You are on page 1of 45

Putri Ulya R, S.Ked Pembimbing : dr. Azwar Djauhari. M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI PUSKESMAS SIMP.

IV SIPIN

2013

IDENTITAS PASIEN

Nama/Jenis Kelamin/Umur: N / Laki-laki / 18 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Rt 12 Kel.Buluran Kenali Kec. Buluran

Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga Status Perkawinan : Belum menikah Jumlah anak/saudara : 3 saudara Status ekonomi keluarga : pasien berobat dengan ASKES Mampu KB : Kondisi Rumah : Baik Kondisi Lingkungan Keluarga: baik

Aspek Psikologis di Keluarga :

baik

Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga : Riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal Riwayat Varisela (+) Riwayat alergi suatu obat, makanan atau dengan kontak sesuatu disangkal

Keluhan Utama
Terdapat bentol-bentol di pinggang kiri 5 hari yang lalu

Keluhan Tambahan
Badan terasa lemas, gelembung-gelumbung yang terasa perih dan panas

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

5 hari bentol-bentol kemerahan sebesar jarum pentul pinggang kiri

yang terasa perih dan panas menyebar dibagian belakang pinggang


kiri menjalar sampai ke lipat paha kiri 2 hari Bentol-bentol kemerahan yang agak kehitaman tersebut menjadi gelembunggelembung yang berisi cairan berwarna bening Gelembung tersebut

makin lama makin membesar yang terasa perih dan nyeri. Terdapat
beberapa gelembung yang berisi cairan berwarna kuning muda, makin lama makin membesar seperti melepuh yang terasa sangat perih, beberapa mengering.

gelembung

pecah

dan

membentuk

keropeng

yang

Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak terlalu tinggi, hilang timbul, badan terasa lemah.

Pasien mengaku sebelumnya mengalami kelelahan karena pulang pergi dalam 1 hari ke sabak dengan menggunakan motor sendiran. Riwayat kontak dengan orang yang mengalami penyakit serupa dan lingkungan sekitar yang mempunyai keluhan yang sama disangkal. Riwayat terkena benda panas, mengoleskan bahan tertentu di tempat kelainan kulit disangkal. Tetapi os ada riwayat mandi menggunakan air asin disabak. Pasien menyangkal menggunakan obat-obatan. Keluhan perih dan panas tidak bertambah saat berkeringat atau pada waktu malam hari

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran Suhu Tekanan darah Nadi Pernafasan - Frekuensi Berat badan Tinggi badan Body Mass Index : baik : compos mentis : 37,1C : 120/80 mmHg : 92x/menit : 20 x/menit : 58 Kg : 165 cm : ( BB) / (TB)2 : (58) / (1,65)2 = 21,3 (Normal)

Pemeriksaan Organ

KEPALA Bentuk : Normal, simetris Rambut : Hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabut Muka : Bulat, simetris Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya (+/+), Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-), sekret (-) Hidung : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping hidung (-),sekret (-) Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), lidah tidak kotor, gusi tidak ada perdarahan, faring tidak hiperemis.

Continue . . .
LEHER Trakhea KGB JVP

: Di tengah : Tidak membesar : Tidak meningkat

THORAKS Bentuk Retraksi suprasternal Retraksi interkostal

: Normal, simetris : (-) : (-)

Pemeriksaan Inspeksi

Kanan Statis & simetris dinamis:

Kiri Statis & dinamis : simetris Stem fremitus normal Sonor

Palpasi Perkusi

Stem fremitus normal Sonor Batas paru-hepar :ICS VI kanan Vesikuler (+) N, Wheezing (-), rhonki ()

PULMO
Auskultasi

Vesikuler (+) N, Wheezing (-), rhonki (-)

COR

Inspeksi Palpasi

Ictus cordis tak tampak Ictus cordis teraba di ICS V 2 jari medial linea midclavicula kiri Batas-batas jantung : Atas : ICS II kiri Kanan : linea sternalis kanan Kiri : ICS V 2 jari medial linea midclavicula kiri

Perkusi

Auskultasi

BJ I>II regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok costovertebra (-/-), nyeri supra pubik (+). Datar, Liat status Dermatologis

