You are on page 1of 5

2.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang gingivitis Gingivitis merupakan perubahan patologisyang disertai dengan adanya tanda-tanda inflamasi. Gingivitis atau peradangan gingiva mempunyai tanda dan gejala; nyeri lokal atau menyeluruh pada gingiva rasa gatal pada gingiva halitosis gingiva mudah berdarah pembentukan poket gingiva. perubahan warna gingiva perubahan tekstur dan konsistensi gingiva perubahan posisi gingiva (resesi dan atropi gingiva)

Gingivitis Kronis

Gingivitis biasanya terjadi pada saat gigi erupsi baik gigi sulung maupun gigi tetap dan menyebabkan rasa sakit.Gingivitis kronis yang terjadi pada anak usia 6-7 tahun saat gigi permanen sedang erupsi, gingival marginnya tidak terlindungi oleh kontur mahkota gigi. Keadaan ini menyebabkan sisa makanan masuk ke dalam gingiva dan menyebabkan peradangan.Terjadi inflamasi gingiva tanpa adanya kehilangan tulang atau perlekatan jaringan ikat, sering kali gingivitis ini dihubungkan dengan kurangnya kebersihan mulut seseorang, gingivitis yang disebabkan oleh plak. Tanda pertama adanya inflamasi adalahhiperemia, warna gingiva berubah dari merah muda menjadi merah tua disebabkan dilatasi kapiler.Jaringan lunak banyak mengandung darah sehingga gingiva menjadi besar (membengkak), licin, berkilat dan keras, perdarahan gingiva spontan atau bila dilakukan probing, gingiva sensitif, gatal-gatal, nafas bau, dan terbentuknya poket periodontal akibat rusaknya jaringan kolagen. Gingivitis ini muncul perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama dan tidak terasa nyeri kecuali bila disertai adanya eksaserbasi akut.Gingivitis akut merupakan tipe gingivitis yang paling sering ditemukan. Pada sebagian besar kasus, seorang penderita gingivitis kronis tidak merasa bahwa mereka mengidap gingivitis kronis dan tidak akan mencari perawatan medis sampai gejalanya tampaknya jelas.

Gingivitis kronis dapat mengakibatkan kehilangan gigi.Pada tahap awal respon inflammatory eksudatif akut dimulai dalam 4 atau 5 hari setelah akumulasi plak. Cairan gingival dan transmigrasi netrofil akan meningkat. Deposisi fibrin dan kerusakan kolagen bisa ditemukan pada tahap awal ini.Pada sekitar 1 pekan, transisi ke lesi-lesi dini ditandai dengan perubahan infiltrat-infiltrat limfosit yang menonjol.Monosit dan sel-sel plasma juga bisa

ditemukan.Semakin lama, lesi-lesi ini menjadi kronis.Ketika inflamasi kronis berkembang, terjadilah poket akibat gingiva terpisah dari gigi.Poket-poket ini menjadi dalam dan bisa mengalami perdarahan selama menyikat gigi dan bahkan mengunyah biasa. Karena inflamasi ini terjadi terus-menerus, maka ligament-ligamen periodontal akan terurai dan kerusakan tulang alveolar local pun terjadi. Gigi mulai longgar dan akhirnya tanggal. Gingivitis kronis apabila tidak dirawat dengan baik dapat berlanjut menjadi periodontitis. Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG) Gingivitis ini ditandai dengan adanya nekrosis pada puncak papila interdental, kemudian penyakit menjalar sepanjang tepi gingiva dalam bentuk lesi berlubang seperti kawah (sulkus) pada bagian proximal dengan daerah nekrosis yang luas, ditutupi atau tidak ditutupi dengan lapisan pseudomembran berwarna putih keabu-abuan (kuning kelabu) yang bila diangkat,

permukaannya akan berdarah.Permukaan lesi ini memiliki kecenderungan berdarah dan terasa lunak bila ditekan secara ringan sekalipun. Gejala yang dirasakan oleh penderita NUG seperti nyeri tekan sedang sampai hebat pada gingiva, timbul rasa sakit saat makan dan menggosok gigi, halitosis, dan gingiva mengalami perdarahan spontan.Ciri-ciri NUG yaitu menyebabkan kerusakan jaringan yang cepat, serta penyebaran infeksi secara local dan sistemik. Biasanya gigi penderita NUG tidak terawat, yang dapat dilihat dari perlekatan plak dan kalkulus yang ada.Meski demikian, pada penderita gangguan imun, NUG dapat berkembang, sekalipun kesehatan mulutnya dijaga dengan baik.Bau mulut penderita NUG sangat terasa, dan biasanya disebabkan oleh akumulasi produk bakteri anaerob dan jaringan nekrotik. Perikoronitis Akut Penyakit ini merupakan infeksi bakteri pada jaringan di sekitar gigi yang baru tumbuh sebagian.Poket yang terbentuk di sekitar gigi yang erupsi sebagian tersebut memungkinkan terjadinya infeksi pada gigi yang bersangkutan.

