You are on page 1of 13

PENELITIAN ILMIAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kelengkapan Imunisasi Bayi Umur 0-12 Bulan

Di Desa Pamolaan Di Wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang

The Relationship of Knowledge of Mother About Immunizing With Equipment Immunizing Cild Old 0-12 Month Countryside of Pamolaan Puskesmas Tanjung District Camplong province of Sampang

ZAKKIYATUS ZAINIYAH *) *) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Ngudia Husada Madura

ABSTRACT

Imunizing to reponsen effort give impenetrability baby by including vaccine into body prperting to disease. Execution immunize puskesmas relate to knowledge of mothers to immunize. Intention of this research is to know knowled of mother about immunizing with equepment immunize child old age 1-12 month. This research desain use Cross sectonal desain. Its population from all mothers having child old age 0-12 month 115 responder contryside of Pamolaan Puskesmas Tanjung District of Camplong sub-province Sampang. Sample from overall of research there 34 responder which including inclusi criteria by using random sampling. Mothod data colecting the uset observation abd qoesioner. Independent variable him knowledge of mother about immunizing and its variable him equepment immunize child. Data analysis use Chi Square mistake level 5%. Result of research idicate that from tabulation tables traverse pursuant to test of chi square result of research p 1.012 > 0,603 table of 3,84 mistake level 5%.This matter indicate that no variable dependent and variable of independent. Of this reseach can be concloded that withexistence of this reseach more is improving information and knowledge mother about immunizing its child and later mother can use or that knowledge application into everyday life bicause immunizing is inportent for growth a child.

Keyword : Knowledge of mother about immunizing, equepment immunizing

Correcpondence : Zakkiyatus Zainiyah, Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia PENDAHULUAN Dalam penerapan tujuan pembangunan milenium (millennium development goals) dengan delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 diantaranya adalah untuk menjawab tantangan-tantangan utama pembangunan di seluruh dunia. Tujuan ini merupakan komitmen bersama negara-negara maju dan negara-negara berkembang dalam menangani permasalahan utama pembangunan termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan diantaranya masih tingginya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan masih tingginya angka kematian ibu dan anak(Saputra dianalisa tanggal 1 April 2010). Dalam UU RI NO 23 tahun 1992 tentang kesehatan bab 2 pasal 3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, generasi muda memerlukan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat perkembangan menuju manusia dewasa yang berkwalitas tinggi (Karyatiningtyas, 2004). Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (A .Aziz Alimul, 2005). Tujuan imunisasi adalah merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk anti body spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. Proses penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mengalahkan sistem pertahanan tubuh sehingga sering didapatkan anak tersebut mengalami sakit. Berbagai penyakit yang timbul akibat tidak di imunisasi antara lain adalah penyakit TBC, Campak, Polio, Batuk rejan, Tetanus, Hepatitis. Bisa menyebabkan anak cacat seumur hidup berakhir dengan kematian. Menteri kesehatan menambahkan salah satu dari program kesehatan adalah program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang salah satu sasarannya untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) atau imunisasi bagi semua anak pada tahun 2010 sampai tingkat desa, artinya pada tahun 2010 minimal 80% bayi di semua desa harus memperoleh imunisasi dasar. Imunisasi dasar sendiri adalah pemberian vaksinasi lengkap yang harus di dapatkan pada bayi baru lahir sampai umur 11 bulan. Untuk dijadikan sebagai daerah UCI dari data propinsi dan data kabupaten menetapkan kurang dari jumlah persen berarti masuk Non UCI yaitu, HBO < 95%, BCG <95%, DPT1 <95%, DPT2 <90%, DPT3 85%, Polio1 <95%, Polio2 <90%, Polio3 90%, Polio4 <85%, Campak <85%. Menurut data cakupan imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, dari bulan januari sampai bulan desember 2009, Desa UCI sebesar 50,61 % ini menunjukkan bahwa 96 Desa telah mengimunisasikan bayinya 80 % untuk semua Antigen. Berdasarkan data yang di peroleh dari laporan yang dihimpun oleh dinas kesehatan menerangkan bahwa kabupaten Sampang desa UCI nya masih mencapai 51,46 %. Hal ini berarti masih banyak desa yang bayinya belum di imunisasi dasar, sedangkan data yang dilaporkan oleh Puskesmas Tanjung mulai tahun 2008 sampai tahun 2009 belum ada desa yang UCI.

