You are on page 1of 2

BAB II PEMBAHASAN 1.

Tindakan Perawat Dalam Mengatur Posisi Pasien Dengan Gangguan Sistem pernapasan Fisioterapi Dada Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan. 2. Teknik Napas Dalam a. PENGERTIAN Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002). b. TUJUAN Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. c. PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM Menurut Priharjo (2003), bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi. Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut : Ciptakan lingkungan yang tenang Usahakan tetap rileks dan tenang Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3 Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat. d. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP PENURUNAN NYERI Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu : 1) Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic. 2) Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare, 2002) 3) Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan

metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri. 3. Melatih Batuk Efektif a. PENGERTIAN Batuk efektif adalah latihan batuk untuk mengeluarkan sekret. b. INDIKASI : 1) Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada : Pasien yang memakai ventilasi Pasien yang melakukan tirah baring yang lama Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis Pasien dengan batuk yang tidak efektif . 2) Mobilisasi sekret yang tertahan : Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret Pasien dengan abses paru Pasien dengan pneumonia - Pasien pre dan post operatif -Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk c. KONTRA INDIKASI Tension pneumotoraks Hemoptisis Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia. Edema paru Efusi pleura yang luas d. ALAT DAN BAHAN Sputum pot, Lisol 2-3%. Handuk pengalas, Peniti, Bantal jika di perlukan, Tissu, Bengkok e. LANGKAH PROSEDUR - Setelah dilakukan pengobatan bronkodilator (jika di resepkan),tarik nafas dalam lewat hidung dan tarik nafas untuk beberapa detik. - Batukkan dua kali,batuk pertama untuk melepas mukus dan batuk ke dua untuk mengeluarkan sekret. Bila pasien merasa nyeri dada,pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot yang berisi lisol. - Untuk batuk menghembus,sedikit maju ke depan dan ekspirasi kuat dengan suara hembusan.Teknik ini menjaga jalan nafas terbuka ketika sekresi bergerak ke atas dan keluar dari paru. - Inspirasi dengan nafas pendek cepat secara bergantian (menghirup) untuk mencegah mukus bergerak kembali ke jalan nafas yang sempit. - Istirahat. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatiq (kelelahan) dan hypoxia. Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. f. TUJUAN BATUK EFEKTIF Merangsang terbukanya system kolateral. Meningkatkan distribusi ventilasi. Meningkatkan volume paru Memfasilitasi pembersihan saluran napas ( Jenkins, 1996 ) Batuk Yang tidak efektif menyebabkan : Kolaps saluran nafas Ruptur dinding alveoli Pneumothorak

You might also like