You are on page 1of 22

Fisiologi Hormon antidiuretik (ADH) Hormon antidiuretik ((ADH) adiuretin, vasopresin) dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus,

dan ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil hormon. ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3). Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress, dan gairah (seksual). Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II, dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat). Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat- (GABA), alkohol, dan pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.

Patofisiologi Hormon antidiuretik

Kelebihan ADH Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, missal, karena stress. Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru. Hal ini menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria). Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis). Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel. Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.

Defisiensi ADH Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes insipidus sentralis yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh penyakit autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya. Penyebab eksogen lainnya termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin. Di sisi lain, ADH mungkin gagal mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pad defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal. Penurunan pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurangpekat dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel. Pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum banyak air (polidipsia). Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH akan disertai dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat nyata. Antidiuresis Hormon (ADH) fungsinya : Merangsang penyerapan semula air di tubul ginjal

SISTEM KOORDINASI : HORMON Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil

2. mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapoat di sel target 3. memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus 4. memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target,tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target belainan.

Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida) dan hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan hormon : Saraf bekerja cepat,pengaruhnya cepat hilang. Hormon bekerja lambat, pengaruhnya lama. Berdasarkan waktu pembuatan, kelenjar yang menghasilkan hormon terbagi atas: Sepanjang waktu :kelenjar hipofisis,tiroid,pankreas,adrenal Usia tertentu : kelenjar reproduksi dan kelenjar timus. Hormon dikeluarkan dan masuk ke aliran darah dalam konsentrasi rendah hingga menuju ke organ atau sel target. Beberapa hormon membutuhkan substansi pembawa seperti protein agar tetap berada di dalam darah. Hormon lainnya membutuhkan substansi yang disebut dengan reservoir hormon supaya kadar hormon tetap konstan dan terhindar dari reaksi penguraian kimia. Saat hormon sampai pada sel target, hormon harus dikenali oleh protein yang terdapat di sel yang disebut reseptor. Molekul khusus dalam sel yang disebut duta kedua (second messenger) membawa informasi dari hormon ke dalam sel. Hormon seks dan kelenjarnya akan dibahas dalam sistem reproduksi.

KELENJAR HIPOTALAMUS Kelenjar ini terletak di bagian dasar otak, yang terhubunga langsung dengan kelenjar pituitari melalui vena porta. Hipotalamus memainkan peranan penting dalam kadar glukosa darah dan kadar air dalam tubuh yang dipengaruhi oleh makanan. Rasa takut dan ketertarikan dapat memacu hipotalamus untuk merangsang peningkatan denyut jantung,peredaran darah cepat, pernafasan cepat dan penyempitan pupil. Hipotalamus juga berpengaruh dalam nafsu makan dan kebiasaan seksual. Kelainan pada hipotalamus dapat menyebabkan abnormalitas seksual (seperti kelahiran prematur), anorexia, obesitas,gangguan regulasi suhu,gangguan tidur dan frekuensi detak jantung yang tidak normal. Hipotalamus menghasilkan : Gonadotropin Releasing Factor (GnRH atau Luteinizing Hormone-Releasing Hormone,LH-RH), merangsang lobus anterior pituitari untuk menyekresikan FSH dan LH. Hormon yang merangsang sekresi FSH disebut FRH(Follicle Releasing Factor) sedangkan hormon yang merangsang sekresi LH disebut LRH(Luteal Releasing Factor). Tirotropin Releasing Factor, merangsang lobus anterior pituitari untuk menyekresikan TSH. Somatostatin, menghambat sekresi GH oleh pituitari, menekan sekresi TSH dan merangsang hati mengeluarkan somatomedin. Corticotropin Releasing Factor (CRH), merangsang lobus anterior untuk menyekresikan ACTH.

