan dengan luas maksimal 100 ha; Kolam embung berkapasitas maksimum 100.000 m; Tinggi embung maksimum 5 m; Jenis embung tipe urugan; Pelimpah tanah, berupa saluran terbuka kapasitas paling besar/sama dengan banjir 50 tahunan; Embung milik masyarakat, dikelola oleh masyarakat, dan tidak termasuk dalam inventarisasi Kementrian Dinas PU; Waktu Pelaksanaan 3 Bulan. c. Bendung Sederhana Bendung sederhana dapat dibuat dari cerucuk, bronjong, beton dan pasangan batu; Panjang bendung maksimum 10 m; Tinggi bendung maksimum 3 m, khusus bahan cerucuk tinggi maksimum 1 m; Debit banjir rencana maksimum 30 m/detik; Waktu pelaksanaan 3 bulan; Peralatan yang dibutuhkan dapat menyewa: miniroller, stamper, dump truck. d. Air Tanah/Mata Air Dapat untuk meningkatkan pelayanan air irigasi seluas maks 15 ha dan air baku untuk 500 KK; Dapat untuk memenuhi kebutuhan minum ternak. Spesifikasi teknis irigasi perdesaan dapat dilihat pada Buku Pedoman Sederhana Bangunan Pengairan di Perdesaan beserta tambahannya. e) Kriteria Infrastruktur Sanitasi Perdesaan Kriteria untuk pembangunan infrastruktur perdesaan adalah sebagai berikut: i. sanitasi
61
ii.
Memastikan bahwa sistem yang akan direncanakan adalah sistem sanitasi yang terbaik yang dapat diterapkan di daerah tersebut; Pelaksanaan pembangunan sistem sanitasi terpilih harus dilaksanakan dengan biaya yang paling efektif; Sistem sanitasi terpilih merupakan kesatuan dari setiap bagian sistem yang dapat beroperasi secara terintegrasi; Merupakan infrastruktur sanitasi komunal yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat; Sistem sanitasi yang menghargai bahwa perempuan mempunyai kebutuhan sanitasi khusus.
Pemilihan solusi teknis untuk sanitasi perdesaan harus mempertimbangkan hal berikut: i. Mengurangi, bukan menghilangkan, bau yang menyengat yang biasanya dihasilkan dari proses pembusukan dari sistem sanitasi yang terbangun; Mencegah lalat atau serangga lain keluar masuk ke dalam bagian/elemen dari sistem sanitasi; Terjangkau oleh masyarakat penggunanya; Higienis, mudah dalam penggunaan dan pemeliharaannya oleh masyarakat umum.
Komponen Modul yang dipergunakan Mandi Cuci Kakus (MCK) 10-20 orang, dengan ketentuan: Kamar mandi dengan atap, pintu, dinding, bak air, lantai, ventilasi dan penerangan dan drainase ke sumur peresapan; (atap dilarang menggunakan bahan asbes) Sumber air bersih dan pipa penyalur air; Sumur pompa tangan/mesin ataupun sumur gali; Kelengkapan tempat cuci 12 m; Kakus dengan komponen leher angsa, tangki septik/cubluk dilengkapi sumur peresapan, plat jongkok dan pipa saluran.
Spesifikasi teknis sanitasi perdesaan dapat dilihat pada Buku Pedoman Sederhana Bangunan Air Minum dan Sanitasi di Perdesaan beserta tambahannya.
62
Partisipatif,
terdiri
atas
Musyawarah Desa II (perumusan prioritas masalah, perumusan RKM serta pemilihan jenis infrastruktur yang akan dibangun, termasuk menentukan besaran upah yang disepakati); Penyusunan Usulan RKM; Verifikasi RKM; Finalisasi RKM; Penyusunan Rencana Teknis dan RAB.
c) Tahap Pelaksanaan Fisik , terdiri atas kegiatan: i. ii. iii. iv. v. vi. Musyawarah Desa III (rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur); Penandatanganan Kontrak Kerja; Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur; Pengawasan Infrastruktur; Pelaksanaan Pembangunan
Informasi Pelaksanaan/Pelaporan Kegiatan; Rembug Warga Pelaksanaan. Pelaksanaan Fisik , terdiri atas
Musyawarah Desa IV (laporan pertanggungjawaban OMS tentang hasil pelaksanaan kegiatan); Serah Terima Infrastruktur Terbangun; Operasi dan Pemeliharaan.
ii. iii.
64
Rembug Penyiapan Warga dilakukan melalui serangkaian kegiatan-kegiatan rembug/rapat atau pertemuan-pertemuan baik pertemuan kelompok, keagamaan, arisan, maupun pertemuan-pertemuan lain yang ada di desa sasaran. Rembug warga dilakukan melalui beberapa kali pertemuan dengan melibatkan perempuan dan masyarakat miskin. Peran FM dalam pelaksanaan kegiatan rembug warga ini antara lain sebagai: i. Pihak yang mengundang untuk pertemuan, misalnya dengan mengundang kelompok miskin dan kelompok perempuan dalam pertemuan di salah satu rumah warga. Pihak yang menghadiri kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat, misalnya: arisan, pengajian, dll. Pihak yang berkunjung secara informal atau bertemu dengan individu/warga masyarakat, misalnya: tokoh masyarakat, tokoh agama, guru atau masyarakat umum.
ii.
iii.
65
a.1. Tujuan Rembug Penyiapan Warga Tujuan dari Rembug Penyiapan Warga adalah: i. ii. iii. Sebagai sarana perkenalan antara FM dan warga dampingan; Penyebarluasan informasi awal program; Penyiapan masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam pelaksanakan program sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan di desa sasaran tidak hanya ditetapkan oleh perangkat desa atau tokoh-tokoh masyarakat, namun melibatkan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan kaum perempuan; Identifikasi calon-calon anggota OMS, KPP dan Kader Desa; Penjelasan tentang Pakta Integritas; Penyepakatan rencana selanjutnya (sosialisasi). jadwal pertemuan
iv.
v. vi.
BOX 5.1 Peningkatan keterlibatan dan peran serta perempuan dapat dilakukan pada:
1. Pertemuan dengan kelompok-kelompok di masyarakat, termasuk dalam setiap musyawarah desa; 2. Pertemuan dengan kelompok perempuan (apabila diperlukan dengan mendasarkan pada hasil penyiapan masyarakat); 3. Keanggotaan OMS yang terpilih harus terdiri minimal 40% kaum perempuan; 4. Peningkatan peran serta perempuan di dalam menyusun RKM, terutama di dalam penentuan infrastruktur yang akan dibangun; 5. Peningkatan peran serta perempuan dan kesetaraan hak dengan laki-laki di setiap tahapan pelaksanaan program.
66
a.2. Informasi yang disampaikan Rembug Penyiapan Warga: i. ii. iii. iv. v. vi.
FM
pada
saat
Penjelasan mengenai prinsip-prinsip dan ketentuan PPIP; Penjelasan Integritas; mengenai penandatangan Pakta
Penjelasan mengenai proses pembentukan OMS dan kriteria keanggotaan OMS; Penjelasan mengenai proses pembentukan KPP dan kriteria keanggotaan KPP Penjelasan mengenai proses pemilihan KD dan kriteria KD; Penjelasan mengenai pelaksanaan Sosialisasi dan Musdes I.
a.3. Peserta Rembug Penyiapan Warga: i. ii. Masyarakat secara umum, terutama kaum miskin dan kaum perempuan, termasuk kaum minoritas; Tokoh masyarakat, perangkat pemerintahan, kelompok/ organisasi masyarakat yang ada di desa sasaran. FM
a.4. Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan Rembug Penyiapan Warga: i.
Menemui Kepala Desa dan ketua RT/RW/dusun untuk meminta ijin memberikan penjelasan program dalam setiap pertemuan rutin masyarakat; Mengumpulkan data awal desa, (misalnya data demografi, adat istiadat, potensi desa, dll); Melakukan persiapan sosial dengan mengadakan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat, kelompok/organisasi masyarakat yang ada di desa sasaran dari tingkat RT, RW sampai di tingkat desa; Melakukan kunjungan interaktif kelompok di masyarakat desa; ke kelompok-
ii. iii.
iv. v. vi.
Mengidentifikasi jenis-jenis pertemuan rutin yang biasa dilakukan oleh masyarakat desa; Meminta ijin kepada tokoh-tokoh masyarakat, kelompok/organisasi masyarakat untuk dapat mengikuti acara-acara rapat, rembug ataupun
67
pertemuan-pertemuan yang ada di desa sasaran; vii. Mengidentifikasi secara umum karakteristik masyarakat dan metode yang tepat untuk usaha meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan; Melakukan kunjungan dan dialog interaktif dengan kelompok perempuan untuk mendorong keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PPIP.
viii.
a.5. Proses Pelaksanaan Rembug Penyiapan Warga: i. FM memperkenalkan diri sebagai pendamping pelaksanaan PPIP di tingkat desa, dengan menunjukkan surat penugasan dari pemerintah provinsi; FM menjelaskan bahwa penetapan desa sasaran ditentukan berdasarkan mekanisme pemilihan desa sasaran PPIP; FM menjelaskan secara umum mengenai tujuan, sasaran, prinsip, dan mekanisme pelaksanaan PPIP; FM menyampaikan bahwa akan diadakan Sosialisasi PPIP dan Penandatanganan Pakta Integritas , yaitu kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten (selaku penanggung jawab program) dengan Kepala Desa dan perwakilan warga desa, tentang beberapa ketentuan program; FM menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan nanti harus melibatkan kaum perempuan dan masyarakat miskin serta kaum minoritas; FM menyampaikan bahwa yang akan melaksanakan kegiatan adalah masyarakat desa sendiri dengan didampingi oleh FM, konsultan dan pemerintah kabupaten. Oleh karena itu masyarakat harus membentuk OMS yang memiliki keanggotaan perempuan sebanyak minimal 40%; FM menyampaikan bahwa selain OMS, masyarakat juga harus membentuk KPP dan memilih seorang KD; FM menyampaikan bahwa keanggotaan OMS, KPP dan KD akan dipilih oleh masyarakat sendiri melalui forum Musyawarah Desa I; FM menjelaskan kriteria-kriteria keanggotaan OMS, KPP dan KD;
68
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
FM mengajak masyarakat untuk mengidentifikasi organisasi masyarakat yang telah ada di desa dan mengkaji kinerjanya secara umum; FM mengajak masyarakat untuk mengidentifikasi calon anggota OMS, anggota KPP dan calon KD; FM memfasilitasi agar masyarakat dan aparat desa menyepakati waktu pelaksanaan sosialisasi dan Musyawarah Desa I; FM mengundang seluruh kelompok masyarakat termasuk kelompok perempuan dan masyarakat miskin untuk hadir pada Sosialisasi dan Musyawarah Desa I; FM menyiapkan Daftar Hadir (format 3.2) dan Notulen Rembug Penyiapan Warga (format 3.3) dan Berita acara (Format 3.1 Lampiran 3), serta pendokumentasian kegiatan untuk setiap rapat/rembug penyiapan warga.
xi. xii.
xiii.
xiv.
Sosialisasi adalah upaya memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi mengenai PPIP kepada masyarakat, sebagai penerima program dan pelaksana kegiatan di tingkat desa, serta kepada para pelaku dan instansi atau lembaga pendukung program. Kegiatan Sosialisasi di tingkat desa dipersiapkan dan dilaksanakan oleh Kepala Desa dengan didampingi oleh FM dan Tim Pelaksana Kabupaten. Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang unsur pemerintahan desa (Kepala Desa, BPD), aparat kecamatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi tingkat desa adalah FM, Pihak Kecamatan dan Tim Pelaksana Kabupaten.
69
Pada saat pelaksanaan sosialisasi dilakukan juga sosialisasi Pakta Integritas , yaitu kesepakatan masyarakat dalam melaksanakan program. Pakta Integitas ditandatangani oleh Kepala desa, OMS, KPP, KD dan wakil-wakil masyarakat. Aparat pemerintahan desa dan seluruh masyarakat termasuk OMS, Kader Desa dan KPP yang terbentuk harus mentaati kesepakatan dalam pakta integritas. Di dalam Pakta Integritas dinyatakan bahwa masyarakat telah Memutuskan/Menyepakati untuk: i. Menerima bantuan dana PPIP Tahun 2013 dan sanggup melaksanakan dan menyelesaikannya sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan PPIP Tahun 2013, serta tidak melakukan pemotongan dana BLM yang disalurkan kepada masyarakat. Sepakat untuk tidak memberi atau menjanjikan akan memberi secara langsung atau tidak langsung berupa suap, hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya yang diketahui atau patut diperkirakan, bahwa yang meminta, atau yang akan diberi mempunyai hal yang bersangkutan atau mungkin berkaitan dengan penyalahgunaan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Bilamana ditemukan penyalahgunaan dana berdasarkan Hasil Pemeriksaan/Audit Tim Pemeriksa maka masyarakat desa harus menyelesaikan temuan secara tuntas dan mengoptimalkan manfaat BLM bagi masyarakat.
ii.
iii.
b.1. Tujuan Sosialisasi Sosialisasi dilaksanakan untuk menyebarluaskan prinsipprinsip dan mekanisme penyelenggaraan PPIP serta untuk menyamakan persepsi/pandangan dalam pelaksanaan program. Informasi yang disampaikan pada sosialisasi adalah: i. Ketentuan pelaksanaan program, yang terdapat
70
dalam Pedoman Pelaksanaan; ii. iii. i. ii. iii. Jenis infrastruktur program ini; yang bisa dibangun melalui
Makna dan isi dari dokumen Pakta Integritas. Masyarakat secara umum, termasuk orang miskin, kaum perempuan dan kelompok minoritas; Tokoh masyarakat, kelompok/organisasi masyarakat yang ada di desa sasaran; Pemerintahan Desa (Kepala Desa,BPD), Perangkat Pemerintahan Kecamatan, Perangkat Pemerintahan Kabupaten, Satker Kabupaten dan Konsultan Manajemen Kabupaten KMK) sebagai nara sumber.
b.3. Persiapan FM sebelum pelaksanaan Sosialisasi i. FM memfasilitasi kesepakatan antara aparat desa dan masyarakat desa mengenai waktu dan tempat Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas; FM melakukan kunjungan dan dengan kelompok perempuan miskin untuk mendorong agar dan masyarakat miskin mau dan kegiatan Sosialisasi dan Kesepakatan Pakta Integritas; dialog interaktif dan masyarakat kaum perempuan dapat menghadiri Penandatanganan
ii.
iii.
FM mengundang/mengajak semua masyarakat termasuk kaum perempuan dan kelompok masyarakat miskin untuk menghadiri Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas (Format 3.8 Lampiran 3); FM mengundang Pemerintahan Desa (kepala desa, BPD), Aparat Kecamatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta anggota masyarakat secara luas; FM mengundang Satker Kabupaten dan konsultan untuk bertindak sebagai nara sumber dan sebagai wakil pemerintah dalam penandatanganan Pakta Integritas; FM membantu Aparat Desa dalam menyiapkan tempat pertemuan, peralatan dan materi yang diperlukan; FM menyiapkan daftar hadir, membuat notulensi
iv.
v.
vi.
vii.
71
Sosialisasi
BOX 5.2 Catatan Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi tingkat desa meliputi: 1. Penjelasan tujuan, sasaran, pendekatan dan prinsip-prinsip PPIP, dan menekankan pada hal-hal pokok sbb.: Program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat harus berpartisipatif dalam seluruh tahapan pelaksanaan, termasuk terlibat dalam pengawasan pada pelaksanaannya. Program harus dilaksanakan secara transparan/terbuka sehingga perlu dilakukan penyebarluasan informasi atas pemanfaatan dananya. Kegiatan pembangunan infrastruktur tidak boleh dikontraktualkan, tetapi dilaksanakan sendiri oleh masyarakat secara swakelola. 2. Penjelasan mekanisme pelaksanaan program Musyawarah desa merupakan pemegang keputusan tertinggi dalam program, sehingga partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Musyawarah desa dilaksanakan empat kali, disamping akan dilakukan rembug-rembug warga secara rutin atau berdasarkan kebutuhan. Seluruh Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat atau usulan atau masukan dalam setiap musyawarah desa. Dalam pembangunan fisik, diutamakan menggunakan tenaga kerja lokal dan material lokal. Pengadaan material akan dilakukan oleh panitia pengadaan untuk mendapatkan material dengan kualitas yang baik tetapi dengan harga yang murah. Hasil-hasil musyawarah desa dan penggunaan dana BLM harus dipublikasikan di papan informasi agar masyarakat dapat mengetahuinya. 3. Penjelasan komponen dan kriteria infrastruktur Jenis infrastruktur yang diperbolehkan adalah jalan (bukan jalan hotmix), drainase jalan, irigasi, air bersih dan sanitasi. Pemilihan infrastruktur harus sesuai dengan kriteria dan penilaian prioritas antara lain yaitu dimanfatkan oleh sebagian besar masyarakat miskin dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. 4. Penjelasan sumber dana dan mekanisme penyaluran dana Jumlah dana BLM adalah Rp 250 juta, dimana didalamnya termasuk untuk operasional OMS dalam melaksanakan persiapan dan perencanaan sebesar Rp. 5 juta. Masyarakat harus menyiapkan dana pemeliharaan yang besarannya ditentukan dalam musyawarah dan diwajibkan telah tersedia pada saat akan dilakukan pencairan dana BLM-nya. 5. Penjelasan mengenai peran pelaku tingkat desa (OMS, KPP, Kader Desa, Pemerintahan Desa) Pengambilan keputusan dalam pemilihan OMS dan pemilihan jenis kegiatan di dasarkan pada hasil musyawarah desa dan bukan atas dasar keputusan Kepala Desa atau elit-elit/tokoh di tingkat desa. Penjelasan kriteria OMS, Kader Desa, KPP OMS harus patuh dan taat pada kontrak Masyarakat dan pelaku-pelaku di tingkat desa harus patuh pada pakta integritas. Seluruh Masyarakat harus berperan aktif (laki-laki dan perempuan) dalam setiap pelaksanaan tahapan.
b.4. Proses Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Desa 1. Perkenalan antara nara sumber dengan peserta sosialisasi; 2. Nara sumber memaparkan tentang penjelasan umum, prinsip-prinsip serta mekanisme pelaksanaan PPIP; 3. Diskusi antar nara sumber dan masyarakat; 4. Penjelasan mengenai pentingnya Pakta Integritas;
72
BOX 5.3 CEKLIS INFORMASI yang disampaikan pada saat Sosialisasi Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran Program PPIP. Prinsip-Prinsip Program. Sumber dan Alokasi Dana. Mekanisme Pencairan Dana. Para Pelaku Program dan tugas-tugasnya (khususnya yang berperan di tingkat desa). Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1 . Tahap Penyiapan masyarakat 2 . Tahap Perencanaan 3 . Tahap Pelaksanaan Fisik 4 . Tahap Pasca Pelaksanaan Fisik
c) Musyawarah Desa I
Musyawarah Desa I merupakan forum pertemuan masyarakat desa yang dilaksanakan Kepala Desa dan dibantu oleh FM, untuk membentuk OMS, KPP dan memilih KD serta menandatangani Pakta Integritas. Forum ini juga masih bagian dari kegiatan sosialisasi program. Narasumber dalam Desa I adalah Tim Pelaksana Kabupaten. Musyawarah
73
c.1. Tujuan kegiatan Musyawarah Desa I i. ii. Memilih dan menetapkan OMS sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di desa; Memilih dan menetapkan KPP sebagai pengawas pelaksanaan kegiatan dan penanggung jawab operasional dan pemanfaatan infrastruktur terbangun; Memilih dan menetapkan 1 orang koordinator peran serta masyarakat; KD sebagai
iii. iv.
Menetapkan lokasi sekretariat OMS, KPP dan lokasi pemasangan papan informasi untuk Kegiatan PPIP; Menyepakati dan menetapkan jadwal pelaksanaan Musyawarah Desa II. Desa I yang dilakukan
v.
Sambutan oleh Kepala Desa yang sekaligus penjelasan maksud dan tujuan pertemuan; Penjelasan tentang PPIP oleh FM dan/atau Tim Pelaksana Kabupaten dengan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya; Diskusi dan klarifikasi terhadap hal-hal dianggap masih belum jelas oleh peserta; yang
iii. iv.
Penjelasan kriteria pengurus OMS dan KD beserta uraian tugas, hak dan kewajibannya serta proses pemilihannya.
c.3. Pemilihan Kader Desa (KD); i. KD adalah pelaku pemberdayaan yang berasal dari masyarakat setempat yang bisa mendorong masyarakat agar memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan dengan benar. KD diharapkan mampu menjadi narasumber, mediator, pengarah, dan motivator bagi masyarakat untuk melaksanakan program dengan optimal. KD akan meneruskan proses pemberdayaan pada saat FM tidak berada di lokasi/desa setelah seluruh pelaksanaan program selesai dilakukan.
ii.
iii.
74
c.4. Pemilihan anggota OMS dan KPP i. Disyaratkan di setiap desa sasaran ditetapkan 1 (satu) OMS dan disahkan oleh Kepala Desa dan diketahui oleh Tim Pelaksana Kabupaten. OMS memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Ketua, Bendahara, Sekretaris, dan anggota. Disyaratkan bahwa minimal 40% dari jumlah anggota OMS adalah kaum perempuan. Apabila di desa sudah ada OMS yang diterima oleh masyarakat serta memiliki kinerja yang baik, maka masyarakat tidak perlu membentuk organisasi baru. Namun demikian penetapan OMS tersebut harus dilakukan melalui pelaksanaan Musyawarah Desa I. Dalam hal KPP, masyarakat dapat menggunakan KPP yang sudah ada dan memiliki kinerja yang baik. Jika KPP yang sudah ada belum memiliki kinerja baik maka masyarakat dengan didukung oleh FM dan perangkat pemerintah desa harus merevitalisasi organisasi tersebut. Masyarakat dapat mengusulkan penambahan unit pelaksana tertentu dalam KPP sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kebutuhan biaya O&P sebagai akibat pembangunan infrastruktur baru harus ditetapkan dalam tahap kegiatan ini.
ii.
iii.
BOX 5.5 Persyaratan kualifikasi anggota OMS dan KPP adalah: W ar g a de s a s e t e mp a t, te r ut am a y ang d i k e na l da n m en g en a l s e b a g ia n besar warga desa dan dipilih oleh masyaraka t mela lui musyawarah desa I; M e m i l i k i l at ar b e la k a ng pe n d i d i ka n m in i m a l S e ko l ah M e ne n ga h P e r t a m a a t a u s e de r a ja t ; M e mp u n ya i ke m am p ua n ba c a tu l i s de ng a n b a i k ; M e mp u n ya i cu k u p w a kt u un t u k m e l a k san a k a n t ug a s nya ; M e mp u n ya i pe n g et a hu a n te n t an g p e ta d e s a d a n ar ah p em b an g un a n d e s a, s e r ta pe d u l i te r ha d ap pe mb a n gu n an d i d e s a n ya ; S a b ar d a n ma m p u me n gen d a l i k an d ir i ; M e n gh ar ga i p e n da p at ora n g l a i n d an t i d a k m e mih a k k e p ad a k e l o m po k t er t e nt u ; D i t er im a d a n d i h ar ga i s em u a ka l a ng an m a s yar a k at; S e b a i k n ya m e mp u n ya i p e n ga l am an or g an i s a si d i b i d ang k e g i at a n p e m ba n gu n an b er ba s i s ma s y a r a k a t, se p er t i P 3D T , P 2 D , da n seb a g a in y a ; T i d a k me man f a at k a n P PI P un t u k t u ju a n pr i b ad i , k e l om p o k, d a n p o l i t i k p r a kt i s . K h u s u s u n tu k b e nd a har a, m em pu ny a i p e ng a l am a n d a l am m e ng ur u s l a p or a n k e uan g a n ( m i n ima l p en d i d i ka n S M A/ s e d er a ja t) .
75
iv.
Penyepakatan mengenai proses pembuatan, lokasi pemasangan dan penanggung jawab papan informasi PPIP di desa; Penyepakatan rencana kegiatan selanjutnya sekaligus penutupan acara pertemuan; Pembuatan Berita Acara Musyawarah Desa I. Penandatanganan Pakta Integritas
v. vi. vii.
c.5. Informasi yang disampaikan i. ii. iii. iv. v. vi. Penjelasan singkat mengenai prinsip-prinsip dan mekanisme pelaksanaan program; Kriteria dan persyaratan keanggotaan OMS; Kriteria dan persyaratan keanggotaan KPP; Kriteria dan persyaratan KD; Proses pemilihan dan pembentukan OMS dan KPP; Proses Pemilihan KD.
c.6. Peserta Kegiatan Musyawarah Desa I i. ii. iii. Masyarakat secara umum, termasuk kaum miskin dan kaum perempuan; Tokoh masyarakat, kelompok/organisasi masyarakat yang ada di desa sasaran; Aparat desa, perangkat pemerintahan kecamatan, perangkat pemerintahan kabupaten, Satker Kabupaten dan Konsultan sebagai narasumber.
c.7. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam Musdes I i. ii. iii. iv. v. vi. Tempat: balai desa/tempat pertemuan yang lazim dipakai Metode: ceramah, curah pendapat dan diskusi. Pemandu: FM dan Tim Pemerintahan Desa Alat: poster dan Pedoman Pelaksanaan, bahanbahan untuk melakukan pemungutan suara. Daftar hadir: daftar hadir disesuaikan Format 3.12 Lampiran 3 Pakta Integritas
c.8. Persiapan FM sebelum pelaksanaan Musdes I: i. FM mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan desa sasaran, baik data sekunder maupun data primer (hasil rembug persiapan desa);
76
ii.
FM melakukan penyeleksian awal calon KD dan calon OMS dan calon KPP, berdasarkan catatan pengalaman OMS, KPP dan KD tersebut pada kegiatan yang sejenis, serta masukan dari Aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan masyarakat; Kepala Desa memastikan tempat pertemuan dan peralatan lainnya yang memungkinkan terselenggaranya pertemuan secara efektif; FM memastikan bahwa calon-calon KD dan calon anggota OMS dan KPP hasil identifikasi sebelumnya dapat hadir di Musyawarah Desa I; FM memastikan bahwa informasi pelaksanaan Musyawarah Desa I telah tersebar di masyarakat, baik melalui papan-papan informasi atau mediamedia pertemuan yang ada di desa; FM dan aparat desa menyiapkan Berita Acara Pertemuan, Daftar Hadir, notulensi dan formulir pemilihan OMS, KPP dan KD ( Format 3.11-3.15 Lampiran 3 ), serta Pakta Integritas.
iii.
iv.
v.
vi.
BOX 5.4 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN Persiapan materi (tulis di kertas lebar dengan huruf besar dan mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak relatif jauh). Gunakan media, alat bantu yang telah tersedia seefektif mungkin agar masyarakat mudah memahami penjelasan tentang pelaksanaan PPIP. Hindari penggunaan bahasa asing yang akan menyulitkan masyarakat dalam mendengar dan memahaminya. Pastikan masyarakat yang paling miskin dan perempuan ikut dalam pertemuan.
77
permasalahan yang dihadapi sebagai bahan untuk menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Contoh format dan petunjuk yang digunakan dalam proses ini dapat dilihat dalam Format 3.16-3.24 Lampiran 3 Data dan informasi yang akan digali melalui Survey Kampung Sendiri (SKS) ini adalah: i.
BOX 5.5 Untuk desa yang telah melaksanakan SKS sebelumnya atau pernah menerima program PPIP/sejenis, maka pelaksanaan SKS ditujukan untuk melihat perubahan kondisi desa setelah adanya intervensi program. Dalam hal ini, topik diskusi diarahkan pada perubahan-perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan yang terjadi di masyarakat setelah pelaksanaan program sebelumnya.
Kondisi Wilayah , dilakukan dengan membuat peta sederhana kawasan desa, yang berisi: tata letak tapak, status tanah dan status penguasaan, peta jaringan dan profil kondisi prasarana dan sarana lingkungan yang ada, kondisi dan permasalahan sarana dan prasarana desa;
ii.
Kondisi Demografi , dilakukan dengan: pengumpulan data dan pemutakhiran data kependudukan; pengumpulan data sosial masyakarat seperti tingkat pendidikan, strata ekonomi, dan sebagainya; pengumpulan data permasalahan kependudukan yang mencakup permasalahan sosial seperti konflik antar penduduk; Kondisi Kemiskinan, dilakukan dengan: identifikasi kelompok miskin yang potensial menjadi sasaran program.
iii.
Survey Kampung Sendiri (SKS) dilaksanakan oleh OMS bersama dengan KD dan FM serta relawan masyarakat dari masing-masing Dusun/RW.
b) Identitifikasi Permasalahan dan Pemetaan Kemiskinan (Rembug Pra Musdes II) Dari hasil SKS, kemudian OMS, KD dan didampingi oleh FM melakukan identifikasi permasalahan dan pemetaan kemiskinan yang terdapat di desa.
78
Hasil identifikasi permasalahan, kemudian dicermati bersama oleh OMS dan KD yang didampingi FM untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi. Identifikasi Permasalahan dan Pemetaan Kemiskinan dilakukan melalui: i. Penyusunan daftar identifikasi masalah , yang dilakukan dengan mengkompilasi data dan permasalahan yang kemudian disintesakan dalam permasalahan infrastruktur dan permasalahan kemiskinan. Penyusunan akar masalah , dilakukan dengan pemetaan permasalahan dengan menyusun pohon masalah, agar dapat diketahui permasalahan yang ada secara komprehensif. Penentuan prioritas masalah , penentuan prioritas masalah diidentifikasi dari hasil pohon masalah yang disusun yang kemudian dinilai skala prioritasnya dengan menggunakan metoda metaplan. Dengan menggunakan metaplan, penerima manfaat program dan penanganan dapat dilakukan secara optimal; Prioritas alternatif pemecahan masalah , disusun dari hasil penentuan prioritas yang kemudian diverifikasi dalam Musyawarah Desa II.
ii.
iii.
iv.
Hasil dari perumusan masalah kemudian dijadikan bahan pada Musyawarah Desa II.