Penyakit ini ditandai adanya trismus (spasme otot pengunyahan yang menyebabkan mulut tertutup rapat), sehingga pemeriksaan intraoral sering kali sulit untuk dilakukan.Selain itu juga ditandai adanya operkulum(lapisan penutup dari jaringan gingiva yang menutupi mahkota gigi yang baru erupsi sebagian) dan jaringan gingiva di sekitar gigi molar tiga terlihat membengkak dan dapat disertai pus yang keluar dari bawah operkulum tersebut. Rasa sakit yang dirasakan penderita perikoronitis akut berupa rasa sakit berdenyut, terlokalisir di regio molar tiga rahang bawah.Dan penderita mengalami sakit saat menelan dan kesulitan membuka mulut. Pregnancy Gingivitis Secara klinis, perubahan yang terjadi berupa warna merah membara pada tepi gusi dan papilla interdental. Pada waktu yang sama gingiva membesar, disertai pembengkakan yang terutama menyerang kecenderungan papilla yang interdental. meningkat Gingiva terhadap menunjukkan dan

perdarahan,

terkadang penderita mengalami sedikit rasa sakit.Selama masa kehamilan indeks gingivalperiodontal dan mobiitas gigi horizontal meningkat. Perubahan gingiva selama masa kehamilan tampak sejak bulan kedua kehamilan dan mencapai maksimum pada bulan kedepalan.Selama bulan terakhir kahamilan terjadi penurunan yang signifikan. Perubahan-perubahan yang terjadi akan menjadi lebih parah jika oral hygiene buruk. Gingivostomatitis Herpetika Gingivostomatitis herpetika adalah penyakit rongga mulut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.Penyakit ini ditandai dengan timbulnya panas secara tiba-tiba, malaise, limfodenopati regional, dan lesi-lesi oral berupa gejala gingivitis akut dan vesikel-vesikel kecil yang timbul pada mukosa oral.Sebagian besar tanda dan gejalanya menyerupai gingivitis nekrotik akut, sehingga terjadi kekeliruan saat mendiagnosa. Gingivitis ini terasa sakit dan mengenai bagian gusi yang melekat dan tepi bebas gusi serta ditandai dengan gusi yang membengkak dan berwarna merah.Seringkali tepi bebas gusi tertutup oleh eksudat serofibrin.Infeksi herpetika biasanya lebih parah bila berjangkit pada populasi yang mengalami malnutrisi. Gingivitis Deskuamativa

Gingivitis deskuamativa merupakan pengelupasan epitel gingiva sehingga meninggalkan permukaan yang berwarna

kemerahan.Sebagian besar merupakan manifestasi oral dari penyakit kulit sistemik, seperti linchen planus, pemphigus vulgaris, dan pemphigoid.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan penyakit sistemik dengan penyakit periodontal. Penyakit sistemik yang berpengaruh terhadap penyakit periodontal: a. Penyakit endokrin Gangguan hormonal dapat: Mempengaruhi jaringan periodonsium secara langsung, sebagai manuifestasi penyakit endokrin pada periodonsium. Memodifikasi respon jaringan terhadap plak pada penyakit gingival dan periodontal. Menimbulkan perubahan anatomis di rongga mulut yang mempermudah penumpukan plak atau trauma karena oklusi. Diabetes Melitus Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal.Ada beberapa hal yang terjadi pada penderita diabetes mellitus sehingga penyakit ini memperparah kesehatan jaringan periodontal. Bacterial Pathogen Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien diabetes dapat mengubah lingkungan dan mikroflora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit periodontal. Perubahan Metabolisme Kolagen Pada pasien dengan diabetes tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan aktivitas kolagenase dan penurunan sintesis kolagen. Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat infeksi

periodontal.Hal ini mempengaruhi integritas jaringan tersebut. Keadaan

hiperglikemi menyebabkan terbentuknya advanced glycation and products (AGE) non enzimatik pada makromolekul jaringan. AGE merupakan senyawa yang berasal dari glukosa yang terbentuk secara perlahan-lahan sejalan denggan

peningkatan kadar glukosa darah. Penumpukan AGE bisa terjadi di dalam plasma dan jaringan gingiva penderita diabetes mellitus. Buruknya kontrol gula darah dan meningkatnya pembentukan AGE menginduksi stress oksidan pada gingival sehingga memperkuat kerusakan jaringan periodontal. Penebalan pembuluh darah Komplikasi lain dari diabetes mellitus adalah menebalnya pembuluh darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangakan periodontitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.Sehingga infeksi bakteri pada penderita diabetes lebih berat.

b. Penyakit yang melemahkan (deliberating disease) Penyakit seperti sifilis, nefritis kronis, dan tuberkulosa bisa menjadi faktor pendorong terjadinya penyakit periodontal, dengan jalan melemahkan pertahanan periodonsium terhadap iritan local, dan menimbulkan kecenderungan terjadinya kehilangan tulang alveolar. c. Gangguan psikosomatik Ada dua cara gangguan psikosomatik mempengaruhi periodonsium dan jaringan di rongga mulut lainnya: 1) Melalui timbulnya kebiasaan buruk yang dapat mencederai jaringan periodonsium 2) Efek langsung sistem saraf otonom terhadap keseimbangan jaringan yang fisiologis. d. AIDS/ infeksi HIV Penurunan sistem imunitas pada penderita HIV menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit gingiva dan periodontal.

You might also like