KELENJAR PITUITARI (HIPOFISIS) Kelenjar pituitari disebut juga master of gland karena semua hormon yang dihasilkan merangsang organ untuk menyekresikan hormon lain. Letak pituitari berada dibawah hipotalamus, sebesar kacang ercis dan terdiri dari 3 lobus yang menghasilkan hormon-hormon berlainan. Kelenjar pituitari dapat terserang tumor,

keracunan dari darah, penggumpalan darah dan infeksi penyakit. Hormon yang diekskresikan oleh lobus anterior atau adenophysis : 1. Somatotropin/Growth Hormone(GH), merangsang sintesis protein, menambah metabolisme lemak dan merangsang pertumbuhan tulang dan otot. Kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme atau pertumbuhan raksasa. Kelebihan pada dewasa menyebabkan akromegali, suatu kelainan akibat pertumbuhan yang tidak seimbang pada persedian dan ujung tulang seperti tulang jari tangan, rahang atau hidung. Defisiensi hormon menyebabkan pertumbuhan terhambat dan kerdil atau dwarfisme. 2. Thyroid Stimulating Hormone(TSH), merangsang pertumbuhan kelenjar tiroid dan pengeluaran hormon tiroksin. Sekresi TSH dihambat oleh tiroksin. Kelebihan hormon ini menyebabkan gondok. 3. Adenocorticotropic Hormone (ACTH), merangsang korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon (glukokortikoid dan mineralokortikoid) ke dalam darah dan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal. ACTH juga berpengaruh dalam pengontrolan emosi karena merangsang pengeluaran Hydrocortisone oleh kelenjar adrenal bagian korteks. Produksi ACTH dikontrol oleh hipotalamus dan level hormon yang dihasilkan oleh korteks kelenjar adrenal. ACTH digunakan dalam bidang medis untuk anti pembengkakan yang disebabkan oleh alergi dan arthritis. 4. Prolactin(PRL) atau Lactogenic Hormone(LTH) atau Luteotropic Hormone atau Mammotropic Hormone, merangsang sekresi susu setelah kelahiran, meningkatkan reabsorpsi air dan garam di ginjal saat menstruasi, mengatur pertumbuhan dan perkembangan kelenjar mammae pada wanita hamil dan memelihara corpus luteum untuk memproduksi air susu ibu dan progesteron. 5. -lipotropin(-LPH), meningkatkan metabolisme lemak dan dapat membentuk ACTH. 6. Melanocyte Stimulating Hormone(MSH), merangsang sekresi melanin pada sel melanosit sehingga menambah warna kulit menjadi lebih gelap.

7. Gonadotropin adalah hormon yang dihasilkan untuk merangsang kerja dari alat kelamin. Gonadotropin terbagi 2 yaitu : Follicle Stimulating Hormone(FSH) bekerja pada gonad (alat kelamin). Pada wanita, FSH merangsang perkembangan folikel de Graaf di ovarium. Bersama dengan LH, FSH merangsang sekresi estrogen oleh folikel de Graaf dan pematangan sel telur. Pada pria, FSH merangsang testes mensekresikan androgen ke aliran darah dan merangsang terjadinya spermatogenesis/pembentukan sel sperma pada tubulus seminiferus di testes. Sekresi FSH dihambat oleh progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum sehingga tidak terjadi pemtangan telur di ovarium. Interstitial Cell Stimulating Hormone(ICSH), merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi androgen dan testosteron. Luteinizing Hormone(LH) berkerja pada gonad (alat kelamin). Pada wanita, ketika folikel atau sel telur sudah matang, LH merangsang pemecahan folikel de Graaf sehingga sel telur keluar dan siap dibuahi sperma. LH merangsang perubahan folikel de Graaf menjadi corpus luteum dan merangsang corpus luteum mensekresikan hormon progesteron. Pada pria, LH bekerja pada sel-sel endokrin dalam testes, tepatnya sel-sel interstisium dan merangsang testes mengeluarkan androgen ke dalam darah. Chrorionic Gonadotropin, berfungsi untuk menjaga perkembangan janin dan disekresikan oleh plasenta saat wanita hamil. Lobus intermediate diketahui mensekresikan MSH namun tidak banyak yang dipengaruhi dan dihasilkan oleh bagian ini. Hormon yang dihasilkan oleh lobus posterior atau neurophysis : Antidiuretic Hormone(ADH) atau Vasopressin, merangsang reabsorpsi air di tubulus ginjal dan menyebabkan dinding arteriol berkontraksi sehingga mempersempit rongga pemubuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. ADH juga mengontrol kadar air dalam tubuh. Kekurangan ADH menyebabkan urin dalam jumlah berlebihan dan disebut diabetes insipidus.