79
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Pedoman Pelaksanaan BOX 5.7 Langkah pelaksanaan SKS adalah: 1 . F M m e n j e la sk a n t e n t a n g a r t i p e n t in g S K S, d im a n a m e la lu i SKS d a p a t d i p e r o le h k o n d i s i d a s a r d e s a s e r t a p e r m a s a l a h a n y a n g d i h a d a p i ; 2 . M e n j e la s ka n f o r m a t p e r a n g ka t ya n g a k a n d ig u n a k a n u n t u k m e m p e r o l e h data; 3. Melakukan Pemetaan Batas Tapak (Format 3.19 lampiran 3). Pemetaan d i b u a t u n t u k m e l ih a t k e a d a a n u m u m d u s u n d a n l i n g ku n g a n n y a ya n g m e n y a n g ku t s u m b e r d a y a d a n sa r a n a p r a sa r a n a , ke a d a a n f i s i k l i n g ku n g a n , l u a s d a n t a t a le t a k l a h a n t e r m a su k p e r u n t u k k a n n ya , p e n y e b a r a n d a e r a h p e r m u k im a n , b e r h u t a n , n e la y a n , p e r t a n i a n d s b s e s u a i d e n g a n t i p o l o g i w i la y a h n ya , a l ir a n a ir , le m b a g a - l e m b a g a y a n g a d a d i d e sa , s e k o la h , p o sy a n d u , p u s ke s m a s. 4 . M e la k u k a n Pe m e t a a n I n f r a s t r u k t u r Pe r d e sa a n ( F o r m a t 3 . 2 0 l a m p i r a n 3 ) . P e m e t a a n i n f r a st r u kt u r d i b u a t u n t u k m e l i h a t k o n d i s i i n f r a s t r u kt u r d e sa s e r t a a k s e s p e l a y a n a n m a s y a r a k a t t e r h a d a p i n f r a s t r u k t u r . P a d a p e m e t a a n in f r a s t r u k t u r p e r lu d ip e t a ka n p e r m a sa l a h a n m a s ya r a ka t d a la m m e n g a k s e s p e la y a n a n i n f r a s t r u k t u r , s e p e r t i p e n d u d u k / d a e r a h y a n g m e n g a l a m i k e k u r a n g a n a i r b e r s ih . H a s i l p e m e t a a n i n f r a st r u kt u r d i h a r a p k a n d a p a t m e n g g a m b a r k a n k o n d i s i d a n p e r m a sa l a h a n y a n g d i h a d a p i o le h m a s y a r a k a t s e c a r a m e n y e l u r u h . 5 . M e la k u k a n P e m e t a a n Pe n d u d u k M is k i n ( F o r m a t 3 . 2 1 l a m p i r a n 3 ) . P e m e t a a n p e n d u d u k m is k in d i la k u k a n s e c a r a s w a d a y a . D a l a m p e m e t a a n i n i , F M m e n j e la s ka n kr it e r ia p e n d u d u k m i s k in , d a n d i m u n g k in k a n a d a n ya m a s u k a n d a r i O M S d a n K D d a l a m m e n a m b a h k r i t e r i a k e m is k i n a n . D a r i kr i t e r i a ya n g d i s e p a ka t i, k e m u d i a n d i l a ku ka n p e m e t a a n p e n d u d u k m i s k in , t e r m a s u k id e n t if i k a s i p e n ye b a b k e m i s k i n a n , serta kemungkinan mempengaruhi perubahan kondisi masyarakat.
c) Musyawarah Desa II Setelah Identifikasi Permasalahan, langkah selanjutnya adalah melakukan Musyawarah Desa II. Musyawarah Desa II disiapkan oleh OMS dengan dukungan KD dan FM. Musyawarah Desa II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka yang diharapkan mampu merumuskan prioritas permasalahan dan rencana kegiatan sebagai masukan Rencana Kerja Masyarakat (RKM). dilaksanakannya
80
Merumuskan prioritas permasalahan yang terdapat di desa sasaran; Menentukan jenis infrastruktur yang akan dibangun; Merumuskan besaran upah pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan fisik. Merumuskan rencana kegiatan untuk penyusunan RKM.
dalam
Musyawarah
Desa
II
iii. iv.
v.
vi.
Penjelasan kembali prinsip-prinsip PPIP; Pemaparan kondisi dan permasalahan awal desa yang diperoleh dari hasil identifikasi masalah dan perumusan masalah; Verifikasi permasalahan oleh seluruh peserta; Paparan FM mengenai alternatif solusi permasalahan, dalam kerangka masa sekarang dan masa yang akan datang; Masyarakat peserta musyawarah dibagi ke dalam beberapa kelompok diskusi dimana masing-masing kelompok tersebut membuat prioritas permasalahan dan kondisi lingkungan pada masa yang akan datang (sesuai dengan Format Penentuan Prioritas); Kemudian dilakukan pleno untuk membahas prioritas permasalahan dan kondisi lingkungan
81
vii.
xiv.
xv.
pada masa yang akan datang dan penetapan pemecahan masalah yang ditetapkan bersama dengan mempertimbangkan kondisi masa yang akan datang; Pembahasan solusi teknis terhadap pemecahan permasalahan infrastruktur yang telah ditetapkan, terutama terkait dengan kebutuhan lahan, serta mekanisme dan pembiayaan Operasi & Pemeliharaan; Pentahapan dan Rencana Penanganan serta tentatif kebutuhan pendanaan; Penentuan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan; Identifikasi penerima manfaat; Penentuan waktu pelaksanaan; Penetapan usulan besaran upah pekerja; Khusus untuk penetapan kegiatan (Usulan RKM) yang membutuhkan lahan, harus dibahas mengenai luas lahan yang dibutuhkan, serta status kepemilikan dan mekanisme pengadaan lahannya; Menetapkan prioritas masalah, prioritas kegiatan sebagai Masukan RKM untuk kemudian disahkan oleh Kepala Desa; ( Format 3.20, 3.22-3.28 Lampiran 3 ); Pembuatan Berita Acara Musyawarah Desa II yang dilakukan oleh OMS dan dibantu oleh KD dan FM ( Format 3.31-3.33 L ampiran 3 ).
d) Penyusunan Usulan RKM Penyusunan Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) dilakukan oleh OMS dan KD dengan pendampingan dari FM. Usulan RKM akan memuat rencana kerja pembangunan infrastruktur, rencana Operasi dan Pemeliharaan, termasuk rencana pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan. Usulan RKM harus selaras dengan rencana pembangunan pemerintah daerah, kriteria teknis yang ada dan prioritas pembangunan daerah, dengan demikian tidak terjadi pendanaan pembangunan yang tumpang-tindih. FM bertugas membimbing proses penyusunan usulan
82
kegiatan ini secara teknis dan mendorong partisipasi dari kaum perempuan dan penduduk miskin. Selain hal tersebut, peran FM diharapkan mampu meningkatkan kemampuan teknis masyarakat dalam merumuskan langkah-langkah pemecahan permasalahan yang ada di desa. d.1. Proses Penyusunan Usulan RKM Penyusunan Usulan RKM ini diwujudkan dalam Rencana Kegiatan (Proposal) yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu: i. Usulan Rencana Pembangunan Infrastruktur, terdiri dari: Latar belakang yang mendasari kegiatan, didasarkan pada hasil identifikasi; Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui pelaksanaan. Tujuan merupakan rumusan rencana yang ingin dicapai pada tingkat desa, sedangkan sasaran merupakan hal-hal yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan; Manfaat pekerjaan terhadap masyarakat dan lingkungan hidup desa; Pelaksanaan pekerjaan, baik yang berhubungan dengan dana, waktu, pelaksana dan pelakupelaku lain yang mungkin terlibat; Kebutuhan lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta mekanisme pelaksanaannya; Mekanisme pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan; Profil desa sasaran yang menunjukkan kondisi awal dan data infrastruktur perdesaan yang ada di tingkat desa. ii. Usulan Rencana Operasi dan Pemeliharaan Operasi dan Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar prasarana dan sarana tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana. Penyusunan rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dilakukan oleh KPP dengan didampingi oleh FM. Tujuan kegiatan Operasi dan infrastruktur terbangun adalah: Pemeliharaan
Tersedianya infrastruktur yang tetap berfungsi dengan kualitas dan umur pelayanan yang sesuai dengan rencana. Pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat
83
sasaran, dapat menghemat biaya pemeliharaan. Tersedianya organisasi pengelola yang aktif dan berfungsi dengan baik.
Pada tahap persiapan Usulan RKM, Rencana Operasi dan Pemeliharaan baru disusun sebagai rencana awal. Sedangkan finalisasi Rencana Operasi dan Pemeliharaan dibahas dan ditetapkan melalui Musyawarah Desa III. iii. Usulan Rencana Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Pada dasarnya sumber pendanaan Operasi dan Pemeliharaan adalah warga pemanfaat infrastruktur dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan infrastruktur adalah tugas bersama seluruh warga pemanfaat, bukan pemerintah atau aparat. Selain bersumber dari iuran warga, pembiayaan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan diharapkan didukung oleh APBDes. Kepala Desa mendukung bantuan pendanaan kepada KPP dengan menggunakan dana yang bersumber dari APBDes, dituangkan dalam Peraturan Desa (disesuaikan dengan kemampuan masing-masing desa sasaran). Pada tahap Penyusunan RKM, aspek pembiayaan baru disusun pada tahap identifikasi dari rencana pembiayaan. Sedangkan secara mendetail terhadap aspek Operasi dan Pemeliharaan didiskusikan dalam Musyawarah Desa III. Contoh Penyusunan Usulan dapat dilihat di Format 4.2-4.3 Lampiran 4 . Laporan Usulan Desa ini diserahkan kepada Tim Pelaksana Kabupaten disertai dengan Surat Pengantar Usulan Desa ( Format 4.1 Lampiran 4 ). Finalisasi Usulan RKM dilakukan untuk perbaikan dan pembenahan terutama apabila ditemukan halhal yang belum sempurna, tetapi tidak mengubah kandungan isi secara substansi.
84
d.2. Verifikasi RKM Verifikasi RKM dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabupaten. Pada verifikasi ini, dapat dilakukan kunjungan lapangan oleh Tim Pelaksana Kabupaten untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan ( Format 4.5-4.6 Lampiran 4 ). Verifikasi dan asistensi RKM disarankan tidak lebih dari 7 hari dihitung sejak masuknya RKM ke tim Pelaksana Kabupaten. d.3. Finalisasi RKM Usulan RKM yang telah diverifikasi kemudian difinalisasi oleh OMS dan KD dengan pendampingan dari FM dan Tim Pelaksana Kabupaten. Setelah dilakukan finalisasi maka dokumen RKM telah dapat digunakan dan dilanjutkan pada tahap selanjutnya.
e) Penyusunan Rencana Teknis dan RAB Setelah RKM selesai difinalisasi, langkah selanjutnya adalah penyusunan Rencana Teknis dan RAB yang dilaksanakan oleh OMS,KPP, KD dan dibantu oleh FM. Hasil dari kegiatan ini harus melalui persetujuan pemerintah desa.
85
Pada tahap ini dilaksanakan: i. Penyusunan Rencana Teknis; hasil penyusunan Rencana Teknis diwujudkan dalam dokumen Rencana Teknis dan Gambar Disain Teknis ( Format 5.1 Lampiran 5) . Penyusunan Rencana Teknis harus mengacu kepada Petunjuk Teknis Sektor (Jalan, Jembatan Perdesaan, Titian dan Tambatan perahu, Air Minum, Irigasi Perdesaan, dan Sanitasi Perdesaan). Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB): hasil penyusunan RAB berupa perhitungan volume pekerjaan, (berdasarkan Rencana Teknis yang telah disusun), harga berbagai macam bahan/material, alat dan tenaga yang dibutuhkan pada suatu konstruksi (Format 5.2-5.5 Lampiran 5) .
ii.
Tujuan kegiatan penghitungan Rencana Anggaran Biaya adalah untuk memprediksi biaya pelaksanaan. Melalui penghitungan RAB dapat diketahui taksiran biaya setiap item/sub kegiatan. Perlu dicatat bahwa taksiran biaya yang dibuat bukanlah biaya sebenarnya. Biaya sebenarnya akan diperoleh pada saat pelaksanaan. Dalam penyusunan RAB, OMS dan KD dapat didukung FM dan Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK).
Musyawarah Desa tahap III bertujuan untuk menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur, penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan, serta memilih dan menetapkan Tim
86
Pengadaan Barang/Jasa. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur disepakati secara swakelola (tidak menggunakan pihak ke3/kontraktor), sehingga pelaksanaan pembangunan dioptimalkan untuk memberikan tambahan pendapatan kepada masyarakat setempat. Rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disepakati mencakup: i. ii. iii. iv. Pengaturan tenaga kerja (jumlah tenaga kerja, calon tenaga kerja dan besaran upah); Pengaturan bahan; Pengaturan alat; Pengaturan waktu.
Keanggotaan Panitia Pengadan Barang dan Jasa yang disepakati berasal dari perwakilan OMS dan perwakilan masyarakat desa setempat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan teknis. Jumlah anggota panitia pengadaan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan disepakatidengan mempertimbangkan besaran volume barang dan dana untuk material/jasa yang ada dalam RAB. Format yang dibutuhkan dalam Pelaksanaan Musdes III dapat dilihat dalam Lampiran 6. Mekanisme Pelaksanaan Musyaw arah Desa III: 1. OMS dibantu oleh KD dan FM menyiapkan materi yang akan disampaikan di dalam Musyawarah Desa III antara lain mengenai: Mekanisme dan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur; Penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan serta rencana pendanaannya; Pembentukan Tim Pengadaan Barang/Jasa; 2. OMS didampingi FM menjelaskan kembali prinsipprinsip dasar program mengenai perlunya keterbukaan dalam pengelolaan kegiatan dan adanya hak masyarakat untuk melakukan pemantauan; 3. Peserta musyawarah menyepakati rencana jadwal pelaksanaan kegiatan, yang kemudian memberikan wewenang kepada OMS untuk melaksanakannya. Hasil Pelaksanaan Musyawarah Desa III: i. Peserta musyawarah menyepakati rencana O&P serta
87
rencana pendanaannya; ii. Peserta menyepakati dana awal yang harus disiapkan sebesar 25% dari kebutuhan operasi dan pemeliharaan; Peserta menyepakati berita acara realisasi sumbangan/swadaya masyarakat (non-finansial) dan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur di desa; iv. Ketua OMS menjelaskan kembali dan menyimpulkan pokok-pokok hasil diskusi Musyawarah Desa III.
iii.
Setelah Musyawarah Desa III, pelaksanaan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kontrak kerja berupa Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) antara OMS dengan PPK Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten. Pengajuan Dana untuk Pekerjaan dilakukan dalam 3 (Tiga) Tahap, Tahap Pertama sebesar 40% dapat dicairkan setelah penandatanganan kontrak, selanjutnya 30% berikutnya dibayarkan pada saat progress pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%, dan sisanya sebesar 30% dibayarkan pada saat progress pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 60%. Satker Kabupaten dapat melakukan penangguhan pencairan dana untuk pencairan tahap II dan III jika terjadi penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan penyalahgunaan dana di lapangan, sampai dengan penyelesaian permasalahan oleh musyawarah desa dengan mediasi Tim Pelaksana Kabupaten. Apabila tidak terselesaikan di tingkat struktural akan dilanjutkan ke lembaga pengawasan fungsional yang berwenang (Inspektorat Jenderal dan/atau BPKP). Contoh Surat Kontrak Kerja/Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan dapat dilihat dalam Format 7.1 Lampiran 7. c) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan dilaksanakan setelah Penandatanganan Kontrak.
88
Proses pelaksanaan pembangunan infrastruktur antara lain perencanaan pekerjaan, penyiapan lokasi, pengadaan material dan barang, pelaksanaan konstruksi, sewa alat, dan jumlah tenaga kerja, jadwal pelaksanaan serta pengendalian pengeluaran dana oleh pelaksana. (Contoh Rencana Jadwal Pelaksanaan dilihat pada Format 6.8 Lampiran 6).
BOX 5.11 PERUBAHAN KONTRAK (CONTRACT CHANGE ORDERS / CCO) Pada umumnya dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan infrastruktur hampir selalu mengalami perubahan kontrak, perubahan ini bisa disebabkan adanya perpanjangan waktu (time extension), penambahan ataupun pengurangan nilai kontrak sebagai akibat adanya revisi desain atau penambahan lingkup kegiatan. Faktor-faktor yang penting dalam mengajukan suatu proses perubahan kontrak adalah alasan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu, uraian pekerjaan apa yang akan diadakan perubahan, kemudian bagaimana dikaji (review) terhadap usulan perubahan tersebut. Ketiga unsur diatas merupakan suatu keharusan yang perlu dibahas dan dikembangkan untuk dapat dipertanggungjawabkan dalam kelayakan teknis maupun biayanya. Tahapan dalam melakukan perubahan kontrak adalah: 1. OMS mengajukan usulan kepada PPK PPIP Satker Kabupaten terkait dengan perubahan kontrak. Dalam usulan ini dijelaskan alasan terhadap perubahannya. Dalam proses penyusunan usulan ini dibantu oleh FM dan KD. 2. KMK dan fasilitator melakukan verifikasi terhadap usulan yang disampaikan oleh OMS. 3. Change orders sesuai kebutuhannya dapat dilengkapi dengan sketsa-sketsa, justifikasi teknis, kemudian konpensasi sebagai akibat dari perubahan tersebut bisa berupa biaya dan tambahan waktu dan pelaksanaan bila diperlukan. 4. Dokumentasinya dibuat atas kesepakatan serta ditandatangani oleh OMS maupun Konsultan (KMK, FM) dan diserahkan kepada PPK untuk persetujuan, menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan adanya perubahan desain. 5. PPK PPIP Satker Kabupaten melakukan pembahasan dengan Konsultan Pengawas (KMK dan Fasilitator) dan OMS untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk justifikasi teknis, yang merupakan pembenaran secara teknis terhadap adanya perubahan yang terjadi yang berisi penjelasan dan alasan-alasannya. 6. PPK PPIP Satker Kabupaten menyiapkan Berita Acara Pembahasan dan Amandemen Kontraknya (Contoh amandemen dapat dilihat pada Format 7.8 Lampiran 7).
c.1. Perencanaan Pekerjaan Urutan umum tentang kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut: i. Pengukuran lapangan;
89
ii. iii.
iv.
v.
Pembersihan lahan, semak, pohon, rumput penutup, reruntuhan, humus, dsb.; Penyiapan lokasi, sebagai tindak lanjut dari pembersihan lahan, dengan pelaksanaan pemasangan patok benchmark ataupun papan leveling ; Pengadaan dan pengelolaan material, yang terkait dengan mekanisme penyimpanan barang dan pengelolaan bahan dan alat; Kegiatan finishing seperti tindakan perlindungan dari erosi, pembersihan akhir, dsb.
Sebelum membuat rencana kerja, berbagai informasi yang spesifik perlu dikumpulkan, untuk membuat suatu rencana kerja yang realistis. Tanpa rencana yang baik dan realistis, sulit untuk membuat estimasi berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan dan tersedia. Dan tanpa adanya rencana kerja akan menghasilkan tenaga kerja yang tidak teratur dan tidak optimal, sehingga tidak akan mencapai hasil yang diharapkan (baik dalam kualitas dan kuantitas).Informasi yang diperlukan untuk dapat menyusun rencana kerja adalah sebagai berikut: i. ii. iii. iv. v. Tanggal awal dan tanggal penyelesaian; Volume dan lokasi berbagai jenis pekerjaan yang dilaksanakan; Kebutuhan masukan untuk tenaga kerja, material konstruksi, perkakas; Ketersediaan tenaga kerja, peralatan, perkakas, dan material konstruksi Informasi tentang awal dan akhir musim hujan secara umum.
Contoh pembuatan rencana kerja dan informasi yang dibutuhkan, dapat dilihat dalam ( Format 5.7 Lampiran 5). c.2. Manajemen Tenaga Kerja Tenaga kerja yang termotivasi dengan baik penting artinya untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Peran pengawas penting artinya dalam memotivasi tenaga kerja dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut: Menciptakan penghargaan pekerja; rasa pencapaian dan menunjukkan atas pekerjaan yang dilakukan oleh
90
Mendelegasikan tanggung jawab kepada pekerja serta member petunjuk dan pelatihan kepada pekerja sehingga mereka dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik; Mengatur dan mengelola pekerjaan dengan cara yang efektif dan efisien, dan mengkomunikasikan serta berperilaku benar di depan pekerja; Memastikan adanya kondisi kerja yang baik dan pantas di lapangan.
c.3. Pengaturan Tenaga Kerja Pengaturan tenaga kerja di lapangan sangat penting bila kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan menerapkan metode kerja Pembangunan Berbasis Masyarakat ( Community Driven Development ). Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan mengatur tenaga kerja di lokasi pekerjaan: i. dalam
ii.
iii.
iv.
Mobilisasi Pekerja . Rencana kerja harus disiapkan jauh sebelumnya agar penduduk setempat dapat mempersiapkan diri apabila tenaga kerja mereka diperlukan. Kemudian tenaga kerja yang tersedia harus dipastikan agar jumlahnya tercukupi untuk pekerjaan yang direncanakan dalam hari atau minggu tertentu. Mobilisasi tenaga kerja diusahakan di sekitar tapak pekerjaan; Menetapkan Kelompok Pekerja . Kelompok tenaga kerja dapat disusun untuk melaksanakan pekerjaan. Tergantung pada jenis dan volume pekerjaan, satu kelompok terdiri dari 10-25 pekerja. Tiap kelompok harus ada ketua kelompok; Pengaturan Jarak Antar Kelompok Pekerja . Kelompok-kelompok pekerja sebaiknya tidak bekerja berdekatan satu dengan lainnya. Bila mereka bekerja terlalu terpisah, ini akan menyulitkan pengawasan. Jarak antara lokasi kerja berbagai kelompok pekerja sebaiknya diatur sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; Menugaskan kegiatan-kegiatan bagi kelompok pekerja . Agar dapat menggunakan pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh secara optimal, sebaiknya satu kelompok ditugaskan untuk bekerja terus dalam bidang dan kegiatan yang sama selama masa konstruksi;
91
v.
vi.
Penyeimbangan kelompok . Beban agar kerja dibagi rata antara berbagai kelompok, dan memberikan keseimbangan yang baik dalam pembagian tugas antara pekerja dalam kelompok tertentu; Menetapkan tugas-tugas harian . Tujuannya untuk memungkinkan agar rata-rata pekerja menyelesaikan kerja sehari dalam sekitar 75% dari jam kerja normal. Metode ini hanya digunakan pada tahap awal, untuk selanjutnya ditentukan melalui percobaan di tempat kerja.
Contoh dalam bentuk ilustrasi pengaturan tenaga kerja dapat dilihat dalam ( Format 5.8 Lampiran 5). d) Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan material yang akan digunakan dalam pembangunan fisik harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan volume yang telah disepakati dan disetujui dalam RKM dan RAB. Jika terjadi ketidaksesuaian volume yang diakibatkan oleh kondisi lapangan maka harus dilakukan revisi/perhitungan kembali terhadap RAB tersebut dengan meminta persetujuan kepada PPK Tingkat Kabupaten. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, penggunaan alat berat diupayakan seminimal mungkin . Jika konstruksi yang dibangun membutuhkan alat berat maka harus diperhitungkan tingkat efesiensi dalam penggunaannya sehingga program ini benar-benar dapat memberikan pendapatan secara optimal kepada masyarakat. Pengadaan barang dan jasa oleh OMS mengikuti ketentuan sebagai berikut: i. Pengadaan barang yang bernilai kurang dari Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) dapat dibeli langsung kepada penyedia barang dan bukti perikatnya cukup berupa bukti pembelian/nota pembelian pembayaran dengan materai secukupnya.
92
ii.
iii.
Untuk pengadaan barang yang bernilai diatas Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dapat dilakukan dengan penunjukan langsung kepada 1 (satu) penyedia barang melalui penawaran tertulis dari penyedia barang yang bersangkutan, dan bukti perikatannya berupa kuitansi saja dengan materai secukupnya. Untuk pengadaan barang yang bernilai di atas Rp 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000 (lima puluh juta) dilakukan oleh
Untuk transaksi > Rp 500.000 s.d < Rp 1.000.000 dikenakan bea materei sebesar Rp 3000,Untuk transaksi > Rp 1.000.000 dikenakan bea materei sebesar Rp 6000,-
iv.
panitia pengadaan yang berjumlah 3 (tiga) orang yang berasal dari OMS dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia barang yang berbeda serta memilih penawaran dengan harga terendah, dan bukti perikatannya berupa Surat Perintah Kerja (SPK) dengan materai secukupnya. Dan untuk pengadaan barang yang bernilai diatas Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai Rp.100.000.000 (Seratus juta rupiah) dilakukan oleh panitia pengadaan yang berjumlah 3 atau 5 orang yang berasal dari OMS dengan cara meminta dan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari 3 (tiga) penyedia dengan harga terendah, dan bukti perikatannya berupa Surat Perjanjian dengan materai secukupnya.
Dokumen yang harus disiapkan dalam pembentukan dan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dapat dilihat dalam lampiran. Pada tahap ini, Fasilitator bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada panitia dan OMS agar pelaksanaan pengadaan material/sewa alat dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Untuk contoh surat-surat perjanjian pengadaan barang, penyewaan alat, dan pengadaan bahan beserta undangan lelang dapat dilihat pada ( Format 7.3-7.7 Lampiran 7)
93
e) Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Tujuan pemantauan adalah untuk memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan fisik agar sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan. Dilakukan dengan pengumpulan informasi yang terkait pekerjaan fisik, seperti pengecekan kualitas material, pemantauan pelaksanaan konstruksi melalui pengukuran progress harian dan mingguan, pemantauan pemanfaatan dana, pemantauan jumlah pekerja yang berpartisipasi. Selain itu juga dilakukan pemantauan terhadap permasalahan dan kesulitan yang dihadapi selama pekerjaan konstruksi, misalnya kejadian alam seperti cuaca, ataupun bencana alam. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh KMK bersama FM. Dalam tahap ini merupakan tahapan yang penting, untuk itu diharapkan masyarakat secara luas mampu melaksanakan fungsi kontrol sebagai berikut: 1. Pengendalian Mutu Hal-hal yang terkait dengan pengendalian mutu adalah: a. Penyimpanan Bahan/Material Bahan-bahan harus disimpan sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas. Dan bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah diperiksa oleh pengawas. b. Metode Pengangkutan Material/Campuran Pengangkutan material harus diatur agar tidak terjadi gangguan di antara pelaksanaan berbagai pekerjaan. Bila perlu pengawas dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk melindungi setiap jalan dan infrastruktur yang ada di sekitar lokasi. c. Pemeriksaan Material Material yang akan digunakan harus diperiksa oleh KMK dengan dukungan format pengawasan. d. Test Lapangan Setelah pekerjaan selesai untuk infrastrukturinfrastruktur tertentu (khusus untuk infrastruktur sanitasi dan air minum) perlu dilakukan pengujian
94
kualitas terhadap hasil. Adapun mekanisme pengujian yang melibatkan instansi teknis terkait seperti dinas kesehatan, atau dinas-dinas berwenang lainnya difasilitasi oleh Tim Pelaksana Kabupaten. 2. Pengendalian Kuantitas/Volume Pengawasan Kuantitas, dilakukan untuk mengecek bahan-bahan yang ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang. KMK bersama FM akan memeriksa bahan-bahan berdasarkan volume dan biaya yang direncanakan. 3. Pengendalian Waktu Untuk mendapatkan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang optimal, perlu diperhitungkan mengenai kebutuhan alat dan kebutuhan jumlah tenaga kerja. a. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan yang dibuat OMS dicek oleh tim pengarah kabupaten dan KMK sebelum pekerjaan dimulai terhadap: Kelayakan rencana target terhadap kondisi cuaca; Metode konstruksi yang sistematis dan benar; Pengendalian waktu oleh pengawas berdasarkan jadwal pelaksanaan tersebut Jadwal pelaksanaan tersebut dijabarkan ke dalam target harian, kemudian diperiksa terhadap pencapaian target hariannya. Bila target harian tidak terpenuhi maka selisih volume harus di perogramkan/dikejar untuk hari berikutnya Bila dilaksanakan dengan baik maka pelaksanaan konstruksi dapat diselesaikan sesuai jadwal. b. Alat Berat Jika alat berat dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi, maka: Kapasitas alat/kombinasi alat harus dihitung lebih dahulu Bila perlu ditambahkan jumlah alat atau menambah jam kerja alat c. Tenaga Kerja dan Jumlah Jam Kerja Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan target waktu. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau lembur 4. Pengendalian Biaya Yang perlu di perhatikan dalam pengendalian biaya adalah pengukuran hasil pekerjaan yang dilakukan dengan akurat dan benar sehingga kuantitas biaya sesuai dengan gambar rencana.
95
f)
Pelaporan Kegiatan
Bagian lain dari pengawasan pelaksanaan adalah pencatatan dan pendokumentasian hasil dan proses di lapangan. Catatan dan dokumentasi ini disusun dalam bentuk laporan, yang harus dibuat secara sederhana dan seringkas mungkin dan dilakukan secara berkala. Hal-hal yang harus dimuat dalam laporan: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. Laporan Harian (Progress, pemasukan dan penggunaan material dan cuaca). Buku Kas, yang mencatat semua penerimaan dan pengeluaran dana. Pengisian Buku Bimbingan (Instruksi). Kemajuan pelaksanaan keuangan. Jumlah dan material. asal kegiatan dan fisik dan
pekerja
penggunaan
Kesesuian waktu pelaksanaan. Foto yang menggambarkan kondisi lapangan (0%; 30%; 60%; 100%).
Secara Terperinci, format pelaporan pengawasan pelaksanaan (supervisi) konstruksi dapat dilihat pada Format 8.1 s.d 8.6 Lampiran 8. Selain itu, OMS selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan kepada masyarakat yang disampaikan melalui forum rembug-rembug desa dan Papan Informasi di tingkat desa secara periodik setiap dua minggu.
96
g) Rembug Warga Pelaksanaan Definisi Pelaksanaan rembug warga pelaksanaan dilakukan untuk melaporkan dan membahas laporan pelaksanaan kegiatan, kendala-kendala pelaksanaan dan rencana pelaksanaan kegiatan fisik selanjutnya serta agenda lainnya yang sekiranya diperlukan. Rembug warga dilakukan secara rutin 1 (satu) minggu sekali dan hasilnya ditempel pada papan informasi yang telah dibuat. Dalam pelaksanaanya, OMS serta KD memaparkan laporan pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan, laporan penggunaan material, kendala-kendala pelaksanaan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan fisik kedepan. Selain itu, KPP dapat melaporkan perkembangan pengumpulan dana operasi dan pemeliharaan. Pelaksanaan rembug warga ini diharapkan dapat menjadi wadah pemecahan permasalahan serta wadah interaksi masyarakat sebagai pemilik kegiatan selain sebagai salah satu bentuk transparansi pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan. Langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam Rembug Warga Pelaksanaan a. Mempersiapkan laporan pelaksanaan kegiatan yang disampaikan oleh OMS: 1. Pelaksanaan Pelaporan Kegiatan Fisik; 2. Keuangan. 3. Laporan Penggunaan Material. 4. Kendala-kendala Pelaksanaan Kegiatan. 5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Fisik Kedepan. b. Menyimpulkan pokok-pokok untuk Musdes IV. kemajuan Pelaksanaan
h) Papan Informasi sebagai wadah trasparansi Program Dalam rangka mewujudkan transparansi pengelolaan dana bantuan PPIP, OMS berkewajiban menyampaikan
97
informasi dalam bentuk Penempelan Papan Informasi dan pemasangan Papan Proyek. Penempelan informasi ini dilakukan oleh OMS yang meliputi informasi tentang RKM, hasil musyawarah desa dan rembug warga, laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan keuangan, serta informasi-informasi lainnya. Penempelan informasi melalui papan pengumuman ditempatkan di lokasi strategis, misalnya di kantor desa/dusun, masjid, gereja, balai pertemuan dll, dengan bentuk dan ukuran yang mudah dibaca oleh masyarakat. Penempelan informasi dilakukan secara rutin 1 (satu) minggu sekali. Papan proyek memuat informasi tentang nama pelaksanaan kegiatan, jenis dan volume infrastruktur yang dibangun, pagu dana untuk setiap jenis kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Papan proyek ditempatkan di lokasi kegiatan yang mudah terlihat oleh masyarakat. Setelah pelaksanaan fisik selesai OMS diwajibkan pula untuk membuat/mencantumkan Logo PU Infrastruktur Perdesaan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk jalan: dibuat patok pada titik awal dan akhir jalan dan atau di persimpangan; 2. Untuk tambatan perahu: dibuatkan patok dan diletakkan di daratan; 3. Untuk jembatan: diletakkan pada sandaran atau sayap jembatan; 4. Untuk irigasi: diletakkan pada sayap bendung atau talud; 5. Untuk air minum: diletakkan pada HU, reservoir , bagian atas Sumur, dll. Logo agar ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat dan dapat disesuaikan dengan Kondisi Lapangan.
