Professional Documents
Culture Documents
()()
*
()
+*
()
+
Keterangan :
r
xy
= koefisien validitas yang telah dicari
X = nilai tes yang telah dicari
Y = jumlah skor total
N = jumlah responden
Harga r
hitung
yang diperoleh dibandingkan dengan r
tabel
dengan taraf
signifikansi 5 %. Jika harga r
hitung
> r
tabel
maka item soal yang
diujikan memiliki kriteria valid.
2) Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut
dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.
Menurut Arikunto (2010), rumus yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas tes uraian adalah rumus Alpha.
) (
)
Dengan:
dan
Keterangan :
k = banyaknya butir pertanyaan
2
b
o E = jumlah varians butir
23
2
t
o
= varians total
Jika F
hitung
F
tabel
maka H
0
diterima berarti data bersifat homogen, jika
F
hitung
F
tabel
maka H
0
ditolak yang berarti data tidak homogen.
25
c. Uji Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
dilaksanakan tes akhir (post-test). Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh
data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam
penelitian ini. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Uji Normalitas Pretest-Posttest
Uji normalitas digunakan untuk melihat penyebaran atau
distribusi nilai siswa dalam satu kelas, apakah nilai hasil pre-test
dan post-test pada materi Usaha dan Energi kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdistribusi normal ataukah tidak. Rumus yang
digunakan adalah dengan Chi Kuadrat yaitu:
( )
=
k
i
i
i i
E
E O
1
2
2
_
Keterangan:
_
2
= Chi-Kuadrat
O
i
= frekuensi yang diperoleh dari data penelitian
E
i
= frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas interval
Jika
_ 2
hitung
s
_ 2
tabel
dengan derajat kebebasan dk = k -1
dengan taraf signifikan 5% maka akan berdistribusi normal
(Sudjana, 2005)
2) Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan uji t yaitu dengan uji perbedaan
dua rata-rata uji satu pihak. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
signifikansi pertumbuhan kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif
kelas eksperimen dibanding kelas kontrol yang diukur dari data nilai
hasil posttest. Menurut Sugiyono (2005: 119), rumus uji t yang
digunakan adalah Hipotesis yang diajukan adalah:
a) Ho = Tidak terdapat perbedaan (ada kesamaan) pembelajaran
melalui kegiatan laboratorium guided inquiry dengan NHT pada
kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada
26
kelompok kontrol terhadap kemampuan berpikir Hipotetikal
Deduktif. (
1
2
);
b) Ha = Terdapat perbedaan pembelajaran melalui kegiatan
laboratorium guided inquiry dengan NHT pada kelompok
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok
kontrol terhadap kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif (
1
>
2
).
Menurut Sugiyono (2007), pengujian hipotesis komparatif dua
sampel yang berkorelasi atau berpasangan digunakan rumus t-test
sampel related.
) (
)
Keterangan:
1
x
= rata-rata nilai pada kelas kontrol
n
1
= jumlah siswa kelas eksperimen
n
2
= jumlah siswa kelas kontrol
r = korelasi antara dua sampel
s
1
= simpangan baku kelas eksperimen
s
2
= simpangan baku kelas kontrol
s
1
2
= varian pada kelas eksperimen
s
2
2
= varians pada kelas kontrol
Dengan:
)
27
Dari t
hitung
dikonsultasikan dengan tabel dengan dk = n
1
+n
2
-2 dan
taraf signifikan 5%.
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Ho diterima jika t
hitung
< t
(1-)(n1+n2-2)
. Hal ini berarti rata-rata
kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif siswa kelas
eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata kemampuan
berpikir Hipotetikal Deduktif siswa kelas kontrol.
b) Ha diterima jika t
hitung
> t
(1-o)(n1+n2-2)
. Hal ini berarti rata-rata
kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif siswa kelas
eksperimen lebih baik dari pada rata-rata kemampuan berpikir
Hipotetikal Deduktif siswa kelas kontrol.
3) Uji Normal Gain
Uji normal gain bertujuan untuk mengetahui besar
peningkatan rata-rata kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif
siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.
Peningkatan rata-rata kemampuan berpikir Hipotetikal Deduktif
siswa dapat dihitung menggunakan rumus normal gain. Menurut
Savinainen dan Scott, sebagaimana dikutp oleh Wiyanto (2008, 86)
rumus uji gainsebagai berikut:
Keterangan:
pre
S
post
S
Kriteria faktor gain <g> :
tinggi jika g > 0,7
sedang jika 0,3 g 0,7
rendah jika g < 0,3
28
6. Alur Penelitian
Gambar : Alur Penelitian
Pretest
Pretest
Observasi Awal
Pembagian kelompok
Observasi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pembelajaran
Teams Games
Tournament dengan
Make A Match
pokok bahasan
Usaha dan Energi
Pembelajaran konvensional
(ceramah dan tanya jawab)
pokok bahasan Usaha dan
Energi
Posttest
Posttest
Perbedaan hasil peningkatan aktifitas dan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Observasi
29
XII. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2010. Teknik Analisis Statistika. Jakarta: Phibeta.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2004. Silabus Kurikulum 2004. Dirjen Dikdasmen Direktorat
Menengah.
Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hamdani. 2010.Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia: Bandung.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Julianto,Eko. 2010. Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Hipotetikal Deduktif Pada Siswa SMA di Kota
Semarang(Skripsi).Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Purwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Depdikbud.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitataif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono,Agus. 2012. Cooperative Learning.Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Tias,W dan Widodo A.2008. Perbandingan Pembelajaran Berbasis Inkuiri
melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Pada Topik Alat Indera di
SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 2(3). 339-358.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa edisi 3. 2003. Kamus Besar Bahasa.
Underwood, Mary. 2000. Pengelolaan Kela yang Efektif. Jakarta : Arcan.
Wenning,Carl J. 2005.Implementing Inquiry-Based Instruction in the science
classroom:A new model for solving the improvement of practice problem.
Department of Physics: Illinois State University.
Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: Unnes Press.