Oxytocin, merangsang kontraksi otot polos yang melapisi uterus dan mempercepat pengembalian uterus ke ukuran semula. Oxytocin juga merangsang proses pengeluaran susu pada proses menyusui.

KELENJAR TIROID Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdiri dari 2 lobus dan terdapat pada leher bagian depan di bawah jakun. 2 lobus ini dihubungkan oleh istmus. Kelenjar tiroid terdiri dari sel epitel kubus yang membentuk struktur bernama vesikel dan ditunjang oleh suatu jaringan penghubung. Pada kelenjar tiroid normal, vesikel ini berisi substansi koloid yaitu protein yang bernama thyroglobulin yang dikombinasikan dengan tiroksin. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini yaitu Calcitonin dan Tiroksin yang terbagi atas 2 jenis : Tetraiodothyronine (T4), hormon tiroksin yang mengandung iodium beratom 4. Triiodothyronine (T3), hormon tiroksin yang mengandung iodium beratom 3. Kedua jenis hormon tiroksin ini merangsang metabolisme dan pertumbuhan. Hormon ini dibentuk dari asam amino tirosin dengan iodium. Kelebihan hormon ini menyebabkan eksoftalamus sedangkan kekurangan hormon ini menyebabkan kretinisme (kekerdilan) dan individunya steril. Hormon lainnya yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yaitu Calcitonin, merangsang penurunan kadar Ca2+ dalam darah (ditimbun dalam tulang). Sekresi tiroksin oleh kelenjar tiroid dirangsang oleh TSH dari kelenjar pituitari. Kadar tiroksin yang tinggi dalam darah dapat menghambat sekresi TSH. Suatu ketika, kadar tiroksin dalam darah yang rendah sehingga pituitari mensekresikan TSH supaya kelenjar tiroid mensekresikan tiroksin. Namun, kadar iodium dari makanan tidak mencukupi pembuatan tiroksin sehingga keseimbangan antara tiroksin dan TSH terganggu. TSH akan terus dikeluarkan, namun di pihak lain, kelenjar tiroid yang selalu dipaksa TSH membuat tiroksin mengalami kekurangan

iodium sehingga kelenjar bekerja terus menerus dan membengkak. Kelainan inilah yang disebut dengan penyakit gondok. Produksi berlebih dari hormon kelenjar tiroid menyebabkan hypertiroidisme atau penyakit Graves dan membuat mata menjadi abnormal. Pecahnya sel kelenjar tiroid sehingga terbebaskannya hormon dalam jumlah besar dapat mengakibatkan sindrom hashimotos yaitu penghancuran yang deisebabkan oleh respon imun. Sedangkan produksi yang sangat sedikit menyebabkan hypothyroidisme menyebabkan gondok dan kelesuan.

KELENJAR PARATIROID Kelenjar paratiroid terdapat pada sebelah dorsal kelenjar tiroid, terdiri dari 4 struktur kecil. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang merangsang peningkatan kadar Ca2+ dan fosfat dalam darah yang disuplai dari tulang. Kerja Parathormon ini antagonis/berlawanan dengan kerja Calcitonin.

KELENJAR ADRENAL/SUPRARENALIS Kelenjar ini terletak diatas ginjal dan kaya akan darah. Secara anatomi, bagian dalam dan bagian luar kelenjar adrenal tampak seperti organ yang terpisah karena terdiri dari jaringan yang berbeda dan melakukan aktivitas yang berbeda pula. Medula adrenal dapat diangkat tanpa membahayakan individu pemiliknya. Bagian dalam disebut medula adrenal terdiri sel chromaffin, mensekresikan hormon yang disebut Catecholamines, terbagi atas : Epinephrine atau Adrenaline yang merespon stimulasi sistem saraf simpatik saat stress. Ketika suatu organisme dihadapka pada tekanan seperti marah dan stress, maka sejumlah hormon dilepaskan ke dalam aliran darah. Maka laju dan kekuatan denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, suplai darah dialihkan ke