98
a) Musyawarah Desa IV Musyawarah Desa IV (Musdes IV) bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh OMS kepada masyarakat desa sasaran. Musdes IV dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan habis. Musdes IV merupakan penilaian akhir pelaksanaan program PPIP yang akan menjadi dasar dalam pemeriksaan Inspektorat Jenderal/BPKP/Bawasda. Forum ini dipimpin oleh Kepala Desa dengan mengundang Satker kabupaten, KPP, KD, LSM, tokoh masyarakat desa, dan masyarakat desa pada umumnya. Dalam Musyawarah Desa IV, OMS menjelaskan secara rinci dan transparan laporan pertanggungjawaban OMS. Materi dalam Musdes IV adalah: i. Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) ii. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Musdes IV disampaikan kepada pemerintah desa dan Satker kabupaten sebagai pencatatan arsip. Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan pertanggungjawaban OMS terdiri dari Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) (format 10.1 Lampiran 10) , Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) (format 10.2 Lampiran 10). Apabila pelaksanaan kegiatan fisik tidak selesai pada waktunya (pada akhir tahun anggaran belum mencapai 100%) maka laporan pertanggungjawaban OMS harus terdiri dari Laporan Pembuatan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK), dan Pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) (format 10.3, Lampiran 10). 1. Pembuatan Laporan kegiatan (LP2K) Penyelesaian Pelaksanaan
Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan (LP2K) adalah laporan yang ditandatangani oleh Ketua OMS dan diketahui KD dan FM untuk menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) serta siap diperiksa oleh Satker Kabupaten. Kondisi 100% dapat dicapai setelah dilakukan Testing and Commisioning . Testing and
99
Commisioning dilakukan bersama-sama Satker Kabupaten, FM, Pemerintah Desa dan KPP. Pada saat LP2K ditandatangani, seluruh administrasi baik pertanggungjawaban dana maupun jenis administrasi lainnya harus sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB). Lembar LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada FM dengan tembusan kepada Satker Kabupaten untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan di lapangan. Format LP2K dapat dilihat pada Format 10.1 Lampiran 10 . 2. Pembuatan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) OMS bersama KD harus membuat rincian realisasi kegiatan dan biaya berikut rekapitulasinya dan disetujui Satker Kabupaten. Hal ini sebagai bentuk penjelasan tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan serta penggunaan dana bantuan PPIP. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) harus dibuat sesuai dengan kondisi pada saat LP2K dibuat pelaksanaan di lapangan. Hal-hal yang harus dicatat meliputi harga-harga satuan, volume, jumlah HOK terserap, besar dan distribusi dana dari setiap kegiatan di luar infrastruktur seluruhnya. Catatan harus berdasar kepada kondisi aktual di lapangan dan sesuai dengan catatan pelaporan harian. Pada prinsipnya pembuatan RKB merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Gambar-gambar yang dilampirkan dalam dokumen penyelesaian adalah denah atau lay out , peta situasi, detail konstruksi dan lain-lain yang juga bagian dari RKB. Jika terjadi perubahan pada infrastruktur terbangun, dilakukan perubahan pada gambar dan harus dituangkan dalam berita acara revisi. Format RKB dapat dilihat dalam Format 10.2 Lampiran 10. 3. Pembuatan Surat Kegiatan (SP2K) Pernyataan Penyelesaian
Surat pernyataan penyelesaian kegiatan ini berisikan kesanggupan OMS untuk menyelesaikan kegiatan sampai dengan waktu yang direncanakan, dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen dari Satker Kabupaten, Kepala Desa dan DPIU. Format SP2K dapat dilihat pada Format 10.4 Lampiran 10 . Jika dalam pemeriksaan di lapangan ditemukan
100
adanya kekurangan dalam pelaksanaan termasuk dalam hal administrasi maka Satker Kabupaten dapat memberikan kesempatan waktu kepada OMS untuk menyelesaikan kegiatan konstruksi dan atau melakukan perbaikan. 4. Pembuatan Berita Kegiatan (BASPK) Acara Status Pelaksanaan
Apabila sampai batas waktu akhir tahun anggaran, ternyata kegiatan pembangunan infrastruktur belum dapat diselesaikan, atau dana belum disalurkan seluruhnya, maka Ketua OMS dan FM dengan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen dari Satker Kabupaten, dan Kepala Desa membuat Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai pengganti LP2K. BASPK menunjukkan kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada saat itu. Lampiran yang harus dibuat jika muncul BASPK, yaitu realisasi kegiatan dan biaya hingga saat itu maupun gambar-gambar infrastruktur terbangun hingga saat itu. Jika pada saat BASPK masih terdapat sisa dana yang belum terserap dari KPPN maka sisa dana tersebut tidak dapat ditarik kembali dan harus dikembalikan ke kas negara. Format BASPK seperti pada Format 10.5 Lampiran 10. 5. Pembuatan Dokumen Penyelesaian Dokumen penyelesaian merupakan satu buku yang secara garis besar berisi tentang laporan pertanggung-jawaban OMS selaku pelaksana termasuk rincian realisasi penggunaan biaya dan lampiran pendukung lainnya. Dokumen dalam lampiran pendukung adalah gambar-gambar infrastruktur terbangun, laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan serta laporan kemajuan fisik. Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan oleh OMS bersama FM dan KD untuk disampaikan kepada Satker Kabupaten selambat-Iambatnya 1 (satu) minggu sejak tanggal serah terima pekerjaan. Jika sampai batas waktu tersebut dokumen penyelesaian belum bisa dituntaskan, maka Ketua OMS, FM dan Satker Kabupaten harus membuat Berita Acara Keterlambatan dan Kesanggupan penyelesaiannya untuk disampaikan kepada tim pengarah kabupaten.
101
Serah terima hasil pekerjaan dilakukan setelah pembangunan infrastruktur di lapangan selesai dilaksanakan dan infrastruktur perdesaan yang dibangun sudah sepenuhnya dapat berfungsi dan bermanfaat. Serah terima pekerjaan dari OMS kepada Satker Kabupaten dengan sepengetahuan Pemerintah Daerah (Dalam hal ini adalah Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Desa). Selanjutnya, pengelolaan infrastruktur terbangun diserahkan kepada KPP untuk dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan oleh masyarakat.
Tahap Pasca Pelaksanaan Fisik merupakan upaya oleh masyarakat untuk menggunakan dan memelihara infrastruktur fisik yang sudah diselesaikan secara optimal dan berkesinambungan, dengan bimbingan dari pemerintah setempat. Kegiatan pemeliharaan PPIP sangat tergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan, menggunakan, dan memelihara infrastruktur yang ada. Jumlah dan jenis infrastruktur, pelayanan dan prosedur pemeliharaan adalah suatu pertimbangan yang penting dalam sistem pelaksanaan dan pemeliharaan.
102
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Pedoman Pelaksanaan BOX 5.13 Hal- hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan O&P Organisasi Pelakasana : KPP Pendanaan 1. Sebagian dana sudah dikumpulkan sejak awal 2. Dana dari pemanfaatan infrastruktur 3. Mekanisme pendanaan disepakati dalam musyawarah Pengoperasian 1. Pelatihan operasi prasarana oleh FM kepada tenaga pelaksana; 2. Mekanisme kebutuhan bahan untuk operasi dan tenaga pelaksana; 3. Penghitungan kebutuhan bahan untuk operasi (kasus untuk prasarana air minum dan sanitasi; Pemeliharaan 1. Pelatihan pemeliharaan rutin dan berkala yang disampaikan oleh FM; 2. Perawatan rutin; 3. Perawatan berkala
Prosedur KPP harus mengembangkan prosedur, yang akan diikuti dalam pelaksanaannya. Selain prosedur pelaksanaan, KPP juga perlu untuk merumuskan peraturan, yang akan menetapkan hak dan kewajiban anggota dan pengelola, pemilihan pengurus dan mekanisme pemilihan, mengadakan pertemuan reguler, dan sebagainya. KPP berkewajiban membuat prosedur-prosedur tersebut secara rinci, transparan dan menyeluruh. Prosedur atau aturan tersebut didiskusikan dan dikonsultasikan kepada masyarakat, khususnya para pemanfaat, untuk mendapatkan persetujuan. Hasil persetujuan tersebut harus diketahui oleh Kepala Desa.
Prasarana Terbangun
Pengoperasian Prasarana
Pemanfaatan Prasarana
Pemeliharaan
Pendanaan Pengelolaan
Gambar 5.1. Skema Umum Operasi dan Pemeliharaan Forum diskusi desa dan konsultasi akan digelar sampai
103
kesepakatan dicapai dan disahkan oleh Kepala Desa. Setiap KPP dapat mengembangkan prosedur kerja sendiri, sesuai dengan kondisi dan budaya di daerah masing-masing. Sebagai contoh, infrastruktur air minum dan irigasi di daerah perdesaan harus dikelola oleh masyarakat penerima manfaat, melalui KPP yang telah dibentuk yang memiliki Kemampuan dan Kesiapan teknis dan keuangan untuk mencapai manajemen yang baik. Tugas KPP sebagai berikut: 1. Mengatur para anggotanya dan masyarakat pemanfaat lainnya untuk mendukung rencana kerja yang telah disusun pada saat Musdes III; 2. Menjamin kepentingan pengguna dan memiliki kemampuan untuk mencari alternatif solusi untuk masalah yang dihadapi; 3. Mengembangkan dan memelihara hubungan kerja dengan lembaga lain di luar KPP; 4. Menerapkan sanksi kepada anggota organisasi atau penerima manfaat yang melanggar aturan bersama.
104
dengan optimal, serta bagaimana setiap pelaku berfungsi dalam melakukan pengawasan program. Pedoman ini lebih menfokuskan pada bagaimana melakukan pengawasan terhadap proses pemberdayaan masyarakat, perencanaan partisipatif, penyaluran dan pelaksanaan BLM sampai dengan pasca pelaksanaan di tingkat desa. Tahapan ini merupakan tahapan yang penting, untuk itu diharapkan masyarakat secara luas mampu melaksanakan fungsi kontrol untuk mengendalikan: i. ii. iii. iv. v. Kualitas Bahan dan Material; Kualitas dan volume pekerjaan; Jumlah pekerja, hari kerja, dan imbalan dibayarkan; Penerimaan dan pengeluaran dana; Sumbangan masyarakat.
yang
a) Pengawasan oleh KPP KPP sebagai wakil dari masyarakat, bertanggung jawab penuh untuk melakukan pengawasan selama pelaksanaan fisik. KPP dalam melakukan pengawasan dibantu oleh FM, KD, dan TAMK. Pengawasan oleh KPP meliputi kegiatan meninjau dan mengesahkan pengadaan yang dilakukan oleh Tim Pengadaan OMS dan Tim Pelaksana. KPP akan memverifikasi laporan harian yang disiapkan oleh Tim Pelaksana OMS. Dalam pengawasan ini termasuk memantau Catatan Kegiatan Harian, Catatan Material Harian, Catatan Tenaga Kerja Harian, dan Catatan Kendala dan Masalah. ( Format 8 Lampiran 8 ). OMS harus melakukan pencatatan hasil kegiatan setiap hari dan dilakukan pemantauan oleh KPP juga setiap hari. Hasil dari tinjauan ini akan berguna dalam penyusunan laporan kinerja dan kemajuan kegiatan, yang digunakan sebagai dasar untuk mencairkan BLM tahap kedua dan ketiga. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan dapat sesuai
106
dengan perencanaan yang telah disusun, dan prinsip akuntabilitas serta transparansi dalam penyelenggaraan BLM dapat diterapkan dengan baik. Selain itu laporan tersebut dapat digunakan sebagai proses check and balance yang optimal dari tingkat desa. b) Pengawasan Oleh Perangkat Desa Pemerintah desa harus melakukan pemantauan dan pengawasan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip dalam pedoman pelaksanaan telah dijalankan dengan baik. Pengawasannya oleh perangkat desa meliputi berikut ini: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. ix. x. xi. xii. Sosialisasi di tingkat desa; Seleksi/pemilihan OMS, KPP dan kader desa (KD); Proses perencanaan partisipatif; Proses penentuan prioritas program, perencanaan teknis dan rencana anggaran dan biaya (RAB); Pelaksanaan penandatanganan perjanjian/kontrak pelaksanaan antara OMS dan Satker kabupaten; Penggunaan dana BLM oleh OMS; Kemajuan pelaksanaan fisik dan penyerapan dana (dijadikan satu dengan LPJ OMS); Tingkat partisipasi perempuan dan orang-orang miskin, serta kualitas partisipasi dalam kegiatan program; Kualitas pendampingan yang diberikan kepada penduduk desa oleh fasilitator masyarakat; Penanganan pengaduan; Serah terima kegiatan; Kinerja OMS, KPP, dan Kader Desa.
c) Pengawasan oleh BPD Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai unsur pemerintahan desa juga diharapkan dapat melakukan pemantauan pelaksanaan PPIP ini. Pemantauan yang dilakukan untuk memastikan bahwa butir-butir pakta integritas diterapkan dengan baik. Pengawasannya oleh BPD meliputi berikut ini: i. ii. Keterlibatan masyarakat desa terutama kaum perempuan dan masyarakat miskin;Penyelesaian penanganan pengaduan; Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan program di tingkat desa;
107
iii. iv. v.
Pengawasan terhadap kinerja perangkat desa; Transparansi pelaksanaan program; Pengawasan terhadap Kinerja OMS, KPP dan KD.
d) Pengawasan Oleh FM Fasilitator masyarakat termasuk dalam pihak yang ditugaskan untuk melakukkan pemantauan pelaksanaan PPIP. Pengawasan akan dilakukan secara berkala untuk menentukan apakah kegiatan program sedang berjalan sesuai rencana, dan apakah prinsip-prinsip dan prosedur PPIP diterapkan dengan benar. Pemantauan dilakukan selama kunjungan lapangan berkala ke desa dan unit pelaksana lapangan. Fasilitator masyarakat akan mengawasi beberapa hal berikut ini: i. ii. iii. iv. Penerapan prinsip-prinsip dan prosedur PPIP; Tingkat partisipasi masyarakat perdesaan semua tahapan pelaksanaan program; Transparansi program; informasi tentang di
pelaksanaan
v.
Kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan rencana pelaksanaan yang diusulkan, yang telah disetujui saat pertemuan desa; Memastikan bahwa pencairan dana dan kegiatan pengadaan dilakukan dengan benar oleh OMS, dan tidak ada penyimpangan terjadi. Efektivitas bantuan teknis yang diberikan kepada masyarakat dalam pelaksanaan program; Kualitas infrastruktur yang sudah diselesaikan; Manfaat infrastruktur kepada masyarakat; Penanganan dan penyelesaian pengaduan.
vi.
e) Pengawasan di Tingkat Kecamatan Pengawasan di tingkat kecamatan dilakukan oleh aparat kecamatan selaku bagian dari Tim Pelaksana tingkat
108
Kabupaten (TPK) ( Format 12.1 Lampiran 12 ). Perangkat pemerintahan Kecamatan sebagai bagian dari TPK memantau: i. ii. iii. iv. Koordinasi pelaksanaan program masyarakat di wilayahnya; pemberdayaan
Penerapan pedoman dan peraturan lainnya; koordinasi pemeliharaan infrastruktur; Pembinaan kepada pemerintahan desa.
f) Pengawasan di Tingkat Kabupaten Pengawasan di tingkat Kabupaten dilakukan oleh Tim Pelaksana Kabupaten. Tim Pelaksana Kabupaten melakukan pemantauan terhadap seluruh pelaksanaan di tingkat kabupaten ( Format 12.1 Lampiran 12 ). Tim Pelaksana Kabupaten memantau: i. ii. iii. iv. v. vi. vii. viii. ix. Pelaksanaan sosialisasi kepada tataran desa di tingkat kecamatan; Pelaksanaan penetapan lokasi dan jenis kegiatan; Proses dan hasil perencanaan di tingkat desa; Pelaksanaan penyaluran dana anggaran; Kemajuan pelaksanaan fisik dan penyerapan dana; Penyebarluasan informasi di tingkat kabupaten dan kecamatan; Pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat; Kinerja KMK, termasuk di dalamnya Fasilitator Masyarakat; Kinerja OMS dan KD kegiatan tingkat desa. dalam penyelenggaraan
6.2. Pelaporan
Pelaporan adalah konsolidasi dari rencana kegiatan dan tindak lanjut pengawasan tentang proses dan hasil di lapangan. Laporan harus ditulis secara sederhana, ringkas, dan dilakukan secara berkala. Selain memuat data hasil dan proses pelaksanaan di lapangan, laporan juga memuat foto/dokumentasi kegiatan, permasalahan, hambatan, dan rekomendasi tindakan.
109
Ditinjau dari pelakunya, pelaporan dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Pelaporan oleh Satker-Tim Pelaksana 2. Pelaporan oleh FM-KMK-KMPr-KMW-KMP
a) Pelaporan oleh Satker-Tim Pelaksana Dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pelaporan Kepala Desa, Tim Pelaksana Kabupaten, Tim Pelaksana Provinsi, Tim Pelaksana Pusat untuk disampaikan kepada Dirjen Cipta Karya. Isi laporan merupakan kompilasi dari laporan yang disusun oleh Fasilitator Masyarakat, Konsultan Manajemen Kabupaten, Konsultan Manajemen Provinsi dan Konsultan Manajemen Pusat. Disamping itu, Satker wajib menyusun laporan E-Monitoring, SAI, dan laporan yang diatur dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK). Bagan alir pelaporan Satker-Tim Pelaksana tergambar seperti pada gambar 6-1 di halaman berikut.
110
Gambar 6.1. Bagan Alir Pelaporan Satker-Tim Pelaksana Dalam pedoman ini hanya akan menjelaskan mekanisme pelaporan oleh para pelaku PPIP yang terkait langsung dengan pelaksanaan di desa.
111
a.1. Tingkat Desa Laporan tingkat desa dilaksanakan oleh OMS, KPP dan Aparat Desa. Untuk tingkat desa sendiri, OMS melaporkan pelaksanaan kegiatan pada masyarakat dalam Rembug Warga Pelaksanaan yang dilaksanakan secara berkala (setiap satu minggu sekali).
a.
OMS OMS melaporkan Kabupaten. Laporan OMS tediri: laporan pelaksanaan kegiatan; laporan keuangan/buku kas; Laporan penggunaan dana; Laporan Pertanggung Jawaban dilengkapi dengan: pelaksanaan kepada Satker
(LPJ)
yang
1) Seluruh dokumen pelaksanaan, mencakup: Laporan Harian Laporan Penggunaan Dana Kuitansi/ Invoice pembelian Bukti Setoran Dana O&P 2) Laporan administrasi penyelesaian kegiatan yang terdiri atas: LP2K ( Format 10.1 Lampiran 10 ) SP3K atau SP2K ( Format 10.3 dan 10.4 Lampiran 10 ) Laporan Realisasi Kegiatan dan Biaya ( Format 10.2 Lampiran 10 ) 3) Berita acara serah terima dana O&P kepada KPP ( Format 10.5 Lampiran 10 ) Laporan Pelaksanaan Kegiatan, Laporan Keuangan, dan Laporan Penggunaan Dana dilaporkan OMS kepada Satker Kabupaten tiap satu minggu setelah musyawarah mingguan pelaksanaan kegiatan di desa. Untuk LPJ, diserahkan OMS pada saat pelaksanaan kegiatan selesai.
b.
112
pengamatan di lapangan tentang pelaksanaan kegiatan oleh OMS kepada Tim Pelaksana Kabupaten setiap bulan. Baik dari pengamatan langsung maupun laporan dari KD, dan FM. Hasil laporan tingkat desa ini akan di olah oleh pihak pelaksana tingkat kabupaten, dan dijadikan arsip untuk pelaporan jenjang selanjutnya. a.2. Tingkat Kabupaten Pelaporan tingkat kabupaten dilaksanakan oleh Satker Kabupaten dan Tim Pelaksana Kabupaten.
c. Satker Kabupaten
Satker Kabupaten akan menerima laporan dari OMS berupa laporan keuangan, penggunaan dana, dan laporan pelaksanaan kegiatan. Kemudian Laporan ini akan dijadikan arsip dalam penyusunan laporan jenjang selanjutnya oleh Satker Kabupaten. Laporan yang disusun oleh Satker kabupaten adalah Laporan Progres Tingkat Kabupaten, yang diserahkan kepada Tim Pelaksana Kabupaten.
d. Tim Pelaksana Kabupaten
Tim Pelaksana Kabupaten akan menerima Laporan Pelaksanaan Kegiatan bulanan dari Satker Kabupaten. Kemudian dari laporan ini Tim Pelaksana Kabupaten akan menyusun Laporan Pelaksanaan Program Tingkat Kabupaten, dan diserahkan kepada Tim Koordinasi PPIP Kabupaten dan Tim Pelaksana Provinsi tiap bulan. Oleh pelaku tingkat provinsi laporan akan dijadikan input dalam pelaporan jenjang selanjutnya. b) Pelaporan oleh FM-KMK-KMPr-KMP Pelaporan oleh FM-KMK-KMPr-KMP adalah pelaporan yang dilaksanakan oleh konsultan secara berjenjang mulai dari Fasilitator Masyarakat di Desa, KMK, KMPr di Provinsi dan KMP di Pusat.
113
Jalur pelaporan program oleh FM-KMK-KMPr-KMW-KMP dilakukan berjenjang seperti terlihat pada Gambar 6.2. Pedoman ini hanya akan membahas jalur pelaporan oleh FM dan KMK.
Gambar 6.2. Bagan Alir Pelaporan oleh FM-KMK-KMPr-KMP b.1. Fasilitator Masyarakat (FM) Fasilitator Masyarakat selaku pelaku fungsional di tingkat desa, membuat laporan yang terdiri dari: a) Laporan Pelaksanaan Kegiatan, yang berisikan: Catatan Harian Catatan Harian dibuat FM dalam buku harian fasilitator dengan format seperti tertera pada
114
( Format 9.1 dan 9.2 Lampiran 9). Laporan ini dibundel, dilampirkan dan diserahkan bersamaan dengan laporan mingguan kepada TAMK dan laporan bulanan kepada Satker Provinsi; Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan ( Format 9.4 Lampiran 9 ). Untuk laporan Kemajuan pelaksanaan ini, format cukup diparaf oleh TAMK untuk setiap pelaporannya. Evaluasi Kemampuan OMS dan KD ( Format 9.3 Lampiran 9 ); Laporan Pemantauan Partisipasi ( Format 9.5 Lampiran 9 ). Masyarakat
Laporan FM dilaporkan sebagai Laporan Mingguan kepada TAMK. c) Laporan Bulanan Laporan bulanan merupakan laporan konsolidasi atau kompilasi dari laporan dari laporan mingguan. Laporan ini merupakan laporan pertanggungjawaban penugasan kepada Satker Provinsi. Laporan bulanan fasilitator dibuat sesuai format pada lampiran dan disampaikan kepada Satker Provinsi setiap awal bulan pada bulan berikutnya . Untuk Laporan Bulanan kepada Satker Provinsi, harus disertai catatan-catatan dari hasil rapat koordinasi dua mingguan di tingkat kabupaten. b.2. Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK) TAMK ditugaskan untuk mendukung tugas Tim Pelaksana Kabupaten dalam pelaksanaan di tingkat kabupaten. Selain membuat laporan kepada Satker Kabupaten, TAMK juga harus mengkonsolidasikan laporannya dengan laporan tingkat Provinsi yang dibuat KMPr dan melaporkannya sebagai laporan KMPr kepada KMP dan Tim Pelaksana Provinsi. Untuk tingkat kabupaten, KMK membuat laporan yang ditujukan kepada Satker/PPK Kabupaten yang terdiri dari: a) Kompilasi Laporan Pelaksanaan Kegiatan di Desa, yang berisikan:
115
Kompilasi Laporan Mingguan FM; Hasil observasi lapangan; dan pemantauan KMK di
Hasil analisa KMK atas pelaksanaan program; Pengaduan masyarakat dan tindak lanjutnya; Permasalahan yang timbul dan tindak lanjut penanganannya; Foto-foto pelaksanaan kegiatan di lapangan. Progress Tingkat Kabupaten, yang
b) Laporan berisikan
Laporan KMK disampaikan tiap bulan, dan diteruskan oleh Satker/PPK Kabupaten kepada tim pelaksana. Laporan dari KMK ini akan menjadi elemen dari Laporan Bulanan, Triwulan, Tahunan, dan Akhir KMPr yang ditujukan kepada Satker/PPK Pusat.
Box 6.1. Pentingnya kecepatan dan ketepatan pengiriman laporan Sebagai suatu program pembangunan berskala nasional, penyelenggaraan PPIP sangat bergantung kepada ketaatan para pendamping dan pelaku untuk dapat mengirimkan laporan hasil kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal dan format yang telah ditetapkan. Kegagalan dalam penyediaan data/laporan secara cepat dan tepat dapat membuat terlambatnya pengambilan keputusan/kebijakan yang diperlukan. Khusus untuk pelaporan fungsional bagi Konsultan (KMP, TAMPr, KMK/TAMK) dan FM, PPIP telah menyiapkan format pelaporan di dalam lampiran 9 yang harus diisi secara lengkap dan dikirimkan cepat tepat waktu.
6.3. Evaluasi
Bagian penting dalam pengelolaan pembangunan adalah evaluasi yang mantap atas pelaksanaan rencana pembangunan. Evaluasi dilakukan untuk memperoleh umpan balik agar dapat dikenali secara dini peyimpangan-penyimpangan pelaksanaan dari rencana
116
pembangunan, dan kemudian dapat dirumuskan langkahlangkah perbaikan yang tepat sasaran dan tepat waktu. Evaluasi dilakukan dengan merujuk pada indikator kinerja utama yang diuraikan pada Bab 1 Tentang Program, meliputi: 1. Indikator dampak ( impact ) 2. Indikator kinerja ( output ) Evaluasi dilaksanakan pada tingkatan provinsi dan nasional berdasarkan: kabupaten,
1. Data penyelenggaraan program (data primer dan sekunder) di tingkat desa, kabupaten, dan provinsi; 2. Hasil rapat koordinasi rutin; 3. Temuan-temuan lapangan; dari pemantauan langsung ke
4. Wawancara dengan para informan kunci. Hasil evaluasi dituangkan dalam setiap laporan rutin di semua tingkatan.
117
118
a) Dimana dan Bagaimana Menangani Pengaduan Pengaduan mengenai disampaikan melalui: i. ii. pelaksanaan PPIP dapat di
yang
berada
Kotak pengaduan PPIP ditempatkan di sekretariat OMS, kantor Kepala Desa, kantor dinas PU/Bappeda Provinsi dan Kabupaten; SMS center (Pusat, Provinsi, Kabupaten), website , alamat email atau PO Box; Surat yang dikirim langsung ke fasilitator masyarakat atau ke konsultan atau pemerintah terkait yang berwenang.
iii. iv.
b) Klasifikasi Pengaduan dan Masalah Semua jenis pengaduan harus dicatat dan segera ditangani, untuk memudahkan pencatatan dan penanganan pengaduan dikelompokkan ke dalam kelompok berdasarkan jenis masalah yang terjadi, yaitu: i. ii. Pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan prinsip dan prosedur; Pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan, penyalahgunaan penyelewengan dana; adanya adanya atau
iii.
Pengaduan yang berkaitan dengan adanya tindakan intervensi yang mengarah pada hal negatif dan merugikan masyarakat maupun kepentingan program; Pengaduan yang berkaitan dengan adanya kejadian yang mengarah ke kondisi Force Majeur (suatu keadaan yang terjadi di luar kemampuan manusia, seperti; akibat bencana alam, kerusuhan massal); Hal-hal yang diadukan seringkali tidak hanya terdiri dari satu kategori permasalahan saja, tetapi juga mencakup beberapa kategori permasalahan lainnya. Untuk itu dalam mengkategorikan suatu
iv.
v.
120
pengaduan perlu dilihat aspek apa yang paling menonjol yang menjadi inti permasalahannya; vi. Pertanyaan, kritik, dan saran dari masyarakat terhadap program. Selain sebagai masukan kepada Program juga untuk mengukur tingkat sosialisasi dan kesadaran masyarakat terhadap program.
Beberapa keluhan masalah tidak mungkin hanya dapat digolongkan dalam satu kategori masalah tapi di kategori yang lain juga. Oleh karena itu, untuk mengkategorikan pengaduan, perlu dilihat apa aspek yang paling menyolok di inti permasalahan.
ii.
iii.
121
iv.
v.
dan prosedur, maka fokus penanganan harus mengenai prinsip dan prosedur tersebut. Jika permasalahan berkaitan dengan penyimpangan dana, maka masalah/kasus yang ditangani harus keduanya, baik penyimpangan prinsip dan prosedur maupun penyimpangan dana. Kemungkinan penanganan kasus ini akan melibatkan unit pemeriksa yang mempunyai kewenangan dan telah ditunjuk oleh pemerintah. Akuntabilitas: Proses kegiatan pengelolaan pengaduan dan masalah serta tindak lanjutnya harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau prosedur yang berlaku. Obyektif : penanganan pengaduan, ditangani secara objektif yang artinya pengaduan-pengaduan yang muncul harus selalu diuji kebenarannya melalui mekanisme uji silang. Sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan berdasarkan pemihakan kepada salah satu pihak, melainkan pemihakan pada prosedur yang semestinya.
ii.
Pengaduan secara langsung dapat disampaikan kepada pendamping, konsultan dan unsur pelaksana lainnya di
122
lapangan, atau melalui berbagai forum tatap muka dengan Tim Pengendali PNPM Mandiri di Pusat dan Tim Koordinasi di daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dan atau Konsultan (Pusat, Propinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan/atau Desa/Kelurahan). Sedangkan pengaduan tidak langsung dapat dilakukan melalui: i. ii. iii. iv. v. Buku/formulir pengaduan. Telepon. Website. Kotak baik melalui SMS, internet (email), pos (termasuk alamat kotak pos). Laporan hasil pemantauan perkembanga pelaksanaan/ temuan lapangan atau yang disampaikan melalui Tim pengendali dan Tim Koordinasi PPIP, konsultan, pelaku program, LSM, DPRD, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Berita media massa. Laporan hasil pemeriksaan/temuan aparat pengawas seperti Badan Pengawas Kinerja Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Daerah (Bawasda), dan lain sebagainya.
vi. vii.
b) Pengelolaan Pengaduan dan Masalah Segera setelah pengaduan atau masalah diterima, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menguji kebenaran/menginvestigasi pengaduan dan permasalahan yang ada meliputi (namun tidak terbatas pada) mengumpulkan bukti-bukti dan dokumentasi terkait dengan pengaduan (laporan, data, dan sebagainya). Tahap pengelolaan pengaduan dan masalah untuk selanjutnya meliputi: i. Pendokumentasian Setiap pengaduan atau masalah yang diterima didokumentasikan baik melalui pencatatan dalam buku arsip ( log book ) sebagai pendokumentasian awal.
