You are on page 1of 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saraf merupakan suatu sistem dalam tubuh yang vital.

Sistemsaraf terdiri atas tiga bagian, yaitu susunan saraf pusat, susunan saraf tepi, dansusunan saraf otonom. Susunan saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulangbelakang. Susunan saraf tepi terdiri atas urat saraf yang berasal dari otak dansumsum tulang belakang. Susunan saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dansaraf parasimpatik.Fungsi utama sistem saraf adalah untuk mendeteksi, menganalisis, danmentransfer informasi. Innformasi digabungkan oleh sistem sensori dandiintegrasikan oleh otak kemudian digunakan untuk ditransmisikan ke sistemmotorik untuk kontrol pergerakan, fungsi viseral, dan endokrin. Aksi inidikendalikan oleh neuron yang merupakan penghubung antara sistem sensoridan motorik.Susunan saraf pusat manusia mengandung sekitar 100 miliar neuron.Terdapat juga sel-sel glia sebanyak 10-50 kali jumlah tersebut. Neuron padasistem saraf pusat terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Meskipundemikian, sebagian besar mempunyai bagian-bagian yang sama dengan neuronmotorik spinal yang khas. Sel ini mempunyai lima sampai tujuh tonjolan yangdisebut dendrite. Khususnya di korteks serebri dan serebeli, dendrite mempunyaitonjolan-tonjolan bulat kecil yang disebut tonjolan dendrite. Dendrite menerimainformasi dari neuron lain menuju badan sel. Badan sel mengandung nukleus.Komponen sel saraf lainnya yaitu axon yang dapat mencapai panjang hinggasatu meter yang berfungsi menyalurkan ke otot, kelenjar, dan neuron lain(Ganong 2002). Terhambatnya aliran darah menuju sel neuron dapat mengakibatkangangguan neurologis. Pemahaman tentang penyebab gangguan neurologimemerlukan pengetahuan mekanisme molekular dan biokimia. Terdapatbeberapa gangguan neurologi antara lain Parkinson, myasthenia gravis, epilepsi, Alzheimer, dementia, hidrosefalus, cedera medula spinalis, Hernia nukleuspulposus dan stroke.Stroke merupakan masalah kesehatan yang sudah lama sekali dikenal didunia kedokteran. Namun demikian, hingga kini, stroke masih menjadi masalahkesehatan yang serius
1

dan belum dapat diturunkan angka kejadiannya secarasignifikan. Stoke adalah terminologi klinis untuk gangguan sirkulasi darah nontraumatik yang terjadi secara akut pada suatu fokal area di otak, yangberakibat terjadinya keadaan iskemia dan gangguan fungsi neurologis fokalmaupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau langsung menimbulkankematian (Wajoepramono 2005). Secara tipikal, stroke bermanisfestasi sebagaimunculnya defisit neurologis secar tiba-tiba, seperti kelemahan gerakan ataupunkelumpuhan, defisit sensorik atau bisa juga gangguan berbahasa.Stroke secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemikdan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena aterosklerosis yangmenyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Sedangkan stroke hemoragik terjadikarena pecahnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah normaldan darah merembes ke suatu daerah di otak dan merusaknya. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan adanya laporan pendahuluan ini ialah agar setiap pembaca/ mahasiswamahasiswi keperawatan/ kebidanan dapat mengetahui, mengerti dan memahami tentang stroke. 1.3 Rumusan Masalah Masalah yang diangkat pada makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan stroke? 2. Apa yang menjadi penyebab dari Stroke? 3. Bagaimana proses terjadinya stroke? 4. Apa saja tanda dan gejala stroke?

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah setiap mahasiswa/ mahasiswi dapat mengaplikasikan teori ini di lapangan sehingga tercapainya kompetensi yang diinginkan serta menambah pengalaman dalam asuhan keperawatan stroke.

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000) Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA), adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak. (KMB, vol.3, 2131) Stroke hemoragik adalah disfungsi neuxrologi fokal yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi Widjaja et. al, 1994) Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Stroke adalah sindroma serebrovaskular yang mengacu kepada setiap gangguan neurologic mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak. (Sylvia A. Price dan Wilson, 2006). 2.2 Klasifikasi Sistem klasifikasi lama biasanya membagi stroke menjadi tiga kategori berdasarkan penyebab yaitu trombosis, embolik dan hemoragik. Katagori ini sering didiagnosa berdasarkan riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Dengan teknik-teknik pencitraan yang lebih baru seperti CT scan dan MRI, didapatkan diagnosis pendarahan subaracnoid dan intraserebrum dengan tingkat kepastian yang tinggi. Perbedaan trombus
4