otot kerangka, arteri koronaria dan otak, kadar gula darah dan laju metabolisme meningkat. Bronkus membesar sehingga pernafasan makin cepat, pupil mata membesar dan ada kecendrungan bulu tubuh untuk berdiri. Norephinephrine atau Noradrenaline atau Levoarterenol yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan merangsang kontraksi arteriol. Hormon ini juga menjaga sirkulasi darah normal. Bagian luar adrenal disebut korteks adrenal menghasilkan sekitar 30 hormon steroid tapi hanya sedikit yang disekresikan dalam jumlah signifikan. Hormon yang dihasilkan yaitu : Aldosterone, mengontrol jumlah garam dan air pada tubuh. Hormon ini menyebabkan proses reabsorpsi natrium dan klorin di tubulus ginjal yang menurunkan tingkat pengeluaran dari sistem urin, memicu proses retensi air dan meningkatkan volume cairan ekstraseluler. Laju sekresi aldosterone ditingkatkan oleh ACTH dan kadar tinggi kalium namun dihambat oleh adanya angiostensin II dalam darah. Corticoid atau Corticosteroid yang terbagi atas : Glucocorticoid, seperti Cortisol dan Cortisone(Hydrocortisone), yang penting untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, menaikkan kadar glukosa darah dan menurunkan pembengkakan. Mineralocorticoid, menjaga kadar keseimbangan ion elektrolit dan air. Gonadocorticoid, hormon sex yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal yaitu Androgen yang merangsang pertumbuhan seks sekunder pada pria dan Estradiol yang merangsang pertumbuhan seks sekunder pada wanita. Kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal : 1. Virilisme yaitu munculnya ciri sekunde rpria pada wanita 2. Adison yang terjadi karena hipofungsi adrenal 3. Coushing syndrome terjadi karena hiperfungsi adrenal.

KELENJAR PANKREAS Pankreas terletak pada dinding posterior abdomen. Pankreas mempunyai bagian yang disebut Pulau Langerhans yang berfungsi mengeluarkan hormon. Pankreas bagian luar akan menghasilkan eznim pencernaan sendangkan bagian dalam merupakan kelenjar endokrin yaitu Pulau Langerhans yang kaya akan pembuluh darah. Bagian ini terdiri dari Pulau Langerhans A yang menghasilkan Glukagon dan pulau langerhans B yang menghasilkan Insulin. Insulin, hormon yang berfungsi mengubah glukosa menjadi gula

otot/glikogen.Salah satu efek insulin adalah membuat sel-sel tubuh lebih permeable terhadap masukanya glukosa. Kekurangan insulin menyebabkan kadar glukosa dalam darah tinggi dan menyebabkan diabetes mellitus. Glukagon, hormon yang bekerja antagonis dengan insulin, berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa. Somastatin, hormon yang dihasilkan dari tipe ketiga sel Pulau langerhans berperan penting dalam metabolisme.

KULIT Bila kulit terkena radiasi ultraviolet, radiasi akan memicu perubahan dehidrokolesterol menjadi kalsiferol, yang sejenis dengan vitamin D. Kalsiferol mengalami 2 kali modifikasi di hati dan ginjal dan senyawa yang dihasilkan mempertinggi absorpsi Ca2+ dari usus. Hormon ini bergabung dengan PTH dan Calcitonin dalam pengaturan metabolisme kalsium.

LAMBUNG DAN USUS Selain enzim pencernaan, lambung dan usus juga menghasilkan hormon untuk pencernaan yaitu :

Gastrin, disekresikan oleh sel-sel dalam lambung dan merangsang produksi asam hidroklorat oleh sel parietal lambung dan meningkatkan pergerakan dari dinding lambung. Hormon ini disekresikan akibat stimulus dari substansi makanan. Gastric Inhibitory Peptide(GIP) atau Enterogastrone, dihasilkan oleh usus12 jari dan menghambat kerja kelenjar dan otot lambung sehingga melindungi usus 12 jari dari asam lambung yang merusak serta mengendalikan laju pengosongan lambung. Atrial Natiuretic Factor, membantu pengeluaran keseimbangan garam dan air sehingga secara tak langsung mengatur homeostatis dari ginjal dan sistem kardiovaskular. Hormon ini bekerja antagonis dengan Aldosterone. Secretin, dihasilkan oleh usus halus yang dipicu oleh kehadiran asam pada usus 12 jari. Hormon ini merangsang pankreas untuk menyekresikan enzim pencernaan termasuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat merupakan buffer dari tingkat keasaman bubur makanan(chyme) yang memasuki usus halus dari lambung. Hormon ini juga merangsang hati dan kantung empedu untuk mensekresikan empedu. Cholecystokinin dihasilkan usus 12 jari, menstimulasi pelepasan empedu ke dalam usus 12 jari dan produksi serta pelepasan enzim-enzim pankreas.