123
ii.
Pengelompokan dan Distribusi Pengaduan yang telah didokumentasikan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan: Tingkat/jenjang subyek yang diadukan untuk menentukan pelaku awal penanganan. Isu pengaduan untuk menentukan kategori masalah. Status pengaduan, seperti antara lain termasuk kasus lama, kasus lanjutan, dampak ikutan dari masalah yang ada, atau informasi tambahan tentang masalah yang sudah ada. Berdasarkan pengelompokan tersebut kemudian dilakukan pendistribusian masalah ke jenjang satu tingkat di atas jenjang subyek yang diadukan untuk dilakukan klarifikasi, uji silang dan analisis masalah. Jika ditemui kasus-kasus yang dipandang akan berdampak lebih luas dari keberadaan kasus tersebut, maka tembusan laporan dikirim langsung kepada konsultan yang bertanggang jawab atas penanganan masalah di provinsi/wilayah. Untuk mempercepat proses penanganan, pengaduan/masalah yang telah dikelompokkan pada tahap ini harus mulai didokumentasikan ke dalam sistem pengelolaan data dan informasi PPIP. Pendokumentasian ke dalam sistem pengelolaan dan informasi ini akan menjadi bahan evaluasi dan analisis penyempurnaan desain program lebih lanjut. Uji Silang dan Analisis Berdasarkan pengaduan/laporan yang diterima, maka pelaku program yang berada satu tingkat di atas jenjang subyek yang diadukan melakukan uji silang untuk menguji kebenaran dari laporan/pengaduan.
iii.
124
125
Mendapatkan informasi tambahan. Hasil uji silang merupakan masukan untuk menganalisis permasalahan yang muncul sehingga meningkatkan akurasi penyusunan alternatif penanganan. Hasil dari proses ini adalah rekomendasi tentang penanganan kasus. 4. Tindak Lanjut Tindak turun tangan didasarkan atas rekomendasi dari hasil uji silang dan analisis, yang dilakukan secara berjenjang sesuai dengan wilayah kewenangan masing-masing. Beberapa contoh tindak lanjut akan diajukan dalam forum kegiatan masyarakat untuk menganalisis masalah dan mencari solusi alternatif, pembentukan komite ad hoc untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, memberi peringatan atau sanksi kepada pihakpihak yang dinyatakan bersalah, dll. 5. Pemantauan dan investigasi lanjutan Pemantauan dimaksudkan sebagai alat kendali penanganan pengaduan, sehingga diketahui perkembangan penyelesaian kasusnya. 6. Penyelesaian Permasalahan Penyelesaian masalah ini mengedepankan prinsip transparansi dan partisipasi. Artinya proses penyelesaian harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat. Aparat dan konsultan atau Fasilitator Masyarakat pendamping hanya memfasilitasi proses penyelesaian masalah tersebut. 7. Umpan balik Umpan balik ( feedback ) merupakan tanggapan balik masyarakat terhadap penyelesaian kasus yang muncul. Hal ini dapat berupa: Menerima dan menganggap kasus telah selesai; Menerima dengan beberapa catatan persyaratan dan memberikan informasi tambahan; Menolak tanpa alasan; Menolak dengan alasan; Tidak ada tanggapan sama sekali.
126
Hasil umpan balik ini dituangkan melalui Berita Acara dan dilampirkan dalam laporan bulanan. Umpan balik tersebut juga menjadi masukan bagi pelaku PPIP. Secara rinci untuk tahapan penanganan dan penyelesaian pengaduan mengacu diagram alir pada Gambar 7.1. berikut
127
G a m b a r 7 .1 B a g a n A l i r P e n a n g a n a n P e n g a d u a n d a n M a s a l a h
128
Bab 8 Penutup
Pedoman Pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seluruh pelaku yang terkait dalam penyelenggaraan PPIP Tahun Anggaran 2013 pada berbagai tingkatan. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan pembangunan fisik akan dijelaskan pada buku Petunjuk Teknis PPIP.
Lampiran 1
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
01 Feb sd 30 April Satker & PPK Pusat 15 Feb sd 15 April Satker & PPK Pusat
1 1
15 Maret sd 15 April Satker & PPK Prov 08-Apr p 20-Apr Satker & PPK Prov Satker & PPK Prov
1 1
No D TINGKAT DESA
Rincian Kegiatan
Batas Waktu
Penanggung Jawab
2013 1 Januari 2 3 4 1 Februari 2 3 4 1 Maret 2 3 April 4 1 2 3 4 1 2 Mei 3 4 1 2 Juni 3 4 1 2 Juli 3 4 1 Agustus 2 3 4 1 September 2 3 4 1 Oktober 2 3 4 1 November 2 3 4 1 Desember 2 3 4
D.1 Tahap Penyiapan dan Perencanaan Tingkat Desa 1.1 Rembug Persiapan Warga 1.2 Sosialisasi Tkt Desa 1.3 Musyawarah Desa I & ttd Pakta Integritas 1.4 Survey Kampung Sendiri & Pemetaan Kemiskinan 1.5 Musyawarah Desa II 1.6 Penyusunan RKM 1.7 Verifikasi RKM 1.8 Finalisasi RKM 1.9 Perencanaan Teknis dan RAB D.2 Tahap Pelaksanaan Fisik 2.1 Musyawarah Desa III 2.2 Penyiapan Kontrak dan Rekening OMS, KPP 2.3 Penandatanganan Kontrak OMS 2.4 Pencairan Dana Tahap I 2.5 Pelaksanaan Fisik Tahap I 2.6 Pencairan Dana Tahap II 2.7 Pelaksanaan Fisik Tahap II 2.8 Pencairan Dana Tahap III 2.9 Pelaksanaan Fisik Tahap III 2.10 Rembug Warga Pelaksanaan 2.11 Penempelan Papan Informasi D.3 Tahap Operasi dan Pemeliharaan 3.1 Musyawarah Desa IV 3.2 Serah Terima Infrastruktur Terbangun 3.3 Operasi dan Pemeliharaan E PENGENDALIAN dan PELAPORAN 7 sd 31 Des 7 sd 31 Des OMS OMS KPP 15 sd 31 Agt 15 sd 31 Agt 1 sd 15 Sept 15 Sept sd 15 Okt 22 Sept sd 22 Okt 15 Okt sd 15 Nop 22 Okt sd 22 Nop 22 Nop sd 15 Des 1 sd 21 Des Sep - Des Jun - Des OMS OMS OMS & PPK Kab OMS & PPK Kab OMS OMS & PPK Kab OMS OMS & PPK Kab OMS OMS OMS 1 sd 15 Juni 1 sd 15 Juni 15 Juni sd 7 Juli 15 Juni sd 7 Juli 15 Juni sd 7 Juli 7 sd 21 Juli 7 sd 21 Juli 22 Juli sd 14 Agt 22 Juli sd 14 Agt Masyarakat Masyarakat OMS & Masy OMS & Masy OMS & Masy OMS & Masy OMS & TPK OMS & TPK OMS
Pedoman Pelaksanaan
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) 2013
Pedoman Pelaksanaan
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) 2013
Telah diselenggarakan Rembug Penyiapan Warga ke . yang dihadiri oleh: masyarakat sebagai kelompok2 .. sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Rembug Penyiapan Warga ini, serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : Materi atau Topik Penjelasan awal mengenai prinsip, pendekatan, mekanisme program Penjelasan tentang arti pentingnya partisipasi masyarakat khususnya masyarakat miskin dan kaum perempuan Penjelasan tentang peran OMS, KPP, Kader Desa dan Relawan lainnya Penjelasan rinci tentang pakta integritas Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris Narasumber : . dari . : . dari .. : 1. ................................ dari .................................. 2. .................... ............dari ................................... 3. ................................ dari ................................... 4. ................................ dari ...................................
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi kesimpulan /keputusan dari Rembug Warga, yaitu: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................. Dst.
1
Kelompok miskin/perempuan/pengajian/arisan/dsb.
Halaman 1
Lampiran 3
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. .................... , tanggal ................................... Pemimpin Rembug / Kepala Dusun / RW Notulen
Mengetahui :
Catatan isi kesimpulan/keputusan Rembug warga, meliputi : 1. Pemahaman peserta terhadap mekanisme dan prinsip-prinsip program 2. Pentingnya partisipasi perempuan dan kaum miskin dalam setiap tahapan pelaksanaan program 3. Pentingnya Pakta Integritas 4. Usulan calon OMS, KPP dan KD
Lampiran 3
Halaman 2
Organisasi / Jabatan
Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 3
Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... dan dilanjutkan dengan penjelasan materi pertemuan.
Materi Acara, meliputi : Penjelasan awal mengenai prinsip, pendekatan, mekanisme program Penjelasan tentang arti pentingnya pastisipasi masyarakat khususnya masyarakain miskin dan kaum perempuan Penjelasan tentang OMS, KPP, Kader Desa dan Relawan lainnya Penjelasan rinci tentang pakta integritas
Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber sebagai berikut:
(diisi sesuai dengan proses yang terjadi)
Lampiran 3
Halaman 4
Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan Pemaparan Narasumber dan Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber, dapat disimpulkan / disepakati:
(diisi sesuai dengan proses yang terjadi)
Acara ditutup pada pukul ................. Demikian notulensi ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Pimpinan Musyawarah
FM
Notulen
Lampiran 3
Halaman 5
( .................................................. ) Nama Lengkap Tembusan : 1. Camat (sebagai laporan) 2. Tim Pelaksana Kabupaten (sebagai laporan) 3. Satker Kabupaten (sebagai laporan) 4. ....................................................
Lampiran 3
Halaman 6
telah diselenggarakan Sosialisasi yang dihadiri oleh Masyarakat Desa dan seluruh Dusun / RW serta Tokoh Masyarakat / Organisasi Masyarakat di Desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Sosialisasi ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah: A. Materi atau Topik
1. 2. 3. 4. 5. Penjelasan tujuan, sasaran, pendekatan dan prinsip-prinsip PPIP Penjelasan mekanisme pelaksanaan program Penjelasan komponen dan kriteria infrastruktur Penjelasan sumber dana dan mekanisme penyaluran dana Penjelasan mengenai peran pelaku tingkat desa (OMS, KPP, Kader Desa, Pemerintahan Desa) 6. Penandatanganan Pakta Integritas
B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat : . jabatan . Notulen : . jabatan .. Narasumber : 1................................. jabatan .................................. 2................................. jabatan .................................. 3................................. jabatan .................................. 4. ................................ jabatan .................................. Setelah dilakukan diskusi terhadap materi di atas selanjutnya seluruh peserta menyepakati beberapa hal sebagai kesimpulan, yaitu : 1. 2. 3. 4. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. Dst.
Lampiran 3
Halaman 7
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani dengan penuh tanggung jawab untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Rapat
Menyetujui : Wakil dan Peserta Sosialisasi Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst. 5. 3. 4. Alamat 1. 2. Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 8
DAFTAR HADIR PESERTA SOSIALISASI DAN PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS (FORMAT 3.6)
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. * dst * Daftar Hadir Peserta Sosialisasi ini disesuaikan dengan Jumlah Peserta yang Hadir dalam Sosialisasi. Kepala Desa Fasilitator Masyarakat : : : : Nama Tanggal Nama Fasilitator Masyarakat Jenis Kelamin : :
Alamat Lengkap
Organisasi / Jabatan
Tanda Tangan
Catatan isi kesimpulan Sosialisasi, meliputi : 1. Pemahaman tentang tujuan, sasaran, pendekatan dan prinsip-prinsip RIS-PNPM Mandiri 2. Pemahaman tentang mekanisme pelaksanaan program 3. Pemahaman tentang komponen dan kriteria infrastruktur 4. Pemahaman tentang sumber dana dan mekanisme penyaluran dana 5. Pemahaman tentang peran pelaku tingkat desa (OMS, KPP, Kader Desa, Pemerintahan Desa) 6. Penyepakatan dan Penandatanganan Pakta Integritas
Lampiran 3
Halaman 9
Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... Dilanjutkan dengan penjelasan Materi Acara diberikan oleh Narasumber, meliputi :
Lampiran 3
Halaman 10
Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber.
Lampiran 3
Halaman 11
Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan Pemaparan Narasumber dan Tanya Jawab, dapat disimpulkan / disepakati : 1. ....................................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................................... 4. dst Acara ditutup pada pukul .................
Pimpinan Rapat
FM
Notulen
Lampiran 3
Halaman 12
Catatan dalam penyampaian materi Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas: Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi dan penandatanganan Pakta Integritas meliputi: 1. Penjelasan tujuan, sasaran, pendekatan dan prinsip-prinsip PPIP, dan menekankan pada hal-hal pokok sebagai berikut: Program dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat harus berpartisipatif dalam seluruh tahapan pelaksanaan, termasuk terlibat dalam pengawasan pada pelaksanaannya. Program harus dilaksanakan secara transparan/terbuka sehingga perlu dilakukan penyebarluasan informasi atas pemanfaatan dananya. Kegiatan pembangunan infrastruktur tidak boleh dikontraktualkan, tetapi dilaksanakan sendiri oleh masyarakat secara swakelola. Penjelasan mekanisme pelaksanaan program Musyawarah desa merupakan keputusan tertinggi dalam program, sehingga partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Musyawarah desa dilaksanakan empat kali, disamping akan dilakukan rembug-rembug secara rutin. Seluruh Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat atau usulan atau masukan dalam setiap musyawarah desa. Dalam pembangunan fisik, diutamakan menggunakan tenaga kerja lokal dan material lokal. Pengadaan material akan dilakukan oleh panitia pengadaan untuk mendapatkan material dengan kualitas yang baik tetapi dengan harga yang murah. Hasil-hasil musyawarah desa dan penggunaan dana BLM harus dipublikasikan di papan informasi agar masyarakat dapat mengetahuinya. Penjelasan komponen dan kriteria infrastruktur Jenis infrastruktur yang diperbolehkan adalah jalan (bukan jalan hotmix), drainase jalan, irigasi, air bersih dan sanitasi. Masyarakat desa dalam memilih infrastruktur harus sesuai dengan kriteria dan penilaian prioritas antara lain yaiut dimanfatkan oleh sebagian besar masyarakat miskin dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Penjelasan sumber dana dan mekanisme penyaluran dana Jumlah dana BLM adalah Rp 250 juta, dimana didalamnya termasuk untuk operasional OMS dalam melaksanakan persiapan dan perencanaan sebesar Rp 5 juta. Masyarakat harus menyiapkan dana pemeliharaan yang besarannya ditentukan dalam musyawarah dan diwajibkan telah tersedia pada saat akan dilakukan pencairan dana BLMnya. Penjelasan mengenai peran pelaku tingkat desa (OMS, KPP, Kader Desa, Pemerintahan Desa) Pengambilan keputusan dalam pemilihan OMS dan pemilihan jenis kegiatan di dasarkan pada hasil musyawarah desa dan bukan atas dasar keputusan Kepala Desa atau elit-elit/tokoh di tingkat desa. Penjelasan kriteria OMS, Kader Desa, KPP OMS harus patuh dan taat pada kontrak. Masyarakat dan pelaku-pelaku di tingkat desa harus patuh pada pakta integritas. Seluruh Masyarakat harus berperan aktif (laki-laki dan perempuan) dalam setiap pelaksanaan tahapan. Penandatanganan Pakta Integritas Masyarakat dan pelaku-pelaku tingkat desa diwajibkan melaksanakan dan menyelesaikannya sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan. Masyarakat dan pelaku-pelaku tingkat desa tidak boleh melakukan pemotongan dana BLM yang disalurkan kepada masyarakat. Masyarakat dan pelaku-pelaku tingkat desa tidak boleh memberi atas pungutan apapun kepada pihak siapa pun. Bilamana ditemukan Penyalahgunaan Dana berdasarkan Hasil Pemeriksaan/Audit Tim Pemeriksa maka masyarakat desa harus menyelesaikan temuan secara tuntas dan mengoptimalkan manfaat BLM bagi masyarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lampiran 3
Halaman 13
Tanda Tangan
2. 3. 4. 5.
Wakil masyarakat yang menyetujui Pakta Integritas terdiri dari: BPD, wakil-wakil organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, perwakilan kaum miskin, dll. Lampiran 3 Halaman 14
Desa Ini Mendapatkan Dana Pembangunan dari PPIP Partisipasi Masyarakat Dalam Melaksanakan Program Akan Memberikan Manfaat yang Lebih Besar
Lampiran 3
Halaman 15
KOP SURAT UNDANGAN ACARA MUSYAWARAH DESA I (FORMAT 3.10) Kepada Yth. 1. Seluruh Kepala Keluarga Masyarakat Desa .......................................... 2. Para Tokoh Masyarakat 3. Para Organisasi Masyarakat 4. Para Kepala Dusun/RT/RW 5. Badan Permusyawaratan Desa Dengan hormat, Sehubungan dengan Desa .................................., telah menjadi Sasaran PPIP Tahun 2013 dan akan mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat Desa, Pembangunan Infrastruktur Perdesaan melalui bantuan langsung masyarakat, dan Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kegiatan dan Kapasitas Pemantauan dan Evaluasi, maka kami mengundang Bapak / Ibu/Sdr/i untuk menghadiri Acara Musyawarah Desa I yang akan dilaksanakan pada : Tanggal : ............................................................ Waktu : pukul .................. s.d ........................ Tempat : ............................................................ Acara : Memilih dan menetapkan OMS dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di tingkat desa; Memilih dan menetapkan KPP dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur terbangun; Memilih dan menetapkan KD sebagai aktor pemberdayaan; Menetapkan lokasi sekretariat OMS, KPP dan lokasi pemasangan papan informasi untuk Kegiatan PPIP; Menyepakati dan menetapkan jadwal pelaksanaan Musyawarah Desa II Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak / Ibu kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kepala Desa...................................
( .................................................. ) Nama Jelas Tembusan : 1. Camat (sebagai laporan) 2. Tim pelaksana Kabupaten (sebagai laporan) 3. Satker Kabupaten (sebagai laporan) 4. .................................................... 5. ....................................................
Lampiran 3
Halaman 16
telah diselenggarakan Musyawarah Desa I yang dihadiri oleh Masyarakat Desa dan seluruh Dusun / RW serta Tokoh Masyarakat / Organisasi Masyarakat di Desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Musyawarah Desa I ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Agenda B. Memilih dan menetapkan OMS dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di tingkat desa; Memilih dan menetapkan KPP dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur terbangun; Memilih dan menetapkan KD sebagai aktor pemberdayaan; Menetapkan lokasi sekretariat OMS, KPP dan lokasi pemasangan papan informasi untuk Kegiatan PPIP; Menyepakati dan menetapkan jadwal pelaksanaan Musyawarah Desa II
Materi atau Topik Penjelasan tujuan, prinsip dan pendekatan program Penjelasan Struktur Organisasi Program Penjelasan Kriteria Pemilihan OMS, KPP dan KD
C. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris Narasumber : . Jabatan . : . Jabatan.. : 1. ................................ Jabatan .................................. 2. ................................ Jabatan .................................. 3. ................................ Jabatan .................................. 4. ................................ Jabatan ..................................
Lampiran 3
Halaman 17
Setelah dilakukan Pembahasan dan Diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dari Musyawarah Desa I, yaitu : ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ . Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting * Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Musyawarah Notulis / Sekretaris
Mengetahui :
Menyetujui : Wakil dan Peserta Musyawarah Desa I Nama 1. 2. 3. Dst. 3. Alamat 1. 2. Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 18
Alamat Lengkap
Jenis Kelamin
Organisasi / Jabatan
Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 19
. dari . 1. ................................ dari ................................... 2. .................... ............dari ................................... 3. .................... ............dari ...................................
Agenda Acara : Memilih dan menetapkan OMS dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di tingkat desa; Memilih dan menetapkan KPP dan keanggotaanya sebagai penanggung jawab pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur terbangun; Memilih dan menetapkan KD sebagai aktor pemberdayaan; Menetapkan lokasi sekretariat OMS, KPP dan lokasi pemasangan papan informasi untuk Kegiatan PPIP; Menyepakati dan menetapkan jadwal pelaksanaan Musyawarah Desa II Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... Penjelasan Materi Acara diberikan oleh Narasumber, yaitu : Penjelasan Materi Acara diberikan oleh Narasumber, meliputi : Penjelasan tujuan, prinsip dan pendekatan program Penjelasan Struktur Organisasi Program Penjelasan Kriteria Pemilihan OMS, KPP dan KD Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber.
Lampiran 3
Halaman 20
Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan Pemaparan Narasumber dan Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber, beberapa hal yang disimpulkan / disepakati : 1. ....................................................................................................................................... 2. ....................................................................................................................................... 3. ....................................................................................................................................... Acara ditutup pada pukul ................. Demikian notulensi ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. Pimpinan Musyawarah FM Notulen
Lampiran 3
Halaman 21
HASIL PEMILIHAN OMS (Ketua, Sekretaris, Bendahara), KPP (Ketua, Sekretaris, Bendahara) dan Kader Desa (KD) (Format 3.14) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa : : : : Acara Tanggal : Pemilihan OMS,KPP dan KD :
A. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)4 Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Ketua Organisasi Masyarakat Setempat No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3 Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Sekretaris Organisasi Masyarakat Setempat No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bendahara Organisasi Masyarakat Setempat No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Anggota Organisasi Masyarakat Setempat No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Total Suara
Dalam Keanggotaan OMS diwajibkan melibatkan Kaum Perempuan sebanyak 40% Lampiran 3
Halaman 22
B. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)5 Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Ketua Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Sekretaris Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bendahara Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. Total Suara Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Anggota Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara No. Nama Perolehan Suara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Total Suara
Dalam Keanggotaan KPP diwajibkan melibatkan Kaum Perempuan sebanyak 40% Lampiran 3
Halaman 23
C. Kader Desa (KD) Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kader Desa (KD) No. Nama 1. 2. 3. Total Suara
Perolehan Suara
Lampiran 3
Halaman 24
HASIL KETETAPAN DAN PENGESAHAN OMS (Ketua, Sekretaris, Bendahara), KPP (Ketua, Sekretaris, Bendahara) dan Kader Desa (KD)
(Format 3.15) Acara Tanggal Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa : : : : : Ketetapan dan Pengesahan OMS, KPP dan KD :
A. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)6 No. Nama 1. 2. 3. B. Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)7 No. Nama 1. 2. 3. C. Kader Desa (KD) No. 1. Nama
Jabatan Ketua OMS Sekretaris OMS Bendahara OMS Jabatan Ketua KPP Sekretaris KPP Bendahara KPP Jabatan Kader Desa
D. Lokasi Sekretariat OMS: ............................................................................................. E. Lokasi Pemasangan Papan Informasi: 1. .................................................................... 2. .................................................................... 3. dst. , tanggal .. Disahkan Oleh: Kepala Desa Mengetahui Tim Pelaksana Kabupaten
6 7
Dalam Keanggotaan OMS diwajibkan melibatkan Kaum Perempuan sebanyak 40% Dalam Keanggotaan KPP diwajibkan melibatkan Kaum Perempuan sebanyak 40% Lampiran 3
Halaman 25
Lampiran 3
Halaman 26
b. Ekonomi
b. Ekonomi
1.
Dusun / RW
c. Sosial
c. Sosial
d. Kelembagaan
d. Kelembagaan
Lampiran 3
Halaman 27
a. Infrastruktur
a. Infrastruktur
b. Ekonomi
b. Ekonomi
2.
d. Kelembagaan
d. Kelembagaan
3.
Dst Total
Lampiran 3
Halaman 28
Lampiran 3
4. Kegiatan 4: Kegiatan Pengkajian Data Sekunder Data ini antara lain mencakup keterangan mengenai keadaan masyarakat dan lingkungan tempat masyarakat tinggal, yaitu: topografi dan tata guna lahan, pengairan, jenis-jenis mata pencaharian masyarakat, pola konsumsi dan produksi, jumlah dan perubahan penduduk dari tahun ke tahun, kualitas dan fasilitas pendidikan, kualitas dan fasilitas kesehatan, lembagalembaga masyarakat dan kegiatannya, dan lain-lain yang dianggap perlu. 5. Kegiatan 5: Penyusunan Rancangan Kajian Rancangan Pemetaan Swadaya, berbeda dengan Desain Penelitian yang dilakukan oleh Para Peneliti yang sudah Baku dan Standar. Rancangan yang disusun bukan bentuk baku melainkan hanya sekedar acuan bagi pekerjaan di lapangan. Penyesuaian-penyesuaian akan dilakukan oleh Tim Pemetaan Swadaya sesuai dengan Proses di Lapangan. 5.1 Penetapan Tujuan Penerapan Pemetaan Swadaya (PS) Tujuan ini dicantumkan sebagai hasil yang ingin dicapai dalam menyelenggarakan kegiatan penerapan Pemetaan Swadaya. 5.2 Penentuan Kebutuhan Informasi Setelah merumuskan tujuan pemetaan swadaya, kemudian dilakukan penentuan kebutuhan informasi yang dianggap penting untuk dikaji di lapangan. Penentuan informasi ini diperlukan untuk menghemat waktu, tenaga, serta biaya, juga diharapkan dapat memaksimalkan proses dan hasil lapangan. Tanpa kegiatan ini bisa jadi kita banyak membuang waktu untuk mengumpulkan berbagai Informasi yang ternyata tidak diperlukan. 5.3 Pemilihan Metode/Teknik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknik/metode: Walau setiap teknik yang ada biasa digunakan untuk mengkaji Informasi tertentu, tetapi sebenarnya bisa disesuaikan dengan jenis informasi lain. Sebuah teknik kajian dikatakan memiliki penekanan khusus untuk mengkaji informasi tertentu sebenarnya tidak tepat. Memang benar, sebuah teknik telah biasa dipergunakan untuk mengkaji informasi tertentu, tetapi sebenarnya tidak harus demikian karena bisa dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Sebuah informasi juga tidak hanya diperoleh dari sebuah teknik saja, tetapi dapat pula dilengkapi dengan hasil yang didapat melalui teknik-teknik lainnya. 5.4 Penentuan Sumber Informasi Beberapa contoh dalam mempertimbangkan Pemilihan Sumber Informasi, antara lain: Kajian tentang alur pemasaran akan lebih baik apabila memperoleh informasi dari anggota masyarakat yang bekerja sebagai pedagangpengumpul bandar untuk memahami bagaimana proses pemasaran dilakukan setelah pengumpul itu membeli dari produsen. Kajian mengenai jenis-jenis usaha produktif (menghasilkan uang) yang dilakukan oleh perempuan, akan lebih baik bila dilakukan secara khusus dengan kelompok ibu-ibu selain dengan kelompok diskusi campuran antara bapak-bapak dan ibu-ibu (hasilnya seringkali berbeda).
Lampiran 3 Halaman 30
6. Kegiatan 6: Pembagian Tugas Tim Pemetaan Swadaya Tugas-tugas Utama yang diselenggarakan oleh Tim Pemetaan Swadaya adalah: Penyiapan Bahan-bahan Sosialisasi kepada warga masyarakat, Sosialisasi Kegiatan Pemetaan Swadaya, merumuskan Tujuan dan Menyusun Rencana Kegiatan serta Membahas dan Menyepakatinya bersama masyarakat, memandu dan memfasilitasi pelaksanaan sesuai tujuan, serta mempersiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. 7. Kegiatan 7: Penentuan Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan kajian disepakati bersama masyarakat agar bisa berjalan dengan baik dan disesuaikan dengan ketersediaan waktu masyarakat. Biasanya, warga masyarakat tidak bisa mengikuti pertemuan sepanjang hari karena harus bekerja. Dengan demikian, sampaikan kepada masyarakat perkiraan lamanya waktu kegiatan, dan waktu-waktu pertemuan yang mungkin dilakukan pada setiap harinya. Sedangkan penyepakatan tempat, terdiri dari tempat anggota Tim Pemetaan Swadaya yang berasal dari luar lokasi desa dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk menyelenggarakan pertemuan masyarakat. Biasanya masyarakat sendiri yang akan mengatur penyediaan tempat ini. 8. Kegiatan 8: Persiapan AlatAlat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan kajian adalah: kertas besar (plano), spidol besar beberapa warna, spidol kecil beberapa warna, lem, selotif, gunting, alat tulis, serta bahanbahan lokal bisa berupa biji-bijian, kerikil, ranting dan sebagainya sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Akan sangat baik apabila Tim Pemetaan Swadaya juga mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk rekaman diskusi dan pemotretan yang bisa dipergunakan kembali sebagai bahan diskusi dengan masyarakat apabila suatu saat diperlukan. Langkah Dua: Pelaksanaan 1. Sosialisasi (Kunjungan Persiapan dan Pengakraban) Meskipun Tim Fasilitator mendampingi masyarakat, akan tetapi kegiatan ini tetap penting untuk dilakukan, sebagai kegiatan sosialisasi yang menerus. Kegiatan pengakraban ini seharunya akan lebih mudah dilakukan karena sebenarnya sebagian besar sudah terjadi dan sebagian besar anggota Tim Pemetaan Swadaya adalah warga setempat. 2. Petemuan Awal dengan Warga Masyarakat Walaupun sebagian besar Tim Pemetaan Swadaya adalah anggota masyarakat setempat, akan tetapi sebaiknya tim ini memperkenalkan diri terlebih dahulu, dalam kaitannya dengan perannya sebagai Tim Pemetaan Swadaya. Perkenalan ini bisa dilaksanakan dalam pertemuanpertemuan kecil ataupun pertemuan di tingkat Desa. 3. Pengumpulan Informasi Informasi setiap teknik selalu saling melengkapi, artinya pengkajian pertama selalu dijadikan dasar atau bahan pemilihan topik kajian selanjutnya. Begitu juga dengan pengkajian berikutnya, selalu menggunakan bahan-bahan diskusi sebelumnya. Dengan demikian tidak terjadi banjir informasi yang tidak perlu, dan proses seleksi dan mempersempit bahasan ke dalam sejumlah topik tertentu yang paling penting berlangsung berdasarkan hasil diskusi.