Tabel 1

Cakupan imunisasi Desa Pamolaan tahun 2008 2009 Imunisasi BCG DPT HB COMBO 1 DPT HB COMBO 2 DPT HB COMBO 3 POLIO 1 POLIO 2 POLIO 3 POLIO 4 CAMPAK HEPATITIS B Realisasi 2009 JML % 66 57,89 69 60,52 79 69,29 71 62,28 69 60,52 79 69,29 72 63,15 67 58,77 66 57,89 63 55,76 Target 90 % 90 % 85 % 75 % 90 % 85 % 85 % 80 % 80 % 90 % Realisasi 2008 JML % 105 91,03 103 89,57 107 93,04 105 91,3 103 89,34 97 84,34 107 93 96 83,91 86 74,78 51 17,4 Target 90 % 90 % 85 % 75 % 90 % 85 % 85 % 80 % 80 % 90 %

Sumber : Puskesmas Tanjung

Sebagaimana tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 cakupan Desa pamolaan tidak semua mencapai target hanya ada 4 cakupan imunisasi yang mencapai target 90% diantaranya adalah imunisasi BCG, DPT HB COMBO 2, DPT HB COMBO 3, polio3. Sedangkan pada tahun 2009 realisasinya mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2008 hampir semua imunisasi tidak mencapai target sehingga Desa Pamolaan termasuk Desa tidak mencapai UCI (Universal Cild Imunisation) atau hampir 80 % bayi umur 0-12 bulan belum lengkap imunisasi dasarnya. Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. Dalam hal ini peran orang tua, khususnya ibu menjadi sangat penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku kesehatan ibu. Pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku kesehatan seorang ibu akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan. (Ali, 2005). Faktor yang mempengaruhi Pemberian imunisasi pada anak umur 1 tahun di antaranya adalah : (1) Anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. (2) Kekawatiran orang tua dan kalangan praktisi terhadap resiko dari beberapa vaksin. (3) Peran media yang memberikan image keinginan ke masyarakat khususya pemberian vaksin imunisasi serta. (4) Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu dalam penggunaan sarana kesehatan untuk bayi berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. (5) Masalah pengertian dan keikut sertaan orang tua dalam program imunisasi (Ali, 2005). Manfaat imunisasi adalah untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakitnya, dan kemungkinan cacat, untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan

psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Untuk Negeri: memperbaiki tingkat kesehatan menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Dampak dari masalah di atas akan mempengaruhi kelengkapan imunisasi bayi di desa. Sedangkan dampak negatifnya pada bayi dapat beresiko terjangkit atau terserang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan bayi juga beresiko cacat setelah sakit serta angka kematianpun dapat melonjak tinggi. Untuk beberapa upaya yang telah di lakukan kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan yang meningkat imunisasi di antaranya di Puskesmas Tanjung mempunyai program antara lain yaitu sweeping non UCI (Univesal Cild Imunisation) yaitu bagi bayi yang tidak datang ke posyandu maka petugas puskesmas mendatangi kerumahnya. Pemantauan terhadap pelaksanaan program imunisasi sesuai dengan jadwal yang di tentukan, pemantauan vaksin yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril. Mengikut sertakan kader imunisasi dana pelatihan tingkat kabupaten. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan di desa pamolaan Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang? Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan di Desa Pamolaan Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang.

METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah peneliti analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independent pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi. Sedangkan variabel dependentnya adalah kelengkapan imunisasi bayi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bertempat di Desa Pamolaan Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Pamolaan di wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Pada bulan Juni 2010. Pengumpulan data tentang Kelengkapan imunisasi menggunakan KMS atau Kohort. Untuk pengetahuan ibu tentang imunisasi yang mengunakan alat ukur koesioner. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan menggunakan tingkat kepercayaan atau ketetapan : 0.05 jika p value < 0.05 berarti Ho ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi jika p value > 0.05 berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian Puskesmas Tanjung merupakan salah satu Puskesmas yang berada di bagian selatan Kabupaten Sampang yang mempunyai luas wilayah 3.202.390 ha, dengan curah hujan 172 mm / tahun dan suhu rata-rata 30 C. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung hingga tahun 2010 berjumlah 33.380 jiwa yang tersebar pada 6 desa, agama mayoritas penduduk wilayahnkerja Puskesmas Tanjung adalah beragama islam yaitu 99,99%. Puskesmas Tanjung memiliki fasilitas kesehatan berupa 2 buah puskesmas pembantu dan 6 buah polindes. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdapat 39 posyandu dengan 195 kader kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan yang ada adalah dokter gigi 1 orang, dokter umum 1 orang, bidan 14 orang, perawat 23 orang, perawat gigi 1 orang, sanitarian 1 orang, ahli gizi 3 orang, dan asisten apoteker 1 orang.

Karakteristik Umum Responden Karaktersitik umum responden dalam penelitian ini meliputi : umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jarak rumah, informasi tentang imunisasi, dan pelayanan kesehatan yang bias digunakan responden. Hasil penelitian tentang karakteristik umum respoden adalah :

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden (responden berdasarkan umur di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Kelompok Umur (Tahun) 16 - 20 21 - 30 31 - 40 Total Jumlah 8 19 7 34 Persentase (%) 23.52 55.90 20.58 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010 Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa sebagaian besar ibu yang berumur 21 30 tahun yaitu sebanyak 19 orang (55,90%), sedangkan hanya sebagian kecil ibu yang berumur 31-40 tahun sebanyak 1 tahun sebanyak 7 orang (20.58%).

Tabel 3 Distribusi frekuensi Tingkat pendidikan ibu di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tidak tamat sekolah SD SMP Total

13 19 2 34

38.22 55.90 5.88 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu yang berpendidikan SD adalah sebanyak 19 orang (55.90%) , sedangkan sebagian kecil ibu yang berpendidikan SMP berjumlah 2 0rang (5.88%).

Tabel 4 Distribusi frekuensi pekerjaan ibu di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Jenis Pekerjaan IRT Tani Total Jumlah 24 10 34 Persentase (%) 70,58 29.42 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui mayoritas ibu bekerja sebagaian ibu rumah tangga yaitu sebanyak 24 orang (70,58%), dan sebagian kecil yaitu sebanyak 10 orang (29,42%) yang bekerja sebagai tani.

Tabel 5 Distribusi frekuensi jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan ibu di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Jarak rumah ketempat Pelayanan Kesehatan 0 2 km 3 5 km > 5 km Total Jumlah Persentase (%)

32 2 34

94.12 5,88 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan sebagian besar didapat antara 0 2 km sebanyak 32 orang(94,12%). Dan sebagian kecil berjarak 3 - 5 km sebanyak 2 0rang (5,88%).

Tabel 6 Distribusi frekuensi jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan ibu di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Informasi tentang imunisasi Televisi Informasi dari petugas Total Jumlah 5 29 34 Persentase (%) 14,70 85.30 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa karakteristik responden mendapatkan informasi mayoritas di dapatkan dari informasi dari petugas sebanyak 29 orang (85,30) dan sebagian kecil televisi sebanyak 5 orang (14,70%).

Tabel 7 Distribusi frekuensi pelayanan kesehatan yang bisa di gunakan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang Pelayanan Kesehatan yang digunakan Bidan (Polindes) RSUD Daerah Total Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010 Jumlah 32 2 34 Persentase (%) 94.12 5,88 100

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden mendapatkan pelayanan kesehatan yang bisa di gunakan mayoritas dari Bidan Polindes sebanyak 32 orang (94,12%) dan sebagai kecil dari RS Swasta 2 Orang (5,88%).