KELENJAR PINEAL Kelenjar ini menempel pada bagian atas dari cerebellum pada otak. Hormon yang dihasilkan yaitu Melatonin yang mengatur waktu biologis tubuh, misalnya saat tidur. Melatonin juga menyebabkan perubahan warna kulit menjadi lebih terang, dengan kata lain, antagonis dengan MSH.

KELENJAR THYMUS

Kelenjar ini terdiri atas sejumlah besar jaringan limfatik dan mempunyai sejumlah kecil jaringan epitel yang dikenal sebagai Korpuskel Hassals. Kelenjar ini mengeluarkan hormon Thymosin yang mempercepat produksi dan perkembangan dan differensiasi sel Limfosit T di timus. GINJAL Walaupun ginjal merupakan organ dari sistem eskresi, ginjal memiliki 3 fungsi endokrin karena menghasilkan hormon : Renin, hormon yang berperan dalam memelihara tekanan darah. Erytropoeitin, meningkatkan produksi sel darah merah pada sumsum tulang Ginjal berpengaruh juga dalam modifikasi Calciferol yang kedua menjadi1,25dihidroksi vitamin D. HATI Hati mensekresikan hormon Somatomedin yang merangsang pertumbuhan pada tulang. Hewan diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon yaitu : Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon ini tidak dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya. Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja antagonis dengan JH. Octopamine, menaikkan kadar penggunaan glukosa oleh otot. Adipokinetic Hormone, mempercepat perubahan lemak menjadi energi. Bovine Somatotropin(BST),meningkatkan produksi susu pada ternak.

Major Human Hormones

Gland Hormone Origin Target Tissue Adrenal cortex Function Triggers secretion of

Adrenocorticotropic Pituitary gland (anterior) Growth hormone Pituitary gland (anterior) Follicle-stimulating Pituitary hormone gland (anterior) Luteinizing hormone Pituitary gland (anterior) Prolactin Pituitary gland (anterior) Thyroid-stimulating Pituitary hormone gland (anterior) MelanocytePituitary

hydrocortisone from the adrenal gland Throughout body Stimulates development growth and

Sex glands

Stimulates

female

egg

maturation and male sperm production Sex glands Stimulates ovulation and female male

secretion of testosterone Mammary glands Stimulates milk production in the breasts after

childbirth Thyroid gland Triggers secretion of

thyroid hormones

Melaninproducing cells

Controls skin pigmentation

stimulating hormone gland (anterior) Antidiuretic hormone Pituitary gland

Kidneys

Regulates water retention

(posterior) Oxytocin Pituitary gland (posterior) Uterus

and blood pressure Triggers contraction of the uterus during labor

Mammary glands Stimulates milk letdown for breast-feeding after

childbirth Melatonin Pineal gland Unclear, although May possible affect skin

target pigmentation; may regulate (awake/sleep

sites are pigment biorhythms cells organs Calcitonin Thyroid gland Bones and

sex patterns) and prevent jet lag Controls the level of

calcium in the blood by depositing it in the bones

Thyroid hormone

Thyroid gland

Throughout body Increases

the

body's

metabolic rate; promotes normal growth and

development Parathyroid hormone Parathyroid Bones, intestines, Regulates calcium level in glands Thymosin Thymus and kidneys blood

White blood cells Promotes the growth and development of white

blood cells, helping the body fight infection Aldosterone Adrenal gland Kidneys Regulates sodium and

potassium levels in the

blood to control blood pressure Hydrocortisone Adrenal gland Throughout body Plays key role in stress response; increases blood glucose mobilizes levels fat and stores;

reduces inflammatation Epinephrine Adrenal gland Muscles and blood Increases blood pressure, vessels heart and metabolic rate, and blood sugar levels; dilates blood vessels. Also released during exercise Norepinephrine Adrenal gland Muscles and blood Increases blood pressure vessels and heart rate; constricts blood vessels Glucagon Pancreas Liver Stimulates the breakdown of glycogen (stored

carbohydrate) into glucose (blood sugar); regulates

glucose blood level Insulin Pancreas Throughout body Regulates blood glucose levels; increases storage of glycogen; facilitates

glucose intake by body cells Estrogen Ovaries Female reproductive Causes sexual development and growth; maintains

system

proper

functioning

of

female reproductive system Progesterone Ovaries Mammary glands Prepares Uterus Testosterone Testes pregnancy uterus for

