You are on page 1of 13

Viny octofiad 1010211016

TAENIASIS

DEFINISI
Taeniasis atau penyakit cacing pita ialah infeksi pada manusia atau cacing pita dewasa yang tergolong dalam genus Taenia Taeniasis Taenia Saginata (sapi) Sistiserkosis Taenia Solium (babi)

epidemiologi
Tersebar diseluruh dunia
Asia tenggara memmiliki prevalensi rendah

(<1%) Di indonesia wilayah prevalensi tertinggi terjadi di Bali 23% sedangkan di Irian jaya 8% Secara umum prevalensi infeksi T.saginata lebih banyak dibanding T.solium, namun di daerah irian spesies T. solium lebih dominan ditemukan.

Faktor-faktor epidemilogik yang memudahkan penyebaran penyakit ini : Adanya sumber infeksi yaitu pasien taeniasis Cara pembuangan tinja yang sembarangan sehingga terjadi kontaminasi tanah atau umbuh-tumbuhan oleh telur taenia Adanya binatang perantara yang dipelihara di tempat yang terkontaminasi Kebiasaan memakan daging yang tidak dimasak sempurna

Etiologi dan patogenesis

Imunologi
Pada neurosistiserkosis pada manusia dijumpai respon imun disekitar sistiserkus berupa respon antibodi (igM), respon natural

killer, infiltrat dengan banyak makrofag, granulosit dan sel T. sitokin tipe Th-1 , seperti IL-2, IL-12 dan IFN-gamma juga dijumpai sebagai respon inflaamasi

Diagnosis
Dapat dibuat jika pasien mengeluarkan proglotid baik secara pasif dalam tinja maupun secara aktif. Proglotid yang keluar secara aktif menunjukan indikasi ke arah diagnosis T.saginata Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan telur Taenia dalam tinja

Gambaran klinis
Sebagian besar karier bersifat asimtomatik, hanya mengetahui dirinya infeksi setelah keluarnya proglotid dalam tinja. Sebagian pasien mengeluhkan adanya gangguan gastrointestinal seperti nausea atau nyeri perut. Adanya pusing, sakit kepala, konstipasi, diari dan pruritus ani
Gejala klinis infeksi T. saginata dan T.solium

tidak dapat dibedakan

penatalaksanaan
Prazikuanzel (biltricide, cesol)

Untuk cacing dewasa Dosis tunggal 10mg/kgbb dosis tunggal, 2 jam kemudian diberikan laksans(magnesium sulfat) Efektivitas untuk T. saginata hampir 100% dan efek samping ringan seperti pusing, mual, dan rasa mual di ulu hati Niclosamide (nicloside,yomensan) Nekrosis pada skoleks dosis 2 gram (4tablet @500mg) sekali makan atau diberikan 1 gram dengan jarak 1 jam, pagi pada waktu perut kosong. Infeksi T.solium dianjurkan ditambahkan pemberian laktans untuk mencegah autoinfeksi

Alb endazol (albenza) Menurunkan produksi atp oleh cacing, menimbulkan kekurangan energi, imobilisasi dan akhirnya kematian. Dosis yang diberikan 400mg peroral 2x sehari selama 8-30 hari. Efek samping nyeri perut, mual, muntah ,diare, pusing dan peningkatan transaminase serum Obat lain Paramomisin : dosisi 75 mg/kgbb (maks 4gr) memberikan kesembuhan 90%

Setelah 3 bulan tinja diperiksa kembali untuk mencari adanya telur cacing atau adanya pengeluaran proglotid. Jika tidak ditemukan

telur atau proglotid berarti telah terjadi kesembuhan sempurna

prognosis
Infeksi taenia saginata mempunyai prognosis baik, jarang sekali menimbulkan komplikasi.
Infeksi taenia solium dapat memberikan

komplikasi serius terutama sistesirkosis pada susunan saraf pusat yang dapat memberikan prognosis kurang baik

pencegahan
Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati pasien taeniasis
Pendidikan kesehatan untuk mengubah

kebiasaan penduduk dalam :


Membuang tinja tidak sembarangan Kebiasaan memasak daging yang tidak sempurna

Pengawasan rumah potong yang baik

You might also like