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu tentang imunisasi di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang adalah :

Tabel 8 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu tentang imunisasi Pengetahuan ibu Baik Cukup Kurang Total Jumlah 1 2 31 34 Persentase (%) 2,94 5,88 91,18 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Dari tabel 8 di atas dapat di jelaskan bahwa mayoritas ibu yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 31 orang (91,18%) dan sebagian kecil berjumlah 2 orang (5,88%) Ibu berpengetahuan cukup. Pengetahuan ibu bayi yang di imunisasi diantaranya adalah Ibu belum memahami tentang pengertian imunisasi, tujuan, manfaat, efek samping dan jadwal imunisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat pengetahuan ibu adalah tingkat pendidikan. Hasil penelitian sebagian besar ibu memiliki ibu tingkat pendidikan dasar (SD) dan tidak tamat SD, dinyatakan bahwa tingkat pendidikan rendah lebih sulit menerima informasi dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi kondisi inilah yang menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu. Menurut teori Koentjoro Ningrat (1997) yang dikutip oleh Nursalam (2001) mengatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki, begitu pula sebaliknya. Sedangkan menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan kesehatan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Dari teori tersebut dapat diketahuai bahwa pendidikan yang berpengaruh pada pengetahuan tentang imunisasi. Pendidikan responden yang mempengaruhi terhadap rendahnya tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi diduga disebabkan oleh tingkat pendidikan kesehatan yang kurang. Pekerjaan ibu di desa pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang, mayoritas ibu rumah tangga yaitu 24 orang (78,58%) Tingkat pekerjaan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu yang kurang. Ibu yang sebagian besar ibu rumah tangga lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, sehingga kurang dalam mendapatkan informasi tentang imunisasi. Hal ini menyebabkan rendahnya pengetahuan ibu tentang imunisasi. Menurut pendapat Markum (1991) yang dikutip oleh Nursalam (2001) menyatakan bahwa pekerjaan umumnya menciptakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja

bagi ibu ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Responden yang umumnya tidak bekerja cendrung tidak memiliki pengetahuan yang lebih dari pada responden yang bekerja. Hal tersebut mungkin disebabkan karena teman sekerja merupakan sumber informasi dan menambah pengetahuan responden, namun di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang ibu yang sebagian besar tidak bekerja dan sebanyak ibu rumah tangga, tidak memiliki teman sekerja sehingga tidak bisa menambah informasi dan pengetahuan ibu mengenai imunisasi. Dari hasil identifikasi dan teori diatas cukup jelas bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah tingkat pendidikan, umur, pekerjaan, pengalaman, dan banyak faktor-faktor lainnya. Tapi tidak semua faktor diatas mempunyai hubungan yang sebanding, missalnya dari identifikasi pendidikan, didapat bahwa tidak semua responden yang berpendidikan yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Hal ini bisa juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman atau informasi yang didapat. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi, maka pihak pihak terkait (Puskesmas atau kader) dapat mentimulasi warga (ibu-ibu) untuk belajar tentang imunisasi, diantaranya denagan adanya penyuluhan kesehatan, adanya pengkaderan, dan stimulasi tentang kegiatan imunisasi.

Kelengkapan imunisasi bayi responden Hasil penelitian tentang kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatn Camplong Kabupaten Sampang adalah :

Tabel 9 Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi bayi Pengetahuan ibu Lengkap Tidak lengkap Total Jumlah 26 8 34 Persentase (%) 76,47 23,53 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Dari tabel 9 di atas dapat di jelaskan bahwa mayoritas bayi yang di imunisasi lengkap berjumlah 26 orang (76,47%) dan sebagian kecil bayi yang imunisasi tidak lengkap yaitu sebanyak 8 orang (23,53%). Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang didapatkan bahwa sebagian besar kelengkapan imunisasinya lengkap 26 orang (76,47) dalam 12 bulan, imunisasi yang seharusnya dilakukan adalah 10 kali imunisasi yaitu BCG sebanyak 1 kali, Hepatitis HB0 1