dan embolus sebagai penyebab suatu stroke iskemia masih belum tegas sehingga saat ini keduanya digolongkan ke dalam kelompok yang sama- stroke iskemik. Dengan demikian, dua katagori dasar gangguan sirkulasi yang menyebabkan stroke adalah iskemia-infark dan pendarahan intrakranium, yang masing-masing menyebabkan 80%85% dan 15%-25% dari semua kasus stroke. (Sylvia A. Price dan Wilson, 2006) Klasifikasi utama stroke : 1. Stroke Iskemia (nonhemoragi) Stroke Iskemia ini terdiri dari beberapa kategori besar yaitu: Stroke Lakunar Infark lakunar terjadi karena penyakit pembuluh halus hipertensif dan menyebabkan sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau kadang-kadang lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotrombotik atau hialin-lipid salah satu dari cabang penetrans sirkulus wilisi (Smith et al., 2001) Stroke Trombotik Pembuluh Besar Trombosis pembuluh besar dengan aliran lambat adalah subtipe stroke iskemik dimana sebagian besar stroke ini terjadi saat tidur, saat pasien mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke ini sering berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang menyumbat arteri otak. Stroke Embolik Stroke embolik diklasifikasikan berdasarkan arteri yang terlibat sebagai sumber embolus. Asal stroke embolik dapat dari suatu arteri distal atau jantung. Stroke Kriptogenik Stroke ini memiliki sumber penyebab yang tersembunyi bahkan setelah dilakukan pemeriksaan diagnostik dan evaluasi klinis yang intensif. Transient Ischemic Attack (TIA) adalah defisitneurologik fokal akut yang timbul akibat iskemia otak sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu yang tidak lebih dari 24 jam.
5

RIND (Reversible Ishemic Neurologic Deficit) adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak yang berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1 minggu atau 3 minggu. Complete Stroke Adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena oklusi atau gangguan peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa pemburukan lagi. 2. Pendarahan intrakranium Stroke hemoragi terjadi karena lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi pendarahan ke dalam ruang subaracnoid atau pada jaringan otak. Sebagian dari lesi intraserebrum yang dapat menyebabkan pendarahan subaracnoid adalah aneurisma sakular (Berry) dan malformasi arterovena. Pendarahan intraserebral adalah defisit neurologik fokal yang sangan akut sampai bilateral dengan kaku deserbasi sedang aktif/ melakukan aktivitas, didahului atau disertai muntah dan nyeri kepala hebat, wajah merah, kesadaran menurun sampai koma nafas berat dan sering kejang fokal. Pendarahan subaracnoid 2.3 Etiologi Penyebab stroke dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) Trombosis serebral (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher) Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral dimana trombosis ini merupakan penyebab paling utama dari stroke. Trombus serebral ini berkaitan erat dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan penyempitan atau stenosis di arteri karotis interna, di pangkal arteria serebri media atau ditaut arteria vertebralis dan basilaris. Tidak seperti trombosis pada arteri koronaria yang oklusi pembuluhnya cenderung terjadi mendadak dan total, trombosis pembuluh otak cenderung memiliki awitan bertahap, bahkan berkembang dalam beberapa hari. Beberapa pasien dapat mengalami pusing,

perubahan kognitif atau kejang dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral atau embolisme serebral. b) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis infektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard serta infeksi pulmonal adalah tempat-tempat sebagai sumber emboli. Embolus berasal dari bahan trombotik yang terbentuk di dinding rongga jantung dan katup mitralis. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya dan merusak sirkulasi serebral. Embolisme serebral ini dapat menimbulkan stroke dengan defisit neurologik yang mendadak dengan efek maksimum sejak awitan penyakit. Embolus dari jantung dapat mencapai otak melalui arteri karotis interna dan arteria vertebralis. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral. c) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak) Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena kontriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. d) Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Hemoragi dapat terjadi diluar duramater (hemoragi ekstradural atau epidural), di bawah duramater (hemoragi subdural), hemoragi subaracnoid dan hemoragi intraserebral. Hemoragi ekstradural (epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meninges lain. Pasien harus diatasi dalam beberapa jam setelah cidera untuk mempertahankan hidup. Sedangkan untuk hemoragi subdural, pada dasarnya sama dengan hemoragi epidural kecuali bahwa hematoma subdural biasanya karena jembatan vena robek. Oleh karenanya, periode pembentukan hematoma lebih lama (interval jelas lebih lama) dan menyebabkan tekanan pada otak. Untuk hemoragi diruang subarakhnoid (hemoragi subaraknoid), dapat terjadi sebagai akibat atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah
7

kebocoran aneurisme pada area sirkulus Willisi dan malformasi arteri vena kongenital pada otak. Arteri dalam otak dapat menjadi tempat aneurisme. Sedangkan untuk pendarahan yang terjadi pada substansi otak (hemoragi intraserebral) merupakan hemoragi atau perdarahan disubstansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan arterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. Untuk penyebab peninggian tekanan intrakranial adalah sebagai berikut: Faktor Peningkatan volume intrakranial: 1. Tumor primer atau metastasis 2. Hemoragia otak 3. Hematoma subdural 4. Abses otak 5. Hidrosefalus akut 6. Nekrosis otak yang diinduksi oleh radiasi Faktor pembuluh darah: Meningginya tekanan vena karena kegagalan jantung atau karena obstruksi mediastinal superior, tidak hanya terjadi peninggian volume darah vena di piameter dan sinus duramater, tetapi juga terjadi gangguan absorpsi cairan serebrospinalis. Obstruksi pada aliran dan pada absorpsi dari cairan serebrospinalis maka dapat terjadi hidrosefalus.