Throughout body Causes sexual development and growth spurt; proper of male

maintains functioning

reproductive system Erythropoietin Kidney Bone Marrow Produces red blood cells

Jenis2 penyakit akibat Hormon adh Sebelumnya, saya juga orang awam yang mengenal dua macam diabetes. Pertama, DIABETES MELITUS.

Diabetes Melitus adalah diabetes yang dikaitkan dengan kadar gula dalam darah. Sebenarnya asal muasalnya adalah kurangnya jumlah hormon insulin di dalam tubuh. Hormon ini berfungsi mengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen. Karena kurangnya hormon insulin maka pembentukan glikogen dalam darah pun terhambat, sehingga glukosa akan tetap mengalir dalam darah, bahkan keluar lewat urine. Itu yang menyebabkan urine penderita berasa manis (karena itu orang awam lainnya menyebutnya kencing manis). Nah penghasil hormon insulin sendiri adalah kelenjar pankreas. Penyakit diabetes melitus menurun. Apabila seseorang yang berpotensi menderita diabetes melitus makan gula berlebih tanpa diimbangi akstivitas yang sehat, maka dia harus bersiap-siap menghadapi diabetes yang satu ini. Semakin bertambah usia, aktivitas yang mereka lakukan berkurang, di usia seperti ini jika mereka mengkonsumsi gula berlebih maka mereka akan menderita diabetes melitus. Tapi bagi kaum muda, jangan enak-enakan dulu, karena kita harus tetap menjaga pola makan dan hidup sehat karena usia muda

tidak

menjamin

terbebas

dari

diabetes

melitus.

kedua

DIABETES

INSIPIDUS

penyakit ini terjadi jikatubuh kekurangan hormon Antidiuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hiposfisis belakang. Hormon ADH mempermudah penyerapan air dalam ginjal. Kekurangan hormon ini menyebabkan penderita mengeluarkan urine lebih dari normal (volumenya bisa mencapai 30 kali lipat volume urine normal). Bisa dibayangkan?

TRH hormon dari kelenjar hipofisis anterior memiliki afinitas untuk dan khusus merangsang kelenjar tiroid. Thyrotropin-releasing hormone (TRH), juga disebut thyrotropin-releasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin, adalah tropis, hormon tripeptidal yang merangsang pelepasan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan prolaktin dari hipofisis anterior. TRH telah digunakan secara klinis untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan kesadaran pada manusia. Mekanisme Kerja dan Fungsi Tirotropin Realising Hormon Telah dituliskan di atas bahwa mekanisme kerja dari TRH adalah merangsang kelenjar Tiroid untuk merangsang sintesis hormone Tiroid atau Tiroid Stimulating Hormon dari hipofisis anterior, yang kemudian pada gilirannya akan merangsang sekresi hormone dan kelenjar tiroid. Kemudian deidinase hipofisisdan perifer, sekresi TRH diatur oleh kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dalam darah (umpan balik negatif) dan melalui lajumetabolik tubuh. Jika kadar hormone tiroid meningkat dan laju metabolism tubuh juga meningkat, TRH akan diinhibisi. Sebaliknya jika kadar hormone tiroid dalam darah atau selular menurun, maka sekresi TRH akan distimulasi. Selanjutnya jika pada udara yang sangat dingin dalam waktu lama dapat menjadi faktor lingkungan yang menstimulasikan pelepasan TRH. Sehingga dapat

