You are on page 1of 12

KRITISI JURNAL

NURSING CARE FOR POSTPARTUM DEPRESSION, PART 1: DO NURSES THINK THEY SHOULD OFFER BOTH SCREENING AND COUNSELING?

OLEH: KELOMPOK VI A HERI ENY SURYANI TRIANA NOVITASARI TRIAN AGUS HARTANTO EDWINA NARULITA S. A 115070200111013 115070201111027 115070200111001 115070200111005

IDENTIFIKASI JURNAL
Judul Nursing Care For Postpartum Depression, Part 1: Do Nurses Think They Should Offer Both Screening And Counseling? Pengarang Lisa S. Segre, PhD, RN, Michael W. O'Hara, PhD, Stephan Arndt, PhD, and Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN Nama dan Edisi Jurnal Nama : NIH Public Access Author Manuscript Edisi : MCN Am J Matern Child Nurs. 2010; 35 (4) : 220225. doi:10.1097 /NMC.0b013e3181dd9d81.

IDENTIFIKASI MASALAH/TOPIK
TOPIK
Pada jurnal tersebut menjelaskan tentang penelitian untuk mengetahui apakah perawat di AS setuju dengan diadakan metode keperawatn skrining dak konsuling untuk menangani depresi post partum pada ibu baru melahirkan yang dipakai di Inggris.

LATAR BELAKANG MASALAH


Depresi Postpartum : Ruang Lingkup dan Efek Negatif Depresi mempengaruhi 19% dari semua ibu postpartum. Depresi postpartum, membuat ibu sulit untuk menjadi orangtua yang responsif. Efektivitas Skrining dalam Perawatan Primer Skrining untuk depresi ibu telah terbukti layak dalam setting perawatan primer. Pasien yang terkena depresi lebih mungkin untuk diidentifikasi oleh skrining sistematis pada kunjungan postpartum dibandingkan dengan observasi klinis saja.

Model Inggris : Perawat yang Memberikan Perawatan Kesehatan Mental Postpartum The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), 10 item alat skrining laporan diri depresi, dikembangkan bagi pengunjung kesehatan untuk mengidentifikasi depresi mungkin pada ibu baru. Ibu yang depresi kemudian ditawarkan suatu intervensi yang disebut "Listening Visit" , yang merupakan program 4 minggu di rumah (setiap sesi berlangsung satu jam ) yang menggabungkan mendengarkan reflektif aktif dengan pemecahan masalah. Skrining tersebut meningkatkan deteksi PPD Akseptabilitas Perawat yang Memberikan Skrining dan Konseling: Sebelum Penelitian Penggunaan rutin EPDS perawat merasa lebih aman dan tidak lagi harus berspekulasi tentang suasana hati pasien mereka, atau bertanya -tanya bagaimana caranya untuk menilai tingkat depresi klien.

TUJUAN
Model perawatan postpartum di Inggris meliputi skrining dan pengobatan (konseling) bagi wanita postpartum dapat meningkatkan deteksi dini terhadap ibu dengan PPD (Postpartum Depression). Penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah model Inggris akan diterima perawat di AS.

ANALISIS METODOLOGI
METODE PENELITIAN
Sampel dasar : n= 520 untuk mengkaji penerimaan perawat melakukan mental health care postpartum. Kekuatan= 80% untuk mendeteksi awal pada efek yang sedang. Kategori-kategori variable kekuatan > 80% untuk mendeteksi efek yang cukup kecil dengan 1 dan 2 df chisquare tables, Cohens W= 0,12 dan 0,14. Tindakan ordinal kekuatan 80% untuk omega-squared of 0,06 atau diatasnya, efek kecil yang relative. Penelitian ini memiliki kekuatan yang cukup untuk efek dari semua ukuran.

SAMPLING DAN SAMPEL Perawat dengan tingkat pendidikan minimum Bachelor of Science Nurse dan sebelumnya pernah bekerja di Lowa pada departemen Womens Health, Pediatrics, Komunitas, General Practice atau Psikiatri atau BSN atau level di tingkat yang lebih atas. Alasan pemilihan sampel adalah karena tingkat pendidikan setara dengan British helath visitor.

INSTRUMENT Pravelensi depresi postpartum, model screening dan treatment oleh health visitors di UK digunakan di US sebagai ide implementasi yang akan dilakukan oleh perawat. Konten penelitian ditetapkan validatasnya, survey direview oleh senior nursing research fakultas dan format.

ANALISA HASIL PENELITIAN

Sebuah evaluasi kritis dari sampel survei menunjukkan adanya keterbatasan. Dimana hasil generalisasi peneliti untuk semua perawat dalam praktek klinis tidak mungkin, karena ada kurangnya keragaman sampel (tingkat perawat sarjana dari satu wilayah geografis). Seharusnya, replikasi dalam sampel lebih beragam dibenarkan

Di Indonesia angka kejadian depresi postpartum cukup tinggi yaitu antara 50-70% dari wanita pasca persalinan (Hidayat, 2007). Biasanya penderita baru akan dikenali bila kondisinya sudah mengalami depresi berat (postpartum psychosis). Penerapan dari skrining dan konseling pada ibu hamil di Indonesia hanya beberapa bagian besar dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan (Hidayat, 2007).

Peran

perawat sebagai peneliti, dapat mengidentifikasikan masalah-masalah psikologis pada ibu post partum dengan menggunakan skrining depresi dan memberikan intervensi keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu post partum secara fisik dan mental sehingga ibu siap menjalankan perannya dalam keluarga.

dan konseling dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan protokol intervensi keperawatan dalam mencegah dan menurunkan PPD, dan digunakan sebgai salah satu komponen discharge planning.
lembaga pendidikan keperawatan perlu mengembangkan paket pendidikan kesehatan tentang pencegahan depresi postpartum ke dalam kurikulum.
Institusi/

Skrining

Elvira. 2006. Depresi Pasca Persalinan. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Hidayat, A. Aziz. 2007. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Segre, Lisa S., OHara Michael W., dan Arndt Stephan. 2010. Nursing Care for Postpartum Depression, Part 1: Do Nurses Think they should offer both Screening and Counseling. MCN Am J Matern Child Nurs. 2010 ; 35(4): 220225. (Online) http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20585212. Tanggal 6 Oktober 2013

You might also like