Perkusi Auskultasi

Timpani Bising usus (+) normal

Ekstremitas Atas Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 - 5 Ekstremitas bawah Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 - 5

STATUS DERMATOLOGI

vesikel multiple milier, herpetiformis, konfluens dengan susunan tidak teratur dan dasar eritematosa, dan tampak papul eritematosa multiple milier berkelompok dengan dasar eritematosa

DIAGNOSIS

Herpes Zooster

DIAGNOSIS BANDING:
Herpes Zooster Herpes Simpleks Impetigo Bulosa

MANAJEMEN
Preventif
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab penyakitnya, faktor-faktor yang dapat memperberat keluhan (Faktor eksogen memecahkan vesikel, faktor endogen meliputi malnutrisi, terapi imunosupresan, dan riwayat keluarga yang positif, dan pemakaian steroid jangka panjang) Menjelaskan pengobatan penyakit herpes zoster ini memerlukan pengobatan + 7 hari

Promotif
Istirahat Selalu menjaga kebersihan tubuh Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan anggota keluarga lainnya Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering

KURATIF :
Non medikamentosa

Istirahat Menjaga kebersihan dan kelembapan tubuh Selalu menjaga kebersihan tubuh Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan anggota keluarga lainnya Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering banyak makan makanan yang bergizi seperti sayur dan buah-buahan

Medikamentosa

Topical
Asiklovir

krim 5 %

Sistemik
Asiklovir

5 x 800 mg Asam mefenamat 3 x 500 mg

Pengobatan Tradisional

Cara Pertama
Ambil umbi tumbuhan dewa merah yang masih segar sekitar kurang lebih 69 gram rebuslah umbi daun dewa merah yang masih segar lalu minum airnya. Sedangkan untuk pemakaian luar, giling umbi segar atau daun segar sampai halus. Bubuhkan pada bentol yang meradangan akibat herpes simpleks maupun herpes zoster atau luka bakar. Iris tipis daun dewa merah sekitar 10-15 gram atua umbi segar 6-9 gram. Rebuslah dengan tiga gelas air sampai tersisa1 gelas. Setelah air tersebut dingin, kemudian saring dan minum 2 kali sehari, masing-masing setengah gelas. Apabila diminum setiap hari, maka tanda peradangan dan kekambuhan herpes simpleks akan segera berkurang. Ambil Jinten hitam satu sendok teh, dua umbi kecil temu putih, satu umbi bidara upas, 20 lembar sambiloto, dan 5 batang brotowali masing-masing sekitar sekitar lima cm. Cara meramunya kesemua bahan direbus menggunakan lima gelas air hingga tersisa 2 gelas saja. Kemudian ramuan yang telah Anda buat tadi diminum dua kali sehari masing-masing 2 gelas.

2. Cara Kedua
Teh hijau yang dimanfaatkan dalam mengobati herpes adalah teh hijau kantong atau celup Teh tersebut dicelupkan kedalam air hangat kemudianm kompreskan pada luka yang terkena herpes, lakukan selama beberapa menit, dan ulangi lagi setiap jamnya, dapat juga menekan kantong teh hangat pada bagian yang terinfeksi selama 30 menit.

3. Cara Ketiga
Menggunakan gel lidah buaya, caranya dengan mengoleskan gel Lidah buaya segar disebutan aloe vera barbadensis di area yang terinfeksi penyakit herpes, gel lidah buaya ini berfungsi meredakan rasa sakit dan juga bisa mempercepat penyembuhan. Jika ingin lebih simpel lagi bisa menggunakan ekstrak minyak aloe vera.

Rehabilitatif Menjaga kesehatan dan gizi tubuh

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Herpes zoster

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Sinonim: dampa, cacar ular

P diagnosis

Anamnesis

Pem.Fisik

Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan Tzanck

TERAPI

Istirahat Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik lokal mis. salep kloramfenikol 2%. Obat Antiviral : Indikasi obat antiviral ialah herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imunitas mengingat komplikasinya. Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir. Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5 x 800 mg sehari dan biasanya diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3 x 1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi.