meningkatkan produksi hormone tiroid, sehingga akan mempercepat laju metabolik untuk menghangatkan tubuh. Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur oleh kadar hormon tiriod dalam sirkulasi, yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis, dan terhadap pelepasan tirotropin (thyrotropine releasing hormone, TRH) dari hipotalamus. 2. TSH Tiroid stimulating hormone: Sebuah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dasar otak dalam menanggapi sinyal dari kelenjar hipotalamus di otak. Tiroid stimulating hormone (TSH) mendorong pertumbuhan kelenjar tiroid di leher dan merangsang untuk memproduksi hormon-hormon tiroid yang lebih. Ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid, kelenjar hipofisis TSH berhenti memproduksi, mengurangi produksi hormon tiroid. Mekanisme ini mempertahankan tingkat yang relatif konstan hormon tiroid yang beredar dalam darah. 3. PTH Hormon paratiroid (PTH), parathormon atau parathyrin, disekresikan oleh sel-sel kepala kelenjar paratiroid sebagai polipeptida yang mengandung 84 asam amino. Kerjanya untuk meningkatkan konsentrasi kalsium (Ca2 +) dalam darah, sedangkan kalsitonin (hormon yang diproduksi oleh sel-sel parafollicular (C sel) dari kelenjar tiroid) bertindak untuk mengurangi konsentrasi kalsium. PTH bertindak untuk meningkatkan konsentrasi kalsium dalam darah dengan bertindak pada reseptor hormon paratiroid 1 (tingkat tinggi dalam tulang dan ginjal) dan hormon paratiroid 2 reseptor (tingkat tinggi dalam sistem saraf pusat, pankreas, testis, dan plasenta). [1] PTH paruh adalah sekitar 4 menit [2]. Ia memiliki massa molekul dari 9,4 kDa. [3] Pengaturan sekresi PTH

Sekresi hormon paratiroid dikendalikan terutama oleh serum [Ca2 +] melalui

umpan balik negatif. Kalsium-sensing reseptor yang terletak pada sel paratiroid yang diaktifkan bila [Ca2 +] rendah. The G-protein reseptor kalsium coupled (CaR) kalsium ekstraseluler akal dan dapat ditemukan pada permukaan sel-sel pada berbagai didistribusikan di otak, jantung, kulit, lambung, sel C, dan jaringan lain. Dalam sensasi kelenjar paratiroid, konsentrasi tinggi kalsium ekstraseluler hasil di aktivasi dari kaskade G-protein Gq ditambah melalui aksi fosfolipase C. Ini phosphatidylinositol menghidrolisis 4,5-bifosfat (PIP2) untuk membebaskan IP3 intraseluler utusan dan diasilgliserol (DAG ). Pada akhirnya, kedua utusan menghasilkan pelepasan kalsium dari toko intraseluler dan fluks berikutnya kalsium ekstraseluler ke dalam ruang sitoplasma. Dampak dari sinyal tinggi kalsium ekstraseluler hasil dalam konsentrasi kalsium intraseluler yang menghambat sekresi PTH preformed dari butiran penyimpanan di kelenjar paratiroid. Berbeda dengan mekanisme yang sel-sel sekretori kebanyakan digunakan, kalsium menghambat fusi vesikel dan pelepasan PTH. Dalam parathyroids, magnesium melayani peran ini dalam stimulus-sekresi kopling. Hypomagnesia dapat mengakibatkan kelumpuhan sekresi PTH dan menyebabkan bentuk hipoparatiroidisme yang reversibel. Hypermagnesemia juga menghasilkan penghambatan sekresi PTH Stimulator/perangsang

Penurunan serum [Ca2 +]. Penurunan ringan pada serum [Mg2 +]. Peningkatan serum fosfat (fosfat meningkat menyebabkannya kompleks dengan kalsium serum, membentuk kalsium fosfat, yang mengurangi stimulasi Ca-sensitif reseptor (CASR) yang tidak merasakan kalsium fosfat, memicu peningkatan PTH)

inhibitor/penghambat

Serum meningkat [Ca2 +]. Penurunan yang parah dalam serum [Mg2 +], yang juga menghasilkan gejala hipoparatiroidisme (seperti hypocalcemia) [12].

