Professional Documents
Culture Documents
Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2009
22-Oct-13
10/22/2013
1. ASMA BRONKHIAL
Difinisi
Asma bronkial adalah suatu penyakit saluran
nafas yg dikarakteristikkan dgn peningkatan respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan disertai dengan penyempitan menyeluruh saluran nafas dimana berat ringannya penyakit dapat berubah secara spontan atau dengan obat.
10/22/2013
Gejala Klinik :
- konstriksi otot polos sal.nafas - penebalan mukosa akibat edema dan infiltrasi selular - penyempitan lumen saluran nafas karena mukus yg kental dan liat
10/22/2013
Patogenesis
HIPERAKTIVITAS SALURAN NAFAS YANG ERAT
10/22/2013
Zat-zat bronkokonstriktor
Asetil kolin (Ach) Histamin SRS-A(campuran Leukotrien D4, C4, E4) Kinin
5-H.T.
PG, misalnya PGF2 Beta-bloker
10/22/2013
Zat-zat bronkodilator
Agonis beta (mis.: adrenalin,
10/22/2013
1. Yg menaikkan cAMP/menurunkan cGMP intrasel: a. Agonis- -2: - Non-spesifik: -Epinefrin, Efedrin - Spesifik : Terbutalin, Salbutamol, Fenoterol, Prokaterol, dll b. Penghambat enzim fosfodiesterase : Teofilin, Aminofilin c. Antikolinergik : Ipratropium 2. Antiinflamasi : Kortikosteroid, Kromolin
Agonis -2 Non-selektif
Merangsang reseptor -1 dan -2
1. ADRENALIN : - suntikan SK. - Toksisitas : -vasokonstriksi, aritmia jantung. 2. ISOPRENALIN : - Inhalasi - Toksisitas: Tremor, Aritmia 3. ORSIPRENALIN - Peroral absobsi. baik - Toksisitas : Tremor, aritmia 4. EFEDRIN : (aktivitas Simpatomimetik tak langsung). - Peroral. - Toksisitas : Insomnia, aritmia takifilkaksis, retensi urinae.
10/22/2013
10/22/2013
Agonis -2 Selektif
Stimulasi 2 : - paru --- brokodilatasi
- uterus ---- relaksasi - pemb darah otot rangka vaso dilatasi. Dosis kecil ---- efek -2 >>> -1 Dosis ditingkatkan ---- selektivitas turun/hilang ESO gejalastimulasi -1 (palpitasi, takikardi, disritmia, hipertensi, sakit kepala, mual, muntah, tremor).
10/22/2013
10/22/2013
Agonis Beta-2 paling kuat : Inhalasi, I.V, SK , Oral : Oral (tak aktif, setelah diabsaorpsi diubah jadi terbutalin). - Hanya per inhalasi - Mulai kerja : cepat - Masa kerja :pendek
Semua agonis -2 selektif: * dosis biasa dapat timbul Tremor * dosis besar menimbulkan: - peningkatan kontraksi jantung - peningkatan frekuensi denyut cor
10/22/2013
TEOFILIN
Teofilin: 1. menghambat (competitive inhitor) enzim fosfodiesterase, yang akan meningkatkan kadar cAMP intrasel yg akan memperantarai relaksasi otot polos bronkus.[ efek bronkodilatasi] * Memperbaiki kontraktilitas diafragma * menghambat pembebasan mediator * Efek F.dinamik < Agonis -2 2. Menghambat reaksi inflamasi efek anti-inflamasi
Farmakodinamik:
< Kortikosteroid Efek lain: - vasodilatasi p.d koroner. - Stim cor : inotropik (+) & kronotropik (+) - Stim SSP kuat = kofein, efek ini nyata bila kadar T > 20 ug/ml. - Stim pusat nafas (+) - Efek diuresis (+)
10/22/2013
TEOFILIN
Farmakokinetik :
Absobsi baik pd pemberian oral, rektal, parenteral.
Distribusi ke seluruhg komponen tubuh Ikatan protein plasma 50% Metabolisme di hepar; t 8 jam, dan variasi besar di antara indifidu. Indeks terapi kecil [Kadar terapi=7-10 ug/ml] Kadar dl
serum harus dimonitor. Toksisitas nampak bila kadar plasma > 20ug/ml
10/22/2013
Farmakokinetik (lanjutan)
T diperpendek pada perokok.
T memanjang pd : alkoholisme, ggn fungsi ginjal, ggn fs
hepar, gagal jantung, pemakaian AB (eritromisin dan troleandomisin). Pada anak-anak t umumnya lebih pendek. Hang over yg lama dapat menurunkan eliminasi Teoofilin. Teofilin dpt meningkatkan kadar as.lemak bebas Tidak ditemukan toleransi pd pemakaian menahun.
10/22/2013
TEOFILIN
Interaksi obat :
Obat-obat yg dpt menurunkan kadar Teofilin (memacu
enzim Sitokrom P-450) adalah : *. Barbiturat *. Fenitoin *. Perokok Obat yg dpt menaikkan kadar Teofilin darah. (menghambat enzim hepar) adalah : * Alopurinol * Propranolol * Simetidin * Eritromisin * Vaksin Influenzae
10/22/2013
TEOFILIN
Interaksi obat (lanjutan):
Pada penderita : payah jantung, gangguan hepar,
yang menggunakan AB Makrolid (Siprofloksasin), yang menggunakan Antag.H2 (Simetidin) : dosis Teofilin diberikan 1/2 nya.