2.4 Manifestasi Klinis Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah
8

aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya. Berikut gejala dari stroke : a) Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia) b) Lumpuh pada salah satu sisi wajah Bells Palsy c) Tonus otot lemah atau kaku d) Menurun atau hilangnya rasa e) Gangguan lapang pandang Homonimus Hemianopsia f) Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara) g) Gangguan persepsi h) Gangguan status mental Gejala yang ditimbulkan dapat pula diklasifikasikan berdasarkan sistem peredaran darah yang terkena. 1. Sistem Karotis Gejalanya : Unilateral headache Disartria Afasia, bilamana mengenai hemisfer dominan Amourosis fugaks (transient monocular blindness) ipsilateral menetap Hemiparesis/paralisis kontralateral Hemiparestesia/anestesia kontralateral Brancio-Facial atau defisit ekstremitas bawah kontralateral Deviasi konjugue ke arah lesi Nistagmus Diplopia Gangguan penglihatan/pergerakan bola mata
9

2. Sistem vertebro-basilaris

Vornitus Parestesia sirkumoral Vertigo Tinitus Amnesia Disartria Disfagia Drop attack Hemihipestesia Ataksia serebeller ipsilateral Sindrom horner ipsilateral Oftalmoplegia internuklearis

Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan luasnya daerah otak yang terkena: 1. Pengaruh terhadap status mental Tidak sadar : 30% 40% Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%) Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%) Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%) Hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-80%) Inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yang terkena 4. Daerah arteri serebri posterior Nyeri spontan pada kepala Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)
10

2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:

3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:

5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan: Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak Hemiplegia alternans atau tetraplegia Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi labil) Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa: 1. Stroke hemisfer kanan Hemiparese sebelah kiri tubuh Penilaian buruk Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan terjatuh ke sisi yang berlawanan 2. stroke hemisfer kiri Mengalami hemiparese kanan Perilaku lambat dan sangat berhati-hati Kelainan bidang pandang sebelah kanan Disfagia global Afasia Mudah frustasi

Tanda dan gejala TIK Manifestasi klinik peningkatan tekanan intrakranial banyak dan bervariasi. Perubahan tingkat kesadaran penderita merupakan indikator yang paling sensitif dari semua tanda peningkatan tekanan intrakranial. Trias klasik peningkatan tekanan intrakranial adalah ; 1. Nyeri kepala karena regangan duramater dan pembuluh darah. 2. Papiledema yang disebabkan oleh tekanan dan pembengkakan diskus optikus.
11

3. Muntah sering proyektil. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial lainnya; 1. Hipertermia. 2. Perubahan motorik dan sensorik. 3. Perubahan berbicara. 4. Kejang 2.5 Patofisiologi Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteriarteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15-20 menit maka akan terjadi infark atau kematian jaringan. Akan tetapi dalam hal ini tidak semua oklusi di suatu arteri menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Proses patologik yang paling mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa: keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri seperti aterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding pembuluh darah dan terjadi peradangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah misalnya syok atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan atau infeksi pembuluh ektrakranium dan ruptur vaskular dalam jaringan otak. (Sylvia A. Price dan Wilson, 2006).

BAB 3 PENUTUP
12

3.1 Kesimpulan Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia, yang dapat berakibat pada kelumpuhan sistem-sistem lainnya. Secara umum patologi stroke berlangsung secara progresif dan bertahap, mulai dari gejala stroke ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Secara garis besar, stroke dibagi menjadi stroke iskemik (karena penyumbatan pembuluh darah) dan stroke hemoragik (karena pecahnya pembuluh darah) yang memiliki gejala bervariasi sesuai daerah yang terserang. Stroke memiliki beberapa faktor resiko yang dapat mendukung perkembangan stroke yang terdiri dari dua jenis faktor, yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, herediter, dan ras) dan yang dapat dimodifikasi (berbagai penyakit degeneratif dan gaya hidup). Pencegahan penyakit stroke dapat dilakukan dengan meminimalisir faktor resiko yang dapat dimodifikasi tersebut, seperti mengatur pola hidup dan mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi. 3.2 Saran Gejala stroke umumnya sulit untuk dibedakan dengan gejala penyakit lainnya apabila masih belum mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu pencegahan primer sangat disarankan karena setelah mengalami stroke, seseorang sulit untuk dapat pulih total, apalagi pada usia lanjut. Salah satu cara pencegahan primer yang paling disarankan yaitu konsumsi buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak serta mengurangi konsumsi lemak jenuh dan beraktivitas fisik secara rutin.

13

You might also like