Untuk neuralgia pasca hepatik Obat yang direkomendasikan di antaranya gabapentin dosisnya 1,800 mg - 2,400 mg sehari. Hari pertama dosisnya 300 mg sehari diberikan sebelum tidur, setiap 3 hari dosis dinaikkan 300 mg sehari sehingga mencapai 1,800 mg sehari. Sindrom Ramsay Hunt prednison dengan dosis 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antiviral. Dikatakan kegunaannya untuk mencegah fibrosis ganglion.

PROGNOSIS

Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan secara dini

ANALISA KASUS

5 hari bentol-bentol kemerahan sebesar jarum pentul pinggang kiri yang terasa perih dan panas menyebar dibagian belakang pinggang kiri menjalar sampai ke lipat paha kiri 2 hari Bentol-bentol kemerahan yang agak kehiraman tersebut menjadi gelembung-gelembung yang berisi cairan berwarna bening Gelembung tersebut makin lama makin membesar yang terasa perih dan nyeri. Terdapat beberapa gelembung yang berisi cairan berwarna kuning muda, makin lama makin membesar seperti melepuh yang terasa sangat perih beberapa gelembung pecah dan membentuk keropeng yang mengering. Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak

Hal ini sesuai dengan keluhan yang sering dikeluhkan pasien herpes zoster yaitu

timbul eritema makulo papular yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, yang dapat berubah menjadi pustula pada hari ketiga. Seminggu sampai sepuluh hari kemudian, lesi mengering menjadi krusta. Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garis tengah tubuh.Umumnya lesi terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion saraf sensorik. Dan daerah yang paling sering terkena adalah dermatom servikal IV sampai lumbal II dan biasanya mengenai umur lebih sering pada orang dewasa.

Sebelumnya pasien mengaku demam, demam tidak terlalu tinggi, hilang timbul, badan terasa lemah dan selain itu pasien juga mengeluh seluruh badan terutama pinggang terasa pegalpegal. Hal ini menunjukkan pasien sebelumnya mengalami gejala prodromal yang merupakan gejala khas dari infeksi virus herpes, gejala prodromal berupa gejala sistemik maupun lokal, gejala sistemik berupa demam, pusing dan malaise, sedangkan gejala lokal berupa nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan sebagainya.

Pasien mengaku pernah menderita cacar saat pasien masih kecil. Riwayat kontak dengan orang yang mengalami penyakit serupa dan lingkungan sekitar yang mempunyai keluhan yang sama disangkal. Hal ini sesuai dengan penyebab herpes zoster yaitu merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita mendapat varisela sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik, status generalis di dapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan pada daerah pinggang kiri melingkar sampai daerah lipat paha kiri ditemukan vesikel multiple milier, herpetiformis, konfluens dengan susunan tidak teratur dan dasar eritematosa, dan tampak papul eritematosa multiple milier berkelompok dengan dasar eritematosa. Menurut kepustakaan, penyakit herpes zoster ini, ruamnya berupa eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang-kadang vesikel mengandung darah dan disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks. Berdasarkan tempat predileksi herpes zoster yaitu daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal terutama dermatome C6 L2. Pada kasus ini sama seperti herpes zoster yaitu di daerah perut dan pinggang bawah sampai lipat paha kiri setinggi dermatom L1

Adapun differensial diagnosis kelainan kulit penderita ini yaitu :


Herpes simpleks biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II Impetigo vesiko-bulosa

Terapi pada pasein ini yaitu preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Tindakan promotif pada pasien ini yaitu : istirahat, selalu menjaga kebersihan tubuh, menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri, tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan anggota keluarga lainnya, jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah, gantung/simpan pakaian di tempat yang kering.

Terapi kuratif medikamentosa pada pasien ini diberi asiklovir karena mekanisme kerjanya menghambat enzim DNA polymerase virus, asiklovir segera diubah menjadi asikloguanosin monofosfat oleh enzim timidin kinase virus, kemudian diubah lagi menjadi asiklo-guanosin trifosfat (asiklo-GTP), asiklo-GTP bergabung dengan DNA virus yang akan mengakibatkan terhentinya aktifitas enzim DNA polymerase. Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat. Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul. Dan obat topikalnya asiklovir krim 5 %.