Remaja & perokok berat
10/22/2013
Indikasi
1. Bronkodilator pd asma dan PPOM. 2. Memperbaiki fungsi diafragma pd PPOM. 3. Mengurangi apneu yng memanjang pd bayi preterm.
10/22/2013
Toksisitas
* ESO sering timbul bila kdr plasma > 20ug/ml. * Gejala-gejala dosis berlebih: - Per oral: sakit kepala, gemetaran, pusing, enek, muntah, nyeri epigastr,kejang. - I.V. : aritmia jantung, hipotensi, henti jantung, kejang. - Anak-anak: Stimulasi SSP, diuresis dan demam.
10/22/2013
reseptor muskarinik pd otot pernafasan bronkus (O.P) sehingga mengurangi bronkokonstriksi. Bekerja secara selektif pd o.p. bronkus. Efek pd vagus sama kuat dengan Atropin, efek br dil lebih baik, dan efek pengeringan sputum lebih kecil.
Potensi bronkodilator = salbutamol; mulai kerja lebih
10/22/2013
yg sukar diabsorpsi sehingga efek samping sistemik < atropin), dan bebas dari ES thd. SSP (beda dgn atropin). Mulai kerja lambat (efek puncak dicapai dalam 1-2 hr dibanding Beta-2 agonis , karena itu baik untuk profilaksis. INDIKASI : * Dibanding dgn B-2 agonis lebih efektif untuk PPOM, kurang efektif u/asma * Biasa dsiberikan bersama B-2 agonis.
10/22/2013
KORTIKOSTEROID
Obat asma/efek anti inflamasi kuat
Pemakaiannya dibatasi oleh ES sistemiknya Mengurangi inflamasi dan edema sal nafas Memperkuat efek br dilatasi obat Adrenergk I.V. jangka pendek diperlukan untuk Status asmatikus Diperlukan tapering off (pe dosis secara bertahap)
19-Oct-08
KORTIKOSTEROID preparat:
1. Prednison ] 2. Prednisolon ] Peroral efektifitas 3. Metil prednisolon ] +/- sama 4. Beklometason aerosol : - bekerja selektif, lokal pd sal nafas ---> E.S., sistemik kecil/ringan. - setelah episode akut dpt di atasi, terapi dilanjutkan dgn prep oral tappering off
10/22/2013
KORTIKOSTEROID Indikasi:
Bronkospasme akut
Bronkospasme yg berat
10/22/2013
KORTIKOSTEROID INHALASI
Gol controller yg paling efektif saat ini Mekanisme kerja :
* Menghambat metab. As. Arakidonat shg mempengaruhi produksi Lt dan Pg * Mengurangi kebocoran mikrovaskular * Mencegah migrasi lsg sel-sel radang * Menghambat produksi cytokines * Meningkatkan kepekaan reseptor pada otot polos bronkus.
10/22/2013
BEKLOMETASON DIPROPIONAT
Analog betametason dl bentuk esterfied
chlorinated. Sediaan : Aerosol per inhalasi dgn dosis terukur (metered doses) Kortikosteroid yg poten. Bekerja lokal pd mukosaa sal nafas (terutama efek antiinflamasinya). Absorpsi sistemik kecil, cepat dimetabolisme. Efek pd aksis-hipotalamus-hipofise-adrenal (-)
10/22/2013
BEKLOMETASON DIPROPIONAT
E.S. sistemik : tidak ada E.S. lokal :
* Iritasi saluran nafas: - suara serak - rasa sakit pd mulut + tenggorokan * Infeksi Kandida pd mulut, faring & laring
INDIKASI: Asma akut, sebagia terapi substititusi pd
10/22/2013
Natrium Kromoglikat
F.dinamik:
* bekerja menghambat degranulasi sel mastosit F.kinetik : * Efektif per Inhal, absorpsi 80% dosis * Tidak mengalami degradasi metabolisme. * Ekskresi sebgn besar dlm bentuk utuh.
10/22/2013
Natrium kromoglikat
PENGGUNAAN KLINIK:
Mencegah serangan asma, terutama: a. asma karena kegiatan fisik b. asma karena perubahan udara (dingin) *Terutama efektif untuk asma pd anak (dewasa kurang efektif) *Efek baru nyata setelah 4-6 minggu *Tidak efektif pd Asma akut/status asma, *Dapat menimbulkkan eksaserbasi asma
10/22/2013
Natrium Kromoglikat
EFEK SAMPING: Ditemukan sebanyak 5% pend., dpt berupa:
* Reaksi alergi (urtikaria, dermatitis
makulopapular)
* Gastro enteritis
10/22/2013
10/22/2013
Obat Pengontrol
(Controller Medication)
* Kortikosteroid Inhalasi * Kortikosteroid sistemik * Sodium kromolin * Sodium medokromil * Teofilin lepas lambat * Agonis -2 kerja lama Inhalasi * Agonis -2 kerja lama oral * Ketotifen, dan Anti alergi lainnya.