Fisiologi Hormon Paratiroid Fungsi utama: ikut mempertahankan kadar Ca++ dlm cairan ekstrasel agar tetap stabil. Berbagai mekanisme yg dipengaruhi a.l: absorpsi Ca++ melalui saluran cerna, penyimpanan dlm tulang dan mobilisasinya, serta ekskresi Ca++ melalui urin, feses, keringat dan air susu. b. c. Efek utama HPT mobilisasi Ca++ dr tulang. Aktivitas sekretoris kelenjar paratiroid terutama dipengaruhi oleh kadar Ca++ dlm darah atau dlm sel kelenjar. d. Bila kadar Ca++ rendah, sekresi HPT meningkat, dan bila hipokalsemia cukup lama, terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar paratiroid. e. Pd keadaan hiperkalsemia terjadi hal yg sebaliknya.

a.

Asal kimia dan sintesis

a.

HPT merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama, merupakan bagian yg penting, karena menentukan aktivitas biologisnya.

b. c.

HPT disintesis dlm kelenjar paratiroid sbg prohormon dg MR 12.000. Prohormon ini disintesis dlm RE dan bergerak ke aparat Golgi hg berubah menjadi HPT.

d.

Di sini, HPT disimpan dalam granula dan setelah mengalami proses pematangan, akan disekresikan. Dlm darah atau jaringan HPT akan dipecah antara asam amino ke-33 dan ke-34.

4. Perangsang Prolaktin / PRH Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu. 5. Penghambat Prolaktin / PIH Hormone penghambat prolaktin (PIH) : menghambat sekresi prolaktin.

Dopamin adalah inhibitor neuroendokrin utama dari sekresi prolaktin dari kelenjar hipofisis anterior. [30] Dopamin yang diproduksi oleh neuron dalam nukleus arkuata dari hipotalamus yang disekresi ke dalam hipotalamus-hypophysial pembuluh darah eminensia median, yang memasok kelenjar pituitari . Lactotrope sel yang memproduksi prolaktin, dengan tidak adanya dopamin, mengeluarkan prolaktin terus, dopamin menghambat sekresi ini. Dengan demikian, dalam konteks mengatur sekresi prolaktin, dopamin kadang-kadang disebut prolaktinfaktor penghambat (PIF), prolaktin-menghambat hormon (PIH), atau prolactostatin.

6. GnRH GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH). 7. GnIH Gonadotropin-hambat hormon (GnIH), suatu peptida RFamide, telah ditemukan untuk menghambat sekresi LH hipofisis pada spesies burung dan mamalia. Pengkodean gen reseptor diduga untuk GnIH (GnIHR) baru-baru ini diidentifikasi dalam ayam dan otak puyuh Jepang dan kelenjar pituitary. GnIHR tampaknya menjadi protein tujuh-transmembran milik keluarga G-protein-coupled reseptor. Dalam penelitian ini, kami telah ditandai ekspresi mRNA GnIHR dalam ovarium ayam dan menunjukkan bahwa GnIHR dapat mengerahkan efek penghambatan pada perkembangan folikel ovarium. Dengan RT-PCR, kami mendeteksi mRNA GnIHR dalam testis ayam dan dalam ovarium, khususnya baik teka dan granulosa lapisan sel. Real-time PCR kuantitatif analisis mengungkapkan GnIHR besar kuantitas mRNA dalam sel teka folikel prehierarchial dibandingkan dengan folikel praovulasi. GnIHR kuantitas mRNA secara signifikan menurun dalam ovarium ayam matang secara seksual dibandingkan ovarium ayam seksual belum dewasa. Estradiol (E2) dan / atau progesteron (P4) pengobatan ayam seksual

belum dewasa secara signifikan menurun ovarium kelimpahan GnIHR mRNA. Pengobatan sel folikel prehierarchial granulosa in vitro dengan ayam GnIH peptida secara signifikan menurun basal tetapi tidak FSH-dirangsang viabilitas selular. Secara kolektif, hasil kami menunjukkan bahwa GnIHR ovarium kemungkinan akan terlibat dalam pengembangan ovarium folikel. Penurunan kelimpahan mRNA ovarium GnIHR karena kematangan seksual atau dengan E2 dan / atau perlakuan P4 akan melibatkan peran hambat untuk GnIHR dalam pengembangan ovarium folikel. Selanjutnya, GnIH dapat mempengaruhi pematangan folikel dengan mengurangi kelangsungan hidup sel folikel prehierarchial granulosa melalui mengikat GnIHR.

You might also like