Lampiran 3
Halaman 31
4. Pendokumentasian Hasil Kajian Setiap kali dilakukan diskusi teknik, terdapat anggota Tim Pemetaan Swadaya yang mencatat. Gambar-gambar dan bagan-bagan yang dibuat pada saat melakukan kajian juga dikumpulkan dengan baik karena akan dipergunakan sebagai bahan diskusi pada saat Perumusan Masalah Tingkat Desa. Langkah Tiga: Lokakarya Desa untuk Perumusan Masalah 1. Persiapan Bahan Seluruh Infromasi Hasil Kajian Tingkat Dusun/RW dikumpulkan oleh Tim Pemetaan Swadaya dan dikaji bersama. Untuk mempermudah proses, ditulis masing-masing pada selembar kertas besar mengenai: Berbagai Masalah yang terkumpul dari Keseluruhan Teknik. Berbagai Potensi yang terkumpul dari seluruh Penerapan Teknik. Sepakati waktu lokakarya dengan masyarakat, agar waktu pertemuan tidak mengganggu waktu warga masyarakat. Biasanya, pertemuan ini bisa sampai sehari penuh. 3. Persiapan Teknis Persiapan teknis yang perlu dilakukan antara lain adalah: Menyepakati jadwal pertemuan dengan masyarakat. Mengundang berbagai kelompok masyarakat untuk Hadir dalam pertemuan (lisan / menyebarkan undangan ). Mempersipakan tempat pertemuan (yang agak luas). Mempersiapkan konsumsi bersama masyarakat dan pihak Desa. Mempersiapkan alat dan bahan: kartu-kartu, kertas besar, lem, selotif dan alat tulis. 4. Pelaksanaan 4.1. Pembukaan, Penyampaian Maksud dan Tujuan Setelah peserta pertemuan terkumpul, maka Ketua Tim Pemetaan Swadaya akan menyampaikan kembali maksud dan tujuan dari pertemuan ini. Juga biasanya dari pemuka masyarakat, seperti Kepala Desa dan Tokoh setempat, akan menyampaikan sambutan singkat. 4.2. Penyajian Seluruh Hasil Infromasi Tahap selanjutnya adalah penyampaian seluruh hasil kajian kepada peserta pertemuan. Apabila kajian dilakukan oleh Tim Pemetaan Swadaya beserta masyarakat per Dusun/RW, Penyampaiannya dilakukan oleh masing-masing Dusun/RW. Seorang anggota masyarakat, mewakili Dusun/RW masing-masing menyampaikan dalam bentuk rangkuman, dan menyampaikan masalah-masalah utama yang ditemukan di Dusunnya/RW, serta potensi yang ada. Setiap temuan diskusikan dengan peserta.
2. Penyepakatan Waktu
Lampiran 3
Halaman 32
4.3. Pengorganisasian Masalah Masalah-masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik-topiknya. Topik-topik yang muncul pasti beragam dengan berbagai isu yang sebetulnya bisa jadi saling berkaitan. Semua masalah yang ada ditulis dalam kertas plano (dikumpulkan), kemudian dikelompokkan berdasarkan kepada isu besar yang sama, misal kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Setelah semua masalah dikelompokkan kemudian ditarik hubungan sebab akibatnya menjadi pohon masalah, seperti yang dilaksanakan dalam refleksi kemiskinan, akan tetapi dalam kegiatan ini masalah-masalah yang muncul sudah lebih jelas karena hasil kajian yang mendalam. Masalah-masalah tersebut kemudian dirumuskan menjadi masalah tingkat desa. Masalah-masalah yang muncul di masyarakat akan sangat beragam topik-topiknya. Karena tidak mungkin untuk menangani semua masalah secara sekaligus pada saat yang bersamaan, perlu dilakukan seleksi dengan Proses Pengorganisasian Masalah. 4.3.1. Pengumpulan Masalah Setelah penyajian seluruh hasil kajian, masalahmasalah yang muncul kemudian ditampilkan seluruhnya di atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding. Masalah-masalah dapat saja dikurangi atau di-drop atas usulan peserta, karena menurut mereka tidak layak dibahas. 4.3.2. Pengelompokan Masalah Tujuan dilakukannya Pengelompokkan Masalah ini antara lain: Menyederhanakan tampilan seluruh permasalahan. Mendiskusikan pembidangan pembangunan desa. Mendiskusikan bidang/aspek kehidupan apa yang paling banyak masalah. 4.3.3. Kajian Hubungan Sebab Akibat Masalah Tujuan Kajian Hubungan Sebab Akibat antara masalah-masalah yang ada, yaitu: Mengkaji masalah-masalah mana yang menjadi penyebab dari masalah yang lain. Mengkaji masalah-masalah yang paling banyak menyebabkan masalah lainnya, disebut sebagai akar masalah. Mengkaji masalah-masalah mana yang menjadi akibat masalah yang lain. Manfaat Kajian Hubungan Sebab Akibat antara lain adalah: Masyarakat melihat permasalahan yang mereka hadapi secara menyeluruh dalam bentuk visual (bagan hubungan sebab akibat masalah). Masyarakat menilai permasalahan itu sebagai suatu keadaan yang tidak bisa dipisah-pisahkan sehingga perlu dipecahkan bersama.
Lampiran 3
Halaman 33
4.3.4. Pendokumentasian Seluruh kegiatan lokakarya ini didokumentasikan, termasuk hasil-hasil pengorganisasian masalah yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM).
Lampiran 3
Halaman 34
Peta dan Profil Masalah dan Potensi Ekonomi Masyarakat Peta dan Profil Masalah serta Potensi Sosial dan Budaya Peta dan Profil Kelembagaan Setempat Peta dan Profil Kebutuhan Masyarakat
Lampiran 3
Halaman 35
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8
Data Penduduk Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Wanita Jumlah Penganggur Jumlah Keluarga Pra KS dan KS 1 Jumlah Keluarga Sejahtera (Non Pra / KS 1) Jumlah RT Jumlah RW Jumlah Dusun
B. Lokasi Sasaran Program Lain
PODES Tahun.....
No. 1. 2.
3. 4
Program/Tahun Program Pengembangan Kecamatan (PKK) Program Penanggulangan Kemiskinan Lainnya yang bersumber dari Dana Pemerintah Pusat (Sebutkan) Program Penanggulangan Kemiskinan Lainnya yang bersumber dari Dana Pemerintah Daerah (Sebutkan) Program pemberdayaan lainnya ......................................
2010
2011
2013
Lampiran 3
Halaman 36
C.
Batas Wilayah
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Batas Desa Sumber Daya Sarana dan Prasarana Keadaan Fisik Lingkungan Luas dan Tata Letak Lahan termasuk Peruntukannya Penyebaran Daerah Permukiman Aliran Air Lembaga yang ada di Desa Sekolah Posyandu, Puskesmas
*) Bentuk dan Tampilan Format dapat disesuaikan dengan Kebutuhan serta dilengkapi dengan Uraian Deskriptif
Contoh Batas Wilayah
Lampiran 3
Halaman 37
Lampiran 3
Halaman 38
Lampiran 3
Halaman 39
No.
*) Bentuk dan Tampilan Tabel disesuaikan dengan Kebutuhan serta dilengkapi dengan Peta dan Uraian Deskriptif Data Kondisi Prasarana dan Sarana No. Prasarana dan Sarana Kondisi Masalah (sebutkan lokasi dan (sebutkan lokasi dan data lainnya) data lainnya) Potensi (sebutkan lokasi dan data lainnya)
Beserta Daftar Prioritas Masalah dan Potensi Infrastruktur Desa ini juga dilampirkan Risalah/Notulensi Pertemuan, Daftar Hadir Peserta Pertemuan, Peta Kemiskinan serta Profil Wilayah yang dirumuskan masyarakat dan lampiran lainnya.
Lampiran 3 Halaman 40
Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan Dasar Pertimbangan dalam Pelaksanaan PPIP Tahun 2013 di Desa kami, khususnya bagi Proses Penyusunan Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat. ., tanggal ... Mengetahui : Fasilitator Masyarakat Ketua Tim Pemetaan Pimpinan Pertemuan
() Nama Jelas
() Nama Jelas
() Nama Jelas
() Nama Jelas
Lampiran 3
Halaman 41
No .
*) Bentuk dan Tampilan Tabel disesuaikan dengan Kebutuhan serta dilengkapi dengan Peta dan Uraian Deskriptif Demikian Peta dan Profil Keluarga Miskin ini dibuat untuk dijadikan Dasar Pertimbangan dalam Pelaksanaan PPIP Tahun 2013 terutama dalam Penyusunan Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat di Desa Kami.
Saksi : 1. (Kader Desa) 2. .. (Ketua OMS) 3. .. (Anggota Masyarakat) 4. (Wakil RT / RW) 5. (..)
Diketahui Oleh : Kepala Desa TAMK Fasilitator Masyarakat (....) Nama Jelas
Lampiran 3
Halaman 42
*) Bentuk dan tampilan tabel disesuaikan dengan kebutuhan serta dilengkapi dengan peta dan uraian deskriptif
Beserta daftar prioritas masalah, potensi ekonomi desa ini juga dilampirkan risalah/notulensi pertemuan, daftar hadir peserta pertemuan. Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pelakasanaan PPIP di Desa kami, khususnya bagi proses penyusunan usulan kegiatan pembangunan.
Tanggal .. Fasilitator ...... OMS
Kader Desa
.. Kepala Desa
Lampiran 3
Halaman 43
PETA , PROFIL MASALAH DAN POTENSI SOSIAL DAN BUDAYA (Format 3.23)
Desa : .. Kecamatan : .. Kabupaten : .. Berdasarkan kesepakatan peserta dalam diskusi mengenai pembahasan hasil pemetaan swadaya di tingkat desa pada hari . Tanggal .. pukul .. bertempat di .. maka bersama ini ditetapkan dan disahkan daftar prioritas masalah, potensi sosial budaya masyarakat sebagai berikut :
Profil dan Kereakterisitik Masalah No Potensi Sosial dan Budaya Prioritas Masalah Lokasi (Dusun) Nilai sosial/budaya/ Adat Tingkat Pendidikan/ Pelatihan Akses Modal/pasar
*) Bentuk dan tampilan tabel disesuaikan dengan kebutuhan serta dilengkapi dengan peta dan uraian deskriptif
Beserta daftar prioritas masalah, potensi sosial dan budaya desa ini juga dilampirkan risalah/notulensi pertemuan, daftar hadir peserta pertemuan. Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pelakasanaan PPIP di Desa kami, khususnya bagi proses penyusunan usulan kegiatan pembangunan.
Tanggal .. Fasilitator ...... OMS
Kader Desa
.. Kepala Desa
Lampiran 3
Halaman 44
Berdasarkan kesepakatan peserta dalam diskusi mengenai pembahasan hasil pemetaan swadaya di tingkat desa pada hari . Tanggal .. pukul .. bertempat di .. maka bersama ini ditetapkan dan disahkan daftar prioritas masalah kelembagaan masyarakat sebagai berikut :
No Nama Kelembagaan Jenis Lembaga (Ormas/LSM/Kea gamaan/politik, pemuda/perempu an, dll) Profil dan Kereakterisitik Masalah Potensi Prioritas Masalah Ekonomi Sosial Budaya
*) Bentuk dan tampilan tabel disesuaikan dengan kebutuhan serta dilengkapi dengan peta dan uraian deskriptif
Beserta daftar prioritas masalah, potensi kelembagan masyarakat desa ini juga dilampirkan risalah/notulensi pertemuan, daftar hadir peserta pertemuan. Demikian Daftar Prioritas ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pelakasanaan PPIP di Desa kami, khususnya bagi proses penyusunan usulan kegiatan pembangunan.
Tanggal .. Fasilitator ...... OMS
Kader Desa
.. Kepala Desa
Lampiran 3
Halaman 45
Dengan hormat, Sehubungan dengan Desa .................................., telah menjadi Sasaran PPIP Tahun 2013 dan akan mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kapasitas Perencanaan Masyarakat Desa dan Kapasitas Pembangunan Masyarakat Desa, Pembangunan Infrastruktur Perdesaan melalui bantuan langsung masyarakat, dan Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan Kegiatan dan Kapasitas Pemantauan dan Evaluasi, maka kami mengundang Bapak / Ibu seluruh Masyarakat Desa ..............................................................., untuk menghadiri Acara Musyawarah Desa II yang akan dilaksanakan pada : Tanggal : ............................................................ Jam : ........................ s.d ............................. Tempat : ............................................................ Acara : ............................................................ Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kepala Desa...................................
( .................................................. ) Nama Jelas Tembusan : 1. Camat (sebagai laporan) 2. Tim Pelaksana Kabupaten (sebagai laporan) 3. Satker Kabupaten (sebagai laporan) 4. ....................................................
Lampiran 3
Halaman 46
telah diselenggarakan Musyawarah Desa II yang dihadiri oleh Masyarakat Desa dan seluruh Dusun/RW serta Tokoh Masyarakat/Organisasi Masyarakat di Desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Musyawarah Desa II ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Materi atau Topik B. Perumusan prioritas permasalahan yang terdapat di desa Perumusan prioritas kegiatan sebagai bahan masukan untuk penyusunan PJM Pronangkis; Ketersediaan lahan/hibah lahan Pemilihan jenis infrastruktur yang akan dibangun; Perumusan rencana kegiatan untuk penyusunan RKM.
Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris Narasumber : . Jabatan . : . Jabatan .. : 1. ................................ Jabatan .................................. 2. ................................ Jabatan .................................. 3. ................................ Jabatan .................................. 4. ................................ Jabatan ..................................
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik di atas selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dari Musyawarah Desa II, yaitu : .................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ......................................................................................................................... .
Lampiran 3 Halaman 47
Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting * Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Musyawarah Notulis / Sekretaris
Mengetahui :
Menyetujui : Wakil dan Peserta Musyawarah Desa II Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst. 5. 3. 4. Alamat 1. 2. Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 48
Alamat Lengkap
Jenis Kelamin
Organisasi / Jabatan
Tanda Tangan
Lampiran 3
Halaman 49
. dari . 1. ................................ dari ................................... 2. .................... ............dari ................................... 3. .................... ............dari ...................................
Mtari atau Topik : 1. Perumusan prioritas permasalahan yang terdapat di desa 2. Perumusan prioritas kegiatan sebagai bahan masukan untuk penyusunan RKM; 3. Ketersediaan lahan/hibah lahan 4. Pemilihan jenis infrastruktur yang akan dibangun; Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... Penjelasan materi acara diberikan oleh Narasumber, meliputi :
Diisi sesuai yang terjadi
Lampiran 3
Halaman 50
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman Pelaksanaan Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber.
Diisi sesuai yang terjadi
Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan pemaparan narasumber dan tanya jawab, serta voting yang dilakukan oleh peserta dapat disimpulkan/disepakati : 1. .......................................................................................................................... 2. .......................................................................................................................... 3............................................................................................................................ Acara ditutup pada pukul ................. Demikian notulensi ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Pimpinan Musyawarah
FM
Notulen
Lampiran 3
Halaman 51
Lampiran 4
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
4 4
CONTOH SURAT PENGANTAR USULAN RENCANA KEGIATAN MASYARAKAT (RKM) (Format 4.1)
Lampiran : 1 bundel Tanggal : .. 2013
Kepada Yth. Ketua Tim Pelaksana Kabupaten: Selaku Tim Verifikasi Usulan Kegiatan Program pembangunan Infrastruktur Perdesaan Tahun 2013 Dengan hormat, Melalui surat ini, kami sampaikan bahwa kami bermaksud mengajukan Usulan Rencana Kegiatan Masyarakat Desa .. yang merupakan pelaksanaan Program pembangunan Infrastruktur Perdesaan Tahun 2013. Usulan Kegiatan ini merupakan Hasil dari Musyawarah Desa II yang telah selenggarakan di: Desa : .. Kecamatan : .. Kabupaten : .. Pada tanggal : .. dan telah ditindaklanjuti sesuai dengan pedoman pelaksanaan. Adapun Usulan Kegiatan ini kami ajukan agar dapat dilakukan proses verifikasi di tingkat kabupaten sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan. Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. Ketua OMS (...............................................) (Nama Jelas) Tembusan : 1. Kepala Satuan Kerja Tingkat Kabupaten 2. Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten (TAMK) 3. Camat 4. Kepala Desa 5. BPD 6. Arsip
Lampiran 4
Halaman 1
4 4
JENIS KEGIATAN :
: .. : .. : ..
Lampiran 4
Halaman 2
4 4
2.
3.
Latar Belakang Kegiatan Dalam Latar Belakang dipaparkan tentang Kondisi Prasarana dan Sarana Transportasi (Jalan, Jembatan, Titian dsb.), Irigasi, Air Minum dan Sanitasi Perdesaan. Maksud, Tujuan dan Sasaran Kegiatan 2.1 Maksud Menjelaskan Hasil atau Manfaat apa yang diharapkan dari Kegiatan Infrastruktur ini secara umum. 2.2 Tujuan Menjelaskan Tujuan yang hendak dicapai dari Pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur ini (misalnya Pembangunan Sarana Infrastruktur ini untuk Mempermudah Akses/Pencapaian ke Desa tetangga, untuk memenuhi kebutuhan air minum, dan sebagainya). 2.3 Sasaran Adalah Pemaparan Target yang ingin dicapai, manfaat yang akan diperoleh (misalnya berkaitan dengan Penciptaan Lapangan Pekerjaan, Peningkatan Produksi / Pemasaran, Penyehatan Lingkungan, dan sebagainya). Profil Desa Menjelaskan tentang kondisi awal dan data infrastruktur yang ada di desa. 3.1 Data penduduk (jumlah penduduk dan data pendukung lainnya) 3.2 Data monografi desa (profil, tingkat ekonomi desa dan kondisi awal infrastruktur desa) 3.3 Data Infrastruktur a. Jalan Panjang Jalan Aspal : km Panjang Jalan Tanah : km Panjang Jalan Makadam : km b. Jembatan Jembatan Beton : unit Jembatan Kayu : unit Lainnya (sebutkan) : i. .. : unit ii. .. : unit iii. .. : unit c. Saluran Irigasi Panjang : m Areal yang diairi : Ha
Halaman 3
Lampiran 4
4 4
4.
Air Minum Hidran umum : unit Kapasitas : liter HIPPAM : unit Sumur Dalam : unit Lainnya (sebutkan) i. .. : unit ii. .. : unit iii. .. : unit e. Sanitasi Jamban Komunal : unit (MCK) : unit Lainnya (sebutkan) : unit i. .. : unit ii. .. : unit iii. .. : unit f. Prasarana dan Sarana lainnya Kantor : unit Puskemas : unit Gedung Sekolah : unit Pasar : unit Lainnya (sebutkan) : unit Rincian Kegiatan 4.1 Jenis (Paket) Kegiatan Dalam bagian ini dijelaskan tentang Jenis Kegiatan yang dilakukan. 4.2 Lokasi Kegiatan Menjelaskan di mana Kegiatan akan dilaksanakan, perlu dilampirkan Peta Desa yang menunjukkan Detil Lokasi. 4.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Rencana waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur 4.4 Pelaksana Kegiatan Menjelaskan siapa yang menjadi Pelaksana Kegiatan, berupa susunan anggota OMS, KD dan Fasilitator Masyarakat. 4.5 Jumlah Pemanfaat a. KK (berdasarkan Kepala Keluarga) b. Jiwa c. % orang miskin (dari Pemanfaat seluruhnya)
d.
4.6 Ketersediaan Lahan dan Bahan a. Luas Lahan b. Kondisi Lahan c. Kepemilikan Lahan d. Jenis dan Jumlah Bahan e. Ketersediaan Bahan
Lampiran 4 Halaman 4
4 4
5.
6.
7.
Rencana Operasi dan Pemeliharaan Menjelaskan tentang Pandangan masyarakat ke depan terhadap Infrastruktur yang dibangun. Yaitu tentang Pelestarian atau Keberlanjutan Infrastruktur terkait, bagaimana Operasionalisasi, Pengelolaan dan Pemeliharaannya serta memaparkan kepada siapa yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. Rencana Pendanaan Operasi dan Pemeliharaan Menjelaskan tentang Kesanggupan masyarakat dalam melakukan Pendanaan terhadap Infrastruktur terbangun. Yaitu dengan menjelaskan kepada siapa Pembebanan Pendanaan di tujukan serta menjelaskan kesanggupan masyarakat dalam melakukan Pendanaan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. Lampiran: a. Daftar Penerima Manfaat (langsung dan/atau tidak langsung sesuai jenis kegiatan) b. Ceklist Kelengkapan Dokumen Usulan RKM c. Formulir Verifikasi d. Analisis Prioritas Usulan Kegiatan
Disiapkan oleh Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) berdasarkan hasil keputusan Musyawarah Desa II, Desa , Kecamatan , Kabupaten , Provinsi 1. 2. 3. 4. (Ketua OMS ) (Anggota OMS ) (Anggota OMS ) (Kader Desa)
Lampiran 4
Halaman 5
Lampiran 4
Halaman 6
No.
Aspek Penilaian
Nilai
1 Kegiatan mendukung peningkatan ekonomi dan menjadi akses langsung terhadap pemanfaatan potensi (pertanian, perkebunan, perikanan, sumber air baku, dll) yang ada di desa a. Sangat mendukung b. Mendukung c. Tidak Penerima Manfaat a. < sepertiga jumlah penduduk b. antara sepertiga sampai dengan dua pertiga jumlah penduduk c. > dua pertiga jumlah penduduk Manfaat dirasakan secara langsung oleh masyarakat miskin a. Ya b. Tidak Ketersediaan Lahan a. Ada, dari lahan eksisting b. Ada, namun berupa ruang/fasilitas umum c. Tidak tersedia Lokasi kegiatan berada pada kantung-kantung kemiskinan a. Ya b. Tidak Besarnya biaya a. < 250 Juta b. 250 300 juta c. > 300 juta a=3 b=2 c=1 a=1 b=2 c=3 a=3 b=1 a=3 b=2 c=1 a=3 b=1 a=3 b=2 c =1
Halaman 7
5.
6.
Lampiran 4
No.
Aspek Penilaian
7. Metode Pengerjaan a. Teknologi sederhana yang dapat diterapkan oleh masyarakat b. Memerlukan peralatan berat, sulit dalam pengerjaan 8. Waktu Pelaksanaan a. < 3 bulan b. > 3 bulan TOTAL NILAI PERINGKAT
Fasilitator Masyarakat
TAMK
Kader Desa
Lampiran 4
Halaman 8
Lampiran 4
Halaman 9
Kabupaten
Telah diselenggarakan Musyawarah Desa yang dihadiri oleh masyarakat desa dan seluruh Dusun/RW serta Tokoh Masyarakat/Organisasi Masyarakat di desa sebagaimana tercantum dalam daftar hadir peserta terlampir. Berdasarkan Hasil Musyawarah Desa diperlukan adanya : Pengadaan Lahan untuk Luas Lahan Lahan Milik : : :
Perwakilan Warga
Kepala Desa
() Nama Jelas
() Nama Jelas
() Nama Jelas
Lampiran 4
Halaman 10
Dengan Kebutuhan tersebut, maka Pemilik Lahan dengan ini bersedia untuk Memanfaatkan Lahan Mereka untuk digunakan bagi kepentingan umum dalam rangka pelaksanaan program PPIP untuk Kepentingan Pembangunan .. tersebut. Dalam Rangka melengkapi Persyaratan Hibah tersebut, bersama ini saya sampaikan Dokumen - dokumen Pendukung, seperti : 1. Kepemilikan Lahan Yang Sah Secara Hukum. 2. Hasil Diskusi dengan Warga (Berita Acara). 3. 4. Demikian, saya sampaikan Surat ini untuk mendukung Pelakanaan Pembangunan .. Mengetahui : Pemilik Lahan Perwakilan Warga Ketua OMS
() Nama Jelas
Kepala Desa
Lampiran 4
Halaman 11
() () () Kepala Desa
()
Lampiran 4
Halaman 12
Lampiran 4
Halaman 13
Kabupaten Kecamatan
1. Usulan merupakan Hasil Keputusan Musyawarah Desa II, dibuktikan dengan Salinan Berita Acara Musyawarah Desa II. Catatan : 2. Tumpang Tindih atau berkaitan dengan Proyek Pemerintah lainnya. Catatan : 3. Ada masalah Kepemilikan Tanah / Ganti Rugi. Catatan : 4. Banyaknya Penerima Manfaat 2/3 Jumlah Penduduk Desa. Catatan : 5. Ada Daftar Penerima Manfaat dan Daftar tersebut sesuai dengan Jumlah Penerima Manfaat yang ditemukan di lapangan. Catatan : 6. Sebanyak 60 % Penerima Manfaat adalah Masyarakat Miskin. Catatan : 7. Swadaya Masyarakat, jelaskan. Catatan : 8. Layak secara Lingkungan. a. Tidak menyebabkan Erosi, Longsor atau Banjir b. Tidak menyebabkan Kerusakan dan Kelangsungan Hidup Tumbuhan c. Tidak menyebabkan Kerusakan dan Kelangsungan Hidup Hewan Catatan : 9. Layak secara teknis a. Menggunakan teknologi yang relatif sederhana b. Banyak melibatkan tenaga kerja masyarakat setempat. c. Bahan, alat, dan tenaga ahli mudah didatangkan.
Lampiran 4 Halaman 14
Kriteria d. Dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat. Catatan : 10. Kesimpulan Usulan Layak dengan Syarat / Alasan tidak layak (coret yang tidak sesuai) : Catatan:
Penilaian Ya Tidak
Lampiran 4
Halaman 15
Desa Kecamatan
No.
Uraian
Pemeriksaan Isi Proposal Desa Ada Tidak Layak Kurang Salah Ada
1. Surat Pengantar 2. Cover/Sampul Proposal 3. Daftar Isi 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Uraian/Penjelasan RKM Analisis Priositas Kegiatan Pemetaan Batas Tapak Peta lokasi Infrastruktur Berita Acara Musyawarah I Daftar Hadir Musyawarah I Berita Acara Musyawarah II Daftar Hadir Musyawarah II Berita Acara Pemilik Lahan Untuk 12. Hibah Berita Acara Swadaya/ 13. Sumbangan Masyarakat 14. Daftar Sumbangan (Lamp. BA) KESIMPULAN PEMERIKSAAN : Bahwa Dokumen Usulan RKM Desa tersebut diatas dinyatakan *) : 1. LAYAK atau TELAH MEMENUHI SYARAT maka bisa dilanjutkan dengan Proses Verifikasi. 2. KURANG LAYAK atau BELUM MEMENUHI SYARAT maka perlu diperbaiki dulu oleh Desa Dibuat di .. tanggal Nama Diperiksa Oleh : Jabatan Tanda Tangan 2. 3. 4.
1.
Lampiran 4
Halaman 16
Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah Kepala Keluarga NO. A. 1. 2. 3.
jiwa ha kk Ya Keterangan
DAFTAR PERTANYAAN Lokasi Proyek Lokasi Kawasan Padat Penduduk ? Kawasan Pusat Kegiatan ? Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan Terhadap Lingkungan. . Kawasan Peninggalan Budaya . Kawasan Lindung . Rawa . Hutan Bakau . Muara Sungai . Kawasan Penyangga . Kawasan Lindung Pengembangan Biodiversity . Pantai Dampak Langsung Proyek Terhadap Lingkungan Pencemaran Sumber Air Baku oleh Limbah yang berasal dari Penduduk, Industri, Pertanian dan Erosi Tanah ? Kerusakan Bangunan Bersejarah / Monumen dan Kehancuran Bangunan tersebut. Bahaya dari Penurunan Muka Tanah akibat Pengambilan Air Tanah yang berlebihan. Konflik Sosial pada penduduk. Konflik Pemanfaatan Air Baku (Permukaan dan Air Tanah) antara Pemanfaatan untuk Air Minum dan Pemanfaatan lainnya (Irigasi, dan lain - lainnya). Air Baku yang tidak memenuhi Baku Mutu. Distribusi Air kepada Pengguna yang tidak memenuhi Baku Mutu ? Perlindungan Sumber Air (Air Permukaan dan Air Tanah) terhadap Potensi Pencemaran. Pemanfaatan / Eksploitasi Air Tanah berlebihan, menyebabkan Intrusi Air Laut dan Penurunan Muka Tanah. Pertumbuhan enceng gondok pada Reservoir / Bak
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Lampiran 4
Halaman 17
NO. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
DAFTAR PERTANYAAN Penampungan ? Peningkatan Debit Saluran Buangan akibat Pemanfaatan Fasilitas / Prasarana Masyarakat. Pembuangan Limbah Instalasi Pengolahan Air yang tidak memenuhi syarat. Kapasitas Kawasan penyangga yang tidak mampu mengurangi Dampak Kebisingan dan Polusi lainnya. Jalur Transmisi melintasi Jalan Penghubung. Perpindahan Penduduk dengan paksa. Konflik Sosial antara Pekerja Pendatang dan Pekerja Pribumi (masyarakat setempat). Kebisingan dan Pencemaran Udara selama Kegiatan Konstruksi. Peningkatan lalu - lintas kendaraan selama berlangsungnya Kegiatan Konstruksi. Peningkatan Erosi Tanah atau Lumpur selama Pekerjaan Kontruksi. Peningkatan Penggunaan Air pada Pengguna. Persaingan Penggunaan Air. Peningkatan Air Genangan sebagai Dampak Pemanfaatan Air Bersih ? Peningkatan Volume Limbah.
Ya
Keterangan
Lampiran 4
Halaman 18
Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah Kepala Keluarga NO. A. 1. 2. 3.
jiwa ha kk Ya Keterangan
DAFTAR PERTANYAAN Lokasi Proyek Lokasi Kawasan Padat Penduduk. Kawasan Pusat Kegiatan. Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan terhadap Lingkungan . Kawasan Cagar Budaya . Kawasan Lindung . Daerah Rawa . Hutan Bakau . Muara sungai . Kawasan Penyangga . Kawasan Lindung Pengembangan Biodiversity . Pantai Dampak Langsung Proyek Terhadap Lingkungan Kerusakan Monumen Bersejarah atau Tempat Bersejarah dan Kehancuran Bangunan tersebut ? Terputusnya Akses dan Hubungan dengan Sarana dan Prasarana; Ketidakharmonisan Lingkungan akibat Kebisingan, Bau dan Gangguan Serangga, Tikus dan lain lain ? Perpindahan Penduduk dengan paksa (Involuntary) ? Pencemaran Air Tanah akibat Pengolahan Limbah yang tidak memenuhi syarat diolah ? Genangan Air Limbah belum diolah mengganggu Lingkungan ? Kebisingan dan Pencemaran Udara selama Kegiatan konstruksi ? Masuknya Bahan Berbahaya ke dalam Saluran Limbah? Kapasitas Kawasan Penyangga yang tidak mampu mengurangi Dampak Kebisingan dan Polusi lainnya ? Konflik Sosial antara Pekerja Pendatang dengan Pekerja Pribumi (masyarakat setempat) ? Penutupan jalan dan adanya genangan air selama proses penggalian pada musim hujan ? Kebisingan dan Pencemaran Udara selama aktivitas Konstruksi ? Gangguan lalu - lintas akibat Pengangkutan Material dan Limbah ?
Lampiran 4
Halaman 19
DAFTAR PERTANYAAN Gangguan aliran lumpur selama Pekerjaan Konstruksi ? Ancaman terhadap Kesehatan Masyarakat akibat Kegagalan Sistem Pengolahan Limbah ? Penurunan Kualitas Air akibat dari Pembuangan Limbah secara langsung (tanpa melalui sistem pengolahan) ? Pencemaran Air Baku akibat Pembuangan Endapan Limbah pada permukaan tanah ?
Ya
Keterangan
Lampiran 4
Halaman 20
Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah Kepala Keluarga NO.
A.