10/22/2013
10/22/2013
Mekanisme bronkodilatasi
ATP
Stim.B
10/22/2013
10/22/2013
10/22/2013
Pembagian :
Antitusif :
1. Dektrometorfan 2. Noskapin 3. Codein
Ekspektoran :
1. Amonium klorid 2. Gliseril guaiakolat
Mukolitik :
1. Bromheksin 2. Ambroksol 3. Asetilsistein
10/22/2013
kekuatannya sama denga kodein. Jarang menimbulkan kantuk dan gangguan saluran cerna. Efek antitusif nya bertahan 5-6 jam. Toksisitas rendah tapi dalam dosis tinggi dapat menimbulkan depresi pernafasan.
10/22/2013
2. Noskapin
Alkaloid alam bersama dengan papaverin termasuk
dalam benzil iso kinolinyang didapat dari candu. Pada dosis terapi tidak mempunyai efek terhadap SSP. Merupakan penglepas histamin terbesar shg pada dosis tinggi dapat terjadi bronkonstriksi dan hipotensi serta menghambat kontrasi otot jantung dan otot polos serta konvulsi. Tidak bersifat adiksi dan habituasi.
10/22/2013
3. Kodein
10/22/2013
Ekspektoran : adalah obat yang dapat mengeluarkan dahak dari saluran nafas.
Mekanisme kerja diduga berdasarkan stimulasi
mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas melalui N.vagus sehingga viskositas mukus menurun dan mempermudah pengeluaran dahak.
Termasuk golongan ini adalah Amonium klorid dan
gliuserilguaiakolat.
10/22/2013
1.
Amonium klorid :
dengan ekspektoran lain atau antitusif. Dosis besar dpat menimbulkan asidosis metabolik. Hati-hati pada penyakit paru, ginjal dan hati. Sudah jarang digunakan.
10/22/2013
2. Gliseril Guaiakolat
Kurang begitu bermanfaat dan sudah mulai
ditinggalkan pemakaiannya.
Efek samping pada dosis besar adalah kantuk, mual
dan muntah.
10/22/2013
Mukolitik
Obat yang dapat mengencerkan sekret saluran nafas
10/22/2013
1. Bromheksin.
Merupakan derivat sintetik visisine. Digunakan sebagai mukolitik terutama pada
bronkhitis. Bekerja lokal hanya pada bronkhus. Pemberian jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan mual dan peninggian serum transaminase. Hati-hati pada pasien tukak lambung.
10/22/2013
2. Ambroksol.
Merupakan metabolit bromheksin.
Ditoleransi dengan baik oleh lambung. Dapat menyebabkan gangguan lambung.
10/22/2013
3. Asetilsistein
mual, muntah, stomatitis, pilek, hemoptisis, kadangkadang menimbulkan sekret yang berlebihan.
10/22/2013
10/22/2013
Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang ditandai dengan obstruksi saluran nafas menetap yang disebabkan oleh bronkitis khronis atau emfisema. Gejala utama: batuk kronis, produksi sputum bertambah, sesak nafas (susah bernafas) yang menetap. Kebanyakan pasien ada riwayat perokok berat . Faktor resiko lain adalah paparan karena pekerjaan ( debu dan zat kimia) dan faktor genetik y.i.: defisiensi alpha I antitrypsin (jarang) Pengelolaan : 1- Farmakoterapi (bronkodilator, kortikosteroid, AB) 2. Intervensi untuk mengurangi faktor resiko jadi progresifnya penyakit (misal berhenti merokok). 3. Suplemen O2 dibutuhkan oleh beberapa penderita.
10/22/2013
Pasien yang mengalami hipoksemia diajurkan suplemen O2 dan dimonitor gas darah arterinya. Terapi bronkodilaltor harus dimulai untuk mengurangi obstruksi saluran nafas dan memperbaiki osigenasi. Pada eksaserbasi akut PPOK dianjurkan agonis
beta-2 kerja singkat (seperti albuterol) dan obat antikolinergik. Kombinasi agonis beta-2 inhaler dan obat antikolinergik dianjurkan pada pasien yang tidak berespons terhadap tiap obat dosis maksimal. Bronkodilator lain (aminofilin, teofilin, dan agonis beta-2 sistemik) tidak dianjurkan karena peningkatan ESO.
10/22/2013
Penderita secara terus menerus dimonitor (dinilai) untuk kebutuhan obat tambahan atau bantuan pernafasan yang lebih agresif (ventilasi mekanik).
* Antibiotika dapat diberikan karena infeksi bakteri pada saluran pernafasan dapat mempresipitasi eksaserbasi akut PPOK, Kortikosteroid digunakan untuk memperbaiki fungsi paru dan untuk melengkapi pelega sistemik. Pemberian kotikosteroid > 2 minggu disertai dengan peningkatan ESO. Penggunaan kortikosteroid inhaler pada pasien eksaserbai akut PPOK tidaklah tepat.
10/22/2013