You are on page 1of 2

Biosentrisme

adalah suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang mempunyai

nilai dalam dirinya sendiri, lepas dari kepentingan manusia. Dengan demikian biosentrisme menolak antroposentrisme yang menyatakan bahwa manusialah yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri. Teori biosentrisme berpandangan bahwa mahluk hidup bukan hanya manusia saja. Ada banyak hal dan jenis mahluk hidup yang memiliki kehidupan. Hanya saja, hal yang rumit dari biosentrisme, atau yang disebut juga life-centered ethic, terletak pada cara manusia menanggapi pertanyaan: Apakah hidup itu? . Pandangan biosentrisme mendasarkan moralitas pada keluhuran kehidupan, entah pada manusia atau pada mahluk hidupnya. Karena yang menjadi pusat perhatian dan ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara moral berlaku prisip bahwa setiap kehidupan dimuka bumi ini mempunyai nilai moral yang sama, sehingga harus dilindungi dan diselamatkan. Oleh karena itu, kehidupan setiap mahluk hidup pantas diperhitungkan secara serius dalam setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari pertimbangan untung rugi bagi kepentingan manusia .

Teori

ekosentrisme

adalah sebuah teori etika lingkungan. Teori ini mulanya adalah

perkembangan dari teori biosentrisme. Teori biosentrisme percaya bahwa seluruh makhluk hidup memiliki nilai moral yang tertanam dalam dirinya, sehingga diperlukan sebuah kepedulian. Teori ini kemudian berkembang lebih luas menjadi teori ekosentrisme. Ekosentrisme memusatkan nilai moral kepada seluruh makhluk hidup dan benda abiotik lainnya yang saling terkait. Oleh karena itu, kepedulian moral tidak hanya ditujukan pada makhluk hidup saja, tetapi untuk benda abiotik yang terkait pula. Salah satu versi teori Ekosentrisme yang sedang terkenal adalah Deep Ecology (DE). Istilah ini diperkenalkan oleh Arne Naess, seorang filsuf Norwegia, pada tahun 1973. DE menuntut suatu perubahan dimana etika tidak hanya terfokus pada manusia, tetapi kepada seluruh makhluk hidup dan lingkungannya. Seluruh komunitas ekologis menjadi fokus DE. DE juga diterjemahkan sebagai gerakan yang nyata agar tercipta suatu kehidupan yang selaras antara makhluk hidup dan alam. Gerakan nyata ini berpengaruh terhadap cara pandang, tingkah laku, dan gaya hidup banyak orang.

Ekofeminisme : Teori ini merupakan cabang dari feminisme dan merupakan sebuah bentuk
telaah etika lingkungan hidup yang ingin menggugat dan mendobrak cara pandang dominanyang berlaku dalam masyarakat modern dan sekaligus menawarkan cara pandang baru untuk mengatasi krisis lingkungan hidup. Ekofeminisme pertama kali dilontarkan pada tahun 1974 oleh feiminis Perancis Francoise dEaubonne, dalam buku Le Feminisme ou La Mort. Dalam buku tersebut, Francoise menggugah kesadaran manusia, khusunya kaum perempuan untuk melakukan sebuah revolusi ekologi untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Ekofeminisme seperti halnya biosentrisme dan ekosentrisme, ingin mendobrak antroposentrisme yang lebih mengutamakan manusia daripada alam, namun secara lebih khusus dan dalam, ekofeminisme tidak hanya menyerang teori etika lingkungan yang berpusat pada manusia ( human centered environmental ethics) tapi juga menyerang teori etika lingkungan hidup yang berpusat kepada laki laki ( male centered environmental ethics ) atau yang biasa disebut androposentrisme. Bagi ekofeminisme, krisis ekologi tidak hanya karena perilaku yang

antroposentris, tapi lebih diakibatkan akibat perilaku yang androposentris, cara pandang dan perilaku yang mengutamakan dominasi, manipulasi dan eksploitasi terhadap alam.

You might also like