B.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Lokasi Proyek Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan terhadap Lingkungan - Kawasan Cagar Budaya - Kawasan Lindung - Daerah Rawa - Hutan Bakau - Muara Sungai - Kawasan Penyangga - Kawasan Lindung Pengembangan Biodiversity Dampak Langsung Proyek Terhadap Lingkungan Kerusakan Areal Bersejarah / Cagar Budaya; Perubahan Fisik Lingkungan akibat Pekerjaan Jalan ? Kerusakan Lingkungan Hidup (misalnya : Kawasan Lindung / Daerah Khusus) ? Perubahan dan atau Pengalihan Aliran Air di sungai yang mengakibatkan Pengendapan Sungai ? Penurunan Kualitas Air Permukaan akibat Buangan Limbah yang berasal dari Barak Pekerja dan Penggunaan Zat Kimia dalam Pekerjaan ? Peningkatan Polusi Udara akibat Kegiatan Pemecahan Batu, Pengerukan dan Penimbunan serta Polusi dari Bahan Kimia dari Kegiatan Pengaspalan ? Gangguan Kebisingan dan Getaran selama Proses Pelaksanaan Pekerjaan ? Perpindahan Penduduk dengan Paksa (Involuntary) ? Polusi udara tinggi menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas dan stress di sekitar Lokasi Proyek ? Ketidaknyamanan berlalu - lintas di Lokasi akibat Pekerjaan yang bersinggungan dengan Jaringan Jalan yang sudah ada ? Sanitasi yang buruk dan limbah padat di lokasi kerja, dan kemungkinan penularan penyakit dari para pekerja kepada masyarakat sekitar ? Terbentuknya tempat berkembang - biaknya nyamuk pembawa penyakit ? Relokasi penduduk di sepanjang daerah milik jalan ? Peningkatan resiko kecelakaan akibat bertambahnya volume lalu - lintas kendaraan ? Peningkatan polusi suara dan udara akibat dari volume kendaraan ? Peningkatan resiko pencemaran air yang berasal dari bensin / solar, minyak pelumas dan tumpahan minyak serta material lainnya dari kendaraan yang melintas ?
Lampiran 4
Halaman 21
Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah Kepala Keluarga NO. A.
jiwa ha kk Ya Keterangan
DAFTAR PERTANYAAN Lokasi Proyek Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan terhadap Lingkungan. - Kawasan Lindung - Daerah Rawa - Hutan Bakau - Muara Sungai - Kawasan Penyangga - Kawasan Lindung Pengembangan Biodiversity Dampak Langsung Proyek Terhadap Lingkungan Penurunan Nilai - nilai Ekologi secara Ekstrim (contoh : akibat kerusakan hutan / daerah rawa atau gedung / tempat historis / budaya, kerusakan hidrologi pada sumber air alam, banjir lokal, dan kerusakan drainase) ? Masalah Pemanfaatan Air baku dan Hubungannya dengan Masalah Sosial ? Permasalahan dalam Aktivitas Pergerakan makhluk hidup ? Munculnya Masalah Ekologi akibat dari Peningkatan Erosi Tanah dan Pengendapan, sebagai penyebab utama dari Penurunan Kapasitas Saluran ? Ketidakmampuan Saluran Drainase untuk mencegah Rembesan Air Laut. Pemanfaatan / Eksploitasi Air Tanah yang berlebihan mengakibatkan Intrusi Air Laut dan Penurunan permukaan Tanah. Penurunan Kualitas Air berakibat menurunnya Manfaat. Perpindahan Penduduk secara Paksa (Involuntary) ? Konflik Sosial Penggunaan Lahan. Erosi Tanah sebelum Pemadatan dan Pekerjaan Plester Saluran Air (lining saluran). Kebisingan akibat Peralatan Pekerjaan. Debu (pencemaran udara). Persoalan Sosial khususnya jika menggunakan Tenaga Kerja dari luar ? Pencemaran Air akibat Manajemen Pertanian dan Saluran Irigasi yang tidak tepat. Penggerusan Humus dan Perubahan Karakteristik Tanah akibat Penggunaan Saluran Irigasi secara berlebihan. Suplai Air penduduk berkurang selama masa tanam. Bahaya Pencemaran Tanah, Pencemaran Air Pertanian dan Air Tanah serta
Lampiran 4
Halaman 22
DAFTAR PERTANYAAN Bahaya Kesehatan Masyarakat akibat dari Penggunaan berlebih pupuk dan pestisida. Pengikisan Tanah pada Saluran Air. Pembersihan Saluran Air. Pendangkalan Saluran Air. Penyumbatan Saluran Air oleh Tanaman Liar (gulma). Perembesan Air Limbah Pertanian ke dalam Sistem Air Bersih. Peningkatan Pencemaran Air dan Penyakit yang berasal dari Air.
Ya
Keterangan
Lampiran 4
Halaman 23
CHECKLIST PEMERIKSAAN DAMPAK LINGKUNGAN (SANITASI KESEHATAN MASYARAKAT) (Format 4.17) Desa : Kecamatan : Kabupaten : Provinsi : Jumlah Penduduk : jiwa Luas Wilayah : ha Jumlah Kepala Keluarga : kk NO. DAFTAR PERTANYAAN
A. 1. 2.
3.
Ya
Keterangan
Lokasi Proyek Lokasi Kawasan Padat Penduduk Kawasan Pusat Kegiatan Lokasi Proyek berada pada Kawasan Khusus / Rawan terhadap Lingkungan
. Kawasan Cagar Budaya . Kawasan Lindung . Daerah Rawa . Hutan Bakau . Muara Sungai . Kawasan Penyangga . Kawasan Lindung Pengembangan biodiversity . Pantai Dampak Langsung Proyek Terhadap Lingkungan Kerusakan Monumen Bersejarah atau Tempat Bersejarah dan Kehancuran Bangunan Kesehatan Masyarakat tersebut ? Terputusnya Akses dan Hubungan dengan Sarana dan Prasarana; Ketidakharmonisan Lingkungan akibat kebisingan, bau, dan gangguan serangga, tikus dan lain lain ? Pencemaran Air Tanah akibat Pengolahan Limbah yang tidak memenuhi syarat diolah ? Genangan Air Limbah belum diolah mengganggu Lingkungan Sarana Kesehatan Masyarakat ? Kebisingan dan Pencemaran Udara selama Kegiatan Konstruksi ? Masuknya Bahan Berbahaya ke dalam Saluran Limbah ? Kapasitas Kawasan penyangga yang tidak mampu mengurangi Dampak Kebisingan dan Polusi lainnya ? Penutupan jalan dan adanya genangan air selama proses penggalian pada musim hujan ? Gangguan lalu - lintas akibat Pengangkutan Material dan Limbah ? Gangguan Aliran Lumpur selama Pekerjaan Konstruksi ? Ancaman terhadap Kesehatan Masyarakat akibat kegagalan Sistem Pengolahan Limbah ? Penurunan Kualitas Air akibat dari Pembuangan limbah secara langsung (tanpa melalui sistem pengolahan) ? Pencemaran Air Baku akibat Pembuangan Endapan Limbah pada permukaan tanah ? Gangguan terhadap Proses berobat ketika proyek ini berlangsung ?
B.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Lampiran 4
Halaman 24
Lampiran 5
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
(Format 5.1)
A. PENDAHULUAN
Secara umum, dokumen DED adalah penyusunan laporan suatu pekerjaan yang berupa gambar kerja secara lengkap dan terdiri dari berbagai skala gambar. Pelaksanaan penyusunan dokumen DED melalui tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pekerjaan persiapan Survey lapangan Analisis dan perencanaan Penyusunan rancangan teknis (Detailed Engineering Design/DED)
B.
B.1 Persiapan
2.
Menyusun Spesifikasi Teknis Kegiatan Pada kegiatan ini akan disusun spesifikasi teknis bahan bangunan dan syarat pelaksanaan yang berhubungan dengan desain teknis.
C.
C.1 Persiapan
Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam perhitungan rencana anggaran adalah sebagai berikut: 1. Bestek. Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis. Bestek adalah uraian yang sejelas-jelasnya tentang pelaksanaan bangunan yang terdiri dari:
Lampiran 5
Keterangan tentang proyek yang akan dibangun. Keterangan tentang bagaimana melaksanakan bagian proyek tersebut. Keterangan mengenai administrasi proyek.
Halaman 2
2.
Gambar Bestek. Gunanya untuk menentukan/menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan. Gambar bestek terdiri dari: Gambar rencana dengan perbandingan tertentu, biasanya digunakan skala 1:100. Gambar-gambar penjelasan dengan skala 1:5 dan 1:10 bagi konstruksi-konstruksi yang sulit.
Dengan adanya bestek dan gambar bestek, maka pelaksana dapat membayangkan bentuk dan macam bangunan yang diingini oleh Pemberi Tugas. 3. Harga Satuan Pekerjaan. Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa harga setempat.
Jika Menggunakan Analisa BOW Misal dalam analisis BOW dapat dilihat contoh sebagai berikut: Besarnya Jumlah Tenaga yang dibutuhkan untuk menggali 1 m tanah.
Analisa yang digunakan bisa menggunakan BOW, SNI ataupun analisa Bina Marga Lampiran 5
1
Halaman 3
Indeks (angka) 0,75 dan 0,025 di atas mempunyai pengertian bahwa 0,75 pekerja bekerja bersama-sama dengan 0,025 Mandor akan menghasilkan 1 m galian tanah dalam satu hari. Jika Menggunakan Analisa SNI Misal dalam Analisis SNI dapat dilihat contoh sebagai berikut: Besarnya jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menggali 1 m tanah. Dalam Analisa SNI DT-91-006-2007, penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Tanah, diperlukan tenaga: Menggali 1 m tanah biasa sedalam 1 meter Kebutuhan Tenaga Kerja Pekerja Mandor Satuan OH OH Indeks 0,750 0,025
Indeks (angka) 0,75 dan 0,025 di atas mempunyai pengertian bahwa 0,75 pekerja bekerja bersama-sama dengan 0,025 Mandor akan menghasilkan 1 m galian tanah dalam satu hari.
Contoh Penggunaan Analisa BOW. Sedangkan untuk Kebutuhan Bahan dapat dilihat dari Analisa BOW sebagai berikut; untuk Pekerjaan 1 m3 Pasangan Batu Kali dengan campuran 1 semen : 4 pasir. Dalam Analisa G. 32 h diperlukan Bahan : o o o
Lampiran 5
Indeks (angka) 1,2 ; 4,0715 dan 0,522 di atas mempunyai pengertian bahwa 1,2 m Batu Kali dan 4,0715 Zak Semen serta 0,522 m Pasir akan menghasilkan 1 m Pasangan Batu Kali. Contoh Penggunaan Analisa SNI Kebutuhan Bahan dapat dilihat dari Analisa SNI DT-91-007-2007 sebagai berikut; untuk Pekerjaan 1 m3 Pasangan Batu Kali dengan campuran 1 semen : 4 pasir pasang. Kebutuhan Bahan Batu Belah 15 cm/20 cm PC PP Tenaga Kerja Pekerja Tukang Batu Kepala Tukang Mandor Satuan m Kg m OH OH OH OH Indeks 1,200 163,000 0,520 1,500 0,600 0,060 0,075
@ Rp 17.000 = Rp 61.200 @ Rp 35.000 = Rp 6.300 Upah = Rp 101.100 = Bahan + Upah = Rp 218.937,5 + Rp 101.100 = Rp 320.037,50
Sehingga dapat dilihat bahwa Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu Kali dengan Campuran Semen ; 1 Semen : 4 Pasir adalah Rp 320.037,50/m.
Berikut adalah Rumus yang biasa dipergunakan yaitu : o o Perhitungan Luas : p (panjang) x l (lebar) Perhitungan Isi : p (panjang) x l (lebar) x t (tinggi)
Misalkan Kubus diatas adalah Pasangan Batu Kali dengan Campuran 1 semen : 4 pasir Ukuran : p = 3 m ; l =1m ; t =2m maka Volume Pekerjaan Pasangan Batu Kali adalah : p x l x t v = 3 x 1 x 2 = 6 m
Lampiran 5
Halaman 6
Jadi Harga Pekerjaan Pemasangan Batu Kali Komposisi 1 Semen : 4 Pasir adalah sebesar = 6 m x Rp 320.037,50/m3 = Rp 1.920.225,-
Lampiran 5
Halaman 7
Lampiran 5
Halaman 8
Demikianlah RAB ini dibuat oleh OMS dan KD dengan diketahui Kepala Desa, diperiksa dan disetujui oleh Fasilitator Masyarakat.
Lampiran 5
Halaman 9
Lampiran 5
Halaman 10
Catatan: 1. Sumbangan dalam bentuk Bahan, Upah dan Alat ditulis dalam Kolom Volume dari swadaya. 2. Nilai RAB didapat dari Kolom Volume dari Dana dikalikan dengan Kolom Harga Satuan yang kemudian ditotalkan. 3. Sumbangan dalam bentuk Uang dimasukan pada baris terbawah (sumber dana dari swadaya). 4. Swadaya dalam bentuk Lahan ditulis dalam Format lain. Diperiksa Oleh : Fasilitator Masyarakat Ketua OMS Dibuat Oleh : Kader Desa
Lampiran 5
Halaman 11
No I 1. 2. 3. 4. II 1. 2. 3. 4.
VOLUME . . . .
SATUAN .. .. .. ..
...
Lampiran 5
Halaman 12
Lampiran 5
Halaman 13
Lampiran 5
Halaman 14
Lampiran 5
Halaman 15
: : : :
VOLUME . . . . . . . .
.. . .. . .. . .. . TOTAL I + II
...
... BOBOT RENCANA BOBOT RENCANA (KOMULATIF) BOBOT REALISASI BOBOT REALISASI (KOMULATIF) DEVIASI ( + / - )
Lampiran 5
Halaman 16
RENCANA PENYEDIAAN TENAGA KERJA UNTUK PELAKSANAAN PPIP TAHUN 2013 (FORMAT 5.8)
: : : :
Upah/Hari (Rp)
Minggu II Hari/minggu
Jumlah Tenaga Kerja Minggu III HOK Orang/hr Hari/minggu HOK Orang/hr
Total HOK
()
()
Lampiran 5
Halaman 17
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Material bangunan yang digunakan dipilih dari jenis bahan yang memenuhi kriteria. Material yang ada di lokasi spesifikasinya telah sesuai dengan ketentuan dalam RKS. Penyimpanan material di lokasi berada ditempat yang kering dan aman terhadap kerusakan. Semua material yang digunakan masih dalam keadaan fres dan baru. Material yang produksi pabrikan masih dalam kemasan utuh dan asli. Penggunaan material selalu mendahulukan material yang datang lebih dulu (tidak menggunakan yang baru datang sebelum stok lama habis). Pengadaan / pendatangan material disesuaikan dengan waktu pengerjaan/ penggunaannya (didatangkan saat menjelang dipergunakan). Material yang masuk tetapi tidak sesuai spesifikasi, telah ditolak dan dibawa ke luar lokasi Keluar masuknya material dilakukan pencatatan dalam buku logistik. Semua material dapat dipastikan tidak ada yang mengandung unsur asbes. Contoh-contoh material yang telah disepakati, memenuhi sepesifikasi dalam RKS dan akan digunakan, tersedia di direksi keet. Material batu yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dalam RKS dan Panduan Teknis Pasir bersifat kasar dan bersih dari lumpur dan kotoran lainnya Batu yang dipasang berupa batu pecah (bukan batu gundul) untuk menjamin kelekatan spesi. Sumber mata air baku untuk infrastruktur Air Bersih sudah dilakukan uji kualitas dari instansi teknis terkait
Keterangan Nilai
Saran-saran:
Dibuat Oleh: Ketua Organisasi Masyarakat Desa () Diperiksa Oleh: Tenaga Ahli Manajemen Kabupaten
(..)
Lampiran 5
Halaman 18
Lampiran 6
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
( .................................................. ) Nama Jelas Tembusan : 1. Camat (sebagai laporan) 2. Tim Pelaksana Kabupaten (sebagai laporan) 3. Satker Kabupaten (sebagai laporan) 4. .................................................... 5. ....................................................
Lampiran 6 Halaman 1
telah diselenggarakan Musyawarah Desa III yang dihadiri oleh Masyarakat Desa dan seluruh Dusun / RW serta Tokoh Masyarakat / Organisasi Masyarakat di Desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Musyawarah Desa III ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Materi atau Topik 1. Penetapan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur, 2. Penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan. 3. Pemilihan dan penetapan Panitia Pengadaan Barang/Jasa B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat : . Jabatan . Notulis / Sekretaris : . Jabatan .. Narasumber : 1. ................................ Jabatan .................................. 2. ................................ Jabatan .................................. 3. ................................ Jabatan.................................. 4. ................................ Jabatan .................................. Setelah dilakukan Pembahasan dan Diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Musyawarah Desa III, yaitu : 1. Penetapan Tenaga Kerja (HOK) a. Kepala Kelompok : ... Orang, Nilai Upah : Rp. . b. Tukang : Orang, Nilai Upah : Rp. . c. Pekerja : Orang, Nilai Upah : Rp. . Ket: jika dalam pelaksanaan konstruksi jumlah tenaga kerja melebihi dari jumlah tersebut diatas maka disesuaikan penjadwalan/mobilisasi tenaga kerjanya.
Lampiran 6 Halaman 2
2. Penetapan Penyimpanan Material 3. Menetapkan Rencana Pengumpulan Dana O&P 4. Menetapkan Keanggotaan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, yaitu a. Ketua : . b. Sekretaris : . c. Bendahara : . d. Seksi-seksi : . . Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Musyawarah Notulis / Sekretaris
Menyetujui : Wakil dan Peserta Musyawarah Desa III Nama 1. 2. Alamat 1. 2. Tanda Tangan
Lampiran 6
Halaman 3
3. 4. 5. Dst.
3. 4. 5.
Lampiran 6
Halaman 4
Alamat Lengkap
Tanda Tangan
Lampiran 6
Halaman 5
. dari . 1. ................................ dari ................................... 2. .................... ............dari ................................... 3. .................... ............dari ...................................
Materi atau Topik 1. Penetapan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur, 2. Penetapan rencana Operasi dan Pemeliharaan. 3. Pemilihan dan penetapan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... Penjelasan Materi Acara diberikan oleh Narasumber, meliputi : 1. Menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan infrastruktur (jadwal, tenaga kerja, material, dll) 2. Menetapkan rencana Operasi dan Pemeliharaan (skenario/mekanisme pengumpulan dana O&P harus disepakati). 3. Memilih dan menetapkan Panitia Pengadaan Barang/Jasa 4. Penandatangan Perjanjian Pelaksanaan Secara Swakelola Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber.
Lampiran 6
Halaman 6
Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan diskusi dan voting dapat disimpulkan / disepakati : 5. Penetapan Tenaga Kerja (HOK) d. Kepala Kelompok : ... Orang, Nilai Upah : Rp. . e. Tukang : Orang, Nilai Upah : Rp. . f. Pekerja : Orang, Nilai Upah : Rp. . Ket: jika dalam pelaksanaan konstruksi jumlah tenaga kerja melebihi dari jumlah tersebut diatas maka disesuaikan penjadwalan/mobilisasi tenaga kerjanya. 6. Penetapan Penyimpanan Material . 7. Menetapkan Rencana Pengumpulan Dana O & P 8. Menetapkan Keanggotaan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, yaitu e. Ketua : . f. Sekretaris : . g. Bendahara : . h. Seksi-seksi : . . 9. .. Acara ditutup pada pukul ................. Demikian notulensi ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. Pimpinan Musyawarah FM Notulen
Lampiran 6
Halaman 7
No.
Nama
DAFTAR SUMBANGAN DANA PEMELIHARAAN (Format 6.5) Sumbangan Jumlah Wajib Sukarela
Paraf
TOTAL
Lampiran 6
Halaman 8
Bentuk Swadaya
Bahan a. b. c. d. e. Lahan a. b. c. d. e. Lainnya
Volume
Satuan
Nilai (Rp)
Keterangan
2.
3.
Rincian dari Swadaya tersebut, termasuk nama-nama Penyumbang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Berita Acara ini. Swadaya atau Sumbangan Masyarakat sebagaimana tersebut di atas akan direalisasikan setelah Adanya Keputusan Penetapan Usulan yang didanai oleh PPIP Tahun 2013 melalui Musyawarah Desa III sampai pada Tahap Pelaksanaan Kegiatan. Jika swadaya tersebut di atas tidak dapat direalisasikan maka kami menyadari dan bersedia menerima sanksi berupa Pemutusan atau Pemberhentian Bantuan Dana PPIP Tahun 2013 untuk desa kami.
Lampiran 6
Halaman 9
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan sebenarnya dan atas dasar Musyawarah Masyarakat Desa agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
()
Alamat
Tanda Tangan
Lampiran 6
Halaman 10
Nama
Kedudukan dalam Panitia Ketua merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota Anggota Anggota Anggota
Halaman 11
KEDUA
: Tugas, wewenang dan tanggung jawab Panitia Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan data terkait dengan jenis, jumlah dan kualifikasi material/jasa kegiatan yang dibutuhkan sesuai RAB dan DED; b. Melaksanakan proses pengadaan material/jasa sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan; c. Mengundang toko/supplier/penyedia jasa untuk memasukkan penawaran; d. Melakukan penilaian terhadap semua penawaran yang masuk dan menyusun calon pemenang; e. Melakukan klarifikasi dan negosiasi terhadap harga penawaran dari toko/supplier/penyedia jasa; f. Mengumumkan pemenang pengadaan barang/jasa. : Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia Pengadaan Barang/Jasa bertanggung jawab kepada Ketua OMS. : Masa kerja Panitia Pengadaan Barang/Jasa terhitung sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan ini sampai dengan SPK ditandatangani. : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diperbaiki sebagaimana mestinya jika di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Kepala Desa ...................... Kecamatan .............. Kabupaten ................. Provinsi ................ 2. Kepala BPD Desa ................. Kecamatan ............. Kabupaten ................ Provinsi ................ DITETAPKAN DI : .................. PADA TANGGAL : ............................. KETUA OMS DESA ...................
Nama Lengkap
Lampiran 6
Halaman 12
Lampiran 6
Halaman 13
No.
Uraian Kegiatan
Volume
Satuan
Bobot (%) 1 2 3 4
11
12
13
Jumlah Bobot / Minggu Bobot Kumulatif Verifikasi Oleh TAMK Diperiksa Oleh : Fasilitator Masyarakat OMS Dibuat Oleh : KD
Lampiran 6
Halaman 14
Lampiran 7
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (SP3) PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) TAHUN 2013 (Format 7.1)
DESA
: KECAMATAN : PROVINSI :
KABUPATEN :
Lampiran 7
Halaman 1
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (SP3) PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) TAHUN 2013 (Format 7.1)
Antara Satker Pembangunan Infrastruktur dan Permukiman Kabupaten ........................................................................ dengan OMS ........................................................................ Nomor : .................................. Pada hari ini ...................., tanggal ......., bulan ............................., tahun ............., bertempat di ..........................................., yang bertanda tangan di bawah ini : 1. NAMA JABATAN ALAMAT INSTANSI NIP. : ........................................................................................................... : Pembuat Komitmen PPIP, Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur dan Permukiman Kabupaten .. : ........................................................................................................... : ........................................................................................................... : ........................................................................................................... Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten.Tahun 2013 berdasarkan Surat Keputusan ................................................ nomor : ............................................, tanggal ..............................., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. 2. NAMA JABATAN ALAMAT : ........................................................................................................... : Ketua OMS : ........................................................................................................... Dalam hal ini bertindak di dalam Jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Masyarakat Desa ..................................................................................., sesuai dengan Hasil Lampiran 7 Halaman 2
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman PelaksanaanLran Musyawarah Desa I, pada hari ......................, tanggal ........., bulan ................., tahun ........., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. BERDASARKAN : 1. SK Kementerian Pekerjaan Umum No. ....../KPTS/M/2013 Tentang Penetapan Desa Sasaran Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Tahun 2013, 2. Pedoman Pelaksanaan PPIP Tahun 2013. 3. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-25/PB/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34/PB/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP). 4. *) 5. ... *) 6. ... *) *) diisi dengan aturan hukum yang berlaku di kabupaten. Kedua Belah Pihak telah sepakat untuk mengadakan Ikatan Kontrak Swakelola, untuk melaksanakan pekerjaan yang pembiayaannya didapat dari Dana Bantuan Sosial Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, untuk Desa ., Kecamatan ..........................., Kabupaten .........., dengan ketentuan - ketentuan sebagai berikut : Pasal 1 TUJUAN PERJANJIAN Tujuan Kontrak adalah bahwa Pihak Kedua harus melaksanakan Pekerjaan yang menjadi Pokok Perjanjian, sehingga Hasil Pekerjaan mencapai hasil yang diharapkan Pihak Pertama, sesuai dengan Ketentuan - ketentuan di dalam Dokumen Kontrak. Pasal 2 LINGKUP PEKERJAAN Pihak Pertama memberi Dana kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerima Tugas Pekerjaan dari Pihak Pertama yaitu untuk menyelenggarakan Pekerjaan : Nama Kegiatan : Pembangunan Infrastruktur ...................................................... Lokasi Kegiatan : Desa : Kecamatan : Kabupaten :
Lampiran 7
Halaman 3
Lampiran Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Peresaan Pasal 3 DOKUMEN PERJANJIAN Kontrak ini terdiri dari Dokumen - dokumen sebagai berikut : Surat Perjanjian (Kontrak) yang dilampiri : a. Pakta Integritas b. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); c. Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM); d. Rencana Teknis dan Rencana Anggaran Biaya. Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan dan setiap pasal harus diinterpretasikan sedemikian rupa sehingga satu dengan lain sejalan dan saling menunjang. Pasal 4 PENGAWASAN 1. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak Kedua seperti Pasal 1 Perjanjian ini dilakukan oleh Pihak Pertama. 2. Pihak Pertama menunjuk Tim Supervisi dari masyarakat yaitu KPP Desa ................................., Kecamatan ......................., Kabupaten ......................., yang bertindak dan atas nama Pihak Pertama. Pasal 5 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA 1. 2. 3. Pihak Kedua wajib melaksanakan Kegiatan PPIP Tahun 2013 ini berdasarkan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) yang telah diperjanjikan. Pihak kedua wajib mentaati pakta integritas yang telah ditandatangani oleh kepala desa dan disetujui oleh wakil masyarakat pada saat sosialisasi desa.
Hasil Kegiatan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pekerjaan adalah Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), yang memuat : a. Catatan Harian, yang berisi tentang : a.1 Jumlah Tenaga Kerja; a.2 Jumlah Bahan Material yang digunakan; a.3 Peralatan yang digunakan; a.4 Hasil item Pekerjaan yang dilaksanakan; a.5 Perintah, Saran, Petunjuk Pelaksanaan atau Penolakan Bahan; a.6 Catatan Cuaca atau kejadian-kejadian yang berhubungan dengan Kegiatan dan lain sebagainya. b. Laporan Bulanan, yang merupakan Rekap dari Catatan Harian; c. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Fisik Konstruksi; Lampiran 7 Halaman 4
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman PelaksanaanLran d. e. f. g. h. 4. Berita Acara Pemeriksaan Kegiatan setiap Pembayaran Angsuran; Gambar-gambar Hasil Pelaksanaan; Notulen Rapat-rapat/Rembug Warga; Realisasi Biaya dan Kegiatan; Realisasi Kurva-S Pelaksanaan.
Penyusunan LP2K PPIP Tahun 2013 ini dibuat dalam Rangkap 5 (lima) serta dikonsultasikan lebih dahulu kepada Pihak Pertama.
Pasal 6 JENIS DAN NILAI KONTRAK Jenis kontrak ini adalah Kontrak Swakelola, dan Pihak Kedua harus menyelesaikan seluruh pekerjaan hingga batas waktu akhir Tahun Anggaran 2013, dengan jumlah harga pasti dan tetap, serta menanggung semua resiko yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan. Nilai Kontrak Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 Kontrak ini adalah: Harga = Rp 250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah). Nilai ini sudah termasuk Dana Non Fisik sebesar Rp 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) sebagai Dana Persiapan, Perencanaan dan Operasional OMS dan tidak diperuntukkan untuk Honorarium. Pasal 7 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN 1. 2. Pelaksanaan Pekerjaan tersebut harus sudah dimulai sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal . Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah hari kalender, terhitung ... mulai tanggal , bulan, tahun sampai dengan tanggal , bulan, tahun Segera setelah seluruh Pekerjaan diselesaikan, Pihak Kedua dapat meminta secara tertulis Serah Terima Pekerjaan. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Pihak Pertama wajib mengeluarkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan tersebut.
3. 4.
Lampiran 7
Halaman 5
Lampiran Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Peresaan Pasal 8 JANGKA WAKTU KONTRAK Jangka waktu Kontrak adalah sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) tanggal , bulan, tahun sampai dengan tanggal , bulan, tahun Pasal 9 PEMBAYARAN 1. 2. Semua Pembayaran dilakukan secara bebas tetap (SPP-BT). Pembayaran dilakukan melalui Kuasa Pengguna Anggaran Satker PIP Tingkat Kabupaten menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada KPPN setempat setempat setelah ditandatanganinya Surat Pemberian Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) dengan OMS Pengajuan Dana untuk Pekerjaan dilakukan dalam 3 (Tiga) Tahap, Tahap Pertama sebesar 40% dapat dicairkan setelah Penandatangan Kontrak, selanjutnya 30% berikutnya dibayarkan pada saat Progress Pelaksanaan Kegiatan sudah mencapai minimal 30%, dan sisanya sebesar 30% dibayarkan pada saat Progress Pelaksanaan Kegiatan sudah mencapai minimal 60%. Pengajuan Pencairan Dana harus dilengkapi dengan : a. Dokumen Kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) asli yang mencantumkan Nomor Rekening Masyarakat; b. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; c. Laporan Kemajuan Fisik dan Keuangan yang telah diverifikasi oleh Fasilitator Masyarakat; d. Rencana Penggunaan Dana yang telah diverifikasi oleh Fasilitator Masyarakat; e. Berita Acara Pembayaran; f. Kuitansi yang disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat yang ditunjuk; g. Ringkasan Kontrak; h. Untuk Kegiatan Pencairan Tahap I, Buku Rekening Bank milik masyarakat harus menunjukkan minimal sebesar 25% dari Total Dana Pemeliharaan; i. Bukti Pendukung, berupa Buku Laporan Harian Pelaksanaan Kegiatan, Buku Kas Umum, Fotokopi Buku Rekening Bank, dan bukti Pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk Pencairan Tahap II dan III. Apabila terjadi Penyimpangan di lapangan, maka Pihak Pertama berhak untuk melakukan Penangguhan Pembayaran tahap berikutnya sampai dengan adanya Penyelesaian Permasalahan di lapangan. Halaman 6
3.
4.
5.
Lampiran 7
Pasal 10 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PIHAK KEDUA 1. Apabila Pihak Kedua telah menyelesaikan pekerjaannya, Pihak Kedua membuat Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) dan telah disetujui dalam Forum Musyawarah Desa IV, untuk menyatakan seluruh Pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa oleh Pihak Pertama. Apabila hingga akhir jangka waktu yang ditetapkan pasal 7 ayat 2, Pihak Kedua belum mampu menyelasikan Pekerjaan seperti yang ditetapkan dalam Kontrak, maka Pihak Pertama akan memberikan penambahan waktu, sesuai dengan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang dibuat oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama. Apabila sampai batas waktu akhir Tahun Anggaran 2013, Pihak Kedua tetap belum dapat menyelesaikan Pekerjaan, atau Dana belum tersalurkan seluruhnya, maka Pihak Kedua harus membuat Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai Pengganti Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K). BASPK harus memuat Kondisi Hasil Pelaksanaan Kegiatan yang tercapai pada saat itu dan disertai Lampiran Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) hingga saat itu beserta Gambar - gambar Prasarana Terbangun hingga saat itu. Apabila hingga Penandatanganan BASPK, masih terdapat Sisa Dana yang belum terserap dari KPPN maka Sisa Dana tersebut dapat ditarik kembali dan harus dikembalikan ke Kas Negara. Pasal 11 PERSELISIHAN 1. 2. Bila terjadi Perselisihan antara Kedua Belah Pihak, Penyelesaiannya diutamakan dengan Musyawarah. Apabila secara Musyawarah tidak dapat dicapai, maka dapat diserahkan kepada Panitia Arbitrasi sesuai Keputusan Musyawarah Desa dan yang mewakilinya adalah terdiri dari : a. Seorang Wakil Pihak Pertama b. Seorang Wakil Pihak Kedua c. Seorang Wakil yang tidak ada sangkut pautnya dan pengangkatannya disetujui oleh Kedua Belah Pihak. Dalam Hal ini melalui cara di atas tidak terdapat Penyelesaian, maka akan diteruskan melalui Saluran Hukum yang berlaku.