kali, DPT HB COMBO 3 kali, Polio sebanyak 4 kali, dan Campak 1 kali. Gambaran ini menunjukkan bahwa prilaku ibu untuk melengkapi imunisasi anaknya yang berumur 0-12 bulan sebanyak 10 kali. Hal ini disebabkan kerena kelengkapan imunisasi yang harus diberikan disesuaikan dengan umur bayi. Jenis imunisasi yang masih tidak lengkap adalah DPT-HB COMBO. Dari responden yang tidak lengkapi imunisasi adalah 8 orang (23,52) tidak melakukan imunisasi DPT-HB COMBO karena bayi setelah imunisasi panas. Dari identifikasi tentang kelengkapan imunisasi diatas dapat dikaji bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kesadaran ibu untuk mengikut sertakan bayinya untuk imunisasi (khususnya imunisasi dasar), diantaranya adalah pandangan masyrakat (adat) tentang imunisasi. Banyak masyarakat awam yang mengangap bahwa efek samping imunisasi dianggap sebagai komplikasi sehingga orang tua tidak lagi membawa bayinya untuk diimunisasi. Oleh karena itu agar imunisasi dasar bayi umur 0-12 bulan dapat tercapai dengan optimal, maka diharap para ibu-ibu dapat diberi penjelasan yang jujur dan benar dengan landasan ilmiah, menunjukkan empati dan perhatian yang besar (dengan menjelaskan keuntungan dan kelemahan imunisasi dasar), dan membekali pengetahuan kepada ibu-ibu dengan cara penyuluhan kesehatan.

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kelengkapan Imunisasi Bayi Hasil analisis tentang hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi bayi umur 0 12 bulan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang adalah :

Tabel 10 Tabulasi silang pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi Kelengkapan Imunisasi Lengkap Tidak Lengkap % % 1 2,94 2 5,88 23 67,65 8 23,53 26 76,47 8 23,53 1 2 31 34

Pengetahuan Ibu Baik Cukup Kurang Total

% 2,94 5,88 91,17 100

Sumber : SP2TP Puskesmas Tanjung tahun 2010

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa dari 34 responden ada 23 orang (76,47%) pengetahuan ibu kurang dengan kelengkapan imunisasi yang lengkap. Hanya ada 1 orang (2,94%) pengetahuan ibu yang baik dengan kelengkapan imunisasi yang lengkap. Dan hanya

