You are on page 1of 18

Oleh :

Nura Hasina
05200ID10112/2C

Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran pernafasan (bronkhus). Bronkitis berarti infeksi pada broncus, yakni adanya inflamasi lapisan mukosa jalan nafas trakea bronchial yang secara terus-menerus memproduksi mucus yang berlebihan, juga peningkatan progresif pada batuk produktif dan dispnea.

Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang mengakibatkan terjadinya edema dan pembentukan mukus

Etiologi
Bronkitis berhubungan dengan infeksi virus, bakteri sekunder, polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks gastroesophageal, dan infeksi jamur. Virus merupakan penyebab tersering bronkitis (90%), sedangkan sisanya (10%) oleh bakteri. Virus penyebab yang sering yaitu yaitu virus Influenza A dan B, Parainfluenza, Respiratory Syncitial Virus (RSV), Rinovirus, adenovirus dan corona virus.

Perbandingan antara bronkus normal dan bronkhitis.

Patofisiologi
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar

Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

Manifestasi klinis
Anamnesis dapat ditemui adanya demam, nyeri kepala, nyeri otot selama 3-4 hari diikuti dengan batuk. Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya. Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan kental. Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada stadium awal biasanya tidak khas. Dapat ditemukan adanya demam, gejala rinitis sebagai manifestasi pengiring, atau faring hiperemis.Sejalan dengan perkembangan serta progresivitas batuk, pada auskultasi dada dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirium diperpanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan terdengar ronki basah

Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untuk diagnosis bronkitis. Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitis harus ditemukan untuk kepentingan terapi. Hal ini biasanya diperlukan pada bronkitis kronis. Pada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti banyak karena sebagian besar penyebabnya adalah virus.

Medikamentosa
Antibiotik tidak direkomendasikan secara rutin pada bronkitis akut, bahkan pemberian antibiotik dengan indikasi untuk pencegahan superinfeksi saluran napas bawah tidak memberikan keuntungan. Bronkodilator agonis b2 seperti salbutamol dapat memberikan manfaat untuk mengatasi batuk, utamanya pada keadaan yang disertai dengan tanda-tanda bronkokontriksi. Pemberian salbutamol dengan dosis 0,1 mg/kgBB/kali.akan mengurangi batuk dalam 7 hari, lebih baik dibandingkan pemberian antibiotik,

Analgesik & antipiretik bila diperlukan dapat diberikan. Pemberian antitusif tidak direkomendasikan, mukolitik, dan ekspektoran,walau belum cukup bukti klinis yang kuat, dapat dipertimbangkan diberikan bila batuknya efektif dan pada anak diatas 2 tahun.

Suportif
Terapi bronkitis akut sebagian besar bersifat suportif. Diperlukan istirahat dan asupan makanan yang cukup, kelembaban udara yang cukup serta masukan cairan ditingkatkan.

Pemantauan
Anak-anak dengan bronkitis akut berulang harus dinilai secara seksama untuk menemukan kemungkinan adanya anomalianomali pada saluran napas, benda asing, bronkiektasis, imunodefisiensi, tuberkulosis, alergi, sinusitis, tonsilitis, adenoiditis, serta fibrosis kistik.

Penatalaksanaan
Penyuluhan kepada klien tentang bahaya merokok. Terapi antibiotik terutama pada musim dingin untuk mengurangi insiden infeksi saluran napas bawah, karena setiap infeksi akan semakin meningkat pembentukan mukus dan pembengkakan. Peningkatan asupan cairan dan ekspekstorran untuk mengencerkan dahak. Pengelolaan sehari-hari untuk mengurangi obstruksi jalan pernafasan dengan cara pemberian bronkodilator. Istirahat untuk mengurangi kebutuhan oksigen

Komplikasi
Hipertensi paru. Dapat timbul kanker paru. Pneumenia. Kegagalan pernafasan.

TERIMA KASIH

You might also like