2.
3.
4.
3.
Lampiran 7
Halaman 7
Lampiran Pedoman Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Peresaan Pasal 12 DOMISILI Kedua Belah Pihak memilih tempat kedudukan yang tetap dan sah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Kabupaten. Pasal 13 KEADAAN KAHAR 1. Yang digolongkan Keadaan Kahar adalah : a. Peperangan; b. Kerusuhan; c. Revolusi; d. Bencana Alam sepert banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit dan angin topan; e. Kebakaran; f. Gangguan Industri lainnya. Apabila terjadi hal - hal seperti pada ayat 1 di atas, sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam Kontrak ini tidak dapat terpenuhi, Kedua Belah Pihak Sepakat akan diselesaikan secara Musyawarah.
2.
Pasal 14 KETENTUAN PENUTUP 1. Dengan ditandatanganinya Kontrak ini oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal - pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan di dalam dokumen - dokumen yang merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini, termasuk segala sanksinya, mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai Undang - undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan - ketentuan dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang - Undang Hukum Perdata. Yang dimaksud dengan Dokumen - dokumen tersebut ayat 1 pasal ini adalah Dokumen dokumen yang pada saat mulai, selama dan sesudah perjanjian ini berlaku bagi Pihak Pertama dan Pihak Kedua meliputi dokumen - dokumen seperti tersebut pada pasal 3 Surat Perjanjian ini. Dengan dan karena ketentuan pasal 14 ayat 1 tersebut di atas, ketentuan pasal 1266 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam perjanjian ini, apabila Pihak Kedua tidak memenuhi kewajibannya. Kontrak ini mulai berlaku pada saat ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak, Kontrak beserta lampiran - lampirannya yang merupakan bagian tak terpisahkan dibuat Rangkap 2 Halaman 8
2.
3.
4.
Lampiran 7
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman PelaksanaanLran (dua) bermaterai, yang masing - masing mempunyai Kekuatan Hukum yang sama, masing - masing Pihak Pertama dan Pihak Kedua serta tembusan Rangkap 9 (sembilan) yang masing - masing diperuntukan : Ganda ke - 1 : (Bupati).. Ganda ke - 2 : (Tim Pelaksana Pusat) . Ganda ke - 3 : (Tim Pelaksana Kabupaten) . Ganda ke - 4 : (Camat) . Ganda ke - 5 : (Kepala Desa) Ganda ke - 6 : (Konsultan Manajemen Kabupaten) Ganda ke - 7 : (Fasilitator Masyarakat) .. Ganda ke - 8 : Persediaan Pihak Pertama Ganda ke - 9 : Persediaan Pihak Kedua Pihak Pertama Pihak Kedua
Lampiran 7
Halaman 9
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU Dengan ini memberikan perintah pekerjaan kepada : Nama Jabatan Perusahaan Alamat : : : (jika bukan perusahaan ditulis perseorangan) :
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Untuk melaksanakan pekerjaan : 1. Nama Pekerjaan : Pengadaan ..................................................................................... 2. Alamat Pekerjaan 3. Lokasi Pekerjaan 6. Nilai Pekerjaan : ............................................................................................................... : Desa ................................., Kec. ............................, Kab. ................... : Rp. .............................,- ( tertulis ) termasuk pajak-pajak yang berlaku.
4. Waktu Pelaksanaan : ....... hari kalender, terhitung sejak SPK ditandatangani. 7. Tanggal Penyerahan : ........................................... 20132013 8. Cara Pembayaran : Demikian Surat Perintah Kerja ini diberikan untuk dilaksanakan. .................. , ............................. 20132013 PIHAK KEDUA PIHAK KESATU Ketua OMS Desa_________ Nama Halaman 10
Nama Lampiran 7
B. Dengan ini setuju untuk melakukan Perjanjian berdasarkan Proses Pelelangan : a. Jenis Pekerjaan : b. Lokasi : c. Deskripsi : d. Nilai Pekerjaan : Rp. (... rupiah). e. Waktu Pelaksanaan : . Hari, sesudah Penandatanganan Perjanjian tanpa masa garansi. f. Cara Pembayaran : Sampai dengan .... % sebagai Uang Muka, yang dilunasi dari Pembayaran Dua Bulan Pertama. Dapat dibayar setiap 2 minggu sesuai Kemajuan Pelaksanaan menurut Bukti yang disertifikasi oleh Fasilitator Masyarakat dan Penerimaan Akhir. g. Persyaratan : Sesuai Persyaratan Umum yanbg terlampir. h. Lain - lain : Dibuat Rangkap 5, dua dengan materai Rp. 6000
Satu Eksemplar dikirim kepada Tim Kabupaten. Pihak Kedua Supplier () Mengetahui Tim Kabupaten () Lampiran 7
Pemenangnya adalah Supplier , untuk Kegiatan . Demikianlah Berita Acara ini dibuat sebagai Catatan Hasil Penyelenggaraan Acara Penentu / Pemenang yang akan memasok Bahan / Alat. Peserta Penawaran : 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui : Fasilitator Masyarakat (...) Verifikasi: TAMK (...) Lampiran 7 Halaman 12 Panitia Pelaksanaan :
Kegiatan
Pengambilan Dokumen Pelelangan Penjelasan Dokumen Penyerahan Dokumen Pelelangan Evaluai Supplier Penunjukan Supplier Penandatanganan Perjanjian
Lokasi
Tanggal
Waktu
Keterangan
Tanpa Biaya Kunjungan Lokasi Materai Rp 6000 Materai Rp 6000
II. PENJELASAN KEPADA SUPPLIER 2.1 Supplier akan dipilih melalui Proses Lelang dengan meninjau minimal 3 Surat Penawaran. 2.2 Formulir Penawaran yang harus diisi Supplier terlampir. 2.3 Format Perjanjian (untuk supplier terpilih) terlampir. 2.4 Jadwal pada Formulir Penawaran : Jadwal Pengiriman Barang / Peralatan dan Harga Barang, Alat serta keperluan lain yang dilelang harus memenuhi Kriteria antara lain, Harga Kompetitif, Mutu Terjamin serta Pelayanan Antar yang dapat diandalkan. 2.5 Periode Perjanjian s/d 2.6 Jenis Kontrak : Lump sum 2.7 Pembayaran sesuai Prestasi. III. PERSYARATAN UMUM 3.1 TAMK berkewajiban untuk melakukan pengawasan dan pembinaan dalam pengadaan melalui; (a) Supervisi Pelaksanaan Pengadaan Bahan/Peralatan; (b) Persiapan Dokumen Pembayaran untuk Pengadaan Bahan/Peralatan yang sudah diterima; (c) Penerimaan Pengadaan Barang/Peralatan yang sudah diterima. 3.2 Tugas Supplier adalah mengadakan Bahan Baku atau Peralatan sesuai dengan Spesifikasi yang telah disepakati dalam perjanjian dan Pedoman Teknis PPIP. 3.3 Pekerjaan/Pengadaan ini tidak dapat dikontrakan kepada pihak lain oleh penyedia bahan/supplier (sub-kontrak) tanpa persetujuan tertulis dari OMS yang diketahui oleh FM dan TAMK. 3.4 Supplier harus mentaati segala perundang-undangan dan hukum yang berlaku, serta memperhatikan adat istiadat setempat. 3.5 Force Majeure adalah suatu keadaan yang menghambat/merusak pengadaan yang dilakukan dan terjadinya di luar kekuasaan semua pihak seperti bencana alam, kerusuhan, dsb. Bilamana terjadi Force Majeure maka Supplier harus melaporkan hal tersebut kepada OMS ditembuskan ke FM dan TAMK dalam waktu paling lambat tujuh Lampiran 7 Halaman 13
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman Pelaksanaan hari terhitung dari telah terjadinya Force Majeure tersebut. FM boleh menyetujui Perubahan Harga sebagai Akibat Force Majeure dalam menyiapkan Addendum Perjanjian jika diperlukan dengan konsultasi terinci bersma FM dan TAMK. 3.6 Bila terjadi Perbedaan Pendapat antara OMS dan Supplier maka hal ini harus segera dibahas dengan TAMK. Penyelesaian Masalah akan diputuskan setelah dibahas dalam rapat dua mingguan di tingkat kabupaten dengan mempertimbangkan perjanjian dan kenyataan di lapangan. Bila rapat memutuskan bahwa ada Penambahan Biaya yang wajar, karena Perubahan Spesifikasi, maka Addendum Kontrak harus dibuat. 3.7 Supplier akan mendapat sanksi apabila melakukan wanprestasi terhadap perjanjian yang dibuat, melalui surat tertulis dari OMS ditembuskan ke FM dan TAMK 3.8 Bila Supplier dianggap melanggar maka pembayaran kepada Supplier akan ditunda sampai sebab kelalaian telah diperbaiki dan diterima oleh OMS, sesuai dengan yang tercantum pada perjanjian. 3.9 Bila dalam jangka waktu 7 hari setelah menerima peringatan tertulis, Supplier masih belum mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kelalaian, maka OMS mengajukan pembatalan Perjanjian dan Menunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan Pengadaan tersebut setelah dilakukan pembahasan dalam rapat dua mingguan di kabupaten. 3.10 Pembayaran akan dilaksanakan sesuai dengan Penilaian Pekerjaan oleh atau FM sebagaimana disebut dalam Perjanjian atau Addendum (bila ada). 3.11 Laporan oleh Supplier: a) Tiap Minggu tentang Peralatan. b) Tiap Minggu tentang Kemajuan Pengadaan.
Lampiran 7
Halaman 14
1. Setelah mengikuti Undangan Pelelangan termasuk Penjelasan kepada Supplier dan Persyaratan Umum (terlampir), kami bermaksud mengajukan Penawaran seperti yang tercantum dalam tabel ini :
No.
1
Volume
3
Harga Satuan
4
Total Harga
5=3x4
Total
Total Harga Penawaran Rp. .., Terbilang . Jadwal Pelaksanaan Terlampir. 2. Kami akan memulai Pengadan Bahan / Barang tersebut pada saat menanda tangani perjanjian ini dan akan menyerahkan Bahan / Barang yang disebutkan dalam Perjanjian sesuai dengan Periode Waktu sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Pelelangan. 3. Penawaran ini berlaku salama satu bulan. Tanggal : __________________________________________________
Nama Supplier : __________________________________________________ Alamat Supplier : __________________________________________________ __________________________________________________ Tanda tangan : __________________________________________________
Lampiran 7
Halaman 15
Kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Alamat Desa : : , Kecamatan : , Kabupaten : Jabatan : Ketua OMS
Berdasarkan Keputusan Musyawarah Desa I, Desa . tanggal .., bulan .tahun Selanjutnya disebut Pihak Pertama. II. Nama Alamat : . : .
Jabatan : .
Selanjutnya disebut Pihak Kedua. Pihak Pertama telah Sepakat mengikat Perjanjian Sewa - Menyewa dengan Pihak Kedua, dimana Pihak Pertama menyewa kepada Pihak Kedua. Uraian alat yang disewa adalah sebagai berikut :
No.
1. 2. 3.
Nama Alat
Lama Penyewaan
Lampiran 7
Halaman 16
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa diatur dalam Pasal - pasal berikut ini : Pasal 1 Jangka Waktu 1. Jangka Waktu Sewa - Menyewa adalah Selama yang tercantum di atas berlaku sejak ditanda tanganinya perjanjian ini. 2. Bila di kemudian hari ternyata terjadi Perubahan Jangka Waktu Penyewaan, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan mengadakan Kesepakatan untuk merubah Jangka Waktu Sewa - Menyewa sebagaimana tercantum dalam Pasal ayat 1 di atas. Pasal 2 Biaya 1. Biaya Sewa yang telah disepakati oleh Kedua Belah Pihak adalah sebesar Rp. (dengan huruf .). 2. Biaya Sewa - Menyewa mengikat, kecuali bila terjadi Penambahan atau Pengurangan Jangka Waktu Sewa - Menyewa. Pasal 3 Hak dan Kewajiban 1. Pihak Pertama berhak menerima Barang dalam Keadaan Baik / Layak Jalan, dan berkewajiban memenuhi Pembayaran yang telah disepakati. 2. Pihak Kedua berhak menerima Pembayaran sesuai dengan pasal 2 Surat Perjanjian ini atau telah disepakati dan berkewajiban menjaga serta merawat barang / alat selama dalam penyewaan sehingga tidak merugikan pihak pertama. Pasal 4 Tanggung jawab 1. Pihak Kedua akan bertanggung jawab bahwa keadaan barang yang disewakan dalam keadaan Baik, serta bertanggung jawab atas Kelancaran Pekerjaan. 2. Bilamana terjadi Kerusakan Barang pada masa penyewaan, maka Pihak Kedua akan memperbaiki Kerusakan Barang dengan Biaya dari Pihak Kedua. 3. Bila pada Masa Penyewaan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Pihak Pertama sedemikian rupa sehingga memerlukan perbaikan kerusakan, maka Pihak Pertama akan mengeluarkan Biaya Perbaikan maksimal sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah). Pasal 5 Sistem Pembayaran dan Biaya Operasional 1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat, pembayaran dilakukan dengan perincian sebagai berikut : a. Lampiran 7 Halaman 17
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman Pelaksanaan b. c. d. 2. Pihak Pertama akan menanggung biaya operasional dari barang / alat yang disewa, misalnya biaya bahan bakar. Pasal 6 Perbedaan Pendapat 1. Bilamana dalam Jangka Waktu Sewa - Menyewa terjadi perbedaan pendapat atau ketidak sepakat antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, maka akan ditempuh cara Musyawarah untuk menyelesaikannya yang dihadiri oleh FM. 2. Bila Penyelesaian secara Musyawarah Pertama tidak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, maka akan diminta KMK dan Pokja Kecamatan sebagai penengah untuk memutuskan jalan keluarnya, selanjutnya keputusan tersebut mengikat. Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini, maka kedua belah pihak setuju untuk mematuhi pasal - pasal tersebut di atas. Surat perjanjian ini dibuat dengan sebenar - benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Lampiran 7
Halaman 18
AMANDEMEN
Nomor :_________________________ Tanggal __________
atas
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (SP3) PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP) Tahun _______
DESA__________________KEC____________ KAB_____________________PROVINSI ____________________ Nomor : _______________________ Tanggal ________________
DENGAN
Lampiran 7
Halaman 19
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Lampiran Pedoman Pelaksanaan AMANDEMEN Nomor : ____________________ Tanggal _____________ Pada hari ini _______ tangan dibawah ini : Nama Jabatan Alamat tanggal _______ bulan _______ tahun ______, kami yang bertanda : : Pejabat Pembuat Komitmen Satker PIP Kabupaten :
Bertindak untuk dan atas nama Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman dan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten_______ , selanjutnya disebut PIHAK KESATU. Nama : Jabatan : OMS Desa ________ Alamat : Bertindak untuk dan atas nama masyarakat desa ________, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak berdasarkan : a. Laporan realisasi pelaksanaan di lapangan b. Surat permohonan oleh OMS Nomor tentang c. Berita Acara Pembahasan bersepakat untuk membuat perjanjian pekerjaan tambah kurang (Amandemen ke ____) yang mengikat dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor ________, tanggal ____ bulan _____ tahun______ tersebut di atas dengan perubahan sebagai berikut : 1. 2. 3. (menjelaskan perubahan-perubahannya) Demikian Amandemen No.___ ini dibuat atas persetujuan kedua belah pihak PIHAK KEDUA PIHAK KESATU Ketua OMS Desa _________ PPK Satker Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kabupaten ________
______________________
______________________ NIP. :
Lampiran 7
Halaman 20
Lampiran 8
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
Lampiran 8
Halaman 1
Tanggal Kerja : Pelaksana :: Pendamping : Realisasi Hari ini Satuan Volume 5 6 Realisasi Kumulatif Satuan Volume 7 8 Jumlah HOK Mdr/Kk Tukang 11 10 Cuaca 12 Catatan 13
Pekerja 9
Mengetahui :
Diperiksa Oleh :
Dibuat Oleh :
(KD)
(KPP)
(OMS)
Lampiran 8
Halaman 2
Petunjuk Pengisian Daftar Hadir Pekerja Harian Dan Penerimaan Insentif (Format 8.2)
Formulir ini diisi oleh Ketua OMS bekerja sama dengan mandor dan ditandatangani oleh bendahara mengenai Jumlah Penerimaan Insentif, dan oleh karenanya berkaitan dengan Daftar Hadir Pekerja Harian. Formulir ini menjelaskan tentang Daftar Hadir Pekerja Harian di Tingkat Desa dan Jumlah Insentif yang harus diberikan per kurun waktu tertentu. Keterangan singkatan: HOK : Hari Orang Kerja Pk : Pekerja Tk : Tukang Kk/Md : Kepala Kelompok/Mandor 1. Tuliskan Nama Desa / Kecamatan, Jenis Kegiatan / Jenis Prasarana, Lokasi Kegiatan, Tanggal Kerja (tgl ... s/d tgl ...), dan Masa Kerja (... hari). 2. Insentif untuk masing-masing pekerja / tukang / mandor; mohon dituliskan Jumlah Insentif untuk masing - masing pekerja dihitung dari posisi klasifikasinya, yang dapat digunakan sebagai Dasar Perhitungan Jumlah Insentif. 3. Nama, Kategori, Asal, HOK diisi dengan mencantumkan tanda () pada masing masing kolom yang bersangkutan, sesuai dengan kondisi sebenar - benarnya. 4. Jumlah HOK merupakan Penjumlahan hari di mana pekerja / tukang / mandor bekerja. 5. Jumlah Insentif (Rp) merupakan Perhitungan dari Jumlah HOK dikalikan dengan Insentif untuk 1 tenaga kerja. 6. Tanggal Pembayaran; mohon dituliskan Tanggal Pembayaran Insentif bagi masing - masing pekerja. Contoh : Jumlah HOK dl Kk L P P T Kk/ lr d P / ds k k Md Tk s k M 1 2 3 4 5 6 7 d 5 Kategori Asal Hari Orang Kerja(HOK) Menurut Tanggal Jumlah Insentif (Rp)
No.
Nama
1.
Sutanti
Lampiran 8
Halaman 3
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah HOK Jumlah Tanda tangan / Kk Nama Insentif Cap Jempol Kk Pk Tk / (Rp) Tangan Kiri Pk Tk / Md 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 181920 21 2223 24 25 26 27 28 29 30 Md 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah : Jumlah : Hari Orang Kerja (HOK) Menurut Tanggal
Kategori
No.
Tanggal
Uraian Material
Stok Material Material Material Masuk Keluar Vol. Sat. Vol. Sat. Vol. Sat.
Catatan
Disetujui Oleh :
FM
(....) (........)
Lampiran 8
(....)
(...)
Halaman 5
3. Kolom Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan adalah Nilai Prosentase yang didapat dari nilai sub kolom jumlah dibagi nilai kolom Bobot dikalikan 100%; 4. Kolom Prosentase Terhadap Seluruh Pekerjaan adalah Nilai Kolom Prosentase Kemajuan Tiap Pekerjaan dikalikan Nilai Jumlah Harga dibagi Total Jumlah Harga dikalikan 100%. 5. Prestasi Rencana diisi sesuai dengan Nilai Bobot Rencana pada minggu tersebut yang diajukan dalam Rencana Jadual Pelaksanaan. 6. Deviasi Rencana adalah Nilai Total Jumlah Bobot Terlaksana pada minggu tersebut dikurangi Nilai Prestasi Rencana, bila nilainya minus berarti Pelaksanaan mengalami Keterlambatan dari Rencana.
Lampiran 8
Halaman 6
Volume
Satuan
Harga Jmlh Prosentase Bobot Hasil Pekerjaan Satuan Harga Kemajuan Tiap Pekerjaan (Rp) (Rp) (%) Mg Lalu Mg Ini Jmlh Sisa
Jumlah Prestasi Rencana Deviasi Prestasi Verifikasi Oleh TAMK Diperiksa Oleh : FM Disetujui Oleh : KPP Dibuat Oleh : OMS
(.)
(.)
(.)
Nama Jelas
Lampiran 8
Nama Jelas
Nama Jelas
No.
Uraian Kegiatan
Volume
Satuan
Bobot (%)
Jumlah Prestasi Rencana Deviasi Prestasi Verifikasi Oleh TAMK Diperiksa Oleh : FM Disetujui Oleh : KPP Dibuat Oleh : OMS
(.)
(.)
(.)
Nama Jelas
Nama Jelas
Nama Jelas
Lampiran 8
Halaman 8
No.
No.
Desa
Masalah
Jenis / Derajad
Penyelesaian Masalah
Lampiran 8
Halaman 10
No.
Kecamatan
Lampiran 8
Halaman 11
Lampiran 8
Halaman 12
PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN TAHUN 2013 BUKU KAS UMUM (BKU) (Format 8.9)
Periode Penggunaan Dana : Tahap I / II / III ( s/d ) Tahun Anggaran Desa / Kec. / Kab. ; . ; / / Bank / Nomor Rekening Penandatangan Buku Bank / Rek. : . / . : ..
PENGELUARAN Jumlah Nama Pekerjaan Kategori / Jenis Pengeluaran No, Bukti Jumlah
Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
Lampiran 8
Halaman 13
PAPAN INFORMASI
Jumlah Dana Bantuan - Pembangunan Infrastruktur - Operasional dan perencanaan : Rp. 250 juta : Rp. 245 juta : Rp. 5 juta
Jumlah
Upah
Total
Jenis Infrastruktur 1. 2. Total Jenis Material 1. Batu 2. Pasir 3. Semen Diisi material yg bervolume besar Total
Volume
Jumlah Dana
PROGRES : Pencairan dana Tahap I : Rp. 100 juta pada tanggal....... Pencairan dana Tahap II : Rp. 75 juta pada tanggal....... Pencairan dana Tahap III : Rp. 75 juta pada tanggal....... FOTO-FOTO PELAKSANAAN
Volume
Harga
Total
Lampiran 8
Halaman 14
Lampiran 8
Halaman 15
No.
Hari / Tanggal
Nama Pendamping/Pembina
Jabatan
Paraf
Lampiran 8
Halaman 16
No.
Hari / Tanggal
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Lampiran 8
Halaman 17
Lampiran 9
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunan InfrastrukturPerdesaan(PPIP)2013
Tujuan :
Sasaran :
Hasil :
Permasalahan :
Tindak Lanjut :
Lampiran 9
Halaman 1
Tujuan :
Sasaran :
Hasil :
Permasalahan :
Tindak Lanjut :
(...)
Nama Jelas
(...)
Nama Jelas
(...)
Nama Jelas
Lampiran 9 Halaman 2
Tahapan Kegiatan
Tgl. Sosialiasi Persiapan Tgl. Rembug Persiapan Tgl. Musyawarah Desa I Tgl. Identifikasi Permasalahan Tgl. Musyawarah Desa II Tgl. Penyusunan UPD Tgl. Penyusunan RKM Perencanaan Tgl. Verifikasi RKM Tgl. Gambar Desain Tgl. Penyusunan RAB Tgl. Verifikasi DED & RAB Tgl. Musyawarah Desa III Jumlah Dana O & M
Desa Sasaran
(nama desa). (nama desa). (nama desa).
Verifikasi TAMK ..........................., tanggal...................................2013 Dibuat Oleh : Fasilitator Teknik Fasilitator Pemberdayaan
( Nama )
Lampiran 9
( Nama )
( Nama )
Halaman 3
Lampiran 9 Halaman 4
MonitoringPelaksanaanFisik
TingkatDesa
Format9.5
(nama desa).
(nama desa).
(nama desa).
Kontrak
Tgl Dana Masuk Rekening OMS Tgl. Dimulai Pelaksanaan Fisik Progres Fisik (%) Tgl. Pengajuan Pencairan oleh OMS Tgl. Pengajuan SPM Pencairan Dana Tahap III Tgl. Penerbitan SP2D Tgl Dana Masuk Rekening OMS Tgl. Dimulai Pelaksanaan Fisik Progres Fisik (%) ..........................., tanggal...................................2013 Verifikasi TAMK Mengetahui: Ketua OMS Dibuat Oleh : Fasilitator Teknik Fasilitator Pemberdayaan
( Nama )
( Nama )
( Nama )
( Nama )
Lampiran 9 Halaman 6
Jenis Swadaya
Uraian
Jenis lahan
Lahan
Luas lahan (m2) Harga Lahan/m2 Total Swadaya (Rp) Jenis lahan
Material
Luas lahan Harga Lahan Total swadaya (Rp) Jumlah Tenaga Kerja Jumlah hari kerja
Tenaga Kerja
Lain-lain
TOTAL SWADAYA PER DESA (Rp) ..........................., tanggal...................................2013 Verifikasi TAMK Mengetahui: Ketua OMS Dibuat Oleh : Fasilitator Teknik Fasilitator Pemberdayaan
( Nama )
Lampiran 9
( Nama )
( Nama )
( Nama )
Halaman 7
Semua atau sebagian besar peserta (lebih dari 70%) turut terlibat dalam Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan. Setiap orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya dan berperan sangat aktif. Semua orang dilibatkan dalam Pengambilan Keputusan.
Dalam setiap Pertemuan, mereka mengajukan pertanyaan dan merasa tertarik serta antusias dengan program ini.
Kelompok Perempuan dan Orang Miskin berpartisipasi Sangat Aktif dalam setiap Tahapan. Lebih dari separuh (51-70%) warga desa turut terlibat dalam Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan. Setiap orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya dan berperan aktif. Hampir semua orang dilibatkan dalam Pengambilan Keputusan. Partisipasi masih terbatas pada sedikit orang atau pada beberapa elit desa saja. Hanya sebagian kecil orang atau beberapa elit saja yang terlibat dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan. Hanya ada beberapa orang yang merasa bebas untuk mengungkapkan pendapatnya dan berperan aktif. Proses pengambilan keputusan didominasi oleh para elit desa atau hanya melibatkan beberapa orang saja. Hanya sedikit perempuan dan orang miskin yang ikut berpartisipasi.
5. Komentar Umum Mohon dituliskan seluruh maupun beberapa komentar umum dari setiap aktifitas.
Lampiran 9 Halaman 8
Partisipasi terbatas hanya pada satu atau dua elit desa yang mempunyai pengaruh. Tidak satupun warga desa yang merasa bebas untuk mengemukakan pendapatnya dan berperan aktif. Satu atau dua orang / elit desa yang membuat keputusan. Kelompok perempuan dan orang miskin sulit berpartisipasi dalam Tahap Perencanaan dan Pengambilan Keputusan.
PEMANTAUANPARTISIPASIMASYARAKAT (Format9.7)
Nama Fasilitator : Tanggal : Provinsi : .. Kabupaten : Kecamatan : Kegiatan Musyawarah Desa I Identifikasi Permasalahan Musyawarah Desa II Penyusunan PJM Perdesaan Musyawarah Desa III Pelaksanaan Kegiatan (Tenaga kerja, pengadaan bahan dan material) Musyawarah Desa IV Pelestarian (Jumlah orang yang berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian) Mengetahui:
*) Isi dengan tanda silang
Tanggal Pelaksanaan
Kualitas Partisipasi *) SA SA SA SA SA SA SA SA A A A A A A A A Rt Rt Rt Rt Rt Rt Rt Rt Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd Rd
Komentar Umum
Lampiran 9 Halaman 9
MonitoringPenyelesaianKegiatan
TingkatDesa
Format9.8
Uraian Kegiatan
LP2K Tgl. Pembuatan Tgl. Verifikasi Tgl. Pembuatan Tgl. Verifikasi Tgl. Pembuatan Tgl. Verifikasi Tgl. Pembuatan Tgl. Verifikasi Jumlah Undangan Tgl. Musyawarah Desa IV Musyawarah Desa Jumlah Total Peserta IV Jumlah Peserta Perempuan Jumlah Masyarakat Miskin yang hadir Serah Terima Infarstruktur Dokumen Penyelesaian/Lap. Akhir OMS Tgl. Serah terima ke Satker Tgl. Serah Terima Ke Masyarakat Tgl. Penyusunan Tgl. Penyerahan ke Satker ..........................., tanggal...................................2013 Mengetahui: Ketua OMS Dibuat Oleh : Fasilitator Teknik Fasilitator Pemberdayaan ( Nama )
RKB
SP2K
BASPK
( Nama )
Lampiran 9
( Nama )
Halaman 10
a. b. c. d. e.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan a. Jadwal kegiatan di tingkat desa b. Target penyelesaian kegiatan di tingkat desa Pendampingan Pelaksanaan a. Progres pelaksanaan kegiatan di tingkat desa s.d. bulan bersangkutan - Menjelaskan capaian kegiatan yang telah dilaksanakan (progress tahapan yang telah dicapai harus dijelaskan dengan poin-poin seperti dibawah ini) b. koordinasi awal - Menjelaskan proses koordinasi awal dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya c. Sosialisasi - Menjelaskan proses yang terjadi dalam forum sosialisasi - Menjelaskan peran fasilitator dalam sosialisasi yang dilaksanakan - Menjelaskan peran masyarakat dalam sosialisasi terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan tentang Pakta Integritas - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya
Lampiran 9 Halaman 11
d. Rembug persiapan - Menjelaskan aktifitas dalam melaksanakan rembug persiapan - Menjelaskan peran masyarakat terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya e. Musyawarah Desa I - Menjelaskan proses yang terjadi dalam pemilihan OMS, KPP dan KD - Menjelaskan peran fasilitator dalam Musdes I yang dilaksanakan - Menjelaskan peran masyarakat terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya f. Identifikasi Permasalahan - Menjelaskan aktifitas dalam melaksanakan identifikasi permasalahan - Menjelaskan hasil identifikasi permasalahan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya g. Musyawarah Desa II - Menjelaskan proses pengusulan kegiatan - Menjelaskan proses yang terjadi dalam pemilihan jenis infrastruktur - Menjelaskan peran masyarakat dalam sosialisasi terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya h. Penyusunan PJM dan RKM - Menjelaskan aktifitas dalam penyusunan PJM dan RKM - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya i. Verifikasi PJM dan RKM - Menjelaskan mengenai proses verifikasi PJM dan RKM - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya j. Penyusunan Desain dan RAB - Menjelaskan mengenai proses penyusunan desain dan RAB - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya k. Pengawasan Pelaksanaan Fisik - Menjelaskan jenis pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan - Menjelaskan aktifitas fasilitator dalam pengawasan pelaksanaan fisik - Menjelaskan peran masyarakat dalam sosialisasi terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan tentang swadaya masyarakat - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya l. Penyelesaian Kegiatan - Menjelaskan dalam penyusunan dokumen penyelesaian - Menjelaskan manfaat dari infrastruktur terbangun m. Musyawarah Desa IV - Menjelaskan mengenai proses penyusunan desain dan RAB - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya
Lampiran 9 Halaman 12
II.
