You are on page 1of 2

Perkembangan revolusi Hijau di Indonesia A.

Awal Mula Revolusi Hijau di indonesia Perkembangan revolusi hijau yang pesat berpengaruh pada masyarakat Indonesia yang berciri agaris.oleh karena itu, pertanian menjadi sektor yang sangat penting. Hal ini didasari oleh: Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat Tingkatan produksi pertanian yang masih sangat rendah Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk Di Indonesia mengenal revolusi hijau sejak berlakunya sistem tanam paksa pada masa penjajahan Belanda. Sistem ini berkembang dengan dikeuarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870. Adanya undang-undang tersebut, rakyat Indonesia menjadi mengerti tentang keanekaragaman tanaman dan metode pembudidayaannya. B. Pelaksanaan Revolusi hijau pada Masa Orde Baru Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus. Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menggalakan revolusi hijau ditempuh dengan cara : Intensifikasi Pertanian 1) Intensifikasi Pertanian Intensifikasi Pertanian di Indonesia dikenal dengan nama Panca Usaha Tani yang meliputi: Pemilihan Bibit Unggul Pengolahan Tanah yang baik Pemupukan Irigasi Pemberantasan Hama 2) Ekstensifikasi Pertanian Ekstensifikasi pertanian, yaitu Memperluas lahan tanah yang dapat ditanami dengan pembukaan lahan-lahan baru (misal mengubah lahan tandus menjadi lahan yang dapat ditanami, membuka hutan, dsb). 3) Diversifikasi Pertanian Usaha penganekaragaman jenis tanaman pada suatu lahan pertanian melalui sistem tumpang sari. Usaha ini menguntungkan karena dapat mencegah kegagalan panen pokok, memperluas sumber devisa, mencegah penurunan pendapatan para petani. 4) Rehabilitasi Pertanian Merupakan usaha pemulihan produktivitas sumber daya pertanian yang kritis, yang membahayakan kondisi lingkungan, serta daerah rawan dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Usaha pertanian tersebut akan menghasilkan bahan makanan dan sekaligus sebagai stabilisator lingkungan. 5) Mekanisasi Pertanian Mekanisasi peratanian adalah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara menggunakan alatalat modern. Revolusi hijau bertujuan unuk mengubah petani-petani lama menjadi petani-petani gaya baru. Perubahan ini dilakukan melalui usaha intensifikasi pertanian. Institut Pertanian Bogor mempersiapkan lima teknik pertanian yang disebut dengan panca usaha tani antara lain: Pemupukan yang teratur Pemberantasan hama secara intensif Pemilihan bibit unggul/varietas unggul Pengolahan tanah yang baik Pengairan/irigasi Dalam program panca usaha tani, petani dihimbau menggunakan bibit padi hasil pengembangan Institut peneliatian padi Internasional (IRRI) yang bekerja sama dengan pemerintah. Pengenalan revolusi hijau di Indonesia dilakukan dengan melalui program penyuluhan pertanian yang disebut Bimas Gotong Royong yang ditetapkan pada awal Pelita I. Program ini disebut Bimas Gotong royong agar terjadi kerja sama antara rakyat dan pemerintah dalam pelaksanaanya. Cara pemerintah menunjang partisipasi para petani anatara lain: Menyediakan fasilitas dan kebutuhan petani sebagai produsen padi Menambah pendapatan para petani dengan jalan menaikkan harga padi pada tingkat yang memadai

Setelah program Bimas Gotong Royong dilihat cukup berhasil, maka dilaksanakan intensifikasi masyarakat (inmas). Dengan lahirnya program intensifikasi masyarakat menimbulkan harapan untuk memperbaiki keadaan pertanian serta menyediakan pangan yang situasinya masih belum memadai. Disaat semaikin membaiknya devisa Negara serta perkreditan, pemerintah mengambil kebijakan baru denagan melaksanakan program bimas/inmas yang disempurnakan antara lain: Memerbaiki sistem pengairan Penyediaan bibit unggul Penyediaan obat hama Memperlancar penyediaan kredit Mempermudah cara-cara pengambilan kredit Diantara beberapa unsur yang mendukung peningkatan produksi tanaman pangan yaitu irigasi, tetapi irigasi salah satu bidang yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan revolusi hijau. Oleh karena itu, ahli penelitian mencanangkan revolusi biru atau revolusi blue yang menyangkut penyediaan air irigasi yang cukup serta dikelola dengan baik. Keberhasilah pelaksanaan revolusi hijau di Indonesia sangat menggembirakan petani karena dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Pelaksanaan Penerapan Revolusi Hijau: 1. Pemerintah memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani. 2. Kegiatan pemasaran hasil produksi pertanian berjalan lancar sering perkembangan teknologi dan komunikasi. 3. Tumbuhan yang ditanam terspesialisasi atau yang dikenal dengan monokultur, yaitu menanami lahan dengan satu jenis tumbuhan saja. 4. Pengembangan teknik kultur jaringan untuk memperoleh bibit unggul yang diharapkan yang tahan terhadap serangan penyakit dan hanya cocok ditanam di lahan tertentu. 5. Petani menggunakan bibit padi hasil pengembagan Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI=International Rice Research Institute) yang bekerjasama dengan pemerintah, bibit padi unggul tersebut lebih dikenal dengan bibit IR. 6. Pola pertanian berubah dari pola subsistensi menjadi pola kapital dan komersialisasi. 7. Negara membuka investasi melalui pembangunan irigasi modern dan pembagunan industri pupuk nasional. 8. Pemerintah mendirikan koperasi-koperasi yang dikenal dengan KUD (Koperasi Unit Desa). Dampak Revolusi Hijau di Indonesia Adapun dampak positif munculnya revolusi hijau antara lain: 1) Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh pertanian. 2) Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas dan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati hasil yang lebih baik karena revolusi hijau. 3) Kekurangan bahan pangan dapat teratasi. 4) Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga perekonomian Indonesia terutama terlihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga orang beralih usaha ke sektor agrobisnis. 5) Pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat 6) Peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan primer masyarakat industri menjadi terpenuhi. 7) Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. Akan tetapi, terdapat dampak negatif dari revolusi hijau, antara lain: 1) Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah. 2) Penurunan keanekaragaman hayati. 3) Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan lahan dan tanaman pada pupuk. 4) Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten 5) Penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan akan mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak subur lagi. 6) peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi modern yang hanya dirasakan oleh petani kaya 7) Sistem bagi hasil berubah. Sistem panen secara bersam-sama pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja, sehingga kesempatan kerja di pedesaan berkurang

You might also like