Pengamatan Rumah Rumah terbuat dari semen (permanen) dengan ukuran 10x 7,5 m2. Didalam rumah tersebut terdapat ruang tamu dengan 2 buah jendela dengan masing-masing berukuran 50x 70 cm2, dilengkapi dengan ventilasi. Terdapat tiga buah kamar tidur dengan masing-masing kamarnya berukuran antara 3x4 m2, ketiga kamar memiliki ventilasi udara. Lantai rumah os terbuat dari keramik, penataan alat atau perabot rumah tangga tertata dengan rapi. Dapur tempat ibu os memasak cukup luas, keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor gas. Di belakang dapur terdapat kamar mandi, tempat penampungan air dan tempat mencuci piring. Tidak ada sumur di rumah os, sumber air berasal dari PAM dan air hujan yang di gunakan untuk mencuci dan memasak namun untuk air minum, pasien menggunakan fasilitas air minum isi ulang. Pengamatan Lingkungan: Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni. Keadaan tempat tinggal os dengan tetangganya sangat dekat hanya dipisahkan dengan dinding rumah pada sebelah kanan rumah dan dipisahkan oleh jalan kecil pada sebalah kiri rumah os. Keadaan rumah disekitar rumah rapih dan bersih. Dipan rumah os terdapat kolam ikan

Berdasarkan Hasil wawancara /pengamatan Keluarga /hubungan keluarga: Pasien tinggal bersama kedua orang tua, serta dua saudara, tidak terdapat keluarga dengan keluhan yang sama

Hasil wawancara /pengamatan perilaku kesehatan: Dari hasil anamnesa perilaku kesehatan pasien didapatkan hasil: perilaku kesehatan pasien dinilai baik karena pasien menjaga kebersihan diri dan memiliki perilaku hidup yang baik

Analisis pasien secara holistik Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah Keluarga os hidup dilingkungan tempat tinggal yang padat penghuni. Keadaan rumah dan lingkungan rumah pasien dinilai cukup rapi dan bersih. Pembuangan sampah dan limbah di nilai cukup baik. Pasien adalah seorang mahasiswa .Dari hasil anamnesa didapatkan bahwa os mendapatkan kelelahan fisik sebelum timbulnya penyakit. Tidak adanya riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien

Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit

Adapun faktor resiko atau etiologi yang didapat pada kasus ini yaitu daya tahan tubuh yang menurun dan sudah pernah mengalami varicela sebelumnya yang memungkinkan terjadinya penyakit tersebut. Tidak ada faktor resiko yang didapat dari keadaan rumah dan lingkungan pasien karena dinilai cukup rapi dan bersih.

PROMOTIF:

Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien saat dilakukannya kunjungan rumah dan memberi saran-saran untuk terciptanya pribadi yang sehat , rumah sehat dan lingkungan yang sehat sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat diderita lagi oleh pasien ataupun keluarganya. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab penyakitnya, faktor-faktor yang dapat memperberat keluhan (Faktor eksogen memecahkan vesikel, faktor endogen meliputi malnutrisi, terapi imunosupresan, dan riwayat keluarga yang positif, dan pemakaian steroid jangka panjang) Menjelaskan pengobatan penyakit herpes zoster ini memerlukan pengobatan + 7 hari.

PREVENTIF:

Istirahat Selalu menjaga kebersihan tubuh Menjaga ruam dalam keadaan bersih dan kering untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri Tidak menggunakan handuk dan pakaian secara bersamaan dengan anggota keluarga lainnya Jemur handuk setelah dipakai, jangan biarkan dalam keadaan basah Gantung/simpan pakaian di tempat yang kering

DISSABILITY LIMINATION

Pasien perlu diberikan penjelasan tentang proses pengobatan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus dan berapa lama pemberian terapi sehingga pasien paham dan taat dalam pemakaian obat. Menjelaskan bahwa rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.

REHABILITATIF:

Menjaga kesehatan dan gizi tubuh

TERIMA KASIH

You might also like