III. Pelaksanaan Pendampingan Desa 3 Outline laporan sama dengan di atas LAMPIRAN 1. Catatan Harian Fasilitator 2. Rencana Kerja Fasilitator 3. Format Monitoring 2 Mingguan 4. Dokumentasi
( nama )
Lampiran 9
Halaman 13
Menjelaskan tentang Pakta Integritas Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya
e. Rembug persiapan - Menjelaskan aktifitas dalam melaksanakan rembug persiapan - Menjelaskan peran masyarakat terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya f. Musyawarah Desa I - Menjelaskan proses yang terjadi dalam pemilihan OMS, KPP dan KD - Menjelaskan peran fasilitator dalam Musdes I yang dilaksanakan - Menjelaskan peran masyarakat terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya g. Identifikasi Permasalahan - Menjelaskan aktifitas dalam melaksanakan identifikasi permasalahan - Menjelaskan hasil identifikasi permasalahan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya h. Musyawarah Desa II - Menjelaskan proses pengusulan kegiatan - Menjelaskan proses yang terjadi dalam pemilihan jenis infrastruktur - Menjelaskan peran masyarakat dalam sosialisasi terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya i. Penyusunan PJM dan RKM - Menjelaskan aktifitas dalam penyusunan PJM dan RKM - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya j. Verifikasi PJM dan RKM - Menjelaskan mengenai proses verifikasi PJM dan RKM - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya k. Penyusunan Desain dan RAB - Menjelaskan mengenai proses penyusunan desain dan RAB - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya l. Pengawasan Pelaksanaan Fisik - Menjelaskan jenis pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan - Menjelaskan aktifitas fasilitator dalam pengawasan pelaksanaan fisik - Menjelaskan peran masyarakat dalam sosialisasi terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan - Menjelaskan tentang swadaya masyarakat - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya m. Penyelesaian Kegiatan - Menjelaskan dalam penyusunan dokumen penyelesaian - Menjelaskan manfaat dari infrastruktur terbangun
Lampiran 9 Halaman 15
n. Musyawarah Desa IV - Menjelaskan mengenai proses penyusunan desain dan RAB - Menjelaskan permasalahan yang dihadapi dan tindaklanjutnya 2. Pelaksanaan Pendampingan Desa 2 Outline laporan sama dengan di atas 3. Pelaksanaan Pendampingan Desa 3 Outline laporan sama dengan di atas LAMPIRAN 1. Catatan Harian Fasilitator 2. Rencana Kerja Fasilitator 3. Format Monitoring 2 Mingguan 4. Dokumentasi
( nama )
Lampiran 9
Halaman 16
Halaman 17
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMK ( Nama )
Lampiran 9
Halaman 18
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMK ( Nama )
Lampiran 9
Halaman 19
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMK
Nama )
Lampiran 9
Halaman 20
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMPr ( Nama )
Lampiran 9
Halaman 21
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMPr ( Nama )
Lampiran 9
Halaman 22
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMPr
Nama )
Lampiran 9
Halaman 23
..,..2013 Diketahui oleh : Satker Kabupaten ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : TAMPr
Nama )
Lampiran 9
Halaman 24
No.
Provinsi
Kabupaten
Nama )
Lampiran 9
Halaman 25
Nama )
Lampiran 9
Halaman 26
..,..2013 Diketahui oleh : PPK Pusat ( Nama ) NIP. Dibuat oleh : KMP
Nama )
Lampiran 9
Halaman 27
Provinsi
(
Lampiran 9
Nama )
Halaman 28
EVALUASI KEMAMPUAN ORGANISASI MASYARAKAT SETEMPAT (OMS) DAN KADER DESA (KD) (FORMAT 9.23)
Lampiran 9
Halaman 29
U RAIAN
Struktur dan Organisasi : Peranan dan Dukungan Kepala Desa Peranan Ketua OMS Peranan Sekretaris, Bendahara dan Anggota OMS Kemampuan KD Pengaturan Biaya Umum Partisipasi Masyarakat : Pengambilan Keputusan selalu melalui Musyawarah Penggerakan Peran Perempuan Pemerataan Kesempatan Kerja Penciptaan / Perwujudan Keterbukaan atau Transparansi Pembangkitan Kontribusi Swadaya Masyarakat Kemampuan Administrasi : Pembuatan RPD untuk Penarikan Dana Pertanggungjawaban Dana termasuk LPD Pembukuan Keuangan Pembuatan Laporan (Pelaporan) Pengarsipan Pengelolaan Pelaksanaan : Pengaturan Logistik (bahan, alat, tenaga kerja & dukungan dana) Stabilisasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan sesuai Jadwal Pengendalian Kualitas Pembuatan Rencana Pelestarian / Pemeliharaan
....,
Keterangan :
diisi dengan tanda V pada masing-masing keterangan
Mengetahui : TAMK
( . ) Nama Jelas
( . ) Nama Jelas
Lampiran 9
Halaman 30
Kurang Mampu
Sangat Mampu
Cukup Mampu
Tidak Mampu
Lampiran 10
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunanInfrastruktur Perdesaan(PPIP)2013
Melaporkan bahwa seluruh Jenis Kegiatan telah selesai dilaksanakan (Kondisi 100%) pada hari ..., tanggal ., bulan ., tahun .. dan telah dilakukan Testing and Commisioning pada hari ..., tanggal ., bulan ., tahun ... Sebagai bahan periksa, bersama ini kami lampirkan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), dan gambar - gambar Infrastruktur yang telah terbangun. Dibuat Oleh : Kader Desa Ketua OMS
(..) (..) Nama Jelas Nama Jelas Diketahui : Kepala Desa (..) Nama Jelas Tembusan : 1. Fasilitator Masyarakat 2. Desa 3. Arsip.
Lampiran 10 Halaman 1
Lampiran 10
Halaman 2
II. Nama : .. Alamat : .. Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran Satker PIP Tingkat Kabupaten Menyatakan bahwa Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Peresaan Tahun 2013 di Desa telah selesai. Tanggal . Ketua OMS Dibuat Oleh : Kepala Satker Kabupaten
Lampiran 10
Halaman 3
Pada hari .,tanggal ........, bulan ....................., tahun .......... bertempat di Desa ............................ Kecamatan .......................... Kabupaten ........................... Propinsi ....................................... Kami yang bertanda tangan di bawah ini mewakili dan atas nama masyarakat desa menyatakan bahwa Dokumen Penyelesaian yang berisi tentang Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K), Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), serta Rincian Realisasi Penggunaan Biaya dan Lampiran Pendukung lainnya belum dapat diselesaikan, dikarenakan : ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ............................................................................................... Bersama dengan Berita Acara ini, kami sampaikan kesanggupan untuk menyelesaikan Penyelesaian Fisik pada tanggal ............................................. Dibuat Oleh : Ketua OMS
(......................................) Nama Jelas Mengatahui : Kepala Desa Pejabat Pembuat Komitmen Satker Kabupaten
Lampiran 10
Halaman 4
Lampiran 10
Halaman 5
Dengan hormat, Sehubungan dengan Desa .................................., telah menjadi Sasaran PPIP Tahun 2013 dan mendapatkan bantuan dana yang digunakan untuk membangun infrastruktur perdesaan dengan mekanisme swakelola/padat karya oleh masyarakat, maka kami mengundang Bapak/Ibu seluruh masyarakat desa .............................................................., untuk menghadiri acara Musyawarah Desa IV yang akan dilaksanakan pada : Tanggal : ............................................................ Jam : ........................ s.d ............................. Tempat : ............................................................ Acara : ............................................................ Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kepala Desa...................................
( .................................................. ) Nama Jelas Tembusan : 1. Bapak Camat (sebagai laporan) 2. Tim Koordinasi Kabupaten (sebagai laporan) 3. DPIU (sebagai laporan) 4. Satker Kabupaten (sebagai laporan)
Lampiran 10
Halaman 6
telah diselenggarakan Musyawarah Desa IV yang dihadiri oleh masyarakat desa dan seluruh Dusun/RW serta Tokoh Masyarakat/Organisasi Masyarakat di desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Musyawarah Desa IV ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Materi atau Topik 1. Memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh OMS kepada masyarakat desa sasaran 2. Serah terima dana pengelolaan infrastruktur kepada KPP. B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris Narasumber : . dari . : . dari .. : 1. ................................ dari .................................. 2. ................................ dari .................................. 3. ................................ dari .................................. 4. ................................ dari ..................................
Setelah dilakukan Pembahasan dan Diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh Peserta Memutuskan dan Menyepakati beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dari Musyawarah Desa IV, yaitu : 1. Menerima / Menolak Laporan Pertanggungjawaban OMS. 2. Serah Terima Hasil Pekerjaan kepada Satker Kabupaten dan Dana Operasional kepada KPP.
.
Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting *
Lampiran 10
Halaman 7
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ..................................... , tanggal ................................... Pemimpin Musyawarah Notulis / Sekretaris
Mengetahui :
(..) Nama Jelas Menyetujui : Wakil dan Peserta Musyawarah Desa IV Nama 1. 2. 3. 4. 5. Dst. 5. 3. 4. Alamat 1. 2. Tanda Tangan
Lampiran 10
Halaman 8
Alamat Lengkap
Jenis Kelamin
Organisasi / Jabatan
Tanda Tangan
Lampiran 10
Halaman 9
. dari . 1. ................................ dari ................................... 2. .................... ............dari ................................... 3. .................... ............dari ...................................
Agenda Acara : ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ................................................................................................ Acara dibuka oleh Pemimpin Rapat pada pukul .................... Penjelasan Materi Acara diberikan oleh Narasumber, meliputi : 1. ................................................................................................ 2. ................................................................................................ 3. ................................................................................................ Acara selanjutnya adalah Sesi Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber. Penanya 1 : ............................................................................................................. Penanya 2 : ............................................................................................................. Penanya 3 : ............................................................................................................. Jawaban dari Narasumber : ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ................................................................................................ Kesimpulan / Kesepakatan : Berdasarkan Pemaparan Narasumber dan Tanya Jawab antara Peserta dengan Narasumber, dapat disimpulkan / disepakati : 1. ................................................................................................................................ 2. ................................................................................................................................ 3. ................................................................................................................................ Acara ditutup pada pukul ................. Demikian notulensi ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Lampiran 10
Halaman 10
Lampiran 11
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunanInfrastruktur Perdesaan(PPIP)2013
ADMINISTRASI KELOMPOK PEMELIHARA DAN PEMANFAAT (KPP) : BUKU ANGGOTA (Format 11.1)
Penjelasan: 1. Buku Anggota merupakan Bukti keanggotaan KPP; 2. Kolom Tanggal : diisi Aktivitas anggota dalam melakukan iuran; 3. Kolom Nama : diisi dengan Nama anggota; 4. Kolom Iuran Wajib : diisi Jumlah Iuran wajib yang disetorkan anggota perbulannya; 5. Kolom Iuran Sukarela : diisi Jumlah Iuran Sukarela yang disetorkan oleh anggota perbulannya; 6. Kolom Jumlah: diisi Jumlah Total setoran masing - masing anggota perbulannya; 7. Kolom Paraf: diisi dengan Tanda tangan anggota setelah menyerahkan setoran / iuran. Contoh Pembuatan:
BUKU ANGGOTA
Bulan : Januari 2013 Kegiatan : Iuran I No. Nama Setoran Wajib Sukarela 20.000 5.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 10.000 15.000 Jumlah 25.000 20.000 30.000 35.000 20.000 20.000 20.000 170.000 Paraf
1. Sudjatmiko 2. Petrus Bulet Ujan 3. Rumiatun 4. Asih Kosasih 5. Budi Herianto 6. Ragil Hidayat 7. Djauhari 8. Dst. Jumlah
Lampiran 11
Halaman 1
BUKU ANGGOTA
Bulan : ..... Kegiatan : Iuran I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Jumlah Nama Setoran Wajib Sukarela Jumlah Paraf
Lampiran 11
Halaman 2
Contoh Pembuatan :
Lampiran 11
Halaman 3
(.....................................)
(.....................................)
Lampiran 11
Halaman 4
Lampiran 12
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunanInfrastruktur Perdesaan(PPIP)2013
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN MANAJEMEN KEUANGAN KABUPATEN (LMK KABUPATEN) (FORMAT 12.1)
Formulir ini dibuat oleh Satker Kabupaten, selaku penanggung jawab pengelolaan keuangan PPIP Tahun 2013 di tingkat kabupaten, sebagai acuan penilaian ketertiban administrasi dan pertanggungjawaban penggunaan keuangan. Petunjuk pengisian formulir ini adalah sebagai berikut: 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) mingguan kalender, sehingga Periode Laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) mingguan kalender. 2. Laporan Manajemen Keuangan Kabupaten (LMK Kabupaten) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kecamatan dan Desa, (b) Rekapitulasi Data Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang meliputi Alokasi Dana Hibah non Infrastruktur untuk Komponen Pekerjaan Sipil, dan Rencana Dana Swadaya Masyarakat untuk Komponen Pekerjaan Sipil dan Operasional, serta Total Dana, (c) Rekening OMS, yang meliputi : Nama Bank, Nomor Rekening Bantuan dan Nama Pemilik Rekening, (d) Pencairan Dana Hibah Infrastruktur, yang meliputi Tahapan Pencairan (I, II, atau III), Nomor dan Tanggal Surat Perintah Membayar (SPM) dan Nomor dan Tanggal Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), (e) Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana, yang meliputi : Realisasi s/d periode lalu, Realisasi pada periode ini dan Realisasi s/d periode ini, serta Pencatatan dan Bukti. 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kecamatan dan Desa. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada masing - masing Kecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kecamatan dan Nama Desa. Nama satu Kecamatan diikuti dengan desa - desanya, dilanjutkan dengan Kecamatan lainnya yang diikuti dengan desa - desanya, dan seterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Dana Hibah Infrastruktur yang Tertuang di dalam RAB. 6. Kolom 4, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber dari APBN yang Tertuang di dalam RAB. 7. Kolom 5, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber dari Swadaya Masyarakat yang tertuang di dalam RAB. 8. Kolom 6, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber Swadaya Masyarakat yang Tertuang di dalam RAB. 9. Kolom 7, diisi dengan Total Dana, yang merupakan Penjumlahan Kolom 3, Kolom 4, Kolom 5 dan Kolom 6. 10. Kolom 8, diisi dengan Nama Bank, dimana OMS membuka Rekening untuk Penyaluran Dana Hibah Infrastruktur. 11. Kolom 9, diisi dengan Nomor Rekening OMS di Bank yang disebut Kolom 8, dimana melalui Rekening tersebut Dana disalurkan ke OMS.
Lampiran 12
Halaman 1
12. Kolom 10, diisi dengan Nama Pemilik Rekening OMS. Rekening atas Nama OMS, dengan Pemberi tanda tangan Ketua dan Bendahara OMS. Rekening atas Nama pribadi tidak dibenarkan. 13. Kolom 11, diisi dengan Tahap Pencairan Dana Terakhir yang telah dilakukan sampai dengan Periode Laporan ini, yang kemungkinannya meliputi : Pencairan Dana Tahap I, Tahap II atau Tahap III. 14. Kolom 12, diisi dengan Jumlah Dana yang dicairkan sesuai dengan Tahap Pencairan pada Kolom 11. 15. Kolom 13, diisi dengan Nomor dan Tanggal SPM untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan Pencairan pada Kolom 11. 16. Kolom 14, diisi dengan Nomor dan Tanggal SP2D untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan Pencairan Dana pada Kolom 11. 17. Kolom 15, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur sampai dengan periode lalu. (Bila periode lalu belum terjadi Pengeluaran atau Penggunaan Dana, terutama untuk LMK yang pertama kali, maka kolom 15 dikosongkan). 18. Kolom 16, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada Periode Laporan ini. 19. Kolom 17, disi dengan Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana sampai dengan periode ini, yaitu dengan menjumlahkan periode lalu (Kolom 15) dengan pada periode ini (Kolom 16). 20. Kolom 18, disi dengan Persentase Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur terhadap Total Alokasi Dana Hibah Infrastruktur. 21. Kolom 19, diisi dengan Jumlah Realisasi Swadaya Masyarakat. Swadaya Masyarakat dapat berbentuk Dana (tunai), atau Peralatan, Bahan dan Tanah yang diuangkan atau dinilai dalam bentuk uang (Rp). 22. Kolom 20, disi dengan Pencatatan Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada periode ini didalam Buku Kas Umum. Oleh karena itu isiannya berupa pilihan, dicatat (ya) atau tidak dicatat (Tidak). 23. Kolom 21, diisi dengan keberadaan bukti-bukti Penggunaan atau Pengeluaran Dana, seperti bukti nota atau kwitansi. Oleh karena itu, isiannya berupa pilihan, ada atau tidak ada.
Lampiran 12
Halaman 2
(4)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(19)
JUMLAH
Lampiran 12
Halaman 3
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN MANAJEMEN PROYEK KABUPATEN (LMP KABUPATEN) (Format 12.2)
Formulir ini dibuat oleh Satker Kabupaten, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Pelaksanaan PPIP Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten, sebagai Acuan Penilaian Kemajuan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Proyek. Petunjuk Pengisian Formulir ini adalah sebagai berikut : 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) bulan kalender, sehingga Periode Laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) bulan kalender. 2. Laporan Manajemen Proyek Kabupaten (LMP Kabupaten) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kecamatan dan Desa, (b) Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker denganOMS, yang meliputi : Nomor dan Tanggal Kontrak, Waktu Pelaksanaan (mulai s/d selesai), serta Sector / Jenis Pekerjaan, Volume Pekerjaan dan Nilai atau Jumlah Dana Terkontrak, yang tertuang didalam RAB dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Kontrak, (c) Kemajuan Pelaksanaan Fisik (Kontrak), yang meliputi : Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode lalu, Pencapaian Fisik atau Volume Pekerjaan pada periode ini, dan Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode ini, (d) Keberadaan Data Pendukung Kemajuan Fisik pada periode ini, yang meliputi : Laporan Penggunaan Material dan Penggunaan Pekerja (HOK). 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kecamatan dan Desa. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada masing - masing Kecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kecamatan dan Nama Desa. Nama satu Kecamatan diikuti dengan desa - desanya, dilanjutkan dengan Kecamatan lainnya yang diikuti dengan desa - desanya, dan seterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Nomor Kontrak atau Nomor Perjanjian Pemberian Bantuan antara Sakter dengan OMS. 6. Kolom 4, diisi dengan Tanggal Kontrak atau Tanggal Penandatanganan Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan OMS. 7. Kolom 5, diisi dengan Tanggal dimulainya Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 8. Kolom 6, diisi dengan Tanggal berakhirnya Waktu Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 9. Kolom 7, diisi dengan Sektor atau Jenis Pekerjaan Fisik, misalnya : Jalan, Irigasi, dll. 10. Kolom 8, diisi dengan Volume untuk Sector atau Jenis Pekerjaan, misalnya Jalan dengan Volume 1100 M. 11. Kolom 9, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Dana Hibah Infrastruktur untuk setiap Jenis Pekerjaan. 12. Kolom 10, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Swadaya Masyarakat untuk setiap Jenis Pekerjaan.
Lampiran 12 Halaman 4
13. Kolom 11, diisi dengan Total Dana atau Nilai Kontrak untuk setiap Jenis Pekerjaan, yang merupakan Penjumlahan Kolom 9 dengan Kolom 10. 14. Kolom 12, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu. 15. Kolom 13, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu, yaitu dengan membandingkan Kumulatif Pencapaian sampai dengan periode lalu dengan Volume Total. 16. Kolom 14, diisi dengan Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini. 17. Kolom 15, diisi dengan % Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini, yaitu dengan membandingkan Pencapaian pada periode ini dengan Volume Total. 18. Kolom 16, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yang merupakan Penjumlahan. 19. Kolom 17, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yaitu dengan membandingkan Kumulatif Pencapaian sampai dengan periode ini dengan Volume Total. 20. Kolom 18, diisi dengan Laporan Penggunaan Material, dengan pilihan ada atau tidak ada. 21. Kolom 19, diisi dengan Daftar Hadir Pekerja (HOK), dengan pilihan ada atau tidak ada. 22. Kolom 20, diisi dengan masalah - masalah yang timbul dalam Pelaksanaan selama periode laporan ini. 23. Kolom 21, diisi dengan Tindak Turun Tangan (TTT) atas masalah yang timbul pada setiap desa.
Lampiran 12
Halaman 5
(1)
(2)
JUMLAH
Lampiran 12
Halaman 6
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN MANAJEMEN KEUANGAN PROVINSI (LMK PROVINSI) (Format 12.3)
Formulir ini dibuat oleh Satker Provinsi, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Keuangan PPIP Tahun 2013 di Tingkat Provinsi, sebagai Acuan Penilaian Ketertiban Administrasi dan Pertanggungjawaban Penggunaan Keuangan Proyek. Petunjuk Pengisian Formulir ini adalah sebagai berikut : 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) minggu kalender, sehingga periode laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) minggu kalender. 2. Laporan Manajemen Keuangan Provinsi (LMK Provinsi) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kabupaten, Kecamatan dan Desa, (b) Rekapitulasi Data Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang meliputi Alokasi Dana Hibah Infrastruktur untuk Komponen Pekerjaan Sipil, dan Rencana Dana Swadaya Masyarakat untuk Komponen Pekerjaan Sipil dan Operasional, serta Total Dana, (c) Rekening OMS, yang meliputi : Nama Bank, Nomor Rekening Bantuan dan Nama Pemilik Rekening, (d) Pencairan Dana Hibah Infrastruktur, yang meliputi Tahapan Pencairan (I, II, atau III), Nomor dan Tanggal Surat Perintah Membayar (SPM) dan Nomor dan Tanggal Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), (e) Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana, yang meliputi : Realisasi s/d periode lalu, Realisasi pada periode ini dan Realisasi s/d periode ini, serta Pencatatan dan Bukti. 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Nomor Urut Kabupaten diurutkan berdasarkan Urutan Kabupaten. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan pada masing - masing Kabupaten. Nomor Urut Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada masing - masing Kecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kabupaten, diikuti dengan Nama Kecamatan tertentu, dan pada Kecamatan tertentu tersebut diikuti dengan Nama - nama Desa Penerima Dana Hibah Infrastruktur pada Kecamatan bersangkutan, dilanjutkan dengan Kabupaten - kabupaten lainnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Dana Hibah Infrastruktur yang Tertuang didalam RAB. 6. Kolom 4, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber Dana APBN yang Tertuang didalam RAB. 7. Kolom 5, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Pekerjaan Sipil yang bersumber Swadaya Masyarakat yang Tertuang didalam RAB. 8. Kolom 6, diisi dengan Total Dana untuk Komponen Biaya Operasional yang bersumber dari Swadaya Masyarakat yang Tertuang didalam RAB. 9. Kolom 7, diisi dengan Total Dana, yang merupakan Penjumlahan Kolom 3, Kolom 4, Kolom 5 dan Kolom 10. Kolom 8, diisi dengan Nama Bank, dimana OMS membuka Rekening untuk Penyaluran Dana Hibah Infrastruktur.
Lampiran 12
Halaman 7
11. Kolom 9, diisi dengan Nomor Rekening OMS di Bank yang disebut Kolom 8, dimana melalui Rekening tersebut Dana disalurkan ke OMS. 12. Kolom 10, diisi dengan Nama Pemilik Rekening OMS. Rekening atas Nama OMS, dengan Pemberi tanda tangan Ketua dan Bendahara OMS. Rekening atas Nama pribadi tidak dibenarkan. 13. Kolom 11, diisi dengan Tahap Pencairan Dana terakhir yang telah dilakukan sampai dengan periode laporan ini, yang kemungkinannya meliputi : Pencairan Dana Tahap I, Tahap II atau Tahap III. 14. Kolom 12, diisi dengan Jumlah Dana yang dicairkan sesuai dengan Tahap Pencairan pada Kolom 11. 15. Kolom 13, diisi dengan Nomor dan Tanggal SPM untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan Pencairan pada Kolom 11. 16. Kolom 14, diisi dengan Nomor dan Tanggal SP2D untuk Pencairan Dana sesuai dengan Tahapan Pencairan Dana pada Kolom 11. 17. Kolom 15, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur sampai dengan periode lalu. (Bila periode lalu belum terjadi Pengeluaran atau Penggunaan Dana, terutama untuk LMK yang pertama kali, maka kolom 15 dikosongkan). 18. Kolom 16, diisi dengan Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada periode laporan ini. 19. Kolom 17, disi dengan Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana sampai dengan periode ini, yaitu dengan Menjumlahkan periode lalu (Kolom 15) dengan pada periode ini (Kolom 16). 20. Kolom 18, disi dengan Persentase Kumulatif Realisasi Penggunaan atau Pengeluaran Dana Hibah Infrastruktur terhadap Total Alokasi Dana Hibah Infrastruktur. 21. Kolom 19, diisi dengan Jumlah Realisasi Swadaya Masyarakat. Swadaya Masyarakat dapat berbentuk Dana (Tunai), atau Peralatan, Bahan dan Tanah yang diuangkan atau dinilai dalam bentuk uang (Rp). 22. Kolom 20, disi dengan Pencatatan Penggunaan atau Pengeluaran Dana pada periode ini didalam Buku Kas Umum. Oleh karena itu isiannya berupa pilihan, dicatat (ya) atau tidak dicatat (Tidak). 23. Kolom 21, diisi dengan keberadaan Bukti - bukti Penggunaan atau Pengeluaran Dana, seperti Bukti Nota atau Kwitansi. Oleh karena itu, isiannya berupa pilihan, ada atau tidak ada.
Lampiran 12
Halaman 8
Operasional
(1)
(2)
(4)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(19)
JUMLAH
Lampiran 12
Halaman 9
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN MANAJEMEN PROYEK PROVINSI (LMP PROVINSI) (Format 12.4)
Formulir ini dibuat oleh Satker Provinsi, selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Pelaksanaan PPIP Tahun 2013 di Tingkat Provinsi, sebagai Acuan Penilaian Kemajuan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Proyek. Petunjuk Pengisian Formulir ini adalah sebagai berikut : 1. Periode Laporan maksimal adalah 1 (satu) bulan kalender, sehingga periode laporan akan meliputi tanggal mulai s/d tanggal berakhirnya periode tertentu, dengan batas waktu maksimal 1 (satu) bulan kalender. 2. Laporan Manajemen Proyek Provinsi (LMP Provinsi) meliputi beberapa bagian, yaitu (a) Nama Kabupaten, Kecamatan dan Desa, (b) Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan OMS, yang meliputi : Nomor dan Tanggal Kontrak, Waktu Pelaksanaan (mulai s/d selesai), serta Sektor / Jenis Pekerjaan, Volume Pekerjaan dan Nilai atau Jumlah Dana Terkontrak, yang tertuang didalam RAB dan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Kontrak, (c) Kemajuan Pelaksanaan Fisik (Kontrak), yang meliputi : Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode lalu, Pencapaian Fisik atau Volume Pekerjaan pada periode ini, dan Pencapaian Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan s/d periode ini, (d) Keberadaan Data Pendukung Kemajuan Fisik pada periode ini, yang meliputi : Laporan Penggunaan Material dan Penggunaan Pekerja (HOK). 3. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Nomor Urut Kabupaten diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan. Nomor Urut Kecamatan diurutkan berdasarkan Urutan Kecamatan untuk setiap Kabupaten. Urutan Desa diurutkan berdasarkan Urutan Desa pada setiap Kecamatan. 4. Kolom 2, diisi dengan Nama Kabupaten, Kecamatan dan Nama Desa. Nama satu Kabupaten diikuti dengan Nama satu Kecamatan, dan setelah Nama Kecamatan diikuti nama desa - desa dari Kecamatan yang bersangkutan, dan seterusnya. 5. Kolom 3, diisi dengan Nomor Kontrak atau Nomor Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan OMS. 6. Kolom 4, diisi dengan Tanggal Kontrak atau Tanggal Penandatanganan Perjanjian Pemberian Bantuan antara Satker dengan OMS. 7. Kolom 5, diisi dengan Tanggal dimulainya Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 8. Kolom 6, diisi dengan Tanggal berakhirnya Waktu Pelaksanaan Kontrak atau Perjanjian Pemberian Bantuan. 9. Kolom 7, diisi dengan Sektor atau Jenis Pekerjaan Fisik, misalnya: Jalan, Irigasi, dll. 10. Kolom 8, diisi dengan Volume untuk Sector atau Jenis Pekerjaan, misalnya Jalan dengan Volume 1100 M. 11. Kolom 9, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Dana Hibah Infrastruktur untuk setiap Jenis Pekerjaan.
Lampiran 12 Halaman 10
12. Kolom 10, diisi dengan Jumlah Dana atau Nilai Kontrak dari Sumber Swadaya Masyarakat untuk setiap Jenis Pekerjaan. 13. Kolom 11, diisi dengan Total Dana atau Nilai Kontrak untuk setiap Jenis Pekerjaan, yang merupakan Penjumlahan Kolom 9 dengan Kolom 10. 14. Kolom 12, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu. 15. Kolom 13, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode lalu, yaitu dengan membandingkan Kumulatif Pencapaian sampai dengan periode lalu dengan Volume Total. 16. Kolom 14, diisi dengan Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini. 17. Kolom 15, diisi dengan % Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan pada periode ini, yaitu dengan membandingkan Pencapaian pada periode ini dengan Volume Total. 18. Kolom 16, diisi dengan Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yang merupakan Penjumlahan. 19. Kolom 17, diisi dengan % Kumulatif Pencapaian atau Kemajuan Fisik atau Volume Pekerjaan dari setiap Jenis Pekerjaan sampai dengan periode ini, yaitu dengan membandingkan Kumulatif Pencapaian sampai dengan periode ini dengan Volume Total. 20. Kolom 18, diisi dengan Laporan Penggunaan Material, dengan pilihan ada atau tidak ada. 21. Kolom 19, diisi dengan Daftar Hadir Pekerja (HOK), dengan pilihan ada atau tidak ada. 22. Kolom 20, diisi dengan masalah - masalah yang timbul dalam Pelaksanaan selama periode laporan ini. 23. Kolom 21, diisi dengan Tindak Turun Tangan (TTT) atas masalah yang timbul pada setiap desa.
Lampiran 12
Halaman 11
No.
(1)
JUMLAH
Lampiran 12
Halaman 12
Lampiran 13
PedomanPelaksanaan
ProgramPembangunanInfrastruktur Perdesaan(PPIP)2013
Lampiran 13
Halaman 1
K A N T O RP P I PP U S A T
J LC I P A K U VN O1 K E B A Y O R A NB A R U J A K A R T AS E L A T A N1 2 1 7 0 T E L P : 0 2 1 7 2 7 9 9 2 3 4 e ma i l : p p i p p u s a t @y a h o o . c o . i d p p i p p u s a t @g ma i l . c o m
K A N T O RP P I PP U S A T
J LC I P A K U VN O1 K E B A Y O R A NB A R U J A K A R T AS E L A T A N1 2 1 7 0 T E L P : 0 2 1 7 2 7 9 9 2 3 4 e ma i l : p p i p p u s a t @y a h o o . c o . i d p p i p p u s a t @g ma i l . c o m