8 orang (23,53%) pengetahuan ibu yang kurang dengan kelengkapan imunisasi yang tidak lengkap. Hal ini disebabkan tingkat pengetahuan ibu di dapatkan karena adanya input atau masukan yang dipengaruhi oleh kesadaran, merasa tertarik, menimbang-nimbang, trial, adaptasi.tingkat pengetahuan ibu sendiri dipengaruhi oleh interna dan ekstena, bila ibu sudah sadar atau merasa tertarik , menimbang nimbang, trial dan adaptasi, maka ibu akan berusaha untuk memenuhi kelengkapan imunisasi bayinya. Pada tabulasi hasil penelitian yang diuji dengan uji chisquare didapatkan hitung p = 0,603 dan tingkat signifikan () 0,05 diperoleh hasil P value > hal ini berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi bayi umur 0-12 bulan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Berdasarkan teori dikemukkan oleh Notoatmojo (2003) yang mengutip pendapat Rogers (1971) mengatakan bahwa penerimaan atau adanya prilaku kesehatan akan melalui proses, salah satu tahapan tersebut adalah pengetahuan. Sehingga adanya pengetahuan tentang prilaku kesehatan seseorang akan lebih menerima prilaku-prilaku secara sadar dan sukarela. Akan tetapi saat penelitian di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang pengetahuan yang dimiliki oleh responden tidak berpengaruh terhadap status kelengkapan imunisasi bayinya. Dari hasil diatas pengetahuan ibu kurang 23 orang (67,65%) dengan imunisasi lengkap, didapatkan hasil yang bertolak belakang dengan teori bahwa ibu-ibu yang memiliki pengetahuan rendah ibu tidak selalu mempunyai dorongan untuk mengimunisasikan bayinya , sebaliknya ibu-ibu yang memiliki pengetahuan baik tidak selalu imunisasi dasar bayinya tidak lengkap. Faktor pengetahuan tidak selamanya mempengaruhi prilaku ibu untuk mengikut sertakan bayinya untuk melengkapi imunisasi dasarnya. Menurur Lowrence Green menjelaskan bahwa prilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yakni: faktor predisposisi seperti pengetahuan ibu khususnya tentang imunisasi yang akan menumbuhkan suatu respon sikap positif terhadap status kelengkapan imunisasi bayinya, selain itu factor pengelolaan adalah factor yang mempengaruhi ibu terdorong waktu mengimunisasikan bayinya diantaranya adalah imunisasi yang diberikan membantu ibu untuk terdorong mengimunisasikan bayi, petugas sering kali datang ke aparat desa untuk membantu mengimunisasikan jadwal imunisasi sehingga walaupun mereka mempunyai pengetahuan ibu kurang tapi mereka datang ke tempat imunisasi karena mereka diperhatikan oleh petugas dan aparat desa. Faktor daya tarik pelaksanaan imunisasi juga membantu ibu untuk mengimunisasikan bayinya, sikap yang di anjurkan oleh petugas dan komonikasi yang baik, menjadi daya tarik masyarakat untuk bersedia datang ke tempat imunisasi. Tradisi kebudayaan dalam daerah yang ditempati juga pengaruh pada nilai kepercayaan dalam suatu prilaku, ketersediaan fasilitas kesehatan akan menjadi pengaruh yang besar dalam perilaku ibu terhadap status kesehatan bayinya, dan yang terakhir yaitu faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong seperti sikap dan prilaku petugas termasuk motivasi yang kuat atau bentuk pelayanan yang memuaskan maka akan tercapai pada status kesehatan yang lebih optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pendidikan yang tinggi belum tentu memiliki pengetahuan yang baik, begitu juga sebaliknya bisa juga pengetahuan baik dimiliki oleh ibu yang mempunyai pendidikan yang rendah atau menengah.

Dari analisis diatas diharapakan bahwa pihak-pihak terkait (profesi kesehatan) dapat memperhatiakn dan mampu mengidentifikasikan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku untuk mengikut sertakan bayinya untuk di imunisasi secara lengkap.

KESIMPULAN Sebagian besar ibu mempunyai pengetahuan kurang tentang imunisai di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Sebagian besar bayi umur 0-12 bulan dilakukan imunisasi secara lengkap di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunsasi bayi imur 0-12 bulan di Desa Pamolaan wilayah Puskesmas Tanjung Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang.

DAFTAR PUSTAKA Alimul A. Aziz (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisam Ilmiah. Penerbit Salemba Medica. Jakarta Ali Muhammad, Pengetahuan, Sikap dan Prilaku ibu Bekerja dan Tidak bekerja Tentang Imunisasi, Medan,2002,http:/ Librari.usu.id/modules.php. op=modload [16 Januari,2008] Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian (Suatu pendekatan Praktek), Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI (1993). Pedoman tehnis imunisasi tingkat Puskesmas . Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta Depkes RI (2008). Petunjuk tehnis standart pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten / Kota . Keputusan menteri Kesehatan. Jakarta Email:Sapotra.atjeh@gmail.com&Putraatjeh@teacher.org Karyaningt, D. 2004. Hubungan penetahuan ibu Tentang Imunisasi Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Pada Balita Usia 13-18 Bulan di Desa Gedung Wilayah Kerja Puskesmas Magersari Kota Mojokerto. Mojokerto : Politeknik Kesehatan Mojokerto. Notoatmodjo. S (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo. S (2003). Prilaku-prilaku Kesehatan.. PT Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Nursalam (2005). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Nursalam dan Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset keperawatan. Jakarta.: Sagung Seto. Renuh, I.G.N., dkk, 2005. Buku Imunisasi Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Satgas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Renuh, I.G.N., dkk, 2008. Buku Imunisasi Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Satgas Imunisasi, Ikatan Dokter Anak Indonesi

You might also like